kebakaran. Ketiga :
Primer Pasal 365 KUHP pencurian yang didahului atau disertai dengan kekerasan.
Subsider Pasal 363 KUHP pencurian pada waktu malam atau yang dilakukan bersama-sama oleh dua orang atau lebih.
Keempat : Primer Pasal 1 ayat 1 UU No. 12Dst 1951 yo Pasal 55, 56 KUHP.
E. Hal-hal yang Diuraikan dalam Surat Dakwaan
Dalam KUHAP Pasal 143 hanya disebut hal yang harus dimuat dalam surat dakwaan ialah uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai delik yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat delik itu dilakukan.
Bagaimana cara menguraikan secara cermat dan jelas hal itu tidak ditentukan oleh KUHAP. Tentulah masalah ini masih tetap sama dengan
kebiasaan yang berlaku sampai kini yang telah diterima oleh yurisprudensi dan doktrin.
22
Dalam peraturan lama yaitu HIR pun demikian, cara penguraian diserahkan kepada yurisprudensi dan doktrin itu. Menurut J. E. Jonkers,sebagai
dikutip oleh Andi Hamzah, yang harus dimuat ialah selain dari perbuatan
22
Andi Hamzah. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta : Sapta Artha Jaya, 1996. Hlm. 172
Universitas Sumatera Utara
yang sungguh dilakukan yang bertentangan dengan hukum pidana juga harus memuat unsur-unsur yuridis kejahatan yang bersangkutan.
23
Sesuai dengan itu, sebenarnya pada pemeriksaan pendahuluan itu telah dibuat suatu arah yang pasti menuju kepada pembuatan surat dakwaan. Di sinilah
terbukti dengan jelas bahwa penyidikan dan penuntutan itu tidak dapat dipisahkan dengan tajam, hanya dapat dibedakan.
Ini berarti harus dibuat sedemikian rupa, sehingga perbuatan yang sungguh-sungguh dilakukan dan bagaimana dilakukan bertautan dengan
perumusan delik dalam undang-undang pidana di mana tercantum larangan atas perbuatan itu. Pekerjaan ini tidaklah mudah, sehingga KUHAP telah
memperingatkan supaya disusun dengan cermat dan jelas. Perumusan dakwaan itu didasarkan pada hasil pemeriksaan pendahuluan
di mana dapat diketemukan baik berupa keterangan terdakwa maupun keterangan saksi dan alat bukti yang lain termasuk keterangan ahli
misalnya visum et repertum. Di situlah dapat ditemukan perbuatan sungguh-sungguh dilakukan perbuatan materiel dan bagaimana dilakukannya.
24
Pemeriksaan yang dilakukan oleh polisi dengan mencantumkan pasal undang-undang pidana yang menjadi dasarnya, tidak mengikat penuntut
umum untuk mengikutinya. Penuntut umum dapat mengubah pasal undang- undang yang disebut oleh polisi itu untuk menyesuaikan dakwaan dengan
fakta-fakta dan data dan menyusun dakwaan berdasarkan perumusan delik tersebut. Misalnya polisi mencantumkan Pasal 352 KUHP penganiayaan ringan
dengan fakta-fakta dan data hasil pemeriksaan yang dibuat polisi dan visum
23
Ibid., hlm. 173.
24
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
et repertum, penuntut umum dapat mengubah pasal yang dicantumkan oleh
polisi itu menjadi Pasal 351 KUHP penganiayaan biasa, dan menyusun dakwaan sesuai unsur-unsur Pasal 351 tersebut.
Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh yurisprudensi Mahkarnall Agung dalarn putusannya tanggal 28 Maret 1957, Reg No. 47K Kr 1956, yang
menyatakan: Yang menjadi dasar tuntutan Pengadilan ialah surat tuduhan
dakwaan, jadi bukan tuduhan dakwaan yang dibuat oleh polisi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya KUHAP menghendaki agar
surat dakwaan itu disusun secara cermat, jelas dan sederhana, menurut bahasa yang mudah dimengerti oleh terdakwa, untuk memudahkan membela
dirinya. Walaupun seluruh unsur delik pada suatu perumusan harus dimuat
dalam dakwaan masih dapat dilakukan penyederhanaan metode dakwaan itu. Keterangan singkat tentang perbuatan yang didakwakan bermanfaat secara
praktis jika dilakukan penyederhanaan secara formil semua unsur delik yang disyaratkan dalam dakwaan.
Penunjukan kepada pasal-pasal undang-undang dapat member i keterangan terdakwa daripada penguraian perbuatan-perbuatan nyata.
Suatu pembelaan yang baik bukan saja pent ing untuk mengetahui perbuatan yang mana yang didakwakan tetapi juga apa arti perbuatan itu
menurut hukum pidana. Yurisprudensi pun telah cenderung untuk memandang suatu soal
yang kecil-kecil jangan sampai, dijadikan masalah sehingga tujuan acara
Universitas Sumatera Utara
pidana mencari kebenaran materiel tidak tercapai.
25
Bahagian yang tidak terbukti pada dakwaan tetapi tidak merupakan bagian inti atau unsur delik tidak perlu mengakibatkan dibebaskannya terdakwa
Pencantuman tempat dan waktu dalam dakwaan berlaku hal yang sama. Suatu dakwaan jelas ataukah tidak jelas tidak kualitatif adalah
relatif dan hendaknya fAkurannya didasarkannya kepada keadaan konkret, yaitu apakah keadaan itu menunjukkan terdakwa dirugikan ataukah tidak.
Jika terdakwa telah mengetahui apa sebab ia didakwa, maka halnya sudah memadai.
Meskipun terdakwa telah mengerti apa sebab ia didakwa, tentuk-bentuk dakwaan harus memenuhi syarat dan tidak dikaitkan dengan kepentingan
terdakwa. Oleh karena itu, menurut KUHAP, dakwaan sudah memadai jika
waktu dan tempat terjadinya delik dan uraian secara cermat jelas dan lengkap delik tindak pidana yang didakwakan telah disebut, Kebiasaan
penuntut umum menguraikan panjang lebar tentang latar belakang delik itu tidak perlu sama sekali. Bahkan dengan berbuat demikian, ia membuka
arena lebih luas lagi, yaitu ia harus membuktikan pula hal-hal yang ditambahkan itu.
Hakim berpegang teguh kepada surat dakwaan yang diajukan oleh penuntut umum akan menuntut agar semua bagian dalam dakwaan itu harus
dapat dibuktikan.
25
Menurut Taverne : Pada umumn ya peradilan telah men gajarkan bah wa jika yang menjadi soal ialah hal-hal yang kurang teliti atau yang tidak per lu yan g oleh
pen yu sun tuduh an dican tumkan di dalamnya, maka hal-hal itu demi kepentingan dipertahankannya asas secara konsekuen, tidak boleh berpengaruh dengan tidak patut atas
kesudahan suatu perkara pidana. Lihat Andi Hamzah, ibid., hlm. 176.
Universitas Sumatera Utara
Yang jelas dapat disimpulkan di sini ialah istflah-istilah yuridis yang kurang dipahami oleh umum harus dihindari, dalam rangka usaha supaya terdakwa
betul-betul mengerti apa yang didakwakan kepadanya, dengan bahasa yang mudah dimengerti olehnya.
Jadi, perumusan delik yang ada dalam undang-undang tidak perlu, dihindari seluruhnya sepanjang sesuai dengan bahasa sehari-hari. Yang
dihindari ialah istilah yuridis yang lain dari bahasa sehari-hari dan juga kualifikasi delik.
Di samping itu menurut Andi Hamzah, perumusan dakwaan tidak perlu mengikuti urutan unsur-unsur bestanddelen delik yang didakwakan.
26
F.
Pengubahan Surat Dakwaan
Telah disebutkan bahwa surat dakwaan harus disusun secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai perbuatan pidana yang didakwakan,
dengan ketentuan apabila syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi maka surat dakwaan tersebut batal demi hukum Pasal 143 ayat 3 KUHAP.
Namun, sifat khilaf adalah sifat yang secara manusiawi dapat hinggap pada setiap orang termasuk juga pada Jaksa Penuntut Umum
yang menyusun surat dakwaan. Beruntunglah dalam hal ini undang-undang masih memberikan kelonggaran berupa kesempatan untuk mengubah surat
dakwaan apabila terjadi kekurangsempumaan dalam pembuatan surat dakwaan tersebut.
Tentu saja untuk pengubahan surat dakwaan tersebut tidak boleh
26
Ibid., hlm. 181.
Universitas Sumatera Utara
semaunya dan dilakukan sembarang waktu melainkan ada pembatasan atau syarat-syarat supaya pengubahan surat dakwaan itu dibenarkan oleh ketentuan
perundang-undangan. Adapun syaratnya ialah :
1.
Pengubahan dilakukan oleh Penuntut Umum.
2.
Pengubahan dilakukan sebelum Pengadilan menetapkan hari sidang.
3.
Untuk tujuan penyempurnaan maupun untuk tidax melanjutkan tuntutannya.
Hal ini dapat dibaca pada Pasal 144 ayat 1 KUHAP yang berbunyi : Penuntut Umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum Pengadilan
menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun untuk tidak melanjutkan penuntutannya.”
Dari Pasal 144 ayat 1 ini jelas ditentukan bahwa pengubahan surat dakwaan itu hanya dapat dilakukan sebelum Pengadilan menetapkan hari
sidang, dengan kata lain sesudah ada penetapan sidang dari Pengadilan pengubahan surat dakwaan tidak dibenarkan.
Namun apabila membaca ayat 2 dan 3 dari Pasal 144 KUHAP tersebut, masih diberi kelonggaran lagi berupa kesempatan lagi untuk mengubah surat
dakwaan tersebut meskipun sudah ada penetapan sidang dari Pengadilan. Adapun syaratnya yaitu :
1. Pengubahan itu hanya dapat dilakukan satu kali.
2. Selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai.
3. Penuntut Umum menyampaikan turunan pengubahan surat dakwaan itu
Universitas Sumatera Utara
kepada tersangka atau penasihat hukum dan penyidik. Bunyi Pasal 144 ayat 2 dan 3 KUHAP adalah sebagai berikut:
Ayat 2 : Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai.
Ayat 3: Dalam hal Penuntut Umum mengubah surat dakwaan ini menyampaikan turunannya kepada tersangka atau penasihat hukum dan
penyidik. Dengan demikian apabila isi Pasal 144 tersebut diuraikan secara bebas
kurang lebih menjadi sebagai berikut : “Pada prinsipnya pengubahan surat dakwaan itu hanya boleh dilakukan
sebelum Pengadilan menetapkan hari sidang namun apabila ternyata setelah Pengadilan menetapkan hari sidang, Penuntut Umum masih juga ingin
mengubah surat dakwaannya maka pengubahan itu harus dilakukan selambat- lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai, itu pun hanya diizinkan satu kali
saja untuk pengubahan surat dakwaan tersebut dan bila demikian Penuntut Umum harus menyampaikan turunan pengubahan surat dakwaan itu kepada
tersangka atau penasihat hukumnya dan penyidik.”
27
Mengenai masalah pengiriman turunan pengubahan surat dakwaan kepada tersangka dan penyidik adalah logis. Karena, pada waktu Jaksa
Penuntut Umum melimpahkan perkara tersebut ke Pengadilan, dia sudah harus menyertakan surat dakwaannya dan turunan surat pelimpahan
perkaranya beserta surat dakwaannya disampaikan kepada tersangka atau kuasanya atau penasihat hukumnya dan penyidik Pasal 134 ayat 4 KUHAP.
28
27
A. Soetomo, op. cit., hlm. 25
28
Ibid., hlm.24-26
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang