Peranan Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq ) Umur Satu Tahun pada Tanah Marginal

PERANAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP
PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
UMUR SATU TAHUN PADA TANAH MARGINAL

YAN SUKMAWAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Peranan Pupuk Organik
dan Anorganik terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Umur Satu Tahun pada Tanah Marginal adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Yan Sukmawan
NIM A252120201

RINGKASAN
YAN SUKMAWAN. Peranan Pupuk Organik dan Anorganik terhadap
Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur Satu Tahun pada
Tanah Marginal. Dibimbing oleh SUDRADJAT dan SUGIYANTA.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu tanaman yang
paling efisien. Kelapa sawit mampu memproduksi minyak nabati per hektar lima
sampai tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan kedelai, bunga matahari, dan
biji rapa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari peranan pupuk organik
dan pupuk anorganik serta interaksi antara keduanya pada tanaman kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) belum menghasilkan umur satu tahun. Penelitian
dilakukan di Kebun Pendidikan dan Penelitian IPB-Cargill Jonggol, Bogor, Jawa
Barat mulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan Maret 2014.
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan tiga
ulangan. Penelitian terdiri atas dua percobaan. Percobaan pertama adalah peranan
pupuk organik dan pupuk tunggal N, P, K terhadap pertumbuhan kelapa sawit

umur satu tahun pada tanah marginal Jonggol. Percobaan pertama terdiri atas dua
faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk organik yang terdiri atas 0 (O0), 15
(O1), dan 30 (O2) kg tanaman-1 tahun-1. Faktor kedua adalah dosis pupuk tunggal
N, P, K yang terdiri atas 0 (T0), 0.25 kg N + 0.25 kg P2O5 + 0.39 kg K2O (T1), dan
0.50 kg N + 0.50 kg P2O5 + 0.78 kg K2O (T2) tanaman-1. Percobaan kedua adalah
peranan pupuk organik dan pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan kelapa
sawit umur satu tahun pada tanah marginal Jonggol. Percobaan kedua juga terdiri
atas dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk organik yang terdiri atas 0
(O0), 15 (O1), dan 30 (O2) kg tanaman-1 tahun-1. Faktor kedua adalah dosis pupuk
NPK majemuk yang terdiri atas 0 (M0), 1.3 (M1), dan 2.6 (M2) kg tanaman-1.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi
antara pupuk organik dan pupuk anorganik pada semua peubah yang diamati.
Aplikasi pupuk organik sampai dengan 30 kg tanaman-1 tahun-1 pada percobaan
pertama tidak memengaruhi pertumbuhan kelapa sawit. Aplikasi pupuk organik
30 kg tanaman-1 tahun-1 pada percobaan kedua menghasilkan pertumbuhan kelapa
sawit yang tertinggi dengan meningkatkan lingkar batang dan kadar hara K daun.
Aplikasi pupuk tunggal 0.50 kg N + 0.50 kg P2O5 + 0.78 kg K2O menghasilkan
pertumbuhan kelapa sawit yang tertinggi dengan meningkatkan produksi pelepah,
lingkar batang, kadar hara N daun, dan kadar hara K daun. Aplikasi pupuk NPK
majemuk 2.6 kg tanaman-1 menghasilkan pertumbuhan kelapa sawit yang tertinggi

dengan meningkatkan produksi pelepah, lingkar batang, luas daun, jumlah anak
daun, panjang pelepah, persentase berbunga, kadar hara N daun, dan kadar hara K
daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum didapatkan dosis pupuk organik
dan anorganik optimum yang menghasilkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit
umur satu tahun yang terbaik pada tanah marginal Jonggol.
Kata kunci: neraca hara, pertumbuhan vegetatif, pupuk kandang sapi, serapan
hara, tingkat kritikal unsur hara

SUMMARY
YAN SUKMAWAN. The Role of Organic and Inorganic Fertilizers on Growth of
One Year-Old Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) on Marginal Soils. Supervised
by SUDRADJAT and SUGIYANTA.
The oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) is one of the most efficient crop. It
produces five to seven times more vegetable oil per hectare than soybean, sun
flower, and rapeseed. The objective of this research was to study the role of
organic and inorganic fertilizers and its interaction on growth of one year-old oil
palm on marginal soils. The research was conducted at IPB – Cargilll Teaching
Farm of Oil Palm, Jonggol, Bogor, West Java from March 2013 to March 2014.
The experiment was arranged in a factorial experiment following a
randomized block design with three replications. The study consisted of two

experiment. The first experiment was the role of organic and N, P, K single
fertilizers on growth of one year-old oil palm on marginal soils in Jonggol. The
first experiment consisting of two factors. The first factor was the rate of organic
fertilizer consisting of 0 (O0), 15 (O1) and 30 (O2) kg palm-1 year-1. The second
factor was the rate of N, P, K single fertilizer consisting of 0 (T0), 0.25 kg N +
0.25 kg P2O5 + 0.39 kg K2O (T1) and 0.50 kg N + 0.50 kg P2O5 + 0.78 kg K2O
(T2) palm-1. The second experiment was the role of organic and NPK compound
fertilizers on growth of one year-old oil palm on marginal soils in Jonggol. The
second experiment also consisting of two factors. The first factor was the rate of
organic fertilizer consisting of 0 (O0), 15 (O1) and 30 (O2) kg palm-1 year-1. The
second factor was the rate of NPK compound fertilizers consisting of 0 (M0), 1.3
(M1) and 2.6 (M2) kg palm-1.
The results suggested that the application of organic and inorganic fertilizers
did not show interaction effect on all af variables observed. Application of organic
fertilizer up to 30 kg palm-1 year-1 on the first experiment did not affect the growth
of immature oil palm. Application of 30 kg palm-1 organic fertilizer on the second
experiment gave the best result to immature oil palm growth in increasing of stem
girth and K leaf nutrient concentration. Application of 0.50 kg N + 0.50 kg P2O5 +
0.78 kg K2O palm-1 gave the best result in increasing of frond production, stem
girth, N leaf nutrient concentration and K leaf nutrient concentration. Application

of 2.6 kg palm-1 NPK compound fertilizers gave the best result in increasing of
frond production, stem girth, leaf area, leaflet number, frond length, flowering
percentage, N leaf nutrient concentration and K leaf nutrient concentration. The
results showed that has not achieved the optimum rate of organic and inorganic
fertilizers for improving growth of one year-old oil palm on marginal soils in
Jonggol.
Keywords: cow manure, nutrient balance, nutrient uptake, vegetative growth,
critical nutrient level

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERANAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP

PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
UMUR SATU TAHUN PADA TANAH MARGINAL

YAN SUKMAWAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Agronomi dan Hortikultura

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Ade Wachjar, MS

Judul Tesis : Peranan Pupuk Organik dan Anorganik terhadap
Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur

Satu Tahun pada Tanah Marginal
Nama
: Yan Sukmawan
NIM
: A252120201

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Sudradjat, MS
Ketua

Dr Ir Sugiyanta, MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Agronomi dan Hortikultura


Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Maya Melati, MS MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 22 Juli 2014

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa
ta’ala atas limpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini
berhasil diselesaikan. Penulis memilih tema pemupukan tanaman
perkebunan dengan judul Peranan Pupuk Organik dan Anorganik terhadap
Pertumbuhan Kelapa Sawit Umur Satu Tahun pada Tanah Marginal.
Penelitian berlangsung selama satu tahun sejak bulan Maret 2013 sampai
dengan Maret 2014.
Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Sudradjat, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Dr Ir

Sugiyanta, MSi selaku anggota komisi pembimbing atas segala
bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penelitian hingga
tersusunnya tesis ini.
2. Dr Ir Maya Melati, MS MSc selaku Ketua Program Studi Agronomi
dan Hortikultura serta Dr Ani Kurniawati, SP MSi selaku penguji dari
Program Studi Agronomi dan Hortikultura.
3. Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku dosen penguji luar komisi pada ujian
tesis serta seluruh staf pengajar dan staf laboratorium yang telah
membagikan ilmu kepada penulis.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas Beasiswa Unggulan yang
diberikan kepada penulis.
5. Ir Mochamad Djoni Priantono selaku Manajer Kebun Pendidikan dan
Penelitian Kelapa Sawit IPB-Cargill di Kecamatan Jonggol serta
seluruh staf di Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit IPBCargill Jonggol yang telah membantu penulis selama penelitian.
6. Teman-teman seperjuangan Tim Jonggol, Irwan Siallagan, Hidayat
Saputra, dan Feni Shintarika atas bantuan selama pelaksanaan
penelitian dan pengumpulan data.
7. Keluarga tercinta, Ibunda Ersih dan Ayahanda Suratno, mertua
Hasbullah dan Hasbah, istri tercinta Yulianti Salamah dan puteri
tercinta Ameera Aflah, adik Sri Wahyuni, Lutfi Yulisa dan Siti

Kholifah, atas doa dan dorongan semangat kepada penulis.
8. Rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura Angkatan 2012 atas
kebersamaan dan persaudaraan selama mengikuti perkuliahan.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Agustus 2014
Yan Sukmawan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii


1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
2
3

2 TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Permasalahan Pertanaman Kelapa Sawit di Lahan Marginal
Perbaikan Kesuburan Tanah Marginal

3
3
4
5

3 METODE
Bahan
Alat
Metode Penelitian
Pelaksanaan Percobaan
Pengamatan
Analisis Data

9
10
10
10
11
12
15

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Percobaan 1. Peranan Pupuk Organik dan Pupuk Tunggal N, P, K
terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur
Satu Tahun pada Tanah Marginal Jonggol
Percobaan 2. Peranan Pupuk Organik dan Pupuk NPK majemuk
terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur
Satu Tahun pada Tanah Marginal Jonggol
Pembahasan Umum

15
15

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

38
38
39

DAFTAR PUSTAKA

39

LAMPIRAN

45

RIWAYAT HIDUP

49

16

26
36

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

21
22
23
24

Kriteria kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawita
Hasil analisis tanah sebelum percobaan di lahan percobaan 1 dan 2
Rata-rata tinggi tanaman akibat pemberian berbagai dosis pupuk
organik dan pupuk tunggal N, P, K
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk tunggal N, P,
K terhadap produksi pelepah
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk tunggal N, P,
K terhadap lingkar batang
Rata-rata luas daun akibat pemberian berbagai dosis pupuk
organik dan pupuk tunggal N, P, K
Rata-rata jumlah anak daun akibat pemberian berbagai dosis
pupuk organik dan pupuk tunggal N, P, K
Rata-rata panjang pelepah akibat pemberian berbagai dosis pupuk
organik dan pupuk tunggal N, P, K
Rata-rata persentase berbunga akibat pemberian berbagai dosis
pupuk organik dan pupuk tunggal N, P, K
Rata-rata kerapatan stomata dan kandungan klorofil akibat
pemberian berbagai dosis pupuk organik dan pupuk tunggal N, P,
K
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk tunggal N, P,
K terhadap kadar hara daun
Neraca hara pupuk berdasarkan perlakuan T2
Rata-rata tinggi tanaman akibat pemberian berbagai dosis pupuk
organik dan pupuk NPK majemuk
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK majemuk
terhadap produksi pelepah
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK majemuk
terhadap lingkar batang
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK majemuk
terhadap luas daun
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK majemuk
terhadap jumlah anak daun
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK majemuk
terhadap panjang pelepah
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK majemuk
terhadap persentase berbunga
Rata-rata kerapatan stomata dan kandungan klorofil akibat
pemberian berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK
majemuk
Pengaruh berbagai dosis pupuk organik dan pupuk NPK terhadap
kadar hara daun
Neraca hara pupuk berdasarkan perlakuan M2
Pengaruh pemberian pupuk organik terhadap sifat fisik dan kimia
tanah pada percobaan 1 dan 2
Serapan hara tanaman kelapa sawit TBM1 pada percobaan 1 dan
2

6
15
17
17
19
20
20
21
22

22
23
25
27
27
29
30
31
31
32

33
33
35
37
38

DAFTAR GAMBAR
1

Pengaruh pupuk tunggal N, P, K dan kaitannya dengan curah
hujan terhadap produksi pelepah
2 Dinamika pergerakan hara N-total, P-total, dan K-total dalam
tanah pada percobaan 1
3 Pengaruh pupuk NPK majemuk dan kaitannya dengan curah
hujan terhadap produksi pelepah
4 Dinamika pergerakan hara N-total, P-total, dan K-total dalam
tanah pada percobaan 2

18
24
28
34

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Rekapitulasi hasil penelitian tanggap morfologi pada
percobaan 1a
Rekapitulasi hasil penelitian tanggap morfologi pada
percobaan 2a
Kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit
Hasil analisis pupuk organik yang digunakan dalam penelitian
Hasil analisis pupuk anorganik yang digunakan dalam
penelitian
Data curah hujan, suhu maksimum, suhu minimum, dan RH di
Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit IPB-Cargill,
Jonggol

45
46
47
47
48

48

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan dan
sebagai penghasil minyak nabati yang menjadi komoditas ekspor unggulan
Indonesia. Pengembangan kelapa sawit dapat memberikan manfaat dalam
peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, produksi bahan baku industri
pangan dan non pangan, ekspor CPO yang menghasilkan devisa, dan
menyediakan kesempatan kerja yang luas di berbagai subsistem agribisnis kelapa
sawit (Basiron dan Weng 2004). Dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup,
tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon (tree
crops) dapat berperan dalam penyerapan gas rumah kaca, mampu menghasilkan
oksigen, dan jasa lingkungan lainnya seperti konservasi biodiversitas atau
ekowisata (Goenadi et al. 2005). Biodiesel yang diperoleh dari esterifikasi minyak
kelapa sawit berpotensi besar sebagai substitusi bahan bakar minyak (BBM) yang
harganya semakin naik dan tidak dapat terbarukan (Sugiyono 2005). Kelapa sawit
menghasilkan minyak per hektar 5-7 kali lebih besar dibandingkan dengan
tanaman penghasil minyak lain (Basiron dan Weng 2004; Rafflegeau et al. 2010;
Obi dan Udoh 2012).
Kebutuhan minyak kelapa sawit akan semakin meningkat seiring dengan
peningkatan populasi penduduk (Sayer et al. 2012). Corley (2009) memperkirakan
kebutuhan minyak kelapa sawit dunia pada tahun 2050 sekitar 120-156 juta ton,
sehingga perlu upaya peningkatan produksi. Peningkatan produksi kelapa sawit
dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas kebun-kebun yang sudah ada
dan memperluas areal (Corley 2009; Phosri et al. 2010; Sayer et al. 2012). Selama
beberapa kurun waktu terakhir luas pertanaman kelapa sawit baik perkebunan
rakyat, negara, maupun swasta terus meningkat. Berdasarkan data Direktorat
Jenderal Perkebunan (2013), luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun
2013 adalah sekitar 9.5 juta ha dengan total produksi 23.5 juta ton minyak sawit.
Kelapa sawit umumnya dibudidayakan pada tanah-tanah tropika yang memiliki
tingkat kesuburan kimia rendah dan sifat fisik yang beragam (Suharta 2010; Obi
dan Udoh 2012; Paramananthan 2013). Permasalahan utama yang akan timbul di
masa mendatang dalam usaha perluasan areal adalah pergeseran penggunaan
lahan-lahan pertanian dari tanah yang subur ke tanah marginal. Oleh karena itu,
pemupukan merupakan hal yang penting untuk mengatasi kondisi tanah yang
marginal ini khususnya dalam hal kesuburan tanah (Ng et al. 2011).
Perbaikan kesuburan tanah antara lain dilakukan dengan pemupukan.
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
(Yang et al. 2004; Uwumarongie-Ilori 2012). Pemberian pupuk anorganik
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hara yang tidak dapat disediakan oleh
tanah. Unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) merupakan tiga unsur
hara makro esensial utama yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit. Fungsi unsur
hara N adalah untuk pertumbuhan tanaman secara keseluruhan yaitu untuk
pembentukan protein, sintesis klorofil, dan proses metabolisme (Corley dan Mok
1972; Goh dan Hardter 2003). Unsur hara P berperan sebagai pembentuk molekul

2
ATP yang merupakan molekul kaya energi yang dibutuhkan dalam proses
metabolisme misalnya sintesis protein, sehingga kahat hara P dapat menyebabkan
pertumbuhan terhambat (Corley dan Mok 1972; Goh dan Hardter 2003; Siahaan
2007). Kalium berperan sebagai katalisator berbagai proses enzimatis, mengatur
osmoregulasi atau penggunaan air oleh tanaman, berpengaruh pada proses
fotosintesis, transpor asimilat, pembesaran sel, membuka dan menutupnya
stomata, menghasilkan toleransi terhadap cekaman lingkungan, dan meningkatkan
resistensi terhadap penyakit (Corley dan Mok 1972; Goh dan Hardter 2003;
Pettigrew 2008).
Penelitian mengenai pemupukan anorganik pada tanaman kelapa sawit telah
banyak dilakukan, namun penelitian mengenai peranan pupuk organik pada
tanaman kelapa sawit masih belum banyak dilakukan terutama pada fase tanaman
belum menghasilkan (TBM). Hasil penelitian Sari (2013) menunjukkan bahwa
pemberian pupuk organik berpengaruh secara tidak langsung terhadap kesuburan
tanah yaitu meningkatkan efisiensi serapan dan pemupukan NPK majemuk di
pembibitan kelapa sawit. Lebih khusus lagi, penelitian mengenai perbaikan
kesuburan tanah perkebunan kelapa sawit di lahan marginal juga perlu dilakukan.
Lahan di Jonggol tergolong marginal dengan adanya faktor pembatas berupa
tingkat kesuburan tanah rendah, reaksi tanah masam, solum tanah dangkal, serta
kandungan fraksi debu dan liat tinggi. Kondisi lahan yang marginal ini tidak
mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit yang tinggi
nantinya sehingga perlu adanya upaya untuk mengatasi kendala-kendala berupa
faktor pembatas pada lahan marginal Jonggol. Prasetyo dan Suriadikarta (2006)
melaporkan bahwa aplikasi pupuk organik dan anorganik dapat mengatasi kendala
pemanfaatan tanah marginal Ultisol. Dengan pemberian pupuk organik maka daya
menahan air dan kapasitas tukar kation tanah meningkat, sehingga apabila
ditambahkan pupuk anorganik maka pencucian oleh air hujan dan erosi dapat
dihambat serta efisiensi serapan pupuk anorganik juga meningkat. Penggunaan
pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan vegetatif kelapa sawit untuk menunjang produktivitas
yang tinggi nantinya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian
dengan judul Peranan Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Pertumbuhan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur Satu Tahun pada Tanah Marginal.

Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari peranan pupuk
organik dan anorganik serta interaksi antara keduanya terhadap pertumbuhan
tanaman kelapa sawit umur satu tahun pada tanah marginal. Tujuan penelitian
secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Menentukan taraf dosis pupuk organik yang memberikan pengaruh tertinggi
terhadap pertumbuhan kelapa sawit umur satu tahun pada tanah marginal.
2. Menentukan taraf dosis pupuk tunggal N, P, K yang memberikan pengaruh
tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa sawit umur satu tahun pada tanah
marginal.

3
3.

Menentukan taraf kombinasi antara dosis pupuk organik dan pupuk tunggal N,
P, K yang memberikan pengaruh tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa
sawit umur satu tahun pada tanah marginal.
Menentukan taraf dosis pupuk NPK majemuk yang memberikan pengaruh
tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa sawit umur satu tahun pada tanah
marginal.
Menentukan taraf kombinasi antara dosis pupuk organik dan pupuk NPK
majemuk yang memberikan pengaruh tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa
sawit umur satu tahun pada tanah marginal.

4.

5.

Hipotesis
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka disusun hipotesis sebagai
berikut:
1. Terdapat taraf dosis pupuk organik yang memberikan pengaruh tertinggi
terhadap pertumbuhan kelapa sawit umur satu tahun pada tanah marginal.
2. Terdapat tarif dosis pupuk tunggal N, P, K yang memberikan pengaruh
tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa sawit umur satu tahun pada tanah
marginal.
3. Terdapat taraf kombinasi antara dosis pupuk organik dan pupuk tunggal N, P,
K yang memberikan pengaruh tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa sawit
umur satu tahun pada tanah marginal.
4. Terdapat taraf dosis pupuk NPK majemuk yang memberikan pengaruh
tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa sawit umur satu tahun pada tanah
marginal.
5. Terdapat taraf kombinasi antara dosis pupuk organik dan pupuk NPK
majemuk yang memberikan pengaruh tertinggi terhadap pertumbuhan kelapa
sawit umur satu tahun pada tanah marginal.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan input teknologi perbaikan
kesuburan tanah pada pola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan, melalui
pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik yang paling mendukung
pertumbuhan vegetatif kelapa sawit pada fase TBM1 di tanah marginal. Informasi
tersebut akan memperkaya pengembangan strategi yang efektif dalam upaya
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik guna mendukung produksi
tanaman ketika kelapa sawit memasuki fase tanaman menghasilkan (TM).

2 TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah 15o LU15 LS dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Rata-rata penyinaran
o

4
matahari harian dalam setiap bulan sebaiknya tidak kurang dari 6 jam. Lubis dan
Adiwiganda (1996) menyatakan bahwa kelapa sawit menghendaki curah hujan per
tahun antara 1 500-2 500 mm dengan distribusi merata sepanjang tahun dan tidak
terdapat defisit air. Jumlah curah hujan minimum setiap bulan minimal adalah 100
mm (Corley dan Tinker 2003). Periode bulan kering selama tiga bulan berturutturut dapat menyebabkan penurunan produksi. Defisit air dapat menyebabkan
penurunan produksi secara drastis dan memerlukan waktu selama tiga hingga
empat tahun untuk kembali normal. Kisaran suhu optimal untuk kelapa sawit
berkisar antara 22-32 oC (von Uexkull dan Fairhurst 1991). Kelembaban relatif di
atas 85% (Goh 2000).
Kelapa sawit dapat dibudidayakan pada tanah tropika yang umumnya
tergolong ordo Ultisol, Oksisol, dan Inceptisol (Ng 2004). Kelapa sawit dapat
beradaptasi terhadap pH tanah rendah, tetapi peka terhadap pH tinggi (di atas 7.5)
dan genangan air. Sifat fisik tanah yang baik untuk kelapa sawit adalah solum
tebal 80 cm. Solum yang tebal merupakan media yang baik bagi perkembangan
akar sehingga penyerapan hara akan berlangsung baik. Struktur tanah baik,
konsistensi gembur sampai agak teguh, dan permeabilitas tanah sedang. Tanah
bertekstur liat berpasir dan lempung berliat cocok untuk pertumbuhan kelapa
sawit (Adiwiganda 1998).
Permasalahan Pertanaman Kelapa Sawit di Lahan Marginal
Perkembangan perkebunan kelapa sawit Indonesia mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Areal perkebunan kelapa sawit yang pada tahun 1979 baru
seluas 260 ribu ha, pada tahun 2013 sudah mencapai lebih dari 9.5 juta ha, atau
meningkat 35 kali lipat. Sekitar 3.6 juta hektar dari total areal atau 39%
merupakan perkebunan rakyat, yang dulunya hanya diusahakan oleh perkebunan
besar. Pengembangan perkebunan kelapa sawit juga telah tersebar di 22 propinsi,
yang dulunya hanya di Sumatera Utara. Semenjak tahun 2006, Indonesia telah
menjadi negara produsen terbesar kelapa sawit di dunia. Saat ini produktivitas
nasional Indonesia masih sekitar 15 ton TBS ha-1 tahun-1. Hasil riset dan
pengalaman beberapa perusahaan, potensi produktivitas bisa mencapai 35 ton
TBS ha-1 tahun-1 (Direktorat Jenderal Perkebunan 2013).
Wilayah tropik umumnya memiliki curah hujan cukup tinggi. Permasalahan
yang timbul pada perkebunan kelapa sawit di wilayah tropik salah satunya adalah
adanya bulan kering (3 bulan,
kelas drainase terhambat, kedalaman tanah 15%.

Perbaikan Kesuburan Tanah Marginal
Pemupukan memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan produksi dan
kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu pengaruh pemupukan yang utama
yaitu meningkatkan kesuburan tanah sehingga produksi tanaman menjadi relatif
stabil dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan
pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Terdapat beberapa faktor yang sangat
memengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit yang berkaitan dengan
peningkatan produksi yaitu kesesuaian lahan, pembangunan kebun, dan
komponen produksi (Lubis 1992). Berkaitan dengan hal tersebut, pemupukan dan
ketersediaan hara di dalam tanah sangat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kelapa sawit. Kemampuan tanah dalam menyediakan
unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung
tanah dalam penyediaan unsur hara harus diimbangi dengan penambahan unsur
hara melalui pemupukan (Wahid et al. 2004)
Pemupukan pada perkebunan kelapa sawit dapat dibagi menjadi dua yaitu
pemupukan pada fase TBM dan TM. Perbedaan pemupukan ini didasarkan pada
tujuan pemupukan. Pemupukan pada TBM ditujukan untuk memacu pertumbuhan
vegetatif dan persiapan aktivitas pembungaan (Winarna et al. 2007). Secara
umum pemupukan berguna untuk menyediakan unsur hara di dalam tanah
sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan produksi yang maksimal dapat

6
Tabel 1 Kriteria kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawita
Karakteristik lahan

Kelas kesesuaian lahan
S1

S2

S3

N

22-25

28-32

20-22
32-35

35

Suhu udara (t):
Suhu udara tahunan ratarata ( C)
Ketersediaan air (w):

25-28

Curah hujan (mm/tahun)

1 700-2 500

1 450-1 700
2 500-3 500

1 250-1 450
3 500-4 000

4 000

4

Kelas drainase

Baik, agak
baik

Agak
terhambat

Terhambat,
agak cepat

Sangat
terhambat,
cepat

Tekstur tanah

Halus, agak
halus, sedang

Sedang

Agak kasar

Kasar

>100

75-100

50-75

16
>20
5.0-6.5

-

-

> 0.8

≤16
≤20
4.2-5.0
6.5-7.0
< 0.8

7.0
-

-

>Sedang
>Sedang
>Sedang

Rendah
Rendah
Rendah

Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah

-

3-8
40

>24

19-24

13-18

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Evaluasi Karakter Pertumbuhan Beberapa Varietas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Tanah Gambut

1 56 86

Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

0 37 81

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Plastik Polipropilena Terhadap Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering

0 38 90

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Intersepsi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis )

0 52 80

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Peranan Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Belum Menghasilkan Umur Dua Tahun

0 2 63