individu berpikir dan menguasai konsep-konsep, bagaimana mereka dalam melakukan belajar sendiri, dan bagaimana mereka menggunakan kemampuan
intelegensinya. Tes dalam penelitian ini berisi tentang tes kemampuan awal individu atau
pretes, postes siklus I, dan postes siklus II. Pretes dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mngetahui kemampuan awal yang
dimiliki peserta didik yang akan dijadikan topik dalam proses belajar mengajar, dan untuk mengetahui dari mana seharusnya proses belajar mengajar dimulai.
Sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya dan sebagai bahan acuan
untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran pada siklus selanjutnya.
3.6 Pengujian Instrumen
Untuk memperoleh hasil yang baik, maka suatu instrumen harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas.
3.6.1 Validitas
”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi” Arikunto, 2010:211.” Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”
Arikunto, 2010:211. Penelitian ini menggunakan validitas isi. Perangkat tes valid, jika dilakukan uji validitas, dimana untuk uji validitas tersebut dalam
penelitian ini menggunakan validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
isi apabila tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Tingkat validitas isi juga diketahui dengan analisis rasional.
Pada prinsipnya dilakukan pemeriksaan terhadap tiap butir soal, apakah soal sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran atau dengan kompetensi yang hendak
diukur.
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah tingkat konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten tidak berubah-ubah
walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda. Berikut rumus Pearson’s Product Moment :
Keterangan : r
= koefisien korelasi X = Angka individu untuk nomer item ganjil
Y = Angka individu untuk nomer item genap M
x
= Rata-rata X M
y
= Rata-rata Y N = Jumlah pengikut ujian
Koefisien korelasi yang diperoleh baru menunjukkan reliabilitas setengah tes.
r =
∑ − ∑
2
−
2
∑
2
−
2
Setelah memperoleh angka korelasi dari angka individu pada nomer-nomer ganjil dan genap maka untuk mencari koefisien reliabilitas dari keseluruhan tes itu
dipakai rumus Spearman Brown berikut:
Keterngan: r = koefisien korelasi setengah tes r
1
= koefisien reliabilitas seluruh tes Stamboel, 1979: 62-63
3.6.3 Daya pembeda
Daya pembeda menunjukkan sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan dan siswa yang tidak menguasai
bahan. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
Keterangan: DP = Indeks daya pembeda butir soal tertentu satu butir
B
A
= jumlah yang benar pada kelompok atas B
B
= jumlah yang benar pada kelompok bawah N
A
= jumlah siswa pada salah satu kelompok atas atau bawah
Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrument berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut:
Negatif – 9 = sangat buruk, harus dibuang
10 - 19 = buruk, sebaiknya dibuang
20 - 29 = agak baik, kemungkinan perlu direvisi
30 - 49 = baik
50 ke atas = sangat baik To, 2003: 14
3.6.4 Tingkat kesukaran