Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku tepung didalam negeri, supaya menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya alam hayati melalui penelitian dan
pengembangan didalam negeri harus dilakukan terus-menerus. Hal tersebut sangat dilakukan karena sekitar 16,7 persen dari sumber daya hayati dunia terdapat di
Indonesia. Dari ribuan spesies yang ada, diperkirakan baru 6.000 jenis yang dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.
Dengan demikian, berarti masih banyak potensi sumber daya hayati yang belum dimanfaatkan. Seandainya saja sumber daya yang berlimpah tersebut dapat
dimanfaatkan dengan cara pengolahan yang terprogram, tentu akan memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan ketahanan pangan di Tanah Air, termasuk
untuk memenuhi kebutuhan tepung didalam negeri. Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku tepung didalam negeri, berbagai
upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tepung tersebut, diantaranya dengan menciptakan mesin yang efektif serta berdaya guna dalam pembuatan tepung. Ini
kiranya dapat berupaya dalam menciptakan produksi tepung yang sangat mudah.
Oleh karena itu perancangan ini mengambil judul “ Perancangan Pembuatan Mesin Tepung Tapioka ”
1.2. Alasan Pemilihan Judul
Kebutuhan akan bahan makanan dan penyediaan sumber gizi terus meningkat dari tahun ketahun, dalam hal ini singkong. Para petani dituntut untuk mampu
menghasilkan produksi yang semaksimal mungkin, namun teknologi yang dimiliki sebagian besar para petani masih tergolong tradisionil dalam mengelola hasil panen.
Universitas Sumatera Utara
Dari kekurangan-kekurangan itulah maka dirancang mesin tepung tapioka yang bertujuan untuk membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
seorang petani dalam mengolah hasil pertaniannya.
1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan umum dari perancangan mesin tepung tapioka adalah :
1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah.
2. Dapat merancang suatu alat untuk para petani singkong dalam mengolah hasil
panennya menjadi tepung tapioka. 3.
Ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide yang berbasis teknologi tepat guna.
4. Untuk memperluas wawasan petani singkong yang ingin membuka usaha
menjadi produsen tepung tapioka.
1.3.2. Tujuan khusus dari perancangan mesin tepung tapioka adalah :
Untuk mengetahui cara merancang komponen-komponen mesin dan effisiensi, daya, putaran dan kapasitas alat pembuat tepung tapioka yang telah
dirancang yaitu termasuk fungsi, dan mekanisme kerja mesin.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari perancangan mesin pembuat tepung tapioka adalah : 1.
Para petani dapat terbantu dalam pengolahan hasil panen singkong mereka secara optimal.
2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang
telah dipelajari selama dalam bangku perkuliahan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang ingin membahas dan meningkatkan
rancangan mesin ini.
1.5. Metode Pengujian
Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, metode yang penulis lakukan antara lain adalah :
1. Mengadakan studi literatur diperpustakaan.
2. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan perancangan mesin dimedia
internet. 3.
Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak yang memahami tentang perancangan mesin tepung tapioka.
4. Melakukan studi lapangan dengan melihat dan mengganti mesin-mesin
rancangan lain yang telah ada.
1.6. Batasan masalah
Dalam penulisan karya akhir ini, pembahasan dibatasi sebagai berikut : 1.
Pengujian alat 2.
Kinerja sistem transmisi 3.
Uji Spesifikasi, dan 4.
Kualitas tepung yang dibuat dengan alat pembuat tepung tapioka.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengenalan Bahan Baku
Singkong Manihot Utilisima disebut juga ubi kayu atau ketela pohon Najiati,Sri dan Danarti,1999. Mengenai asal tanaman singkong tersebut, ada
beberapa ahli botani yang menyatakan bahwa tanaman singkong berasal dari amerika beriklim tropis. Namun, seorang ahli botani Rusia, Nikolai Ivanovick Vavilov,
memastikan bahwa tanaman singkong tersebut berasal dari Brazil Conceicac, A.J. dan C.V. Sampaio, 1993.
Singkong masuk ke Indonesia pada tahun 1852 melalui kebun raya Bogor, dan kemudian tersebar keseluruh wilayah nusantara pada saat Indonesia dilanda
kekurangan pangan, yaitu sekitar tahun 1914-1918. Dengan demikian singkong menduduki posisi sebagai makanan pokok ketiga, setelah padi dan jagung Najiati,Sri
dan Danarti,1999. Hasil panen utama dari tanaman singkong adalah umbinya. Umbi singkong
merupakan tempat untuk meyimpan persedian cadangan makanan. Pada umumnya, umbi singkong berbentuk bulat panjang yang makin keujung ukurannya makin kecil.
Pada dasarnya, umbi singkong terdiri atas tiga lapisan yang meliputi yaitu : 1.
Lapisan kulit luar Merupakan lapisan kulit yang tipis; yang mudah robek, berwarna coklat,
dan coklat abu-abu. 2.
Lapisan kulit dalam Merupakan suatu lapisan kulit yang memiliki ketebalan antara 1 mm-3
mm; warna kuning dan berwarna putih.
Universitas Sumatera Utara