REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA.

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI

(GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA

Oleh :

I KOMANG ARI GUNAWAN

NIM : 1204205073

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

2016


(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTA DI BALI

(GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA

Oleh :

I Komang Ari Gunawan

NIM : 1204205073

Dosen Pembimbing:

1.

Gusti Ayu Made Suartika, ST., MEngSc., Ph.D.

2.

Ir. I Nyoman Surata, MT.

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)

2016


(3)

TUGAS AKHIR REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA

I Komang Ari Gunawan

NIM : 1204205073 201


(4)

(5)

(6)

(7)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat rahmat-Nyalah, penyusunan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Tujuan dari penyusunan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi tugas-tugas dalam memenuhi persyaratan Tugas Akhir Sarjana Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Adapun judul Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir adalah “Redesain Gereja

Kristen Protestan Di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura”.

Selesainya penyusunan makalah ini tidak terlepas atas berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana

2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator Seminar Tugas Akhir.

4. Ibu Gusti Ayu Made Suartika, ST., MEngSc., PhD., selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing Akademis.

5. Bapak Ir. I Nyoman Surata, MT., selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak Pdt. I Wayan Dedy, S.Th., selaku Pendeta GKPB Philia di Amlapura.

7. Bapak Pdt. Gusti Made Alit Purya, M.Min., yang telah memberikan banyak sekali masukan dan motivasi.

8. Bapak Pdt. Izak Rio Hernemus Bainuan, selaku narasumber.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mengarahkan, membimbing serta memberikan masukan yang berkaitan dengan penyusunan dan penyelesaian laporan ini.


(8)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura ii

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini. Penulis juga memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terjadi hal-hal yang tidak berkenan baik disengaja maupun yang tidak sengaja.

Terima kasih, Tuhan memberkati.

Denpasar, 12 Oktober 2015 Penulis

I Komang Ari Gunawan NIM. 1204205073


(9)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR……… vi

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR DIAGRAM..………...... xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1Latar Belakang………... 1

1.2Rumusan Masalah………. 3

1.3Tujuan………. 4

1.4Metode Penelitian……….. 4

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data……….... 4

1.4.2 Teknik Pembahasan………... 6

1.4.3 Teknik Penarikan Kesimpulan……….. 6

1.5Pemahaman Terhadap Redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura... 6

BAB II PERMASALAHAN GKPB JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA………...………..……….... 8

2.1 Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia………. 8

2.1.1 Kondisi Non Fisik GKPB Jemaat Philia………... 9

2.1.2 Kondisi Fisik GKPB Jemaat Philia………... 14

2.2 Sarana dan Prasarana GKPB Jemaat Philia……….. 16

2.3 Fasilitas GKPB Jemaat Philia……….. 19

2.4 Studi Tapak dan Gedung GKPB Jemaat Philia………. 25

2.4.1 Kekuatan (Strenght)………... 25


(10)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura iv

2.4.3 Peluang (Opportunity)………... 26

2.4.4 Tantangan (Threat)……… 27

2.5 Pendekatan Evaluasi Purna Huni GKPB Jemaat Philia………… 27

2.5.1 Sistem Penataan Tapak……….. 27

2.5.2 Keterbatasan Kapsitas Gedung Gereja……….. 28

2.5.3 Keterbatasan Fasilitas Penunjang……….. 29

2.6 Pemecahan Permasalahan……… 29

BAB III PEMAHAMAN TERHADAP GEREJA……… 30

3.1 Tinjauan Umum Gereja……… 30

3.1.1 Pengertian Agama Secara Umum………... 30

3.1.2 Pengertian Gereja………. 31

3.1.3 Pengertian Gedung Gereja……… 32

3.1.4 Tugas dan Sifat Gereja………. 33

3.1.5 Sistem Kepemimpinan Gereja……….. 36

3.1.6 Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB)………... 37

3.2 Arsitektur Gereja……….. 39

3.2.1 Pengertian Arsitektur Gereja……….... 39

3.2.2 Masa-masa Arsitektur Gereja………... 40

3.2.3 Bentuk Dasar Gereja………... 42

3.2.4 Persyaratan Umum Bangunan Gereja………... 43

3.2.5 Aksesoris Gereja………... 43

3.3 Studi Banding Proyek Sejenis……….. 45

3.3.1 GKPB Galang Ning Hyang, Abianbase……… 45

3.3.2 GKPB Jemaat Tirta Empul, Kerobokan-Badung……….. 52

3.3.3 Kesimpulan………... 53

BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN……… 54

4.1 Tema ………..……… 54

4.1.1 Pendekatan Tema……….………... 54

4.1.2 Penentuan Tema……...………. 55


(11)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura v

4.1.4 Penjabaran Tema Pada Ruang Luar….………. 56

4.2 Program Fungsional…..……… 56

4.2.1 Identifikasi Jenis Kegiatan..………….………... 56

4.2.2 Identifikasi Pelaku dan Proses Kegiatan.…….………. 58

4.2.3 Identifikasi Kebutuhan Ruang...……… 68

4.3 Program Performansi…..…………..……… 73

4.4 Program Arsitektural....……… 82

4.4.1 Besaran Ruang….……….………... 82

4.4.2 Hubungan Ruang……...………. 99

4.4.3 Sirkulasi Ruang………...……… 100

4.4.4 Organisasi Ruang……….….………. 101

4.5 Program Tapak……...……… 102

4.5.1 Ekisting Tapak….……….………... 102

4.5.2 Analisa Tapak………...………. 104

BAB V KONSEP PERANCANGAN………. 109

5.1 Konsep Perancangan Tapak……… 109

5.1.1 Konsep Entrance Tapak..……….………... 109

5.1.2 Konsep Zoning Tapak..………. 112

5.1.3 Konsep Masaa………...……… 114

5.1.4 Konsep Parkir………..….………. 116

5.1.5 Konsep Sirkulasi….………..….………. 118

5.1.6 Konsep Ruang Luar………..….………. 120

5.2 Konsep Perancangan Bangunan…...……… 121

5.2.1 Konsep Entrance Bangunan.………….………... 121

5.2.2 Konsep Zoning Bangunan.………. 122

5.2.3 Konsep Ruang Dalam..………...……… 123

5.2.4 Konsep Sirkulasi Bangunan………..….………. 125

5.2.5 Konsep Sistem Struktur..…………..….………. 125

5.2.6 Konsep Utilitas……...…………..….………. 128


(12)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Lokasi………... 14

Gambar 2.2 Existing Tapak……….. 16

Gambar 2.3 Gedung Gereja………. 17

Gambar 2.4 Parkir……… 18

Gambar 2.5 Gedung Serbaguna………... 18

Gambar 2.6 Gedung Pastori………. 18

Gambar 2.7 Gedung Panti……… 19

Gambar 2.8 Lapangan Olahraga……….. 19

Gambar 2.9 Panggung………... 19

Gambar 2.10 Parkir Panti………. 19

Gambar 2.11 Denah Gedung Gereja...………. 20

Gambar 2.12 Ruang Altar……… 21

Gambar 2.13 Tempat Duduk Jemaat……… 21

Gambar 2.14 Ruang Musik dan Pemandu Pujian……… 21

Gambar 2.15 Ruang Duduk Majelis……… 22

Gambar 2.16 Ruang Persiapan………. 22

Gambar 2.17 Lobby………. 22

Gambar 2.18 Parkir……….. 23

Gambar 2.19 Gedung Serbaguna………. 23


(13)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura vii

Gambar 2.21 Gedung Panti Asuhan………. 24

Gambar 2.22 Lapangan Olahraga……… 24

Gambar 2.23 Panggung……… 24

Gambar 2.24 Parkir Kendaraan……… 25

Gambar 2.25 Tapak……….. 28

Gambar 2.26 Interior Gedung Gereja……….. 28

Gambar 3.1 Simbol GKPB……….. 38

Gambar 3.2 Centralized Church & Basilika Church………... 42

Gambar 3.3 GKPB Jemaat Galang Ning Hyang………. 45

Gambar 3.4 Layout Plan GKPB Jemaat Galang Ning Hyang ……… 47

Gambar 3.5 Denah Lt. 1 GKPB Jemaat Galang Ning Hyang.……… 48

Gambar 3.6 Denah Lt. 2 GKPB Jemaat Galang Ning Hyang………. 49

Gambar 3.7 Denah Lt. Balcony GKPB Jemaat Galang Ning Hyang…….. 50

Gambar 3.8 Tampak Bangunan GKPB Jemaat Galang Ning Hyang..…… 51

Gambar 3.9 GKPB Jemaat Tirta Empul Kerobokan……… 52

Gambar 3.10 Denah GKPB Jemaat Tirta Empul………..…….…….. 53

Gambar 4.1 Ekisting Tapak……….…………..…….……. 102

Gambar 4.2 Bentuk Site….……….…………..…….…….. 104

Gambar 5.1 Ukuran Standar Kendaraan………….…………..…….…….. 111

Gambar 5.2 Konsep Entrance Tapak……….…………..…….…….. 111

Gambar 5.3 Alternatif Konsep Entrance Tapak…….………..…….…….. 112


(14)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura viii

Gambar 5.5 Konsep Bentuk Massa..……….…………..…….…….. 115 Gambar 5.6 Konsep Pola dan Orientasi Massa….…………..…….…….. 116 Gambar 5.7 Pola dan Konsep Parkir……….…………...…….…….. 117 Gambar 5.8 Pola Parkir 45 º ……….……..…….……….…….. 117

Gambar 5.9 Posisi Letak Parkir………...….…….…………..…….…….. 118

Gambar 5.10 Vegetasi………..………...….…….…………..…….…….. 120

Gambar 5.11 EntranceBangunan……...….…….…………..…….…….. 121 Gambar 5.12 Konsep Ruang Dalam Altar….…….…………..…….…….. 124 Gambar 5.13 Konsep Ruang Dalam Balkon…….…………..…….…….. 124

Gambar 5.14 Konsep Sub Struktur………...…….…………..…….…….. 126

Gambar 5.15 Konsep Super Struktur……….…………..…….…….. 127

Gambar 5.16 Konsep Penghawaan………...…….…………..…….…….. 128 Gambar 5.17 AC Split………..……….…………..…….…….. 130 Gambar 5.18 PAR (Portable Fire Extinguisher)..…………..…….…….. 135 Gambar 5.19 Heat Detector………..…………..…….…….. 135 Gambar 5.20 Smoke Detector………...…………..…….…….. 135 Gambar 5.21 Dinding Kedap Suara………...…………..…….…….. 136


(15)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sarana dan Prasaran GKPB Jemaat Philia………... 17

Tabel 2.2 Kekuatan (Strenght)……… 25

Tabel 2.3 Kelemahan (Weakness)………... 25

Tabel 2.4 Peluang (Opportunity)………. 26

Tabel 2.5 Tantangan (Threat)……….. 27

Tabel 4.1 Identifikasi Kebutuhan Ruang………. 68

Tabel 4.2 Kesimpulan Program Fungsional………. 71

Tabel 4.3 Tuntutan Ruang……….……….. 73

Tabel 4.4 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Ibadah.……… 82

Tabel 4.5 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Non-Ibadah..……….. 88

Tabel 4.6 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Umum..……….. 93

Tabel 4.7 Besaran Ruang Tempat Parkir………..………... 95

Tabel 4.8 Total Besaran Ruang……….……….. 97

Tabel 5.1 Konsep Entrance Tapak....……….………...……….. 110

Tabel 5.2 Konsep Zoning Tapak...……….……….. 113

Tabel 5.3 Konsep Bentuk Massa...……….……….………….. 114

Tabel 5.4 Konsep Pola dan Orientasi Massa………….……….. 115

Tabel 5.5 Konsep Parkir…………...……….……….. 116

Tabel 5.6 Konsep Sirkulasi……...……….……….. 118


(16)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura x

Tabel 5.8 Konsep Entrance Bangunan….……….……….. 121

Tabel 5.9 Konsep Zoning Bangunan……….……….. 122

Tabel 5.10 Konsep Ruang Dalam...……...………….……….. 123

Tabel 5.11 Konsep Sirkulasi Bangunan…...………….……….. 125

Tabel 5.12 Konsep Sub Struktur…....……...………….……….. 126

Tabel 5.13 Konsep Super Struktur…....…...………….……….. 126

Tabel 5.14 Konsep UpperStruktur…....…...………….……….. 127

Tabel 5.15 Konsep Penghawaan…....……...………….……….. 129

Tabel 5.16 Konsep Pencahayaan…....……...………….………. 130

Tabel 5.17 Konsep Air Bersih……....……...………….……….. 131

Tabel 5.18 Konsep Air Kotor……....……...………….……….. 132

Tabel 5.19 Konsep Jaringan Listrik..……...………….……….. 133

Tabel 5.20 Konsep Keamanan Terhadap Kebakaran….………. 134


(17)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Sirkulasi Ruang………... 100

Diagram 4.2 Organisasi Ruang……….………... 101

Diagram 5.1 Sirkulasi Jemaat…..……….………... 119

Diagram 5.2 Sirkulasi Pelayan Jemaat……….………... 119

Diagram 5.3 Sirkulasi Barang…..……….………... 119

Diagram 5.4 Sirkulasi Terpusat..……….……….………... 125

Diagram 5.5 Konsep Air Bersih..……….………... 132

Diagram 5.6 Konsep Air Kotor...……….………... 133


(18)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian dan pemahaman terhadap redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura.

1.1Latar Belakang

Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) lahir pada tanggal 11 November 1931 dengan dibaptisnya 12 Orang Bali menjadi Kristen oleh Pendeta R.A. Jaffry di Tukad Yeh Poh, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. 12 Orang Bali dibaptis menjadi Kristen karena hasil perkabaran injil Tsang To Han dari CMA (Christian Missionary Alliance) yang datang ke Bali tahun 1929 untuk mengembalakan orang-orang Kristen China yang ada di Kota Denpasar melalui seorang perempuan Bali yang nikah dengan orang China di Denpasar Tsang To Han berkenalan dengan 12 Orang Bali tersebut diatas Tahun 1929, beberapa orang di desa Dalung Abianbase dan Untal-Untal mengalami krisis spiritual dan belajar ilmu kebatinan kepada Raden Atmojo Kusuma. Beberapa orang murid Raden Atmojo


(19)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 2

Kusuma ini akhirnya menerima Yesus melalui Tsang To Han karena Raden Atmojo Kusuma tidak diperbolehkan lagi tinggal di Bali oleh Pemerintah Belanda.

Dengan lahirnya Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) pada tahun 1931 dan sampai sekarang sudah banyak memiliki gereja-gereja yang berada di Bali. Seluruh Kabupaten yang di Bali sudah ada Gereja yang dibawah naungan denominasi GKPB. Salah satu gereja yang berada dibawah naungan denominasi GKPB adalah GKPB Jemaat Philia yang berada di Amlapura.

GKPB Jemaat Philia sampai sekarang ini terus mengalami pertumbuhan maka sebagai salah satu gereja yang terus bertumbuh harus mampu menyediakan gedung yang dapat menampung banyak orang. Kemampuan kapasitas yang disediakan harus dapat memberi kenyaman bagi para jemaat yang beribadah di gereja ini. Kehadiran jemaat pada saat ibadah rutin atau ibadah minggu berbeda jumlah dengan ibadah saat ada perayaan keagamaan Kristen. Hal ini dikarenakan beberapa jemaat yang masih sekolah ataupun bekerja di luar lingkungan Amlapura dan mereka akan pulang pada saat mereka mendapatkan libur hari raya. Kapasitas yang disediakan setelah dilakukannya redesain harus dapat menampung semua orang saat kegiatan ibadah berlangsung. Padahal jika dilihat dari segi kehadiran jemaat untuk beribadah kapasitas gedung gereja saat ini tidak mampu menampung semua jemaatnya.

Kegiatan-kegiatan gereja agar berlangsung dengan baik maka fasilitas-fasilitas pendukung harus disediakan pula dengan baik. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud yaitu, lahan parkir, halaman gereja, gedung gereja (tempat ibadah umum maupun kategorial), pastori gereja (rumah pendeta), kantor lembaga-lembaga kategorial dan rumah untuk tamu gereja (guest house).

Dengan hadirnya Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura yang berlokasi di Jl. Raya Sudirman, Amlapura maka sebagai salah satu wadah untuk penyaluran kasih harus mampu menyatakan pelayanan kasihnya. Berdasarkan itu maka GKPB Jemaat Philia di Amlapura melalui panti asuhan sudah dapat menunjukan pelayanan kasih untuk membantu anak-anak yang kurang mampu. Panti asuhan ini merupakan lembaga sosial yang dimiliki oleh Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) melalui yayasan yang dimilikinya yaitu Yayasan


(20)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 3

Widhya Asih. Yayasan Widhya Asih sudah bekerja sama dengan GKPB Jemaat Philia di Amlapura untuk membantu dalam penyaluran kasih terhadap anak-anak yang kurang mampu. Dimana panti asuhan ini mampu menampung anak-anak yang membutuhkan pelayanan kasih untuk mendapatkan pelayanan dan pendidikan yang layak.

Yang menjadi dasar pertimbangan untuk meredesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura adalah agar Gereja mampu mewadahi semua kegiataan keagamaan yang berlangsung baik yang digunakan oleh jemaatnya sendiri (intern) maupun dari jemaat lain (ekstern) dengan layanan fasilitas yang memadai. GKPB Jemaat Philia di Amlapura merupakan salah satu anggota jemaat yang masuk wilayan bali timur dengan demikian GKPB Jemaat Philia di Amlapura dituntut mampu menyediakan fasilitas layanan agar mampu mewadahi kegiataan keagaaman yang sewaktu-waktu akan dihadiri oleh jemaat yang berada di wilayah bali timur maupun diluar wilayah bali timur. Adapun jemaat yang berada di wilayah bali timur yaitu, GKPB Jemaat Philia Amlapura, GKPB Jemaat Sabda Urip Sega, GKPB Jemaat Tresna Asih Klungkung dan BPI Tengading.

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu adalah sebagai berikut:

A. Mengapa Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura perlu di redesain?

B. Sarana dan prasarana keagamaan serta sarana penunjang apa yang harus direncanakan kembali sehingga mampu menciptakan suasana nyaman bagi penggunanya?

C. Bagaimana spesifikasi serta hasil redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura?

D. Bagaimana program ruang GKPB Jemaat Philia di Amlapura? E. Bagaimana konsep redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura?


(21)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 4

1.3Tujuan

Tujuan redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura adalah untuk merancang sarana dan prasarana keagamaan yang dapat mewadahi aktifitas gereja sebagai salah satu tempat bersekutu dan beribadah bagi umat Kristen.

Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik dan memadai maka kehadiran umat Kristiani yang beribadah dan bersekutu akan dapat meraskan kenyaman yang baik pula. Karena dengan adanya kenyamanan, suasana batin pada umat Kristiani yang beribadah dan bersekutu akan menjadi tentram dan damai. Sehingga dalam melakukan peribadahan maupun kegiatan keagamaan Kristiani akan terjalin hubungan yang baik dengan para umat dan Yesus Kristus yang mereka percayai sebagai Tuhan.

1.4Metode Penelitian

Metodelogi Penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat

untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi

metodelogi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan. Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu:

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan dalam pemecahan permasalahan, yaitu:

a. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer merupakan data yang dihasilkan dari pengamatan langsung di lapangan melalui proses observasi wawancara dan kuesioner.


(22)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 5

- Observasi (pengamatan)

Merupakan pengumpulan data berkaitan dengan GKPB Jemaat Philia yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematika hal-hal yang diselidiki.

Tempat observasi (pengamatan) yang dilakukan yaitu: 1. GKPB Jemaat Philia di Amlapura

2. GKPB Galang Ning Hyang di Abianbase 3. GKPB Tirta Empul di Kerobokan

- Wawancara (interview)

Merupakan proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan kepada pendeta, majelis, jemaat dan pegawai bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Wawancara yang dilakukan mengenai kondisi fisik dan non fisik GKPB Jemaat Philia.

- Kuesioner (angket)

Merupakan metode yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai permasalahan yang ada pada GKPB Jemaat Philia untuk memperoleh data. Kuisioner disebarkan kepada responden (pendeta, majelis, jemaat dan pegawai). Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan kondisi gedung gereja, kondisi lingkungan, kapasitas gedung, fasilitas-fasilitas pendukung dan kegiatan-kegiatan keagamaan.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak diusahakan sendiri oleh peneliti melainkan dibuat atau dikumpulkan oleh pihak lain, tetapi masih dapat digunkan untuk kepentingan penelitian dalam pemecahan topik permasalahan. Data yang dimaksud berupa studi literatur yang bersumber dari media cetak dan internet.


(23)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 6

1.4.2 Teknik Pembahasan

Pada tahap pembahasan ini dilakukan berdasarkan teori, studi banding, survey lokasi dan konsep dasar yang menjadi pedoman dalam melakukan analisis program tapak dan program ruang.

1.4.3 Teknik Penarikan Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah dilakukan maka akan mendapatkan bahan untuk diambil kesimpulan dari Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura dalam bentuk konsep perancangan arsitektur baik perancangan tapak maupun perancangan bangunan.

1.5Pemahaman Terhadap Redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura

Kata Re-desain berasal dari Re dan Design, dimana kata Re artinya ulang atau terlahir kembali, sedangkan kata Design artinya penataan, tatanan, perancangan.

Arti dari Gedung Gereja terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Gedung dan Gereja.

“Gedung berarti tempat untuk mewadahi kegiatan”, sedangkan “Gereja adalah

persekutuan orang-orang kudus yaitu jemaat Kristen yang percaya dan mengakui

Yesus Kristus adalah Tuhan”. Sehingga Gedung Gereja berarti wadah tempat berkumpul jemaat Krsiten untuk beribadah dan bersekutu.

Sumber: Wawancara dengan Pdt. I Wayan Dedy, S.Th selaku

gembala jemaat GKPB Philia.

Gereja :

Persekutuan orang-orang kudus yang percaya dan

mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan Gedung :

Wadah kegiatan

Gedung Gereja : Wadah tempat berkumpulnya jemaat Kristen untuk bersekutu


(24)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 7

Dengan demikian, pengertian redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura adalah merancang kembali seluruh bangunan gedung beserta fasilitas penunjangnya dengan cara yang berbeda dari apa yang telah ada sebelumnya, yang dipergunakan oleh umat Kristen yang berdomisili di Amlapura dan sekitarnya untuk beribadah dan bersekutu dibawah naungan Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB).


(25)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 8

BAB II

PERMASALAHAN GKPB JEMAAT PHILIA DI

AMLAPURA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai permasalahan GKPB Jemaat Philia di Amlapura yaitu mengenai Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia, Sarana dan Prasarana GKPB Jemaat Philia, Fasilitas GKPB Jemaat Philia, Studi Tapak dan Gedung GKPB Jemaat Philia, Permasalahan pada GKPB Jemaat Philia serta Pemecahan Masalah GKPB Jemaat Philia.

2.1Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia

Pada pembahasan mengenai Kondisi Existing GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai Kondisi Non Fisik dan Kondisi Fisik GKPB Jemaat Philia berdasarkan hasil pengamatan dan observasi dilapangan yang dilakukan oleh penulis.


(26)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 9

2.1.1 Kondisi Non Fisik GKPB Jemaat Philia

Pada pembahasan mengenai Kondisi Non Fisik GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai Jumlah Jemaat, Bidang Kegiatan, Jenis dan Kelompok Kegiatan dan Pelaku Kegiatan/Civitas.

A. Jumlah Jemaat

Jumlah anggota jemaat yang ada sampai tahun 2015 ini berdasarkan data jemaat yaitu mencapai 200 orang. Terdiri dari kaum bapak, kaum wanita, pemuda, remaja dan anak-anak sekolah minggu.

B. Bidang Kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang ada di GKPB Jemaat Philia adalah kegiatan Persekutuan (Koinonia), Kesaksian (Marturia) dan Pelayanan

(Diakonia).

1) Persekutuan (Koinonia)

Arti persekutuan di dalam fungsi Gereja dalah semua aktifitas di dalam gereja yang mengutamakan perkumpulan antara orang-orang seiman, pertemuan manusia dengan Allah dan pertemuan antara manusia. Perwujudan fungsi persekutuan itu tercermin dalam fungsi gereja sebagai persekutuan jemaat. Persekutuan ini dilakukan di dalam ruang-ruang utama (ruang kebaktian) dan ruang-ruang penunjang lainnya.

Gereja sebagai tempat bersekutu manusia dengan Tuhan biasanya di lakukan dalam ruang kebaktian sehingga ruang ini dianggap sebagai ruang kudus dan sakral. Walaupun pada hakikatnya semua tempat dapat dijadikan ruang untuk bersekutu dengan Tuhan, tetapi dengan berkumpulnya orang-orang seiman dalam waktu yang bersamaan, maka dibutuhkan ruang yang luas untuk menampungnya.

2) Kesaksian (Marturia)

Kesaksian (Marturia) adalah salah satu istilah yang dipakai gereja dalam melakukan aktivitas imannya, sebagai tugas


(27)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 10

panggilan gereja, yaitu dalam hal kesaksian iman. Kesaksian iman yang dimaksud adalah pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan bagi manusia.

3) Pelayanan (Diakonia)

Gereja mempunyai tugas atau fungsi pelayanan, agar manusia dapat semakin dekat dengan Tuhan. Pelayanan gereja adalah simbol kasih Tuhan untuk mengasihi semua orang. Fungsi pelayanan gereja ini semakin penting dirasakan, terutama ketika gereja berhadapan dengan begitu banyak dan kompleksnya persoalan manusia.

C. Jenis dan Kelompok Kegiatan

Dari penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan yang ada di GKPB Jemaat Philia maka dapat diketahui aktifitas yang terjadi yaitu beribadah, berdoa, pelayanan rohani yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Kelompok Kegiatan Ibadah

Kegiatan ibadah yang termasuk didalamnya, yaitu: Ibadah Umum, Ibadah Pemuda dan Remaja, Ibadah Anak-anak Sekolah Minggu, Kebaktian Rumah Tangga, Kebaktian Ucapan Syukur dan Kebaktian Bidang Kategorial.

2) Kelompok Kegiatan Persekutuan

Kegiatan Persekutuan yang termasuk didalamnya, yaitu: Rapat Jemaat, Rapat Pemuda/i dan Remaja, Rapat Sekolah Minggu, PA (Pendalaman Alkitab) dan Katekisasi.

3) Kelompok Kegiatan Pelayanan

Kegiatan Pelayanan yang termasuk didalamnya, yaitu: Training

Musik, Training Choir, Training Vokal, Training Koor. Selain itu terdapat pelayanan kesehatan berupa klinik yang diadakan sewaktu-waktu serta Pendidikan Agama Kristen (PAK).


(28)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 11

Kegiatan Pengelolaan/Keseketariatan yang termasuk didalamnya, yaitu: administrasi dan staff.

5) Kelompok Kegiatan Servis

Kegiatan Servis yang termasuk didalamnya, yaitu: kebersihan dan keamanan.

D. Pelaku Kegiatan/Civitas

1) Kegiatan Ibadah a. Jemaat

Bersalaman dengan jemaat lain/penyambut tamu dan mengambil tata ibadah/warta jemaat, memilih tempat duduk, mengikuti prosesi ibadah (berdoa, menyanyikan lagu pujian, mendengarkan firman Tuhan, memberi persembahan, mendengarkan pengumuman/warta jemaat), mengikuti perjamuan suci/perjamuan kudus (bagi yang sudah sidi), menerima doa berkat, bersalaman dengan jemaat/ majelis jemaat dan ramah tamah.

b. Pendeta

Berdoa, menyanyikan lagu pujian, menyampaikan firman Tuhan/khotbah, memimpin Perjamuan Suci/Kudus, memberikan pelayanan (baptisan, sidi dan pernikahan), dan berdoa berkat.

c. Petugas Ibadah

a) Majelis 1, civitasnya yaitu membuka ibadah dan menutup ibadah.

b) Pemimpin Lagu Pujian (Worship Leader), civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan memimpin lagu pujian.

c) Singers (Pendukung Worship Leader), civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan mendukung Worship Leader


(29)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 12

d) Choir (Paduan suara pendukung ibadah umum), civitasnya yaitu mendukung Worship Leader dalam menyanyikan lagu pujian saat kegiatan ibadah umum sedang berlangsung.

e) Pemusik, civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan mengiringi lagu pujian yang dinyanyikan oleh para pemandu lagu pujian dan jemaat.

f) Pembaca pengumuman/warta jemaat, civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan menyampaikan pengumuman/warta jemaat kepada seluruh jemaat mengenai kegiatan yang sudah dilaksanakan, yang belum dan yang akan dilaksanakan gereja dalam sepekan terakhir.

g) Operator multi media, civitasnya yaitu mengikuti prosesi ibadah dan mengontrol jalannya ibadah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sound system dan alat-alat elktronik yang digunakan selama ibadah sedang berlangsung.

h) Penyambut tamu (Majelis dan jemaat yang mewakili), civitasnya yaitu menyambut tamu dan jemaat yang akan mengikuti ibadah dan mengikuti prosesi ibadah yang berlangsung.

i) Kolektan (Pembawa kantong persembahan), civitasnya yaitu mengikuti jalannya ibadah yang sedang berlangsung dan mengedarkan kantong persembahan.

j) Tim pendoa, civitasnya yaitu mendoakan para umat atau jemaat yang membutuhkan pelayanan doa yang berhubungan dengan jasmani maupun rohani.

k) Pelayan anak sekolah minggu, yaitu mengatur anak-anak yang akan mengikuti kegiatan ibadah sekolah minggu dan melayani ibadah anak-anak sekolah minggu.

2) Kegiatan Persekutuan

a. Rapat Jemaat, pelaku kegiatannya yaitu: Pendeta, Majelis Jemaat, Pengurus Kategorial (Bapak, Wanita, Pemuda/i dan Remaja serta


(30)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 13

Sekolah Minggu) dan Jemaat. Civitasnya adalah melakukan kegiatan rapat yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan serta membahasnya dalam rapat kemudian diambil keputusan.

b. Rapat Pemuda/i dan Remaja, pelaku kegiatannya yaitu: Majelis Pendamping, Ketua, Pengurus dan anggota Pemuda/i. civitasnya yaitu melakukan rapat rutin Pemuda/i dan Remaja untuk diambil keputusan seusai rapat.

c. Rapat Sekolah Minggu, pelaku kegiatannya yaitu: Pembimbing Sekolah Minggu, Pengajar Sekolah Minggu dan anak-anak Sekolah Minggu. Civitasnya yaitu, membahas kegiatan anak-anak sekolah minggu.

d. PA (Pendalaman Alkitab), pelaku kegiatannya yaitu: para peserta PA yang terdiri dari Majelis dan Jemaat. Civitas yang ada didalamnya, yaitu mempelajari lebih dalam tentang Alkitab. e. Katekisasi, pelaku kegiatannya, yaitu: para peserta Katekisasi yang

terdiri dari Pemuda/i yang belum sidi (baptisan dewasa). Civitas yang ada didalamnya, yaitu mengikuti pembelajaran katekisasi sebelum para peserta menerima pelayanan sidi/baptisan dewasa. 3) Kegiatan Pelayanan

a. Training (Musik, Choir, Vokal, Koor), pelaku kegiatannya, yaitu: para peserta yang membutuhkan training terdiri dari jemaat. Melatih dan mengajari para peserta training.

b. Pelayanan Kesehatan, pelaku kegiatannya, yaitu: petugas kesehatan dan jemaat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. c. Pendidikan Agama Kristen (PAK), pelaku kegiatannya, yaitu: tim

pengajar PAK dan siswa/i yang beragama Kristen. 4) Kegiatan Pengelolaan/Kesekretariatan

a. Pengurus Harian Gereja, pelaku kegiatannya, yaitu: Sekretaris, Bendahara dan Staff Harian Gereja.


(31)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 14

a. Cleaning Service, pelaku kegiatannya, yaitu: para pekerja yang ditugaskan untuk membersihkan gereja agar tetap bersih dan tidak kotor.

b. Penjaga Gereja, pelaku kegiatannya, yaitu: petugas keamanan gereja yang bertugas untuk menjaga kemanan gereja saat ada kegiatan keagamaan maupun diluar kegiatan keagamaan.

2.1.2 Kondisi Fisik GKPB Jemaat Philia di Amlapura

Pada pembahasan mengenai Kondisi Fisik GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai Lokasi serta Kapasitas dan Luasan Gedung.

A. Lokasi

GKPB Jemaat Philia berdiri sejak tahun 1962 berlokasi di Jl. Raya Sudirman No. 25x, Subagan-Amlapura.

1) Tapak

Gambar 2.1 dapat menunjukan dimana lokasi dari GKPB Jemaat Philia.

U

LOKASI GKPB JEMAAT PHILIA

Gambar 2.1 Peta Lokasi

Sumber: https://maps.google.com PETA PULAU BALI

PETA KAB. KARANGASEM


(32)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 15

2) Batas-batas Tapak

- Batas utara : jalan raya sebagai akses utama masuk ke tapak

- Batas timur : kantor notaris dan rumah salah satu anggota jemaat.

- Batas selatan : lingkungan rumah penduduk setempat - Batas barat : lingkungan rumah penduduk setempat dan

lahan kosong 3) Hidrologi

Sumber pengadaan air yang ada pada lingkungan tapak ini yaitu bersumber dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan bak-bak menampungan air hujan untuk menyiram lingkungan dan halaman gereja.

4) Infrastruktur

 Jaringan infrastruktur seperti listrik (PLN), air (PDAM), telepon dan jaringan internet sudah tersedia dengan baik.

 Jalan utama sebagai akses masuk ke tapak sudah tersedia terdapat dua sisi ruas yang masing-masing ruas berlebar 6 meter.

 Sudah tersedia pedestrian pada tepi jalan utama yang diperuntukan bagi pejalan kaki.

 Sudah tersedia got-got air atau riol pada tepi jalan utama.

B. Kapasitas dan Luasan Gedung

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan data yang didapat, bahwa kapasitas Gedung Gereja sekarang dengan daya tampung 80 orang sudah tidak dapat menampung jemaat terutama pada event-event besar yang mencapai 250 orang untuk sekali ibadah. Sehingga Gedung Gereja dan gedung-gedung pendukungnya perlu untuk dilakukan perancangan kembali agar mampu menampung seluruh jemaatnya dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal.


(33)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 16

2.2Sarana dan Prasarana GKPB Jemaat Philia

Sarana dan Prasarana GKPB Jemaat Philia yaitu berupa: Gedung Gereja, Parkir Jemaat, Gedung Serbaguna, Pastori, Gedung Panti, Lapangan Olahraga, Panggung dan Parkir Panti.

GKPB Jemaat Philia sampai sekarang ini terus mengalami pertumbuhan maka sebagai salah satu gereja yang terus bertumbuh harus mampu menyediakan gedung yang dapat menampung banyak orang. Kemampuan kapasitas yang disediakan harus dapat memberi kenyaman bagi para jemaat yang beribadah di gereja ini. Kehadiran jemaat pada saat ibadah rutin atau ibadah minggu berbeda jumlah dengan ibadah saat ada perayaan keagamaan Kristen. Hal ini dikarenakan beberapa jemaat yang masih sekolah ataupun bekerja di luar lingkungan Amlapura dan mereka akan pulang pada saat mereka mendapatkan libur hari raya. Kapasitas yang disediakan setelah dilakukannya redesain harus dapat menampung semua orang saat kegiatan ibadah berlangsung. Padahal jika dilihat dari segi kehadiran jemaat untuk beribadah kapasitas gedung gereja saat ini tidak mampu menampung semua jemaatnya.

Keterangan:

A : Gedung Gereja B : Parkir Jemaat C : Gedung Serbaguna D : Pastori

E : Gedung Panti F : Lapangan Olahraga G : Panggung

H : Parkir Panti

Gambar 2.2Exisitng Tapak


(34)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 17

Gambar 2.2 Existing Tapak, merupakan gambar yang menunjukan sarana dan prasarana apa saja yang ada di GKPB Jemaat Philia. Gambar yang ditampilkan merupakan uraian berdasarkan hasil pengamatan dan survey dilapangan yang dilakukan oleh penulis.

Sarana dan Prasarana yang ada di GKPB Jemaat Philia akan dibahas pada uraian Tabel 2.1, dari hasil uraian maka akan diketahui aktivitas yang diwadahi didalamnya.

Tabel 2.1 Sarana dan Prasaran GKPB Jemaat Philia

Nama Ruang Keterangan Gedung A

(Gedung Gereja, Lantai 2) 180 m²

Gambar 2.3 Gedung Gereja

Lantai 1

1. Ruang Serbaguna - Merupakan ruang yang digunakan untuk acara ramah-tamah maupun kegiatan dalam persiapan acara keagamaan. 2. Toilet - Toilet yang digunakan oleh para

civitas gereja. 3. Ruang

Administrasi 1

- Merupakan ruang yang disediakan untuk administrasi gereja. Namun sekarang ruangan ini digunakan untuk adminstrasi/kantor untuk pengelolaan panti asuhan. 4. Ruang

Administrasi 2

- Merupakan ruang yang disediakan untuk pengurus lembaga kategorial gereja. Namun sekarang ruang ini digunakan sebagai ruang tidur oleh staff panti asuhan.

5. Gudang - Merupakan ruang yang digunakan untuk menyimpan alat-alat kebersihan.

Lantai 2

6. Lobby - Merupakan ruang tunggu atau tempat mengantri bagi para jemaat ketika akan memasuki ruang ibadah.

7. Ruang Ibadah Utama

- Merupakan ruang utama yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan keagamaan.

8. Ruang Persiapan - Merupakan ruang yang digunakan oleh pendeta dan para majelis sebelum menuju ruang ibadah.

9. Parkir Motor - Merupakan tempat parkir motor bagi para jemaat.


(35)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 18

Gedung B (Parkir) 45 m²

Gambar 2.4 Parkir

10. Parkir Mobil - Merupakan tempat parkir mobil bagi para jemaat.

Gedung C (Gedung Serbaguna)

74,25 m²

Gambar 2.5 Gedung Serbaguna

11. Teras - Merupakan ruang penerima sebelum masuk ke ruang utama serbaguna.

12. Ruang Utama - Ruang yang digunakan untuk kegiatan sekolah minggu/rapat majelis/ibadah kategorial.

13. Toilet - Toilet yang digunakan oleh civitas gereja.

Gedung D (Pastori/Rumah Pendeta)

110 m²

Gambar 2.6 Gedung Pastori

14. Teras - Teras Depan - Teras Samping Kiri - Teras Samping Kanan

- Merupakan ruang penerima sebelum masuk ke pastori/rumah pendeta.

15. Ruang Tamu - Merupakan ruang yang digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu.

16. Ruang Keluarga/Ruang Makan

- Merupakan ruang yang digunakan oleh keluarga pendeta. 17. Ruang Tidur

- Ruang Tidur Utama + KM/WC

- Ruang Tidur Anak + KM/WC

- Ruang Tidur Anak

- Merupakan ruang tidur bagi keluarga pendeta.

- Terdapat 3 ruang tidur yang digunakan oleh keluarga pendeta.

18. KM/WC Luar - KM/WC yang digunakan untuk keperluan membersihkan diri, cuci, buang air besar/kecil yang digunakan oleh keluarga pendeta maupun tamu keluarga.

19. Dapur - Merupakan ruang yang digunakan untuk memasak bagi keluarga pendeta.

20. Ruang Tidur Anak Putri

- Ruang tidur bagi anak putri. 21. Ruang Tidur

Anak Putra

- Ruang tidur bagi anak putra. 22. KM/WC Putri - KM/WC untuk keperluan bagi

anak putri.

23. KM/WC Putra KM/WC untuk keperluan bagi anak putra.


(36)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 19

Gedung E (Panti Asuhan Anak)

195 m²

Gambar 2.7 Gedung Panti

24. Ruang Serbaguna/Ruang Makan/Ruang Belajar Anak

- Merupakan ruang yang digunakan oleh anak-anak panti asuhan dalam kegiatan seperti: menerima kunjungan tamu, makan, belajar, training dan ketrampilan.

25. Ruang Tidur Pimpinan

- Merupakan ruang yang digunakan untuk tidur oleh pimpinan panti yang mengasuh anak-anak.

26. Dapur - Merupakan ruang yang digunakan untuk memasak bagi pengelola panti dan anak-anak panti.

Gedung F (Lapangan Olahraga)

Gambar 2.8 Lapangan Olahraga

27. Lapangan Voli

Outdoor

- Tempat untuk berolahraga

Gedung G (Panggung)

Gambar 2.9 Panggung

28. Panggung - Merupakan ruang outdoor yang digunakan untuk event-event keagamaan gereja.

Gedung H (Parkir Panti)

Gambar 2.10 Parkir Panti

29. Parkir Mobil - Meruapak ruang parkir yang digunakan oleh pengelola gereja dan pengelola panti.

2.3Fasilitas GKPB Jemaat Philia

Pada pembahasan mengenai Fasilitas GKPB Jemaat Philia akan diuraikan mengenai fasilitas apa saja yang ada di GKPB Jemaat Philia yang dikelompokan


(37)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 20

berdasarkan sarana dan prasarananya. Dari hasil uraian mengenai fasilitas maka akan didapat data mengenai fungsi yang diwadahi didalamanya yang dianalisis berdasarkan hasil pengamatan dan survey dilapangan.

R. Altar R. Musik &

Pemandu R. Duduk

Majelis

R. Persiapan

R. Duduk Jemaat

Gudang

Lobby

Gambar 2.11 Denah Gedung Gereja


(38)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 21

1. Gedung Gereja

Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai altar. Altar berfungsi sebagai tempat untuk pendeta memberikan pelayanan saat ibadah atau tempat untuk menampilkan paduan suara, tarian-tarian dan tontonan yang berhubungan dengan kegiatan ibadah.

Gambar 2.12 Ruang Altar

Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai tempat duduk jemaat. Dari gambar 2.12 yang ditampilkan dapat terlihat jumlah kapasitas yang mampu ditampung pada ruang utama.

Gambar 2.13 Tempat duduk jemaat

Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai tempat para pengiring musik, pemandu pujian/WL (Worship Leader)

dan majelis dalam memberikan pengumuman.

Gambar 2.14 Ruang Musik dan Pemadu Pujian


(39)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 22

Merupakan fasilitas yang ada pada ruang ibadah utama yang berfungsi sebagai tempat duduk majelis. Tempat duduk majelis ini berada pada sisi kiri dan kanan tempat duduk utama jemaat.

Gambar 2.15 Ruang Duduk Majelis

Merupakan ruang yang digunakan sebagai tempat persiapan oleh pendeta, majelis, pemain musik, pemandu pujian/WL dan para pembawa pelayanan tugas dalam ibadah.

Gambar 2.16 Ruang Persiapan

Area lobby ini merupakan ruang yang dijadikan sebagai tempat untuk bersalaman terhadap pendeta dan majelis pada saat jemaat selesai melakukan ibadah dan sebagi tempat jemaat mengantri sebelum masuk ke ruang ibadah.


(40)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 23

2.Parkir

3.Gedung Serbaguna

4.Gedung Pastori/Rumah Pendeta

Merupakan gedung serbaguna yang digunakan untuk ibadah anak-anak sekolah minggu pada saat ibadah minggu, ibadah remaja dan pemuda/i, rapat majelis dan pertemuan masing-masing kategorial.

Gambar 2.19 Gedung Serbaguna

Merupakan gedung pastori yang digunakan oleh keluarga pendeta, vikaris (jika ada), mahasiswa praktek (jika ada), dan tempat menerima tamu gereja.

Gambar 2.20 Gedung Pastori

Merupakan ruang parkir yang disediakan untuk para jemaat, pendeta dan majelis. Ruang parkir ini berada di sisi selatan gedung gereja/belakang gedung gereja. Dari gambar 2.17 yang ditampilkan dapat terlihat jumlah kapasitas kendaraan yang dapat ditampung.


(41)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 24

5. Gedung Panti Asuhan

6. Lapangan Olahraga

7. Panggung Outdoor

Merupakan gedung panti asuhan anak yang saat ini digunakan oleh 23 orang. Terdiri dari 1 orang pimpinan beserta istri dan seorang anak, 10 orang anak putri dan 10 orang anak putra.

Gambar 2.21 Gedung Panti Asuhan

Merupakan ruang untuk kegiatan olahraga seperti voli dan futsal. Dan sewaktu-waktu digunakan untuk tempat ibadah secara outdoor apabila ada ibadah hari raya besar (karena gedung gereja tidak mampu menampung semua jemaat pada saat ibadah hari raya besar).

Gambar 2.22 Lapangan Olahraga

Merupakan ruang panggung / altar saat ibadah hari raya besar yang terselenggara secara

outdoor. Dari gambar 2.22

yang ditampilkan terlihat menggunakan tenda sebagai penutup atap agar terlindung dari cahaya matahari langsung maupun hujan.


(42)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 25

8.Parkir Kendaraan

2.4Studi Tapak dan Gedung GKPB Jemaat Philia

Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai studi tapak dan gedung GKPB Jemaat Philia berdasarkan hasil survey dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh penulis. Dari data yang telah didapat maka penulis menganalisis data yang ada.

2.4.1 Kekuatan (Strenght)

Tabel 2.2 Kekuatan (Strenght)

No. Kekuatan (Strenght)

1. Lokasi gereja yang strategis di Kota Amlapura dapat memudahkan umat Kristen dalam menjangkau lokasi gereja.

2. Tampak dari arsitektur bangunan yang selaras dengan kondisi setempat yaitu arsitektur Bali.

3. Tersedianya lahan yang memenuhi persyaratan untuk menambah kapasitas gedung dan fasilitas penunjang yang dibutuhkan.

4. Merupakan satu-satunya gereja dengan denominasi dibawah naungan GKPB yang berada di Kota Amlapura.

Sumber: Data Lapangan

2.4.2 Kelemahan (Weakness)

Tabel 2.3 Kelemahan (Weakness)

No. Kelemahan (Weakness)

1.

Terbatasnya kapasitas untuk jemaat didalam gedung gereja utama menjadikan ruang sirkulasi menjadi alternative pilihan untuk menampung jemaat yang kelebihan.

2.

Jumlah jemaat yang melonjak pada perayaan hari raya besar menjadi permasalahan tersendiri mengingat kapasitas gedung gereja yang tidak mencukupi.

Merupakan gedung parkir bagi pengelola panti asuhan anak. Gedung parkir ini berada dibatas sisi selatan tapak. Dari gambar 2.23 yang ditampilkan terlihat kapasitas kendaraan yang dapat ditampung.


(43)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 26

3.

Sarana dan prasarana yang tersedia tidak dapat berfungsi optimal, misalnya:

a. Terbatasnya ruang parkir bagi para jemaat.

b. Tidak tersedianya ruang administrasi gereja dan lembaga ketegorial gereja.

c. Fasilitas toilet yang tidak memadai.

d. Fasilitas pemadam kebakaran tidak dimiliki. e. Fasilitas pembangkit listrik darurat tidak dimiliki. f. Belum tersedianya fasilitas ruang baca.

g. Keterbatasan ruang yang ada pada gedung gereja belum ada, seperti:

- Ruang Konsistori

- Ruang tunggu bagi para pelayan dalam ibadah - Ruang Duduk Majelis

- Ruang Pelayan Musik dan pemandu lagu/WL(Worship Leader)

- Ruang kontrol audio dan video - Ruang khusus bagi ibu menyusui

4. Keterbatasan sarana dan prasaran seperti ruang-ruang bersama untuk lebih mengakrabkan para jemaat dan ruang-ruang lembaga kategorial. 5. Kurangnya kemudahan dalam bersirkulasi di lingkungan gereja dalam

mencapai antar bangunan maupun antar ruang.

6. Belum tersedianya jalur pedestrian bagi pejalan kaki maupun orang cacat.

7. Penataan kawasan pada lingkungan gereja belum memadai dan masih terdapat ruang-ruang yang kurang dalam pemanfaatan fungsinya.

Sumber: Analisis Pribadi berdasarkan data dilapangan.

2.4.3 Peluang (Opportunity)

Tabel 2.4 Peluang (Opportunity)

No. Peluang (Opportunity)

1.

Memberikan pilihan tempat bagi umat Kristen yang berada di Kota Amlapura dan sekitarnya untuk bergabung, khusunya bagi umat Kristen yang belum beranggota gereja.

2.

Hadirnya gereja yang lengkap dengan fasilitas pendukung yang memadai akan memberikan kesempatan bagi jemaatnya untuk mendapatkan pembinaan iman diluar ibadah umum maupun hari raya.

3.

Dengan semakin bertambahnya fasilitas keagamaan bagi umat Kristen, maka dapat mewadahi segala aktivitas yang bersifat keagamaan maupun sosial.

4. Dapat menjadi wadah bagi umat Kristen yang tergerak dalam bidang pelayanan khusunya bagi anak-anak panti asuhan.

5.

Gereja dapat berfungsi untuk menambah wawasan tentang ajaran Kristen yang belum didapatnya pada pendidikan formal (di Sekolah atau Perguruan Tinggi)


(44)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 27

2.4.4 Tantangan (Threat)

Tabel 2.5 Tantangan (Threat)

No. Tantangan (Threat)

1.

GKPB Philia yang merupakan salah satu bagian dari denominasi gereja yang berada di Kota Amlapura harus memadai dan layak digunakan oleh umat Kristiani sebagai tempat peribadatan, dan mampu memberikan pelayanan kerohanian yang baik dan optimal.

2. Lokasi gereja yang berada dikawasan padat kendaraan yang menimbulkan kebisingan.

3. Lokasi gereja yang dihimpit oleh kawasan permukiman penduduk sekitar yang relatif padat.

4. Tidak tersedianya ruang publik dilingkungan tapak yang diperuntukan bagi para jemaat.

5. Tidak tersedianya ruang tunggu (pemberhentian) bagi para jemaat apabila mereka menggunakan jasa angkutan kota.

6.

Dengan lokasi tapak berada dikawasan padat kendaraan akan menghadirkan tantangan tersendiri apabila ada kunjungan dari jemaat lain/kelompok organisai tertentu yang menggunakan transportasi bus.

Sumber: Analisis Pribadi berdasarkan data dilapangan.

2.5Pendekatan Evaluasi Purna Huni GKPB Jemaat Philia

Pada pembahasan ini akan diuaraikan mengenai Evaluasi Purna Huni GKPB Jemaat Philia Amlapura. Evaluasi Purna Huni bertujuan untuk mengevaluasi terhadap efektif tidaknya hasil kerja rancang bangun setelah bangunan selesai dibangun dan dipakai oleh civitasnya selama kurun waktu tertentu dan mencari fakta-fakta bukan kesalahan hasil rancang bangun, yang nantinya dipakai sebagai masukan bagi terciptanya hasil rancang bangun dengan kualitas lebih baik dimasa mendatang.

Maka akan dihasilkan data berupa permasalahan khusunya mengenai sistem penataan tapak, keterbatasan gedung gereja dan keterbatasan fasilitas penunjang yang ada pada GKPB Jemaat Philia menurut analisis dari penulis berdasarkan data yang telah didapat dilapangan melalui pengamatan dan survey.

2.5.1 Sistem Penataan Tapak

Tapak pada lokasi GKPB Jemaat Philia belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, berdasarkan hal itu maka redesain merupakan salah satu hal yang diperlukan. Sebagai contoh dapat dilihat pada uraian berikut ini, yaitu:


(45)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 28

Gambar 2.25 Tapak

Dari gambar 2.24 yang ditampilkan terlihat tapak yang belum dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga lahan tersebut menjadi kering dan gersang.

2.5.2 Keterbatasan Kapasitas Gedung Gereja

Berdasarkan hasil dari survey dan observasi lapangan yang dilakukan oleh penulis, ditemukan beberapa masalah pada gedung gereja. Permasalahan yang dimaksud salah satunya yaitu kapasitas gedung tidak mampu menampung semua jemaat.

Gambar 2.26 Interior gedung gereja

Dari gambar 2.25 yang ditampilkan terlihat bahwa jemaat tidak bisa melihat pendeta sebagai pemimpin ibadah saat ibadah sedang berlangsung karena terhalang oleh tembok pembatas ruang. Disisi lain ruang yang digunakan untuk menampung jemaat yang kelebihan merupakan jalur sirkulasi. Sehingga sirkulasi pada gedung gereja akan terganggu.


(46)

Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura 29

2.5.3 Keterbatasan Fasilitas Penunjang

Pada pembahasan tentang keterbatasan fasilitas penujnang akan diuraikan mengenai fasilitas penunjang apa saja yang dibutuhkan saat ini.

a. Rumah Vikaris dan Mahasiswa Praktek Kependetaan

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh penulis yaitu belum adanya fasilitas untuk tempat tinggal vikaris dan mahasiswa praktek. Saat ini fasilitas untuk vikaris dan mahasiswa praktek menggunakan rumah pendeta sebagai tempat tinggalnya.

b. Kantor Sekretariat Gereja

Belum adanya fasilitas untuk kantor gereja, hal ini berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis.

c. Ruang Pengurus Kesekretariatan Kategorial

Belum adanya fasilitas untuk ruang pengurus kategorial, hal ini berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis. Pengurus Kategorial yang dimaksud yaitu, kaum bapak, kaum wanita, kaum pemuda/i dan anak sekolah minggu.

2.6Pemecahan Masalah

Dari permasalahan yang telah dianalisis oleh penulis maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu dengan cara meredesain gedung gereja dan fasilitas pendukungnya. Hal ini dilakukan agar permasalahan dapat diatasi sehingga mampu menyediakan fasilitas keagaaman dan fasilitas penunjang bagi para civitasnya.


(1)

5. Gedung Panti Asuhan

6. Lapangan Olahraga

7. Panggung

Outdoor

Merupakan gedung panti asuhan anak yang saat ini digunakan oleh 23 orang. Terdiri dari 1 orang pimpinan beserta istri dan seorang anak, 10 orang anak putri dan 10 orang anak putra.

Gambar 2.21 Gedung Panti Asuhan

Merupakan ruang untuk kegiatan olahraga seperti voli dan futsal. Dan sewaktu-waktu digunakan untuk tempat ibadah secara outdoor apabila ada ibadah hari raya besar (karena gedung gereja tidak mampu menampung semua jemaat pada saat ibadah hari raya besar).

Gambar 2.22 Lapangan Olahraga

Merupakan ruang panggung / altar saat ibadah hari raya besar yang terselenggara secara outdoor. Dari gambar 2.22 yang ditampilkan terlihat menggunakan tenda sebagai penutup atap agar terlindung dari cahaya matahari langsung maupun hujan.


(2)

8. Parkir Kendaraan

2.4

Studi Tapak dan Gedung GKPB Jemaat Philia

Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai studi tapak dan gedung GKPB

Jemaat Philia berdasarkan hasil survey dan pengamatan dilapangan yang dilakukan

oleh penulis. Dari data yang telah didapat maka penulis menganalisis data yang ada.

2.4.1

Kekuatan

(Strenght)

Tabel 2.2 Kekuatan (Strenght) No. Kekuatan (Strenght)

1. Lokasi gereja yang strategis di Kota Amlapura dapat memudahkan umat Kristen dalam menjangkau lokasi gereja.

2. Tampak dari arsitektur bangunan yang selaras dengan kondisi setempat yaitu arsitektur Bali.

3. Tersedianya lahan yang memenuhi persyaratan untuk menambah kapasitas gedung dan fasilitas penunjang yang dibutuhkan.

4. Merupakan satu-satunya gereja dengan denominasi dibawah naungan GKPB yang berada di Kota Amlapura.

Sumber: Data Lapangan

2.4.2

Kelemahan

(Weakness)

Tabel 2.3 Kelemahan (Weakness) No. Kelemahan (Weakness)

1.

Terbatasnya kapasitas untuk jemaat didalam gedung gereja utama menjadikan ruang sirkulasi menjadi alternative pilihan untuk menampung jemaat yang kelebihan.

2.

Jumlah jemaat yang melonjak pada perayaan hari raya besar menjadi permasalahan tersendiri mengingat kapasitas gedung gereja yang tidak mencukupi.

Merupakan gedung parkir bagi pengelola panti asuhan anak. Gedung parkir ini berada dibatas sisi selatan tapak. Dari gambar 2.23 yang ditampilkan terlihat kapasitas kendaraan yang dapat ditampung.


(3)

3.

Sarana dan prasarana yang tersedia tidak dapat berfungsi optimal, misalnya:

a. Terbatasnya ruang parkir bagi para jemaat.

b. Tidak tersedianya ruang administrasi gereja dan lembaga ketegorial gereja.

c. Fasilitas toilet yang tidak memadai.

d. Fasilitas pemadam kebakaran tidak dimiliki. e. Fasilitas pembangkit listrik darurat tidak dimiliki. f. Belum tersedianya fasilitas ruang baca.

g. Keterbatasan ruang yang ada pada gedung gereja belum ada, seperti:

- Ruang Konsistori

- Ruang tunggu bagi para pelayan dalam ibadah - Ruang Duduk Majelis

- Ruang Pelayan Musik dan pemandu lagu/WL(Worship Leader) - Ruang kontrol audio dan video

- Ruang khusus bagi ibu menyusui

4. Keterbatasan sarana dan prasaran seperti ruang-ruang bersama untuk lebih mengakrabkan para jemaat dan ruang-ruang lembaga kategorial. 5. Kurangnya kemudahan dalam bersirkulasi di lingkungan gereja dalam

mencapai antar bangunan maupun antar ruang.

6. Belum tersedianya jalur pedestrian bagi pejalan kaki maupun orang cacat.

7. Penataan kawasan pada lingkungan gereja belum memadai dan masih terdapat ruang-ruang yang kurang dalam pemanfaatan fungsinya. Sumber: Analisis Pribadi berdasarkan data dilapangan.

2.4.3

Peluang

(Opportunity)

Tabel 2.4 Peluang (Opportunity) No. Peluang (Opportunity)

1.

Memberikan pilihan tempat bagi umat Kristen yang berada di Kota Amlapura dan sekitarnya untuk bergabung, khusunya bagi umat Kristen yang belum beranggota gereja.

2.

Hadirnya gereja yang lengkap dengan fasilitas pendukung yang memadai akan memberikan kesempatan bagi jemaatnya untuk mendapatkan pembinaan iman diluar ibadah umum maupun hari raya. 3.

Dengan semakin bertambahnya fasilitas keagamaan bagi umat Kristen, maka dapat mewadahi segala aktivitas yang bersifat keagamaan maupun sosial.

4. Dapat menjadi wadah bagi umat Kristen yang tergerak dalam bidang pelayanan khusunya bagi anak-anak panti asuhan.

5.

Gereja dapat berfungsi untuk menambah wawasan tentang ajaran Kristen yang belum didapatnya pada pendidikan formal (di Sekolah atau Perguruan Tinggi)


(4)

2.4.4

Tantangan

(Threat)

Tabel 2.5 Tantangan (Threat) No. Tantangan (Threat)

1.

GKPB Philia yang merupakan salah satu bagian dari denominasi gereja yang berada di Kota Amlapura harus memadai dan layak digunakan oleh umat Kristiani sebagai tempat peribadatan, dan mampu memberikan pelayanan kerohanian yang baik dan optimal.

2. Lokasi gereja yang berada dikawasan padat kendaraan yang menimbulkan kebisingan.

3. Lokasi gereja yang dihimpit oleh kawasan permukiman penduduk sekitar yang relatif padat.

4. Tidak tersedianya ruang publik dilingkungan tapak yang diperuntukan bagi para jemaat.

5. Tidak tersedianya ruang tunggu (pemberhentian) bagi para jemaat apabila mereka menggunakan jasa angkutan kota.

6.

Dengan lokasi tapak berada dikawasan padat kendaraan akan menghadirkan tantangan tersendiri apabila ada kunjungan dari jemaat lain/kelompok organisai tertentu yang menggunakan transportasi bus. Sumber: Analisis Pribadi berdasarkan data dilapangan.

2.5

Pendekatan Evaluasi Purna Huni GKPB Jemaat Philia

Pada pembahasan ini akan diuaraikan mengenai Evaluasi Purna Huni GKPB

Jemaat Philia Amlapura. Evaluasi Purna Huni bertujuan untuk mengevaluasi

terhadap efektif tidaknya hasil kerja rancang bangun setelah bangunan selesai

dibangun dan dipakai oleh civitasnya selama kurun waktu tertentu dan mencari

fakta-fakta bukan kesalahan hasil rancang bangun, yang nantinya dipakai sebagai

masukan bagi terciptanya hasil rancang bangun dengan kualitas lebih baik dimasa

mendatang.

Maka akan dihasilkan data berupa permasalahan khusunya mengenai sistem

penataan tapak, keterbatasan gedung gereja dan keterbatasan fasilitas penunjang

yang ada pada GKPB Jemaat Philia menurut analisis dari penulis berdasarkan data

yang telah didapat dilapangan melalui pengamatan dan survey.

2.5.1

Sistem Penataan Tapak

Tapak pada lokasi GKPB Jemaat Philia belum dapat dimanfaatkan secara

maksimal, berdasarkan hal itu maka redesain merupakan salah satu hal yang

diperlukan. Sebagai contoh dapat dilihat pada uraian berikut ini, yaitu:


(5)

Gambar 2.25 Tapak

Dari gambar 2.24 yang ditampilkan terlihat tapak yang belum

dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga lahan tersebut menjadi kering dan

gersang.

2.5.2

Keterbatasan Kapasitas Gedung Gereja

Berdasarkan hasil dari survey dan observasi lapangan yang dilakukan

oleh penulis, ditemukan beberapa masalah pada gedung gereja. Permasalahan

yang dimaksud salah satunya yaitu kapasitas gedung tidak mampu menampung

semua jemaat.

Gambar 2.26 Interior gedung gereja

Dari gambar 2.25 yang ditampilkan terlihat bahwa jemaat tidak bisa

melihat pendeta sebagai pemimpin ibadah saat ibadah sedang berlangsung

karena terhalang oleh tembok pembatas ruang. Disisi lain ruang yang

digunakan untuk menampung jemaat yang kelebihan merupakan jalur sirkulasi.

Sehingga sirkulasi pada gedung gereja akan terganggu.


(6)

2.5.3

Keterbatasan Fasilitas Penunjang

Pada pembahasan tentang keterbatasan fasilitas penujnang akan

diuraikan mengenai fasilitas penunjang apa saja yang dibutuhkan saat ini.

a.

Rumah Vikaris dan Mahasiswa Praktek Kependetaan

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh

penulis yaitu belum adanya fasilitas untuk tempat tinggal vikaris dan

mahasiswa praktek. Saat ini fasilitas untuk vikaris dan mahasiswa

praktek menggunakan rumah pendeta sebagai tempat tinggalnya.

b.

Kantor Sekretariat Gereja

Belum adanya fasilitas untuk kantor gereja, hal ini berdasarkan hasil

pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis.

c.

Ruang Pengurus Kesekretariatan Kategorial

Belum adanya fasilitas untuk ruang pengurus kategorial, hal ini

berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis.

Pengurus Kategorial yang dimaksud yaitu, kaum bapak, kaum wanita,

kaum pemuda/i dan anak sekolah minggu.

2.6

Pemecahan Masalah

Dari permasalahan yang telah dianalisis oleh penulis maka pemecahan masalah

yang dapat dilakukan yaitu dengan cara meredesain gedung gereja dan fasilitas

pendukungnya. Hal ini dilakukan agar permasalahan dapat diatasi sehingga mampu

menyediakan fasilitas keagaaman dan fasilitas penunjang bagi para civitasnya.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan di Bali terhadap Konsep Gedung Gereja Bale Bengong di Desa Bontihing, Bali Utara

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketekisasi Pranikah (Tinjauan terhadap pelayanan katekisasi Pranikah di Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat Philadelpia)

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketekisasi Pranikah (Tinjauan terhadap pelayanan katekisasi Pranikah di Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat Philadelpia) T1 712007041 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketekisasi Pranikah (Tinjauan terhadap pelayanan katekisasi Pranikah di Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat Philadelpia) T1 712007041 BAB II

1 27 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketekisasi Pranikah (Tinjauan terhadap pelayanan katekisasi Pranikah di Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat Philadelpia)

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemahaman Makna Liturgi (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja KRisten Protestan Bali/GKPB)

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Penghambat Pertumbuhan Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat “Amlapura” dan “Sabda Urip” di Karangasem

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Penghambat Pertumbuhan Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat “Amlapura” dan “Sabda Urip” di Karangasem

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan di Bali “Pniel” Blimbingsari terhadap Penggunaan Gamelan sebagai Musik Pengiring Ibadah

0 0 1

ADAPTASI DAN ANALISIS NYANYIAN JEMAAT GEREJA HKBP (HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN)

0 0 17