PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN JAWA SEHATI KAMPUNG KOLAM (1968-2013).

(1)

PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN JAWA SEHATI KAMPUNG KOLAM

(1968-2013)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

BOY ANDRI HUTAHAEAN NIM : 3103121009

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Boy Andri Hutahaean. NIM. 3103121009. Perkembangan Gereja Kristen Protestan Jawa Sehati Kampung Kolam (1968-2013). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa (GKJ) Sehati. Bagaimana interaksi sosial jemaat suku Jawa dengan masyarakat setelah memeluk Kristen. Bagaimana perkembangan pembangunan, jumlah jemaat, sarana dan prasarana GKJ Sehati Kampung. Bagaimana tatacara beribadah dan dampak keberagaman etnis jemaat dalam perkembangan GKJ Sehati. Penelitian ini merupakan penelitian historis dengan data kualitatif deskriptif. Dalam memperoleh data, penulis melakukan penelitian lapangan (field research) dan kepustakaan (library research). Dari hasil penelitian diketahui bahwa latar belakang berdirinya GKJ Sehati adalah Pembabtisan massal 19 Mei 1968 terhadap orang-orang Jawa di Kampung Kolam yang dianggap terlibat dalam PKI. Interaksi sosial sebelum para jemaat suku Jawa menganut agama Kristen berjalan baik. Setelah dibabtis menjadi Kristen, Jemaat Suku Jawa dikucilkan dan mendapat intimidasi juga diskriminasi dari masyarakat maupun oknum pemerintah Kampung Kolam. Memasuki era Reformasi hingga saat ini hubungan interaksi sosial jemaat khususnya suku Jawa dengan masyarakat kembali membaik. Pembangunan dilaksakan sejak tahun 1969, mengalami renovasi tahun 1982,1997,2008 2012. Perkembangan jemaat GKJ Sehati mengalami kemunduran secara kwantitas namun secara kwalitas iman, mereka mengalami kemajuan. Sarana dan prasarana yang dimiliki GKJ Sehati mengalami perkembangan. Tata cara kegiatan ibadah GKJ Sehati mengikuti aturan dan tertip acara ibadah minggu Gereja HKBP, hanya saja lagu pujian diselingi lagu berbahasa Jawa. Keberagaman etnis jemaat sudah terjadi sejak awal berdirinya GKJ Sehati, keberagaman etnis jemaat berdampak pada perkembangan GKJ Sehati.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa karena kasih-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul “Perkembangan Gereja Kristen Protestan Jawa Sehati Kampung Kolam (1968-2013)”.

Penulisan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat menyandang gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi dalam hal penyajian maupun tehnik penulisan yang dikarenakan keterbatasan yang dimiliki Penulis. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari betapa besar dukungan moral,material,waktu serta tenaga yang diperoleh penulis dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan juga penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan menjadi tempat curahan penulis untuk meminta pertolongan dari berbagai masalah yang dihadapi. Penulis sadar bahwa berkat kasih dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.


(7)

2. Teristimewa terhadap kedua Orang Tua penulis Ayahanda Bambang O.H. Hutahaean dan Ibunda tercinta Pasti Uli Br. Manurung dan Bapak Tua Berman Hutahaean dan Keluarga Besar D. Hutahaean/ T. Br Lubis yang telah mendidik dan mengajarkan penulis tentang arti dan perjuangan hidup serta memberikan bantukan moral dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik

3. Terima Kasih kepada Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

4. Bapak Drs. Restu M.S, selaku Dekan dan Seluruh Civitas akademik di Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Flores Tanjung. M.A, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan Sejarah dan memberikan arahan pada penulis dalam penyelesaian skrisi ini.

6. Ibu Dra. Hafnita S.D Lubis. M.Si, sebagai Dosen Pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi pada penulis dalam penyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, sebagai Dosen Pembanding Utama yang telah memberikan kritik dan saran demi terselesaikannya skripsi ini dan juga selesaidengan nilai yang baik pula. Terima kasih atas semua ilmu yang bapak ajarkan selama saya menjalani perkuliahan.


(8)

8. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Dosen Pembanding Bebas yang telah banyak memberikan saran yang membangun serta motivasi sehingga dapat terselesaikan skripsi ini

9. Seluruh Dosen-dosen dam staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah kalian berikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jusrusan Pendidikan Sejarah.

10.Untuk seorang yang special di hati penulis, Wissel Stenfil Romauli terima kasih banyak penulis ucapkan kepada kekasih hati tersayang yang telah tempat sandaran hati penulis yang memberikan kasih sayang dan cinta kepada penulis yang menjadi sumber motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

11.Terima kasih kepada sahabat dan rekan seperjuangan Lili Budianta Sibagariang dan juga semua rekan di Kelas A-Reguler 2010 yang telah menemani penulis dalam menjalani studi sebagai mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah dan juga telah menemani penulis dalam melakukan penelitian ini. Trima kasih sobat, semoga kita sama-sama sukses kedepannya.

12.Terima kasih banyak penulis ucapkan kepada bapak Pendeta Sedyo Joyo, Pak Samplok, Pak Arifin Tambunan dan Bapak Sumarly Tambunan juga buat semua Parhalado yang telah menjadi narasumber penulis dalam


(9)

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas waktu,tenaga dan fikiran serta kesabaran dan rasa kekeluargaan yang kalian berikan kepada penulis. 13.Terkhusus buat anggota tim Panser F.C. terima kasih penulis ucapkan buat kebersamaan dan pengalaman kita selama ini terutama saat mengukir sejarah kita pada turmanen FIS CUP yang membuat bangga penulis. Semoga kedepannya kita tetap menjaga kebersamaan ini dan kita daman menikmati kesuksesan bersama.


(10)

Daftar Isi

Daftar Isi……….vii

BAB I PENDAHULUAN………..………..1

1.1. Latar Belakang Masalah ..……...………...…………... 1

1.2. Identifikasi Masalah ……..……….…...7

1.3. Pembatasan Masalah ………..………..…….8

1.4. Rumusan Masalah ………..………..……….8

1.5. Tujuan Penelitian ………..………..………..8

1.6. Manfaat Penelitian …………..………..9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………..10

2.1.Kerangka Konseptual ……….……….………10

2.1.1. Gereja Kristen Protestan ………...…………..10

2.1.2. Suku Jawa ………...………13

2.1.3. Perkembangan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Sehati ………..15

2.2. Kerangka Berfikir ..…………..……….…………...19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..21

3.1. Metode Penelitian ………..………..21

3.2. Lokasi Penelitian ……….22


(11)

3.3.1. Data Primer ……….………22

3.3.2. Data Skunder ………..23

3.4. Tehnik Pengumpulan Data ……….23

3.5. Tehnik Analisis Data ………..24

BAB IV PEMBAHSAN ……….…………...25

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….25

4.1.1. Gambaran Umum Desa Kolam ……….25

4.1.2. Tinjauan Geografis ………27

4.1.3. Tinjauan Demografi.………..28

4.1.4. Persebaran Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ………29

4.1.5. Persebaran Penduduk Berdasarkan Agama …….……….30

4.2. Latar Belakang Berdirinya GKJ Sehati Kampung Kolam ……...………31

4.3. Interaksi Sosial Jemaat Suku Jawa Dalam Bermasyarakat Setelah Memeluk Agama Kristen.………...40

4.3.1. Setelah Memeluk Agama Kristen (1968-1998) …….……….40

4.3.2. Setelah Memeluk Agama Kristen (1998-2013) ……….……….44

4.4 Perkembangan Pembangunan Gereja dan Jemaat Serta Sarana dan Prasarana GKJ Sehati 1968-2013.…………..………..46 4.4.1. Pembangunan Gereja....………...46

4.4.1.1. Pembangunan GKJ Sehati (1968-1998).………46


(12)

4.4.2. Perkembangan Jemaat GKJ Sehati Kampung Kolam………...51

4.4.2.1. Perkembangan Jemaat GKJ Sehati (1968-1998)……….…..51

4.4.2.2. Perkembangan Jemaat GKJ Sehati (1998-2013)………57

4.4.3. Perkembangan Sarana dan Prasarana Ibadah GKJ Sehati……….58

4.4.3.1. Perkembangan Sarana dan Prasarana Ibadah GKJ Sehati (1968-1998) ……….58

4.4.3.2. Perkembangan Sarana dan Prasarana Ibadah GKJ Sehati (1998-2013) ……….60

4.5. Tata Cara Beribadah GKJ Sehati ………...……….61

4.6. Dampak Keberagaman Etnis Jemaat Bagi Perkembangan GKJ Sehati………...70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….……….74

5.1. Kesimpulan .………...…………...74

5.2. Saran .………..……..…...76

Daftar Pustaka ………...………...78 Daftar Tabel


(13)

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Bagan 1. Kerangka Berfikir………..……….. 20 Tabel 1. Daftar Nama-Nama Kepala Desa Kolam (1929-2014)………….………... 26 Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa KolamTahun 2014………..……… 28 Tabel 3. Persebaran Suku Bangsa di Desa Kolam Tahun 2014…….……… 29 Tabel 4. Daftar Penduduk Desa Kolam Berdasarkan Agama Tahun 2014.……...… 30 Tabel 5. Daftar Rumah Ibadah di Desa Kolam…..………...……….. 31 Tabel 6. Daftar Pendeta Yang Pernah Bertugas Di GKJ Sehati..……….………….. 47 Tabel 7. Daftar Guru Huria Yang Pernah Bertugas di GKJ Seha………..………… 49 Tabel 8. Daftar Nama Pendeta dan Parhalado Yang (2013-2014)...……… .64


(14)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Desa Kolam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Kolam merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Penduduk Kampung Kolam terdiri dari berbagai macam suku. Suku Batak, Jawa, Melayu, dan Karo merupakan penduduk yang mendiami daerah Kampung Kolam. Mayoritas penduduk Kampung Kolam adalah suku Jawa. Sebagian besar dari mereka bermata pencaharian sebagai petani yang menggarap tanah Perkebunan Nusantara (PTPN) IX , namun selain itu ada juga yang bekerja sebagai pedagang, buruh, karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil dan lain sebagainya.

Banyaknya suku Jawa yang mendiami Kampung Kolam tidak terlepas dari dibukanya perkebunan tembakau di Deli yang dibuka oleh perusahaan swasta asing yang bekerja sama dengan Kesultanan Deli. Mereka datang sebagai tenaga kerja kuli di perkebunan tembakau. Istilah kuli merupakan istilah khas dari colonial yang bermakna sangat merendahkan para tenaga kerja yang memang sesuai dengan penindasan yang mereka terima. Perkebunan tembakau itu berawal dari seorang Arab Surabaya yang bernama Said Abdullah Bilsagih, yang merupakan ipar dari Sultan Mahmud Perkasa Alam mengajak beberapa pedagang – pedagang Belanda di Jawa dalam tahun 1863 untuk menanam tembakau di Deli, sehingga tuan – tuan J. Nienhuys, Van Der Valk dan Eliot datang ke Deli pada tanggal 7-7-1863. Setelah J. Nienhuys mengirimkan contoh daun tembakau dari Deli ke Rotherdam pada bulan


(15)

2

maret 1864, ternyata hasil perkebunan tembakau di Deli menghasilkan daun tembakau berkualitas tinggi dan mendapat sambutan hangat di pasaran Eropa karena mutunya yang sangat baik sebagai pembungkus cerutu. Sejak saat itu maka dibukalah perkebunan – perkebunan tembakau di daerah Martubung, Sunggal, Sungai Beras dan Kelupang. Lukman Sinar (1996:25-26).

Pada tahun 1866 dibukalah maskapai De Deli Maatschappil perusahaan perkebunan tembakau yang didirikan oleh Jansen, P.W Clemen dan Nienhuys serta Cremer. Awalnya, para pekerja di perkebunan tebakau adalah kuli China. Kuli-kuli perkebunan etnis China umunya berasal dari Swatow (Tiongkok) atau Singapura atau pun orang – orang India Tamil (keling) yang di datangkan dari Penang.

Pada awalnya, para pekebun mendapatkan buruh Tionghoa di Singapura, Pinang, atau bahkan dari Deli sendiri dari perantara di daerah selat Malaka yang di bayar per kuli. Kegiatan mengekspor tenaga kerja dilakukan para tuan kebun karena tidak ada penduduk lokal yang mau bekerja di perkebunan milik perusahaan Belanda. Hal itu lah yang membuat orang – orang Melayu dan Karo dianggap sebagi suku pemalas.

Kegiatan ekspor tenaga kerja dari luar negeri ini mulai mengalam kesulitan. China mempersulit kedatangan buruh China ke Deli juga pemerintah Inggris yang memberikan syrat - syarat yang berat untuk tingkat kesejahteraan kuli keling, maka para tuan –tuan kebun Belanda mulai melirik suku Jawa sebagai tenaga kerja. Pada tahun 1875 Deli Maatschppij telah mendatangkan tenaga kerja orang Jawa asal Bagelen.


(16)

3

Sebelum mengambil tenaga kerja dari Jawa ternyata sejak tahun 1870 sudah ada sekitar 150 kuli Jawa yang datang atas kehendak sendiri dari Semarang untuk bekerja di di perkebunan Deli, masih berjumlah beberapa ratus sampai tahun 1890 ketika perkebunan mulai berubah tujuannya. Beralihnya fungsi perkebunan yang awalnya perkebunan tembakau menjadi perkebunan kopi, karet, teh dan kelapa sawit pada tahun 1900 yang hanya mempekerjakan buruh Jawa. Sehingga pada tahun 1911 sudah terdapat lonjakkan besar terhadap jumlah kuli kontrak asal pulau Jawa yang bekerja di perkebunan – perkebunan milik swasta asing . Sebanyak lebih dari 50.000 kuli kontrak di datangkan dari Jawa Tengah untuk bekerja di perkebunan karet. Peret (2010 : 39).

Imigrasi jawa cukup besar. Tahun1951dan 1952 terdapat hampir 25.000 orang yang datang untuk bekerja diperkebunan, diikuti 41.000 anggota keluarga. Jumlah pendatang per tahun itu kemudian berkurang hingga mencapai beberapa ratus ribu saja, dan naik lagi antara tahun 1963 dan 1965 sampai 55.000. Peret (2010:37).

Kedatangan suku Jawa yang begitu banyak disamping bertujuan untuk bekerja di perkebunan-perkebunan diantaranya ada juga yang datang dengan kemauan sendiri untuk bekerja pada para pedagang-pedagang Tionghoa yang jumlahnya mulai banyak di Sumatera Timur. Para imigran Jawa itu menetap di daerah-daerah antara lahan perkebunan dan pemukiman-pemukiman atau kampung orang Melayu.

Sejak kedatangan kuli kontrak asal Jawa ke Smatera Timur pada masa perkebunan sebagian dari mereka yang pulang saat habis kontrak dengan perkebunan tetapi ada juga yang menetap dan beranak cucu di tanah perantauannya. Sehingga


(17)

4

lahirlah istilah Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma). Suku Jawa kini menjadi salah satu suku mayoritas di Medan dan sekitarnya. Mereka banyak yang tinggal di daerah kota Medan maupun daerah – daerah pinggirian kota yang dulunya merupakan bekas lahan perkebunan seperti halnya daerah Kampung Kolam.

Awalnya orang – orang Jawa di Kampung Kolam sebagian besar beragama Islam dan masih melaksanakan kepercayaan turun temurun yang mereka bawa dari daerah asalnya yaitu Pulau Jawa. Kepercayaan yang mereka anut itu sering disebut sebagai Kejawen ada juga yang menganut Iman Hak (IH) yaitu suatu kepercayaan terhadap Sang Hyang Widi sebagai pemilik dan penguasa alam semesta. Iman Hak ini hampir sama dengan kepercayaan orang Batak kepada Ompung Mulajadi Na Bolon. Namun, perubahan besar dari segi agama terjadi pada orang – orang Jawa ini pada tahun 1965 setelah terbongkarnya peristiwa Gerakan 30 September atau yang sering disebut G 30 S di Jakarta.

Peristiwa yang membunuh ke-tujuh Jendral Angkatan Darat itu disebut - sebut didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Untuk membrantas gerakan partai haluan kiri itu Mayor Jendral Soeharto yang pada saat itu menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAT) mengundang dukungan masyarakat luas untuk membrantas PKI. Reaksi masyarakat Indonesia tidak terkecuali di Medan dan sekitarnya yang pada saat itu dalam keadaan kacau menuntut agar orang - orang yang terlibat dalam PKI untuk ditangkap dan diadili. Kemarahan rakyat terhadap PKI dituangkan dalam Tri Tuntutan Hati Nurani Rakyat (Tritura) yang berisikan :


(18)

5

1. Pembubaran PKI

2. Pembersihan Kabinet dari Unsur-unsur G30S/PKI 3. Penurunan harga/perbaikan ekonomi

Gelombang amarah masyarakat mulai bergerak menyisir daerah – daerah yang disinyalir menjadi sarang PKI di sekitar Kota Medan. Masyarakat yang ingin membrantas PKI melakukan penyerangan ke daerah yang dianggap terdapat oknum – oknum PKI. Di Sumatera Utara massa rakyat juga turut melakukan aksi pengganyangan PKI dan ormas-ormasnya. Hal menimbulkan bentrokan dan kerusuhan – kerusuhan yang mengakibatkan pertumpahan darah di berbagai daerah termasuk bagian tenggara Sumatera Utara.

Kampung Kolam yang merupakan daerah perkebunan PTPN IX disinyalir menjadi tempat berkembangnya PKI dan organisasinya. Karena PKI dinilai sudah memasukkan ajaran dan idiologinya kepada petani-petani di daerah perkebunan asal Jawa yang masih buta huruf serta berdirinya organisasi Badan Tani Indonesia (BTI) yang merupakan organisasi bentukan PKI, hal itulah yang membuat Kampung Kolam dianggap sebagai basis PKI di daerah Medan masa itu yang disinyalir banyak terdapat angota PKI.

Dalam penumpasan PKI yang digalang Organisasi Pemuda Panca Sila (PP) dan juga dibantu elemen masyarakat temasuk Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) masuk dan menyerbu Kampung Kolam pada bulan Oktober 1965. Penyerangan itu mengalami kegagalan yang mengakibatkankan tewasnya 2 orang dari kubu masyarakat yang ingin menyerang Kampung Kolam yakni M. Jacob dari anggota PP


(19)

6

dan Anadlin Prawira. Jasad keduanya di buang ke dalam parit di daerah Kampung Kolam.

Hal itu membuat amarah masyarakat yang ingin membersihkan PKI semakin membara dan kemudian melakukan serangan balasan ke Kampung Kolam. Serangan yang dilakukan oleh gabungan masyarakat ini menimbulkan rasa takut yang luar biasa bagi penduduk Kampung Kolam. Rasa takut akan ditangkap sebagai anggota partai terlarang yang “tidak ber-Tuhan” (atheisme) membuat masyarakat Kampung Kolam mau berpindah dan meninggalkan kepercayaan sebelumnya dan memeluk agama Kristen.

Setelah penyerangan oleh anggota masyarakat yang ingin membrantas PKI di Kampung Kolam. Orang-orang Jawa di Kampung Kolam mulai diliputi rasa ketakutan, terlebih bagi mereka yang masih menjalankan kepercayaan Kejawen dan Iman Hak. Mereka takut disangka sebagai anggota PKI karena dianggap sebagai masyarakat yang tidak beragama sebagaimana agama yang sah di Indonesia pada masa itu dan kemudian mereka memilih agama Kristen sebagai agama dan kepercayaan mereka yang baru. Pada tahun 1966 lebih dari 600 orang Jawa Muslim dan penganut Iman Hak dan Kejawen penduduk Kampung Kolam dan sekitarnya ikut dalam pembabtisan massal yang dilakukan oleh Pendeta Bahara Lumban Tobing seorang pendeta dari Zending HKBP.

Sejak pembabtisan massal itu, banyak masyarakat Kampung Kolam suku Jawa yang beragama Kristen. Banyaknya pemeluk agama Kristen dari suku Jawa di Kampung Kolam membuat mereka berinisiatif untuk mendirikan rumah atau tempat


(20)

7

beribadah yang disebut gereja yang dapat menjadi sarana bagi mereka dalam melakukan ibadah dan kepercayaannya serta bersekutu sebagai umat Kristen.

Mereka secara swadaya membangun Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Kampung Kolam. Gereja yang kemudian diberi nama Gereja Kristen Jawa Sehati yang bertujuan sebagai sarana bagi suku Jawa yang baru memeluk agama Kristen di Kampung Kolam dan dan sekitarnya untuk beribadah secara iman dan kepercayaan Kristen. Berdasarkan latar belakang di atas Penulis tertarik untuk meneliti tentang Perkembangan Gereja Kristen Protestan Jawa Sehati Kampung Kolam tahun 1968 - 2013 Di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan di atas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Latar belakang berdirinya GKJ Sehati Kampung Kolam

2. Hubungan interaksi sosial jemaat Suku Jawa dengan masyarakat setelah memeluk Agama Kristen.

3. Perkembangan GKJ Sehati dari segi pembangunan, jemaat serta sarana dan prasarana ibadah di Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam 4. Tata cara beribadah di GKJ Sehati

5. Dampak keberagaman etnis jemaat dalam perkembangan GKJ Sehati.


(21)

8

Agar penelitian in lebih terarah, maka peneliti membatasi masalah pada: Perkembangan Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam pada tahun 1968 sampai 2013.

1.4. Rumusan Masalah

Secara spesifik, pertanyaan yang akan di jawab dalam penelitian in adalah : 1. Bagaimana latar belakang berdirinya GKJ Sehati Kampung Kolam 1968? 2. Bagaimana interaksi sosial jemaat Suku Jawa dengan masyarakat setelah

memeluk Agama Kristen?

3. Bagaimana perkembangan GKJ Sehati dari segi pembangunan, jemaat serta sarana dan prasarana ibadah di Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam 1968-2013?

4. Bagaimana tata cara beribadah di GKJ Sehati ?

5. Bagaimana dampak keberagaman etnis jemaat bagi perkembangan GKJ Sehati?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam.

2. Untuk mengetaui bagaimana interaksi sosial jemaat Suku Jawa setelah memeluk Agama Kristen.


(22)

9

3. Untuk mengetahui perkembangan pembangunan fisik Gereja dan jumlah jemaat serta sarana dan prasarana ibadah di Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam (1968-2013).

4. Untuk mengetaui tata cara beribadah di GKJ Sehati.

5. Untuk mengetahui dampak keberagaman etnis jemaat bagi perkembangan GKJ Sehati.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan penelitian ini memberikan manfaat :

1. Memberikan informasi tentang sejarah dan perkembangan Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam khususnya terhadap jemaat Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam dan umumnya kepada masyarakat luas. 2. Dapat menambah referensi tentang sejarah lokal Sumatera Utara. 3. Sebagai bahan pembanding bagi penelitan selanjutnya.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Latar belakang berdirinya GKJ Sehati adalah Pembabtisan massal 19 Mei 1968 terhadap orang-orang Jawa di Kampung Kolam yang dianggap terlibat dalam PKI.

2. Interaksi sosial jemaat suku Jawa

 Sebelum menganut agama Kristen interaksi sosial jemaat dengan masyarakat berjalan baik hal itu ditandai dengan tergabungnya mereka dalam perkumpulan masyarakat dan mereka turut serta dalam acara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Kampung Kolam

 Setelah dibabtis menjadi Kristen, Jemaat Suku Jawa dikucilkan dan mendapat intimidasi juga diskriminasi dari masyarakan maupun oknum-oknum pemerintah Kampung Kolam

 Memasuki era Reformasi hubungan interaksi sosial jemaat khususnya suku Jawa dengan masyarakat berangsur membaik hingga saat ini (2013)

3. Perkembangan pembangunan Gereja dan jemaat serta sarana dan prasarana ibadah di Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam 1968-2013 antara lain.


(24)

76

 Pembangunan awal GKJ Sehati dilaksanakan pada tahun 1969, dalam perkembangannya mengalami beberapa kali renovasi yakni pada tahun 1982, 1997,2008 dan tahun 2012.

 Perkembangan jemaat GKJ Sehati mengalami kemunduran jika dibangingkan dengan jumlah jemaat saat awal berdiri GKJ Sehati. Namun adalah walaupun jumlah jemaat mengalami kemunduran secara kwantitas namun secara kwalitas iman, mereka mengalami kemajuan

 Sarana dan prasarana yang dimiliki GKJ Sehati mengalami perkembangan baik itu dalam penambahan maupun renovasi atau modrenisasi dari fasilitas yang dimiliki GKJ Sehati.

4. Tata cara kegiatan ibadah GKJ Sehati mengikuti aturan dan tertip acara ibadah minggu Gereja HKBP yang berdasarkan panduan Agenda HKBP. Hanya saja lagu pujian diselingi lagu – lagu berbahasa Jawa Kidung Pasamuan Kristen . 5. Keberagaman etnis atau suku bangsa yang terdapat pada jemaat GKJ Sehati

sudah terjadi sejak awal berdirinya GKJ Sehati. masih terjaga dengan baik sampai sekarang (2013). Jemaat GKJ Sehati saat ini terdiri dari berbagai suku, dimana selain suku Jawa juga terdapat suku Batak (Toba, Simalungun, Pak-pak) dan etnis Tionghoa serta orang Flores yang menjadi jemaat di GKJ Sehati. Keberagaman etnis jemaat berdampak pada perkembangan GKJ Sehati.


(25)

77

5.2. SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada seluruh Jemaat GKJ Sehati Kampung Kolam hendaknya jangan pernah melupakan sejarah berdirinya dan perkembangan GKJ Sehati sebagai Gereja yang dibangun oleh para jemaat terdahulu dengan perjuangan yang besar. Haparan penulis pada seluruh anggota jemaat dan parhalado GKJ Sehati mampu untuk terus menjaga persatuan dan rasa kekeluargaan antar jemaat dan tidak mengganggap keberaman menjadi sebuah penghalang, melainkan sebuah kekakyaan yang dimiliki GKJ Sehati. Pelestarian kiranya terus dilakukan bagi Gereja, baik itu pelestarian fisik, sarana dan prasarana Gereja serta dokumen – dokumen penting milik Gereja hendaknya dapat kita jaga kelestariannya.

2. Peneliti berharap seluruh jemaat dan juga para hamba Tuhan (Parhalado) dan Pendeta yang bertugas di GKJ Sehati agar dapat menjaga keberagaman etnis/suku bangsa yang ada di tubuh GKJ Sehati tetap berjalan baik dengan cara menghargai dan mengasihi satu sama lain tanpa ada unsur membeda – bedakan etnis/suku bangsa dalam kehidupan antar jemaat maupun bermasyarakat.

3. Bagi seluruh masyarakat Kampung Kolam agar menghargai perbedaan dengan menerapkan nilai – nilai toleransi antar umat beragama agar


(26)

78

terjaganya kerukunan, keamanan serata kenyamanan dalam hidup bermasyarakat .


(27)

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Aritonang, Jan. S. 2012. Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Bremen, Jan.1997. Menjinakkan Sang Kuli : Politik Kolonial, Tuan Kebun, dan Kuli di Sumatera Timur pada Awal Abad Ke-20. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. Berkhof. 2010. Sejarah Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Dwikola, Bambang. 2005. Tehnik Menulis Karya Ilmiah. Jakart : Rineka Cipta

Haryanto, Dany. 2011. 50 Tanya Jawab Prinsip Iman Kristiani. Jakarta: Prestasi Pustaka Kasih.

End, van Den. 2009. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan: Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Ihromi, T. O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi : Edisi Kedelapan. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Lemp, Walter. 1976. Benih Yang Tumbuh : Survey Mengenai Gereja-Gereja di


(28)

80

Monks, F.J. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Notosutanto, Nugroho. 1992. Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S/PKI di Indonesia. Jakarta: PT. Pembimbing Masa.

Panjaitan,J. 1974. Panggilan dan Suruhan ALLAH. Pematanga Siantar:______

Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Said, Prabudi. 2006. Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada. Medan : Prakarsa Abadi Press.

Sinar, Lukman. 1995. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu (Satgas MABMI).

Simanjuntak, BA.2009. Pikiran Kritis Untuk Rakyat Indonesia : Pengaduan Kepada Bung Karno dan Ompui Nomensen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soebantardjo. 1960. Sari Sedjarah : Eropah-Amerika. Jogjakarta: Bobkri Sjamsuddin, Helius 2012. Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak.

Veldhuis, Hendri. 2010. Kutahu Yang Kupercaya: Sebuah Penjelasan Tentang Iman Kristen. Jakarta : BPK Gunung Mulia.


(1)

75

Berdasarkan hasil penelitian penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Latar belakang berdirinya GKJ Sehati adalah Pembabtisan massal 19 Mei 1968 terhadap orang-orang Jawa di Kampung Kolam yang dianggap terlibat dalam PKI.

2. Interaksi sosial jemaat suku Jawa

 Sebelum menganut agama Kristen interaksi sosial jemaat dengan masyarakat berjalan baik hal itu ditandai dengan tergabungnya mereka dalam perkumpulan masyarakat dan mereka turut serta dalam acara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Kampung Kolam

 Setelah dibabtis menjadi Kristen, Jemaat Suku Jawa dikucilkan dan mendapat intimidasi juga diskriminasi dari masyarakan maupun oknum-oknum pemerintah Kampung Kolam

 Memasuki era Reformasi hubungan interaksi sosial jemaat khususnya suku Jawa dengan masyarakat berangsur membaik hingga saat ini (2013)

3. Perkembangan pembangunan Gereja dan jemaat serta sarana dan prasarana ibadah di Gereja Kristen Jawa Sehati Kampung Kolam 1968-2013 antara lain.


(2)

 Pembangunan awal GKJ Sehati dilaksanakan pada tahun 1969, dalam perkembangannya mengalami beberapa kali renovasi yakni pada tahun 1982, 1997,2008 dan tahun 2012.

 Perkembangan jemaat GKJ Sehati mengalami kemunduran jika dibangingkan dengan jumlah jemaat saat awal berdiri GKJ Sehati. Namun adalah walaupun jumlah jemaat mengalami kemunduran secara kwantitas namun secara kwalitas iman, mereka mengalami kemajuan

 Sarana dan prasarana yang dimiliki GKJ Sehati mengalami perkembangan baik itu dalam penambahan maupun renovasi atau modrenisasi dari fasilitas yang dimiliki GKJ Sehati.

4. Tata cara kegiatan ibadah GKJ Sehati mengikuti aturan dan tertip acara ibadah minggu Gereja HKBP yang berdasarkan panduan Agenda HKBP. Hanya saja lagu pujian diselingi lagu – lagu berbahasa Jawa Kidung Pasamuan Kristen . 5. Keberagaman etnis atau suku bangsa yang terdapat pada jemaat GKJ Sehati

sudah terjadi sejak awal berdirinya GKJ Sehati. masih terjaga dengan baik sampai sekarang (2013). Jemaat GKJ Sehati saat ini terdiri dari berbagai suku, dimana selain suku Jawa juga terdapat suku Batak (Toba, Simalungun, Pak-pak) dan etnis Tionghoa serta orang Flores yang menjadi jemaat di GKJ Sehati. Keberagaman etnis jemaat berdampak pada perkembangan GKJ Sehati.


(3)

5.2. SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada seluruh Jemaat GKJ Sehati Kampung Kolam hendaknya jangan pernah melupakan sejarah berdirinya dan perkembangan GKJ Sehati sebagai Gereja yang dibangun oleh para jemaat terdahulu dengan perjuangan yang besar. Haparan penulis pada seluruh anggota jemaat dan parhalado GKJ Sehati mampu untuk terus menjaga persatuan dan rasa kekeluargaan antar jemaat dan tidak mengganggap keberaman menjadi sebuah penghalang, melainkan sebuah kekakyaan yang dimiliki GKJ Sehati. Pelestarian kiranya terus dilakukan bagi Gereja, baik itu pelestarian fisik, sarana dan prasarana Gereja serta dokumen – dokumen penting milik Gereja hendaknya dapat kita jaga kelestariannya.

2. Peneliti berharap seluruh jemaat dan juga para hamba Tuhan (Parhalado) dan Pendeta yang bertugas di GKJ Sehati agar dapat menjaga keberagaman etnis/suku bangsa yang ada di tubuh GKJ Sehati tetap berjalan baik dengan cara menghargai dan mengasihi satu sama lain tanpa ada unsur membeda – bedakan etnis/suku bangsa dalam kehidupan antar jemaat maupun bermasyarakat.

3. Bagi seluruh masyarakat Kampung Kolam agar menghargai perbedaan dengan menerapkan nilai – nilai toleransi antar umat beragama agar


(4)

terjaganya kerukunan, keamanan serata kenyamanan dalam hidup bermasyarakat .


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Aritonang, Jan. S. 2012. Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Bremen, Jan.1997. Menjinakkan Sang Kuli : Politik Kolonial, Tuan Kebun, dan Kuli di Sumatera Timur pada Awal Abad Ke-20. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. Berkhof. 2010. Sejarah Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Dwikola, Bambang. 2005. Tehnik Menulis Karya Ilmiah. Jakart : Rineka Cipta

Haryanto, Dany. 2011. 50 Tanya Jawab Prinsip Iman Kristiani. Jakarta: Prestasi Pustaka Kasih.

End, van Den. 2009. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan: Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Ihromi, T. O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi : Edisi Kedelapan. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Lemp, Walter. 1976. Benih Yang Tumbuh : Survey Mengenai Gereja-Gereja di


(6)

Monks, F.J. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Notosutanto, Nugroho. 1992. Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S/PKI di Indonesia. Jakarta: PT. Pembimbing Masa.

Panjaitan,J. 1974. Panggilan dan Suruhan ALLAH. Pematanga Siantar:______

Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Said, Prabudi. 2006. Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada. Medan : Prakarsa Abadi Press.

Sinar, Lukman. 1995. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu (Satgas MABMI).

Simanjuntak, BA.2009. Pikiran Kritis Untuk Rakyat Indonesia : Pengaduan Kepada Bung Karno dan Ompui Nomensen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soebantardjo. 1960. Sari Sedjarah : Eropah-Amerika. Jogjakarta: Bobkri Sjamsuddin, Helius 2012. Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak.

Veldhuis, Hendri. 2010. Kutahu Yang Kupercaya: Sebuah Penjelasan Tentang Iman Kristen. Jakarta : BPK Gunung Mulia.