Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Radio merupakan salah satu media yang efektif bagi masyarakat karena jangkauannya yang luas dan dapat menembus berbagai lapisan masyarakat 1 Penemuan radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa awalnya diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. Selanjutnya Le De Forrest melalui eksperimen siaran radionya telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 1916, sehingga Ia dikenal sebagai pelopor radio siaran. . Radio juga disebut sebagai ”sahabat” yang dapat menemani kegiatan sehari-hari para pendengarnya, karena berfungsi sebagai alat penghibur, penyampai informasi, dan melaksanakan fungsi pendidikan bagi masyarakat. Sejarah penemuannya radio dimulai di Inggris dan Amerika Serikat. Donald Mc. Nicol dalam bukunya Radio’s Conquest of Space menyatakan bahwa terkalahkannya ruang angkasa oleh radio dimulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu dengan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik. Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda, di antaranya adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. Ia dijuluki scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga mewujudkan gelombang elegtromagnetik, yaknigelombang yang digunakan radio dan televisi. 2 1 Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, hal.60. 2 Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 1986, hal. 117-119 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Radio siaran pertama di Indonesia dikenal sejak zaman penjajahan Belanda, bernama Bataviase Radio siaran Vereniging BRV. Radio siaran ini didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 di Batavia dan berstatus sebagai radio swasta. Ketika Belanda menyerah pada Jepang 8 Maret 1942, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku HKK. HKK merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta dan menyebarkan cabang-cabang di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang dengan nama Hoso Kyoku. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja. Sampai pada masa Awal Kemerdekaan RI, radio siaran masih dikuasai oleh Jepang hingga ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia berita ini tidak dapat disiarkan secara langsung melalui radio siaran. Akan tetapi akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat dikumandangkan di udara melalui radio siaran stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”. Sejarah Radio Republik Indonesia dimulai sejak pendiriannya secara resmi pada tanggal 11 September 1945. Abdulrahman Saleh adalah salah satu tokoh yang mendirikan Radio Republik Indonesia RRI. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman, jln Menteng Dalam, Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama Sampai akhir tahun 1966 Radio Republik Indonesia RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Sebagai media massa, RRI mempunyai fungsi menghibur, mendidik dan penerangan. Ketiga fungsi ini dilaksanakan oleh RRI. RRI hadir di tengah-tengah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA masyarakat, menjalankan misi tujuan mulia yang dapat dipertanggung jawabkan. Fungsi pendidikan artinya RRI merupakan sarana untuk menyiarkan acara pendidikan kepada pendengar yang jumlahnya begitu banyak. Fungsi pendidikan mengandung maksud bahwa siaran yang disajikan berusaha menambah pengetahuan masyarakat. Fungsi hiburan mengandung pengertian, RRI memberikan hiburan bagi pendengar, sehingga pendengar merasa senang dan terhibur. Fungsi pendengaran mengandung arti bahwasanya RRI mampu menyiarkan informasi kepada masyarakat sehingga mereka tahu peristiwaa apa saja yang terjadi di dalam maupun di luar negeri. RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial, RRI berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. 3 3 Ibid., hal. 104-144 Di samping RRI, pada tahun 1966 muncul radio-radio swasta di Indonesia. Radio swasta pertama di medan mulai ada pada tahun 1968. Pada tahun 1970 radio swasta disahkan oleh pemerintah. Pada tahun 1990 jumlah stasiun radio yang ada di Indonesia meningkat, karena pihak swasta banyak yang mendirikan stasiun radio untuk kepentingan mereka. Di Kabanjahe keberadaan radio swasta dimulai pada tahun 1980, dan radio swasta pertamanya bernama Radio Budaya Karo. Disebut Radio Budaya Karo karena dulu lagu-lagu yang diputar kebanyakan lagu Karo dan tema acaranya pun banyak membicarakan tentang budaya Karo. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Radio Budaya Karo didirikan pada tanggal 3 Mei 1983. Radio Budaya yang bermula dari ide dan keinginan para pemuda di Kabanjahe untuk mendirikan radio siaran dengan peralatan yang masih sangat minim dan sederhana. Pada masa itu, peran media lain sangat terbatas dari jangkauan berbagai lapisan masyarakat, sehingga radio menjadi begitu penting dalam hal penyebaran informasi dan hiburan bagi masyarakat. Sebagai radio swasta pertama di Kabanjahe, radio ini menjadi pilihan karena dalam dalam siarannya Radio Budaya Karo kerap menampilkan lagu-lagu Karo dan sering membahas tentang Kebudayaan Karo, sehingga radio ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pendengar setianya dan radio ini dapat mengalahkan RRI. Pada tahun itu juga, Radio Budaya Karo menjadi PT Perseroan Terbatas untuk memenuhi peraturan pemerintah RI, dan 6 tahun kemudian 1983 resmi memperoleh izin siaran dari Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia dengan Coll sign PM 3 CEH. Kemudian, pada tahun 1997 Radio Budaya Karo berubah nama menjadi Radio Bahana Kusuma RBK 4 Setelah perubahan nama ini, maka Gelombang Amplitudo Mudulation AM yang digunakan selama ini yang lebih mementingkan jangkauanya siaran, diubah ke Frekuensi . Perubahan nama ini dilakukan karena Radio Bahana Kusuma dianggap dapat menjadi wadah bagi kaum muda dalam menggunakan waktunya secara maksimal dan positif dalam suasana yang santai, menghibur, mendidik edukatif, serta ikut mencerdaskan generasi muda bangsa dalam keadaan santai dan menghibur, juga menyebarluaskan informasi ke khalayak pendengar. 4 Radio ini didirikan oleh Hendri Bangun, Rahmat Bangun, Makmur Bangun. Mereka ini adalah pengusaha. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Modulation FM , yaitu 99,5 FM. Gelombang FM lebih jernih dan jangkauan siarannya lebih luas. 5 Radio RBK FM selalu berusaha menyajikan program-program yang berkualitas untuk menarik minat pendengar dan mencari strategi-strategi baru dalam meningkatkan siaran radio tersebut. RBK FM memiliki ciri khas lain yang dapat menarik minat dengar khalayak Kabanjahe, yaitu RBK FM selalu menyajikan informasi seputar tanah karo setiap sore . Adapun waktu yang diangkat dalam penelitian ini adalah tahun 1983-1997. Tahun 1983 Dalam bidang siaran RBK FM lebih mendominasi acara hiburan. Hal ini semakin meningkatkan jumlah pendengar RBK, terutama dari kalangan muda. Pola penyesuaian acara dengan kelompok umur adalah teknik yang sering digunakan oleh kelompok radio swasta untuk meningkatkan kuantitas pendengar dari kelompok umur tertentu. Hal yang menarik dari semua stasiun radio swasta yang ada di Kabanjahe adalah Radio Bahana Kusuma FM atau yang lebih akrab dengan sebutan RBK FM ini mengkhususkan siaran radio bagi anak muda. Akhirnya RBK FM dirancang khusus untuk anak muda. RBK FM menyajikan hal-hal yang up to date bagi anak muda masa kini. Misalnya saja musik yang sedang hits, gosip anak muda, trend, hingga lifestyle. RBK FM juga memiliki acara khusus anak muda, seperti nongkrong anak band dan acara curhat. Walaupun demikian RBK FM tidak hanya dikomsumsi oleh kalangan anak muda tetapi juga dikonsumsi oleh kalangan ibu rumah tangga, buruh, dan lain-lain . Hal ini menjadi kelebihan, sekaligus dijadikan daya tarik minat dengar khalayak, khususnya anak muda kota kabanjahe . oleh karena itu radio ini menjadi radio swasta yang sukses dan mampu bertahan sampai saat ini di Kabanjahe ditinjau dari segi pendengarannya dan aktivitas siarannya. 5 Herley Prayuda, Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktek Penyiaran, Jakarta: Bayu Media, 2000, hal. 23-25 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA diambil sebagai periode awal penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan Radio Budaya Karo menjadi Radio Bahana Kusuma FM.

1.2 Rumusan Masalah