Sirkulasi Udara Di Tempat Kerja Kebisingan Di Tempat Kerja

menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit tercapai. Hasil analisis deskriptif persentase pencahayaan di tempat kerja di PT. Aqua Tirta Investama di Klaten dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.17 : Hasil Perhitungan Deskriptif Indikator Pencahayaan Di Tempat Kerja No Jarak Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 2 3 4 5 85 skor ≤ 100 69 skor ≤ 84 53 skor ≤ 68 37 skor ≤ 52 20 ≤ skor ≤ 36 3 21 8 16 5 5,66 39,62 15,09 30,19 9,43 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah 53 100 Sumber: Penelitian Diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.17 diatas hasil penelitian pencahayaan di tempat kerja sebanyak 39,62 Baik, 5,66 sangat baik, 15,09 cukup baik, 30,19 kurang baik, 9,43 tidak baik, berdasarkan total skor indikator pencahayaan di tempat kerja sebesar 321 atau 60,57 jadi pencahayaan di tempat kerja termasuk dalam kategori kurang baik. Seperti adanya penerangan cahaya matahari dan listrik yang sesuai kebutuhan pemasanganya belum sesuai pada tempatnya.

4.1.1.3.5 Sirkulasi Udara Di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Hasil analisis deskriptif persentase sirkulasi udara di tempat kerja di PT. Aqua Tirta Investama di Klaten dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.18 : Hasil Perhitungan Deskriptif Indikator Sirkulasi Udara Di Tempat Kerja No Jarak Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 2 3 4 5 85 skor ≤ 100 69 skor ≤ 84 53 skor ≤ 68 37 skor ≤ 52 20 ≤ skor ≤ 36 5 35 5 8 9,43 66,04 9,43 15,09 0,00 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah 53 100 Sumber: Penelitian Diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.18 diatas hasil penelitian sirkulasi udara di tempat kerja sebanyak 66,04 Baik, 9,43 sangat baik, 9,43 cukup baik, 15,09 kurang baik, berdasarkan total skor indikator sirkulasi udara di tempat kerja sebesar 392 atau 73,96 jadi sirkulasi udara di tempat kerja termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya ventilasi yang berfungsi dengan baik dan adanya tanaman disekitar tempat kerja yang membuat udara menjadi segar tetapi ada juga jumlah ventilasi yang kurang memadai dan tidak menunjang sirkulasi udara yang masuk dan keluar.

4.1.1.3.6 Kebisingan Di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius dapat menyebabkan kematian. Hasil analisis deskriptif persentase kebisingan di tempat kerja di PT. Aqua Tirta Investama di Klaten dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.19 : Hasil Perhitungan Deskriptif Indikator Kebisingan Di Tempat Kerja No Jarak Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 2 3 4 5 85 skor ≤ 100 69 skor ≤ 84 53 skor ≤ 68 37 skor ≤ 52 20 ≤ skor ≤ 36 7 37 3 6 13,21 69,81 5,66 11,32 0,00 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah 53 100 Sumber: Penelitian Diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.19 diatas hasil penelitian kebisingan di tempat kerja sebanyak 69,81 Baik, 13,21 sangat baik, 5,66 cukup baik, 11,32 kurang baik, berdasarkan total skor indikator kebisingan di tempat kerja sebesar 401 atau 75,66 jadi kebisingan di tempat kerja termasuk dalam kategori baik. Dapat dilihat dari suara mesin yang tidak menggangu karyawan dalam bekerja, dan kebisingan yang dikarenakan lalu lalang kendaraan tidak terjadi karena lokasi berada disekitar pemukiman warga tidak terlalu dekat dengan jalan raya.

4.1.1.3.7 Bau Tidak Sedap Di Tempat Kerja