27
harus merasa terlibat atau terikat pada tujuan. Pelatihan harus merasa terlibat atau terikat pada tujuan pelatihan, rencana sebaiknya papun
juga tidak mungkin dapat dicapai tanpa adanya keterlibatan atau keterikatan.
Sasaran pelatihan yang dapat dirumuskan dengan jelas akan menjadikan sebagai acuan penting dalam menentukan materi yang akan
diberikan, cara dan sarana-sarana yang diperlukan. Sebaliknya, sasaran yang tidak spesifik atau terlalu umum akan menyulitkan persiapan dan
pelaksanaan pelatihan sehingga dapat menjawab kebutuhan pelatihan. Menurut Mangkunegara 2007:45 tujuan pelatihan antara lain :
a. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
b. Meningkatkan produktifitas kerja
c. Meningkatkan kualitas kerja
d. Meningkatkan ketetapan perencanaan seumber daya manusia
e. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
f. Meningkatkan rangsangan agar mampu berprestasi
g. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
h. Meningkatkan perkembangan pegawai
2.6.1 Para Pelatih atau Instruktur
Para 9instruktur yang dipilih adalah yang sudah berpengalaman dan memiliki ketrampilan dalam memberikan ketrampilan, dalam arti kata
para pelatih mampu menggunakan metode yang ada dan menguasai materi
28
pelatihan dengan baik, serta mampu menjaga situasi pelatihan agar tetap dalam keadaan yang menunjang pencapaian tujuan pelatihan.
Langkah-langkah untuk menyiapkan tenaga pelatih atau peserta pelatihan, dan berbagai fasilitas yang diperlukan, untuk pelatihan adalah
sebagai berikut : a.
Pelatih hendaknya diberikan latihan orientasi mengenai kurikulum dan materi pelajaran yang kan disampaikan. Kegiatan ini perlu supaya pelatih
siap sepenuhnya, baik intelektual, maupun mental, serta mencakup sistem penyampaian materi pelatihan itu.
b. Penyiapan peserta pelatihan sesuai dengan bidang dan kategori pelatihan.
Sudah tentu seleksi terbatas perlu dilaksanakan, disamping persyaratan administrasi lainnya.
c. Fasilitas pelatihan, seperti lokasi, tempat tinggal, dan macam-macam
bahan peralatan yang menunjang pelatihan guna menjamin kelancaran dan keberhasilan. Hal ini berkaitan dengan dana yang disediakan untuk
melaksanakan pelatihan tersebut. d.
Penyusunan jadwal pelatihan, yang mencakup hari dan jam mata ajaran, pelatih dan ruangan yang harus disediakan. Jadwal pelajaran disusun
secara luwes, memungkinkan adanya perubahan dan penyesuaian dengan situasi dan kondisi yang berlangsung selama pelatihan tersebut.
e. Penyiapan lapangan tempat akan diselenggarakan praktek lapangan,
kapan pelaksanaanya, siapa supervisornya,format penilaian dan pelaporan peserta.
29
Agar pelatih dapat berjalan dengan lancar para pelatih atau instruktur harus memiliki dasar-dasar pemikiran sebagai berikut :
2.6.2 Dasar profesionalisme pelatih
Pada hakekatnya para pelatih adalah tenaga kependidikan, yang bertugas dan berfungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Pelatih adalah
ditugaskan memberikan pelatihan dan diangkat sebagai tenaga fungsional yang disebut Widyaswara. Peran dan tugasnya itu menuntut persyaratan kualifikasi
sebagai pelatih atau tenaga kependidikan. Pekerjaan kepelatihan merupakan suatu pekerjaan yang harus dan hanya dilakukan oleh orang yang telah
dipersiapkan sebagai tenaga yang professional, sehingga dia ahli sebagai pelatih dan mempunyai dedikasi, loyalitas dan berdisiplin dalam melaksanakan
tugas pekerjaanya. Tugas dan fungsinya sebagai tenaga kependidikan menurut
kemampuan sebagai tenaga professional, yaitu kemampuahn dalam proses pembelajaran, kemampuan pribadi, dan kemampuan kemasyarakatan.
Kemampuan – kemampuan itu mengandung aspek-aspek pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan pengalaman lapangan. Persyaratan ini menyebutkan setiap pelatih harus mempelajari dan menguasai:
a. Pengetahuan yang memadai dan mendalam dalam bidang keilmuan atau
studi tertentu, sesuai dengan bidang-bidang keilmuan yang dikembangkan dan diterapkan dalam lembaga pelatihan tersebut.
30
b. Kemampuan dalam bidang kependidikan dan keguruan, yakni yang
berkenaan dalam proses pembelajaran, berupa teori, praktek dan pengalaman lapangan.
c. Kemampuan kemasyarakatan dalah kemampuan yang diperlukan dalam
kehidupan antara manusia dan masyarakat, baik dilingkungan lembaga pelatihan dan masyarakat maupun dengan masyarakat luas.
d. Kemampuan kepribadian yang berkenaan dengan pribadi khususnya yang
menunjang pekerjaan sebagai pendidikan dan pelatihan.
2.6.3 Peranan pelatih