B. Persyaratan Suatu Akta
Dari definisi tersebut di atas, jelas bahwa tidaklah semua surat dapat disebut akta, melainkan hanya surat-surat tertentu yang memenuhi syarat-syarat
tertentu pula baru dapat disebut akta. Adapun syarat yang harus dipenuhi supaya suatu surat dapat disebut akta adalah:
37
1. Surat itu harus ditandatangani
Keharusan ditandatangani sesuatu surat untuk dapat disebut akta ditentukan dalam pasal 1869 KUH Perdata, yang berbunyi:
Suatu akta, yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya pegawai termaksud di atas, atau karena suatu cacat dalam bentuknya, tidak dapat
diberlakukan sebagai akta autentik, namun demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan jika ditandatangani oleh para pihakā
Dari pasal tersebut, jelas bahwa suatu surat untuk dapat disebut akta, harus
ditandatangani dan jika tidak ditandatangani oleh yang membuatnya, maka surat itu adalah surat bukan akta. Dengan demikian, jelas bahwa tulisan-
tulisan yang tidak ditandatangani kendatipun diperuntukkan untuk pembuktian, seperti karcis kereta api, recu, dan lain-lain tidak dapat
disebut akta. Tujuan dari keharusan ditandatangani surat untuk dapat disebut akta adalah untuk memberi ciri atau untuk mengindividualisasi
sebuah akta, sebab tandatangan dari setiap orang mempunyai ciri tersendiri yang tidak mungkin sama dengan tandatangan orang lain.
2. Surat itu harus memuat peristiwa yang menjadi dasar sesuatu hak atau
perikatan
36
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1979, hal. 106.
37
Viktor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Op.cit, hal. 26-28.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan peruntukkan sesuatu akta sebagai alat pembuktian demi kepentingan siapa surat itu dibuat, maka jelas bahwa surat itu harus
berisikan suatu keterangan yang dapat menjadi bukti yang dibutuhkan. Peristiwa hukum yang dapat disebut dalam surat itu dan yang dibutuhkan
sebagai alat pembuktian haruslah merupakan peristiwa hukum yang menjadi dasar dari suatu hak atau perikatan. Jika suatu peristiwa hukum
yang disebut dalam surat itu dapat menjadi dasar suatu hak atau perikatan, atau jika surat itu sama sekali tidak memuat suatu peristiwa hukum yang
dapat menjadi dasar dari suatu hak atau perikatan, maka surat itu bukanlah akta, sebab tidaklah mungkin surat itu dapat dipakai sebagai alat bukti.
3. Surat itu diperuntukkan sebagai alat bukti
Syarat ketiga agar suatu surat dapat disebut akta adalah surat itu harus diperuntukkan sebagai alat bukti. Apakah suatu bukti surat dibuat untuk
menjadi bukti tidak selalu dapat dipastikan, demikian halnya mengenai sehelai surat, dapat menimbulkan keraguan. Surat yang ditulis oleh
seorang pedagang untuk menegaskan suatu perstujuan yang telah dibuat secara lisan, adalah suatu akta, karena ia dibuat untuk pembuktian.
Demikian juga H.R tanggal 14 April 1961 N. Y. 1961: 446. Suatu surat ulang tahun tidaklah dibuat untuk pembuktian. Di antara keduanya
terdapat daerah kesangsian.
Universitas Sumatera Utara
C. Macam-macam Akta