Iklan Sejarah Berdirinya Radio Budaya Karo

produk iklan, dan sebagai pengisi suara atau narasi dalam pembuatan iklan komersial. Sebagai tambahan, pada acara-acara tertentu yang diadakan oleh Radio Budaya Karo. Radio Budaya Karo diundang sebagai fasilitator sebuah acara atau pada situasi tertentu maka penyiar harus mampu berperan menjadi seorang MC penyiar paling tidak selain memiliki suara yang bagus, bisa mengoperasikan peralatan siaran, juga harus memiliki kemampuan menulis untuk mempersiapkan bahannya sendiri ketika siaran. Secara luas, penyiar bisa diartikan sebagai penyaji musik dan kata-kata. Penyiar pada stasiun-stasiun penyiar radio terkadang bisa juga difungsikan menjadi seorang yang bertugas dalam produksi program, serta bisa berfungsi pula sebagai operator studio. Setelah dianggap mampu maka mereka diijinkan untuk menyiar. 21 21 Wawancara, Saiful, penyiar PT. Radio Budaya Karo, di Sigarang-Garang, Kamis 14 Februari 2013 .

4.3. Iklan

Salah satu cara yang dilakukan pengelola Radio Budaya Karo untuk mengembangkan radio swasta-nya adalah menjadikan Radio Budaya Karo sebagai medium periklanan. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa radio merupakan medium umum yang digunakan untuk mencapai dan memotivasi konsumen secara efektif. Penggunaan radio sebagai sarana periklanan sudah ada sejak ditemukannya radio. Radio siaran seperti halnya dengan media lainnya, hidup dan berkembang dari aktifitas periklanan. Tegasnya radio tanpa iklan sama dengan nol, dan iklan diperoleh dari pengguna jasa periklanan seperti biro, iklanadvertising, produsen, distributor serta perusahaan dan pelaku usaha yang memerlukan jasa promosi. Radio dapat mencapai lebih banyak orang-orang yang berbeda-beda setiap hari, setiap minggu jika dibandingkan dengan televise dan media lainnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA . Oleh karena itu, radio sebagai salah satu media massa merupakan pilihan yang tepat untuk mempromosikan sesuatu. Sebagai media massa radio dapat mencakup masyarakat secara sekaligus sehingga dapat mendengar dan mengetahui tentang sesuatu dari radio. Demikian halnya dengan Radio Budaya Karo, iklan dapat digunakan membiayai stasiun radio, sehingga radio ini juga mendapat kontrak dari pihak perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan barang-barang produksi mereka untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Pertama kali Radio Budaya Karo menggunakan iklan adalah pada tahun 1995, yaitu dengan terdaftarnya Radio Budaya Karo pada stasiun radio swasta nasional. Sejak saat itu pihak manajemen mulai memikirkan segi komersialnya. Hal ini disebabkan sejak saat itu Radio Budaya Karo dikenakan kewajiban-kewajiban seperti pembayaran pajak, gaji kariyawan, dan biaya operasional lainnya. Oleh pertimbangan itu maka mulailah disusun strategi mendapatkan iklan sesuai dengan kaidah bisnis radio siaran yaitu dengan menjaring pendengar sebanyak-banyaknya lewat acara-acara yang menarik. Kesuksesan atau kegagalan radio tersebut bahkan pihak pengusaha juga perlu memantau secara langsung atas profil radio. Sebagai radio swasta yang ingin tetap hidup dan untuk mendapat untung dengan peluang bisnis seperti yang diharapkan maka, Radio Budaya Karo mulai menggunakan tarif iklan. 22 Iklan pertama Radio Budaya Karo adalah iklan obat sakit kepala Paramex. Iklan ini bekerja sama dengan advertising agency 22 Wawancara, Salomo, penyiar Radio Budaya Karo, Guru Benua, 1 Maret 2013 . Melalui siaran Radio Budaya Karo Dinas Pertanian Kabanjahe juga mengadakan kerja sama, yaitu mengadakan penyuluhan terhadap bagaimana cara mengatasi hama pada tanaman, khusnya pada tanaman jeruk, jagung, cabai, tomat dll. Melalui siaran radio tersebut para petani dapat mengetahui obat-obat pestisida apa saja yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA harus mereka gunakan untuk tanaman mereka, Dinas pertanian juga menjelaskan bagaimana caranya memilih bibit-bibit yang bagus untuk digunakan oleh para petani. Tidak hanya Dinas Pertanian yang mengadakan penyuluhan di RBK, Dinas kesehatan, Dinas Pendidikan Kabanjahe dan masih banyak pihak yang mengadakan penyuluhan di Radio Budaya Karo untuk menyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat. Penggunaan iklan disertai dengan tarifnya tidak langsung berhasil dan mendapat untung yang besar yang menyebabkan radio ini tidak begitu berkembang karena pemasukan belum menguntungkan karena masih untuk memenuhi kebutuhan radio. Akan tetapi tahun 1995-an perkembangan periklanan sudah meningkat sehingga materi keuntungan bagi Radio Budaya Karo. Iklan-iklan tersebut misalnya, obat untuk mengatasi hama pada tanaman, khususnya pada tanaman jeruk, jagung, jabai, tomat dll. Iklan pengobatan tradisional, iklan makanan dan minuman dll. Tarif bagi iklan-iklan tersebut tercantum pada tarib iklan sponsor program dan tariff iklan per-spot. Untuk lebih jelas lihat pada tabel 1 dan II dibawah ini. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 1 Tarif Iklan Sponsor Program Blocking Time Semi Blocking Time Siaran Langsung Reportase Produksi Spot 30 Menit 60 Menit 30 Menit 60 Menit 1.000.000 1.500.000 500.000 1.000.000 1.000.000 350.000 Sumber: Radio Budaya Karo tahun 1996 Blocking time merupakan sponsoriklan penuh, yang mana pemasang iklan membayar untuk keseluruhan program siaran dan hanya iklan sponsor perusahaan tersebut saja yang harus ditayangkan. Semi blocking time adalah sponsor mensponsori sebuah acara tapi produk lain masih tetap di iklankan, tapi tidak produk sejenis. Siaran Langsung Reportase ialah info yang di ambil langsung pada saat itu ter-update. Produksi spot yaitu, proses produksi iklan radio dengan durasi 30 dan 60 detik. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel II Tarif Iklan Per-spot Spot Hari Jam 30 detik 60 detik Prima Time Regular Time Senin- Jumat Sabtu-Minggu Senin- Jumat Sabtu- Minggu 08.00-10.00 11.00- 14.00 11.00- 14.00 16.00- 19.00 06.00-08.00 14.00- 20.00 06.00-11.00 14.00- 16.00 20.00- 22.00 20. 000 25.000 40.000 50.000 Sumber: Radio Budaya Karo tahun 1996 Yang dimaksud dengan prima time yaitu, waktu utama, yang paling ramai di dengar oleh audiens. Sedangkan regular time yaitu, waktu yang pendengarannya cukup ramai tetapi tidak jadi di program unggulan.

4.4 Sumber Materi Siaran dan Acara Siaran