BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE
3.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Simeulue merupakan bagian dari Provinsi Aceh yang wilayahnya terpisah dari Pulau Sumatera dan terletak pada bagian Barat Daya. Jarak terdekat adalah 85 mil
Laut, yakni ke Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan.
Kabupaten Simeulue merupakan wilayah yang berupa gugus pulau dengan jumlah pulau ada sebanyak 41 buah, dimana 3 diantanya dihuni oleh penduduk. Pulau
utamanya adalah Pulau Simeulue yang merupakan pulau terluas dengan 199.502 Ha atau sekitar 94 persen dari seluruh wilayah Kabupaten Simeulue.
Menurut peta rupa bumi Bakosurtanal, wilayah terendah Kabupaten Simeulue adalah 0 mdpl dan ketinggian tertinggi ada pada 600 mdpl. Mayoritas wilayahnya
berada pada ketinggia 0 – 300 mdpl.
3.1.1 Letak
Kabupaten Simeulue dengan ibukotanya Sinabang terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Aceh, berjarak 105 Mil laut dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, atau 85
Mil Laut dari Tapak Tuan, Kabupaten Aceh Selatan, serta berada pada koordinat
2015’ - 2055’ Lintang Utara dan 95040’- 96030’ Bujur Timur Peta Rupa Bumi skala 1 : 250.000 oleh Bakosurtanal.
Kabupaten Simeulue merupakan gugus kepulauan yang terdiri 41 pulau besar dan kecil. Pulau yang terbesar adalah Pulau Simeulue yang panjangnya ± 100,2 Km
dan lebarnya 8 – 28 Km. Pulau Simeulue memiliki luas 199.502 Ha, atau ± 94 dari 212.512 Ha luas keseluruhan Kabupaten Simeulue. Sedangkan luas sisanya, yakni
14.491 Ha, merupakan luas pulau-pulau lainnya yaitu P. Siumat, P. Panjang, P. Batu Berlayar, P. Teupah, P.Mincau, P. Simeulue Cut, P. Pinang, P. Dara, P. Langgeni, P.
Linggam, P.Lekon, P. Selaut Besar, P. Selaut Kecil, P. Tepi, P. Ina, P. Alafulu, P. Penyu, P.Tinggi, P. Kecil, P. Khala-khala, P. Asu, P. Babi, P. Lasia dan pulau-pulau
kecil lainnya. Kepulauan ini dikelilingi oleh Samudera Indonesia dan berbatasan langsung dengan perairan internasional.
3.1.2 Iklim dan Cuaca
Secara umum Kabupaten Simeulue beriklim tropika basah dengan curah hujan 2.286,7 mmtahun dan 183 hari hujan pada tahun 2010. Keadaan cuaca ditentukan oleh
penyebaran musim. Pada musim barat yang berlangsung sejak bulan September hingga Februari, sering terjadi hujan yang disertai badai dan gelombang besar
sehingga sangat berbahaya bagi pelayaran. Sedangkan pada musim timur yang berlangsung sejak bulan Maret sampai Agustus, biasanya terjadi kemarau yang
diselingi hujan yang tidak merata serta keadaan laut yang relatif tenang. Suhu berkisar antara 250 - 330 C serta kelembaban nisbi antara 60 – 75 yang berlangsung
sepanjang tahun. Kecepatan angin rata – rata sebesar 3 knot.
3.1.3 Tanah
Kepulauan Simeulue bukan merupakan kepulauan vulkanik tetapi memiliki curah hujan yang tinggi karena dikelilingi samudera yang luas. Tanahnya umumnya
memiliki tingkat keasaman yang tinggi, seperti podsolik merah kuning, podsolik merah coklat, alluvial, organosol, batu kapur dan tanah bergambut.
Menurut Peta Rupa Bumi skala 1 : 250.000 Bakosurtanal, titik terendah Pulau Simeulue terletak pada nol meter di atas permukaan laut, sedangkan titik tertingginya
terletak pada 600 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian 0 – 300 meter diatas permukaan laut dan sisanya merupakan daerah
berbukit-bukit dengan kemiringan di bawah 180 yang terletak di tengah pulau.
3.1.4 Sosial Budaya
Masyarakat Simeulue merupakan masyarakat yang heterogen dengan banyak suku dari berbagai daerah. Pulau ini memiliki dua bahasa, yaitu bahasa Devayan dan bahasa
Sigulai yang digunakan sebagian besar masyarakat. masyarakat pesisir Sumatera bahasa Aneuk Jamee. Akibat akulturasi budaya menyebabkan Simeulue memiliki
beberapa kesenian yang diadopsi dari berbagai suku seperti Aceh, Nias, Batak dan Sulawesi Bugis. Mayoritas penduduk Simeulue memeluk agama Islam dan
umumnya masyarakat cepat beradaptasi dengan para pendatang sehingga tidak menyulitkan dalam pergaulan sehari-hari. Khusus sekitar kota Sinabang,
menggunakan bahasa
3.2 Pemerintahan