Tabel 4.9 : Hasil Perhitungan Deskriptif indikator kebutuhan Rasa aman No
Jarak Interval Frekuensi
Persentase Kriteria
1 2
3 4
5 85 skor
≤ 100 69 skor
≤ 84 53 skor
≤ 68 37 skor
≤ 52 20
≤ skor ≤ 36 3
24 12
14 5,66
45,28 22,64
26,42 0,00
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik Jumlah
53 100
Sumber: Penelitian Diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.9 diatas hasil penelitian kebutuhan Rasa aman
sebanyak 45,28 Baik, 22,64 cukup Baik, 26,42 kurang baik dan 5,66 sangat baik, berdasarkan total skor indikator kebutuhan rasa aman sebesar 346
atau 65,28 jadi kebutuhan rasa aman termasuk dalam kategori cukup baik. Dapat diketahui sebagian besar karyawan akan rasa aman sudah terpenuhi seperti
adanya jaminan asuransi keselamatan dan kesehatan. Tetapi sebagian juga rasa aman karyawan belum terpenuhi seperti jaminan masa depan yang lebih baik dari
perusahaan.
4.1.1.2.3 Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi
dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang
baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
Hasil analisis deskriptif persentase kebutuhan Sosial di PT. Aqua Tirta Investama di Klaten dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 : Hasil Perhitungan Deskriptif indikator kebutuhan Sosial No
Jarak Interval Frekuensi
Persentase Kriteria
1 2
3 4
5 85 skor
≤ 100 69 skor
≤ 84 53 skor
≤ 68 37 skor
≤ 52 20
≤ skor ≤ 36 3
26 7
15 2
5,66 49,06
13,21 28,30
3,77 Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Kurang Baik Tidak Baik
Jumlah 53
100 Sumber: Penelitian Diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.10 diatas hasil penelitian kebutuhan Sosial sebanyak 49,06 Baik, 28,30 kurang Baik, 13,21 cukup baik, 5,66 sangat baik dan
3,77 tidak baik, berdasarkan total skor indikator kebutuhan sosial sebesar 342 atau 64,53 sehingga kebutuhan sosial termasuk dalam kategori cukup baik.
Sebagian karyawan sudah terpenuhi akan kebutuhan sosial seperti tidak dibeda- bedakan antara karyawan satu dengan karyawan lain, adanya kelompok kerja yang
kompak, dan adanya interaksi dengan rekan sekerja dalam bercakap-cakap, Tetapi ada juga karyawan yang kurang berinteraksi dengan karyawan lain.
4.1.1.2.4 Kebutuhan Penghargaan Diri
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta
efektifitas kerja seseorang.
Hasil analisis deskriptif persentase kebutuhan penghargaan diri di PT. Aqua Tirta Investama di Klaten dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 : Hasil Perhitungan Deskriptif indikator kebutuhan Penghargaan Diri No
Jarak Interval Frekuensi
Persentase Kriteria
1 2
3 4
5 85 skor
≤ 100 69 skor
≤ 84 53 skor
≤ 68 37 skor
≤ 52 20
≤ skor ≤ 36 2
23 22
5 1
3,77 43,40
41,51 9,43
1,89 Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Kurang Baik Tidak Baik
Jumlah 53
100 Sumber: Penelitian Diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil penelitian kebutuhan penghargaan diri sebanyak 43,40 Baik, 41,51 cukup baik, 9,43 kurang baik, 2,77 sangat
baik, 1,89 tidak baik, berdasarkan total skor indikator kebutuhan penghargaan diri sebesar 541 atau 68,05 jadi kebutuhan penghargaan diri termasuk dalam
kategori baik. Seperti tidak ada bonus atas hasil kerja yang memuaskan. Tetapi sebagian juga sudah terpenuhinya kebutuhan penghargaan diri seperti adanya
pujian dari atasan atas hasil kerja yang memuaskan.
4.1.1.2.5 Kebutuhan Aktualisasi Diri