tidak lagi dilakukan bersamaan dalam suatu persidangan. Masing-masing terdakwa diperiksa dalam persidangan yang
berbeda. d.
Pada umumnya, pemecahan berkas perkara menjadi penting, apabila dalam perkara tersebut kurang bukti dan kesaksian.
Biasanya “splitsing” dilakukan dengan membuat berkas perkara baru dimana para tersangka saling menjadi saksi, sehingga diperlukan pemeriksaan
baru, baik tersangka maupun saksi.
36
C. Pemeriksaan Penyidikan dalam Pemecahan Berkas
Dengan pemecahan berkas perkara menjadi beberapa perkara yang berdiri sendiri, antara seseorang terdakwa dengan
terdakwa yang lain, masing-masing dapat dijadikan sebagai saksi secara timbal balik. Kalau para terdakwa diadili secara terpisah maka diharapkan terdakwa
dapat dihadapkan satu sama lainnya untuk menguatkan bukti dan keterangan saksi. Sedangkan apabila mereka digabung dalam suatu berkas dan
pemeriksaan persidangan, antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dijadikan saling menjadi saksi yang timbal balik.
Setelah penuntut umum menentukan berkas perkara harus dipecah maka timbul pertanyaan siapa yang melakukan pemeriksaan penyidikan dalam
pemecahan berkas perkara. Seperti yang diterangkan, salah satu urgensi pemecahan berkas perkara menjadi beberapa berkas yang berdiri sendiri, dimaksudkan untuk
menempatkan para terdakwa masing-masing menjadi saksi secara timbal balik di antara sesama mereka. Oleh karena itu jelas diperlukan kembali pemeriksaan
36
Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana, Jakarta: Yayasan Pengayoman, tt. hlm. 90.
Universitas Sumatera Utara
penyidikan. Dengan adanya pemecahan berkas perkara ini maka dengan sendirinya mementahkan kembali pemeriksaan kepada proses pemeriksaam penyidikan.
Kalau begitu, dengan adanya keharusan untuk kembali melakukan pemeriksaan penyidikan, maka pemeriksaan penyidikan yang diakibatkan
pemecahan berkas tetap menjadi wewenang instansi penyidik walaupun pemecahan berkas dilakukan penuntut umum. Alasan utama dalam hal ini adalah
pada hakikatnya pemecahan berkas perkara masih dalam tahap prapenuntutan. Dengan demikian pemeriksaan penyidikan belum selesai dan masih tetap
menjadi wewenang instansi penyidik. Atas pertimbangan tersebut maka dalam pemecahan berkas perkara pemeriksaan penyidikan dilakukan oleh
penyidik dengan jalan pihak penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada penyidik, dalam arti untuk melakukan penyidikan tambahan, serta
pemeriksaan penyidikan pemecahan berkas perkara dilakukan oleh penyidik berdasar petunjuk yang diberikan oleh penuntut umum.
37
D. Manfaat Pembuatan Surat Dakwaan Secara Terpisah