Tabel 4.15 : Hasil Perhitungan Deskriptif Indikator Hubungan Dengan Rekan Kerja
No Jarak Interval
Frekuensi Persentase
Kriteria 1
2 3
4 5
85 skor ≤ 100
69 skor ≤ 84
53 skor ≤ 68
37 skor ≤ 52
20 ≤ skor ≤ 36
7 38
3 5
13,21 71,70
5,66 9,43
0,00 Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Kurang Baik Tidak Baik
Jumlah 53
100 Sumber: Penelitian Diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.15 diatas hasil penelitian hubungan dengan rekan kerja sebanyak 71,70 Baik, 13,21 sangat baik, 5,66 cukup baik, 9,43
kurang baik, berdasarkan total skor indikator hubungan dengan rekan kerja sebesar 402 atau 75,82 jadi hubungan dengan rekan kerja kerja termasuk dalam
kategori baik. Seperti adanya hubungan rekan kerja yang harmonis tetapi masih ada juga karyawan satu dengan karyawan lain yang kurang harmonis. Pimpinan
harusnya bisa menentramkan karyawan yang seperti ini seperti diadakannya kumpul bersama.
4.1.1.3.3 Tersedianya Fasilitas Kerja
Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran kerja lengkapmutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap,
walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses dalam bekerja. Hasil analisis deskriptif persentase tersedianya fasilitas kerja di PT. Aqua
Tirta Investama di Klaten dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16 : Hasil Perhitungan Deskriptif Indikator Tersedianya Fasilitas Kerja No
Jarak Interval Frekuensi
Persentase Kriteria
1 2
3 4
5 85 skor
≤ 100 69 skor
≤ 84 53 skor
≤ 68 37 skor
≤ 52 20
≤ skor ≤ 36 10
35 3
5 18,87
64,15 5,66
11,32 0,00
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik Jumlah
53 100
Sumber: Penelitian Diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.16 diatas hasil penelitian tersedianya fasilitas kerja
sebanyak 64,15 Baik, 18,87 sangat baik, 5,66 cukup baik, 11,32 kurang baik, berdasarkan total skor indikator tersedianya fasilitas kerja sebesar 404 atau
76,23 jadi tersedianya fasilitas kerja termasuk dalam kategori baik. Seperti adanya kantin untuk istirahat, adanya musholla untuk beribadah. Tetapi karena
sebagian karyawan pemukimannya sekitar tempat kerja mereka lebih suka istirahat dirumah masing-masing tetapi sebagian juga masih mempergunakan
fasilitas yang ada.
4.1.1.3.4 Pencahayaan Di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan
adanya penerangan cahaya yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas kurang cukup mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas,
sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit tercapai.
Hasil analisis deskriptif persentase pencahayaan di tempat kerja di PT. Aqua Tirta Investama di Klaten dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17 : Hasil Perhitungan Deskriptif Indikator Pencahayaan Di Tempat Kerja
No Jarak Interval
Frekuensi Persentase
Kriteria 1
2 3
4 5
85 skor ≤ 100
69 skor ≤ 84
53 skor ≤ 68
37 skor ≤ 52
20 ≤ skor ≤ 36
3 21
8 16
5 5,66
39,62 15,09
30,19 9,43
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik Jumlah
53 100
Sumber: Penelitian Diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.17 diatas hasil penelitian pencahayaan di tempat kerja
sebanyak 39,62 Baik, 5,66 sangat baik, 15,09 cukup baik, 30,19 kurang baik, 9,43 tidak baik, berdasarkan total skor indikator pencahayaan di tempat
kerja sebesar 321 atau 60,57 jadi pencahayaan di tempat kerja termasuk dalam kategori kurang baik. Seperti adanya penerangan cahaya matahari dan listrik yang
sesuai kebutuhan pemasanganya belum sesuai pada tempatnya.
4.1.1.3.5 Sirkulasi Udara Di Tempat Kerja