Faktor yang Menyebabkan Seseorang Dapat Melakukan Kejahatan

BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

A. Faktor yang Menyebabkan Seseorang Dapat Melakukan Kejahatan

Kata ”penjahat” tidak ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia akan tetapi kata ”penjahat” merupakan istilah yang terdapat dalam masyarakat yang diberikan kepada orang tertentu yang menurut penilaian masyarakat tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap kaedah-kaedah atau hukum yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Antara kejahatan, penjahat, dan jenis penjahat merupakan suatu mata rantai yang terpisah di dalam pembahasannya. Maksudnya antara perbuatannya, si pelaku, dan tipe atau jenis orangnya merupakan suatu kesatuan yang menunggal seandainya dibicarakan maupun dibahas dalam proses pertimbangan hukum. Beberapa pendapat ahli kriminologi tentang tipe atau jenis penjahat ini antara lain dikemukakan oleh Lambroso, Garofallo, dan Seelig. Jenis penjahat yang dikemukakan mereka di antaranya adalah: 38 1. Lambroso: mengemukakan jenis penjahat itu, ada penjahat kelahiran, penjahat yang kurang beres ingatannya atau pikirangila juga termasuk peminum alkoholminuman keras, penjahat karena hawa nafsu yakni karena orang-orang yang karena sifatnya bernafsu melaksanakan kemauannya seenaknya saja, penjahat dalam kesempatan atau penjahat kesempatan, dalam hal ini ada kalanya karena terdesak akalnya karena 38 Chainur Arrasjid., Suatu Pemikiran Tentang Psikologi Kriminil, Medan: Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU, 1999, hal. 35-36. Universitas Sumatera Utara kebiasaan, dan bentuk campuran antara penjahat kelahiranbakat ditambah dengan kesempatan, dan mereka ini melakukan kejahatan disebabkan karena keadaan yang kurang sempurna. 2. Garafallo: mengemukakan tipologinya berupa, penjahat-penjahat pembunuh, penjahat-penjahat penyerang, agresif, orang yang suka sekali menyerang orang lain dengan kata-kata atau perbuatan, penjahat-penjahat curang, penjahat-penjahat yang terdorong karena terdorong hawa nafsu yang tidak terkendalikan. 3. Seelig: mengemukakan tipologinya berupa penjahat-penjahat karena pekerjaannya seperti pelacur, karena penjahat-penjahat karena lemah jiwanya, yakni sering terjadi pada anak-anak muda yang dalam pekerjaannya selalu tidak dapat menahan godaannya dari luar atau kurang sempurna pekerjaannya akibat pekerjaan tersebut misalnya penggelapan, korupsi, penipuan, penjahat cepat marah, yakni sering terjadi karena keadaan tergoncang yang mengakibatkan mereka melakukan perbuatan agresif baik dalam pergaulan, nafsu birahi misalnya penghinaan tulisan maupun lisan, penjahat-penjahat yang disebabkan oleh krisis jiwakrisis kehidupan, penjahat-penjahat yang kurang berdaya menahan tekanan- tekanan luar misalnya orang-orang yang suka mengumpat, penjahat- penjahat karena keyakinan misalnya pemberontakan kepada pemerintah yang sah, penjahat-penjahat yang kurang disiplin dalam masyarakat misalnya percekcokan dengan tetangga, dan penjahat-penjahat bentuk campuran. Universitas Sumatera Utara Jelaslah bahwa kualifikasi penjahat tersebut dapat digambarkan dalam berbagai macam jenis sesuai dengan sifat dan bentuk perbuatan manusia itu. Kejahatan merupakan aktivitas kriminal yang sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan manusia. Kejahatan dapat saja terjadi tanpa mengenal ruang dan waktu, tanpa mengenal siapa korban, dan tanpa pandang bulu yang terpenting bagi pelaku kejahatan tersebut adalah mendapatkan keinginannya dalam setiap gerakan yang telah direncanakan. Kejahatan juga bisa saja terjadi tanpa suatu rencana akan tetapi karena adanya kesempatan yang selalu mengintai manusia sehingga menimbulkan kejahatan yang tidak diinginkan oleh setiap insan. Pengangguran, kemiskinan, penggunaan obat-obat terlarang, dan faktor- faktor lainnya seperti faktor genetik juga memberi kontribusi pada penyebab terjadinya kejahatan yang akan dijelaskan berikut. Tingginya jumlah pengangguran akan menjadi kendala bagi pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi lima hingga 5,5 persen di tahun 2010. Kendala ini akan berakibat terhadap tingkat kejahatan di Indonesia. Bramantyo mengacu pada hukum yang menyebutkan setiap peningkatan pengangguran satu persen akan menyebabkan deviasi Produk Domestik Bruto PDB. Pertumbuhan tahunan PDB yang konstan belum cukup untuk menyerap tenaga kerja. Sayangnya, pertumbuhan di tahun 2009 mengalami penurunan, hal ini yang akan menjadi kendala bagi pertumbuhan ekonomi 2010. Dari perhitungan Bramantyo, pertumbuhan PDB tahun 2006 mencapai 5,51 persen, di tahun 2007 meningkat menjadi 6,28 persen, sedangkan di tahun 2008 mencapai 6,06 persen, dimana penurunan mulai terjadi di kuartal ketiga tahun 2008, saat krisis keuangan Universitas Sumatera Utara global mulai menghantam. Proyeksi pertumbuhan PDB versi Bank Indonesia memperlihatkan bahwa pertumbuhan PDB tahun 2009 berada di kisaran empat persen, sedangkan di tahun 2010 pertumbuhannya akan mendekati angka lima persen. Lebih lanjut, dikatakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas input berupa tanah, buruh, modal, kewirausahaan, dan teknologi. 39 Namun sayangnya semua komponen tersebut memiliki masalah tersendiri yakni masalah penghambat terciptanya keamanan dan kenyamanan masyarakat Indonesia karena dapat menimbulkan tingkat kejahatan yang tinggi. Oleh karena itu, pengangguran merupakan salah satu faktor menyebabkan terjadinya kejahatan. Perekonomian dan keadaan sekelilingnya dimana menekankan pada arti lingkungan sebagai sumber dari bermacam-macam faktor perbuatan jahat. Kesengsaraan dari sisi ekonomi membuat jiwa menjadi tumpul, bodoh, dan keindahan juga merupakan faktor yang mengakibatkan kejahatan begitu juga tempat tinggal yang buruk perekonomiannya dapat mengakibatkan kejahatan dalam kriminologi antara lain terlantarnya anak-anak, kesengsaraan, nafsu ingin memiliki, ketagihan minuman keras, kurangnya peradaban, dan terjadinya perang. Pengaruh langsung dari iklim terhadap diri manusia dengan majunya ilmu teknologi dan bertambah kuasanya manusia terhadap alam menjadi berkurang di samping itu, jenis kejahatan yang dapat muncul akibat pengaruh lingkungan dapat 39 http:www.asiasecurities.co.idsys12ximagesstories2010Equity20_Pdf, diakses terakhir tanggal 12 Februari 2010. AntaraFINROLL News, Jakarta, Tanggal 12 November 2009. Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kejahatan ekonomi, kejahatan terhadap kelamin, kejahatan atas kekerasan, dan kejahatan politik. 40 Secara sosial, seseorang yang terjerumus pada penggunaan obat-obat terlarang dapat mengakibatkan munculnya niat untuk berbuat jahat baik dalam keadaan sadar maupun dalam tidak sadar. Individu yang telah terbiasa menggunakan obat-obat seperti narkoba dan psikotropika, membatasi diri untuk bersosialisasi, melakukan kejahatan pemerkosaan, kejahatan pembunuhan, kecelakaan lalu lintas, percekcokan dalam rumah tangga, perlakukan tidak wajar pada anak. Ini adalah dampak nyata yang sering disaksikan di mana-mana. Sangat hebat dampak negatif yang disebabkan oleh penggunaan obat-obat terlarang tersebut. Kemudian selanjutnya, apakah benar faktor genetik yang membuat seseorang melakukan kejahatan? dr. Sullivan berpendapat baik kekerasan maupun kejahatan adalah permasalahan kesehatan masyarakat. Sullivan melakukan penelitian mengenai sejumlah aspek biologis permasalahan tersebut seperti ras, gender, kimiawi otak, dan susunan genetik. Sullivan menemukan hubungan antara perilaku agresif dengan berbagai gangguan dalam tingkatan sebuah zat kimia bernama serotonin yang berhubungan langsung dengan gen-gen tertentu. Studi yang lain dalam tahun 1993 juga menemukan hubungan antara gen dengan kekerasan. Mutasi kromosom X yang ditemukan diasosikan sebagai penghambat halus dan perilaku kekerasan kriminal yang terkadang bersifat agresif. Mutasi itu disebabkan oleh kurangnya enzyme monoamine oxidase yang memetabolisir 40 Bawengan Gerson., Pengantar Psichology Kriminil, Jakarta: Pradya Pramita, 1973, hal. 19. Universitas Sumatera Utara neurotransmitter serotonin. Orang-orang yang memiliki gen abnormal ini biasanya terlibat dalam tindakan agresif yang impulsif, tetapi waktu, tempat, tipe, dan tingkat keseriusan kejahatan mereka bervariasi serta tidak dapat diprediksi. diperlihatkan pula sejumlah CAT scan yang membandingkan aktivitas otak dari 42 kasus pembunuhan dengan aktivitas otak dari kontrol normal dengan jumlah yang sama. Sebuah prefrontal cortex yang rusak bisa mengakibatkan perilaku agresif yang impulsif. Sullivan memperingatkan bahwa hasil scan tersebut sebagai diagnostik karena para pembunuh adalah sekelompok orang yang heterogen. Singkat kata, pengaplikasikan penelitian seperti ini dalam pengendalian kejahatan seringkali menimbulkan isu etika serta politik. Para ilmuwan punya banyak fakta tentang hubungan DNA dengan kejahatan. Sejumlah studi mengungkapkan lebih dari 80 pelaku kejahatan apapun yang ditangkap dan lebih dari 90 pelaku kekerasan, memiliki sebuah kromosom Y tambahan dan kromosom Y ini hanya ada pada pria. Terkadang kromosom ini jumlahnya lebih dari satu. Peran testosterone dalam perilaku agresif juga sangat berpengaruh menunjukkan hubungan langsung antara tingkat testosterone dengan agresif. Testosterone mengatur ekspresi gen dengan bertindak di berbagai lokasi di dalam sebuah DNA. Inilah yang menyebabkan perubahan gen yang kemudian mengubah perilaku. Saat dua individu berkelamin laki-laki berkelahi, maka testoterone di pihak yang menang meningkat sedangkan testoterone pada pihak yang kalah menurun. 41 41 http:id.shvoong.comexact-sciences1808652-genetika-dan-kejahatan, “Faktor Genetik Penyebab Kejahatan”, diakses terakhir tanggal 10 Maret 2010. Universitas Sumatera Utara Setiap manusia dalam hidupnya telah diberikan oleh Tuhannya berupa pedoman berisi perintah dan larangan. Individu yang mematuhi perintah dan larangan agama akan memperoleh pahala dari Tuhannya dan sebaliknya yang melanggar akan berdosa. Ajaran keagamaan dengan tegas ditentukan bahwa setiap orang harus berbuat baik dengan mematuhi pedoman-pedoman yang telah digariskan dalam firman Tuhan melalui kitab-kitab suci dan Rasulnya, maka konsekuensinya adalah barangsiapa yang melanggar dan mengingkari perintah Tuhan seperti membunuh, mencuri, berzina dan lain-lain, maka dia sendirilah yang harus bertanggung jawab atas perbuatan jahat tersebut. 42 Jadi terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi individu untuk melakukan kejahatan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, faktor-faktor kejahatan tersebut bersumber keadaan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, penggunaan obat-obat terlarang yang berada dalam lingkungan sosial.

B. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Penyalahgunaan Narkotika dan