Performa Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari
PERFORMA INDUK DAN ANAK DOMBA GARUT BERDASARKAN
TIPE KELAHIRAN DENGAN PENAMBAHAN
MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI
ADI SURYO NUGROHO
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Induk dan
Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji
Bunga Matahari adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Adi Suryo Nugroho
NIM D14000038
ABSTRAK
ADI SURYO NUGROHO. Performa Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan
Tipe Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari. Dibimbing
oleh MUHAMAD BAIHAQI dan LILIS KHOTIJAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa induk dan anak
domba garut berdasarkan tipe kelahiran dengan penambahan minyak biji bunga
matahari. Ternak domba yang digunakan sebanyak 16 domba bunting dara dan 23
anak domba yang dilahirkan untuk menghitung konsumsi pakan, pertambahan
bobot badan induk, bobot lahir anak, bobot sapih anak, pertambahan bobot badan
anak, dan produksi susu induk. Penelitian didesain dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) faktorial (2x3) dengan perlakuan tipe kelahiran
yang berbeda (tunggal dan kembar) dan perlakuan pakan yaitu dengan
penambahan minyak biji bunga matahari dengan kadar yang berbeda (M1=0%
penambahan minyak biji bunga matahari, M2=4% penambahan minyak biji bunga
matahari, dan M3=6% penambahan minyak biji bunga matahari). Data diolah
menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukan tidak ada
interaksi yang nyata (P>0.05) antar jenis perlakuan pakan dan tipe kelahiran pada
semua peubah yang diamati. Bobot lahir, bobot sapih, dan PBB anak tipe
kelahiran tunggal nyata lebih tinggi dibandingkan tipe kelahiran kembar( P0.05) terhadap semua peubah.
Kata kunci: domba garut, minyak biji bunga matahari, performa.
ABSTRACT
ADI SURYO NUGROHO. Performance Of Garut Ewes And Lamb Based On
Type Of Birth With Addition Sun Flower Seed Oils. Supervised by MUHAMAD
BAIHAQI and LILIS KHOTIJAH.
This study was aimed to evaluate the performance of garut ewe and lamb
based on the type of birth with the addition of sunflower seed oil. The 16 pregnant
ewes and 23 born lambs were used to measure the consumption of feed, body
weight gain of ewes, birth weight of lambs, weaning weight of lambs, body
weight gain of lambs, and milk production of ewes. The research was designed by
using factorial randomized design (2x3). The first treatments was different type of
birth (single and twin) and the second was the addition of sunflower seed oil with
different levels (M1=0% addition of sunflower seed oil, M2=4% addition of
sunflower seed oil, and M3=6% addition of sunflower seed oil). The data were
analyzed using analyses of varians (anova). The results showed that there was no
interaction (P>0.05) between feed treatments and types of birth at all variables
that were observed. The birth weight, weaning weight, and average body gains of
single birth type was higher than the twins birth (P0.05) on all variables.
Keywords: garut ewes, perfomance, sun flower seed oil.
PERFORMA INDUK DAN ANAK DOMBA GARUT BERDASARKAN
TIPE KELAHIRAN DENGAN PENAMBAHAN
MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI
ADI SURYO NUGROHO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Perfol1na Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe
Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari
: Adi Suryo Nugroho
Nama
: D14090038
NIM
Disetujui oleh
Ir Lilis Khotijah, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
16
i セ c@
2013
Judul Skripsi : Performa Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe
Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari
Nama
: Adi Suryo Nugroho
NIM
: D14090038
Disetujui oleh
Muhamad Baihaqi, SPt MSc
Pembimbing I
Ir Lilis Khotijah, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Bismillahirrohmannirrohim. Alhamdulillah puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat serta salam bagi suri
tauladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan
pengikutnya, atas segala karunia-Nyalah penulis berhasil menyelesaikan skripsi
yang berjudul Performa Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe
Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Muhamad Baihaqi, SPt MSc dan Ir
Lilis Khotijah, MSi selaku pembimbing utama dan anggota yang telah banyak
membimbing, mengarahkan, dan membantu penyusunan usulan proposal hingga
penulisan skripsi ini selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir
Mohamad Yamin, MAgrSc yang telah memberikan kritik dan saran saat seminar
hasil, juga kepada Ir Sri Rahayu, MSi dan Dr Ir Didid Diapari, MSi selaku dosen
penguji sidang sarjana atas kritik dan sarannya serta Edit Leisa Aditya, SPt MSc
selalu dosen panitia siding atas kritik dan sarannya. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada bapak, ibu, kakak serta seluruh keluarga, atas segala doa dan
dukungannya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu penelitian
diantaranya Cipta, Rully, Meta, Citra, Resti, Usmi, Evi, Ani, pak Asep dan Pak
Sugih atas dukungan dan kerjasamanya selama penelitian. Terima kasih kepada
Sahabat-sahabatku Syihan, Bowi, Fansury dan Rio atas kebersamaan dan
dukungannya selama ini. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga
besar IPTP 46 “Golden Ranch“ dan Civitas Akademika Fakultas Peternakan IPB
atas kebersamaan, kerja sama, motivasi, dan kenangan suka duka selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Desember 2013
Adi Suryo Nugroho
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat
Bahan
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Konsumsi Bahan Kering Pakan
Pertambahan Bobot Badan Induk
Bobot Lahir Anak
Bobot Sapih
Produksi Susu
Pertambahan Bobot Badan Harian Anak Domba
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
1
1
1
2
2
2
2
2
3
5
5
5
6
7
8
9
9
11
11
11
11
13
15
DAFTAR TABEL
1 Komposisi rumput dan konsentrat penelitian berdasarkan bahan
kering
2 Komposisi zat makanan berdasarkan bahan kering
3 Rataan konsumsi bahan kering domba garut laktasi (g/ekor/hari)
4 Rataan PBB Induk berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (g/ekor/)
5 Rataan bobot lahir berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (kg/ekor)
6 Rataan bobot sapih berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (kg/ekor)
7 Rataan produksi susu berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (g/ekor/hari)
8 Rataan PBBH anak berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (g/ekor/hari)
9 Korelasi pearson
3
3
5
6
7
8
9
10
10
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Hasil analisis ragam konsumsi induk domba
Hasil analisis ragam bobot badan induk domba
Hasil analisis ragam bobot lahir anak domba
Hasil analisis ragam bobot sapih anak domba
Hasil analisis ragam produksi susu
Hasil analisis ragam PBB anak domba
13
13
13
14
14
14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang banyak
dipelihara dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, karena pemeliharaan yang
relatif mudah, banyak menghasilkan manfaat dan dapat digunakan sebagai
investasi. Tingkat keberhasilan usaha domba biasanya diukur dari tingkat
produktivitasnya, diantaranya adalah tingkat kesuburan induk. Pada ternak domba
tingkat kesuburan atau fertilitas dicerminkan keteraturan induk beranak kembar.
Domba priangan/garut merupakan domba hasil persilangan tiga bangsa antara
domba ekor tipis, merino dan kaapstad dari Afrika Selatan. Bobot badan domba
priangan betina bisa mencapai 35-40 kg dan bobot jantan mencapai 60- 80 kg
(Devendra dan McLeroy 1992).
Induk domba Garut merupakan salah satu domba prolifik yang hidup di
daerah tropis yang dapat melahirkan 1-4 ekor anak per kelahiran. Menurut Rizal
dan Herdis (2008), laju ovulasi domba priangan rata-rata 2.1 (antara 1 dan 5)
dengan jumlah anak kelahiran (litter size) rata-rata 1.8 (antara 1 dan 5). Bobot
lahir anak yang tinggi di atas rataan, umumnya akan memiliki kemampuan hidup
lebih tinggi dalam melewati masa kritis, pertumbuhannya cepat dan akan memiliki
bobot sapih yang lebih tinggi (Bourdon 2000). Sifat prolifik juga juga memiliki
kekurangan seperti tingginya mortalitas anak domba sebelum disapih akibat
rendahnya bobot lahir dan bobot sapih anak domba kembar serta akibat
kekurangan nutrisi. Penyebab permasalahan tersebut karena produksi susu induk
yang tidak sebanding dengan banyaknya anak yang lahir dalam satu kelahiran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi susu
induk yaitu melakukan perbaikan dalam kuantitas dan kualitas pakan. Pakan
dengan sumber asam lemak esensial yang berasal dari minyak biji bunga matahari
diharapkan mampu memperbaiki masalah tersebut. Minyak biji bunga matahari
digunakan untuk berbagai keperluan seperti minyak goreng, pembuatan margarine
bahan baku kosmetik, dan obat-obatan, selain itu bungkil atau ampas hasil
pemerasan minyak mengandung 42.1 g lemak dan 13%-20% protein, yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Minyak biji bunga matahari termasuk
golongan minyak rendah kolesterol menyaingi minyak jagung, minyak kacang
tanah dan minyak kedelai, sehingga sangat baik untuk kesehatan (Rukmana 2004).
Pemberian lemak biasanya dimaksudkan untuk meningkatkan kepadatan energi
dalam pakan, di samping memiliki keuntungan lain, seperti meningkatkan
penyerapan nutrien larut lemak dan mengurangi debu pada pakan (Palmquist
1988). Melalui perbaikan pemberian pakan dengan penambahan minyak biji
bunga matahari pada penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki performa
induk dan kualitas anak domba garut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi hubungan antara tipe kelahiran
dengan penambahan pakan dari minyak biji bunga matahari terhadap performa
induk dan anak domba yang dihasilkan.
2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian menggunakan beberapa induk dan anak yang dipelihara secara
intensif dengan perlakuan pemberian minyak biji bunga matahari yang berbeda.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan jenis pemberian pakan dan
jenis kelahiran yang berbeda.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2012 hingga bulan Februari
2013. Penelitian bertempat di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan
Kerja, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Blok B, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Alat
Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu
untuk beranak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum.
Apabila induk sudah memperlihatkan tanda-tanda mau melahirkan atau beranak,
alas kandang diberi bedding serbuk gergaji atau rumput kering.
Alat lain yang digunakan adalah timbangan digital kapasitas 100 kg untuk
menimbang bobot domba induk dan anak. Timbangan digital dengan kapasitas 3
kg untuk menimbang bobot lahir anak, hijauan, pakan konsentrat dan sisa pakan.
Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan selama penelitian yaitu 16 ekor domba garut
bunting pertama kali yang memiliki bobot badan rata-rata 32.43 ± 3.2 dan 23 ekor
anak domba garut yang dilahirkan. Domba ditempatkan di kandang melahirkan.
Pakan
Ternak mendapat ransum yang terdiri atas rumput Brachiaria humidicola
dalam bentuk segar dan konsentrat dibuat isoprotein (TDN 70%-75%) dengan
rasio pemberian 30:70. Ransum diberikan sebanyak 3.5% bahan kering dari bobot
badan, serta air diberikan secara ad libitum.
Rumput diberikan 3 kali sehari sedangkan konsentrat 2 kali sehari. Secara
lengkap komposisi bahan baku ransum yang digunakan tercantum pada Tabel 1,
sedangkan kandungan zat makanan ransum penelitian berdasarkan bahan kering
tercantum pada Tabel 2.
3
Tabel 1 Komposisi rumput dan konsentrat penelitian berdasarkan bahan kering
Perlakuan
Pakan
M1 (%)
M2 (%)
M3 (%)
Rumput
30.0
30.0
30.0
Konsentrat
70.0
70.0
70.0
100% konsentrat
Onggok
34.3
30.3
28.1
B.Kelapa
57.2
57.2
57.2
B.Kedele
6.4
6.4
6.6
M.Matahari
4.0
6.0
CaCO3
0.7
0.7
0.7
Garam
0.7
0.7
0.7
Premix
0.7
0.7
0.7
Keterangan : M1 = tanpa minyak biji bunga matahari (kontrol), M2 = 4% minyak biji bunga
matahari, M3 = 6% minyak biji bunga matahari
Tabel 2 Komposisi zat makanan berdasarkan bahan kering
Pakan Penelitian*
Brachiaria
Komposisi Nutrien
Humidicola (%)
M1 (%)
M2 (%)
M3 (%)
Bahan Kering
86.99
87.00
87.16
20.81
Protein Kasar
21.40
19.95
20.41
12.88
Serat Kasar
7.59
8.13
8.64
0.76
Lemak Kasar
3.79
7.49
8.05
33.20
BETN**
60.80
58.02
57.26
45.86
TDN
70.00
73.00
74.00
55.01
Ca
0.97
1.07
0.98
0.63
P
1.07
0.89
0.88
0.35
Keterangan: *) Hasil analisa Lab. Ilmu dan Teknologi Pakan (2012); **) Hasil Perhitungan
Hartadi et al. (1997), M1 = tanpa minyak biji bunga matahari (kontrol), M2 = 4%
minyak biji bunga matahari, M3 = 6% minyak biji bunga matahari
Prosedur
Pemeliharaan
Pemeliharaan induk pada penelitian ini dilakukan sejak induk melahirkan
sampai anak disapih. Domba yang digunakan ditimbang terlebih dahulu untuk
mengetahui bobot awal pemeliharaan.
Penimbangan Bobot Badan Induk dan Anak
Penimbangan bobot badan dilakukan untuk mengetahui pertambahan bobot
badan induk dan anak. Penimbangan bobot badan induk dan pertambahan bobot
badan anak dilakukan satu minggu sekali selama delapan minggu. Penimbangan
bobot badan dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberi pakan.
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah :
4
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah selisih pakan yang diberikan dikurangi dengan
sisa pakan.
Konsumsi pakan (g) = pemberian (g) - sisa (g)
Konsumsi selama pemeliharaan (g/ekor)
Rataan konsumsi pakan (g/ekor/hari) =
Lama penelitian
Pertambahan Bobot Badan Induk
Bobot akhir – Bobot awal
PBB harian (g/ekor/hari) =
30 hari
Bobot Lahir Anak
Bobot lahir anak domba didapatkan dengan cara menimbang anak domba
sesaat setelah lahir dalam kurun waktu 24 jam.
Bobot Sapih Anak
Bobot sapih anak domba didapatkan dengan cara menimbang anak domba
saat dipisahkan pemeliharaannya dengan induk. Bobot yang didapatkan saat
penimbangan merupakan data bobot sapih anak, anak domba pada penelitian ini di
sapih saat umur 56 hari.
Pertambahan Bobot Badan Anak
Pertambahan bobot badan (PBB) anak domba dapat diketahui dengan cara
melakukan penimbangan bobot hidup.
Bobot sapih – Bobot lahir (g/ekor)
Rataaan pertambahan
=
bobot badan (g/ekor/hari )
Lama pemeliharaan anak
Produksi Susu Induk
Produksi susu induk diukur dengan menggunakan rumus pendugaan. Dove
(1988) menyatakan bahwa untuk menghasilkan 1 kg pertambahan bobot badan
anak, anak domba perlu mengkonsumsi susu sebanyak 6 kg.
Produksi susu (kg) = pertambahan bobot badan anak (kg) x 6
Rancangan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3. Faktor pertama perlakuan
adalah tipe kelahiran (tunggal dan kembar) dan faktor kedua adalah pemberian
pakan dengan jumlah minyak yang berbeda yang berasal dari minyak biji bunga
matahari (M1=0% penambahan minyak biji bunga matahari, M2=4%
penambahan minyak biji bunga matahari, dan M3=6% penambahan minyak biji
bunga matahari). Model matematik yang digunakan menurut Mattjik dan
Sumertajaya (2002) sebagai berikut:
Yij=
+ Ai + Bj +(AB)ij+ εijK
Keterangan :
Yijk
= Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ke-j serta ulangan k
5
Ai
Bj
(AB)ij
εij
= Rataan umum pengamatan
= Pengaruh perlakuan tipe kelahiran ke-j (tunggal dan kembar) terhadap
performa induk dan anak
= Pengaruh perlakuan pemberian ransum ke-i (i = M1, M2, M3) terhadap
performa induk dan anak
= Interaksi faktor A dan B terhadap performa Induk dan Anak
= Pengaruh galat percobaan
Data yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan
yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (Steel dan Torrie 1993)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Induk dan anak domba garut yang berhasil diamati sebanyak 16 ekor induk
dan 23 ekor anak yang terdiri dari 8 ekor induk dengan 8 ekor anak tipe kelahiran
tunggal dan 8 ekor induk dengan 15 ekor anak tipe kelahiran kembar. Suhu udara
pada saat pengamatan pada pagi, siang, dan sore hari berkisar 26-33 oC dengan
kelembaban 85%-92%. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kandang individu untuk beranak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat
air minum.
Konsumsi Bahan Kering Pakan
Konsumsi bahan kering pada induk domba selama laktasi ditampilkan pada
Tabel 3.
Tabel 3 Rataan konsumsi bahan kering domba garut laktasi
Perlakuan
Rataan
Tipe
kelahiran
M1
M2
M3
(g/ekor/hari)
927.49±37.32
870.37±94.81
794.27±86.88 872.76±84.21
Tunggal
(n= 3)
(n=3 )
(n= 2)
917.58±64.82 1006.32±160.11 894.08±95.83 928.01±103.2
Kembar
(n= 2)
(n=2 )
(n= 4)
Rataan
923.53±42.14
924.75±128.24
860.81±98.19
Keterangan : M1 = ransum tanpa minyak biji bunga matahari, M2= 4% minyak biji bunga
matahari, M3= 6% minyak biji bunga matahari.
Hasil analisis statistik menunjukkan, tidak ada pengaruh dan interaksi antara
tipe kelahiran dan perlakuan pakan terhadap tingkat konsumsi bahan kering
ransum (P>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan minyak sampai 6
persen dalam ransum induk laktasi tidak mengganggu palatabilitas pakan.
Demikian halnya dengan tipe kelahiran, induk yang melahirkan anak tunggal dan
kembar mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang sama. Menurut NRC (2006),
domba laktasi dengan bobot badan 40 kg beranak tunggal membutuhkan bahan
6
kering sekitar 3.5% dari bobot badan atau 1403 g/ekor/hari. Hasil konsumsi bahan
kering induk laktasi dalam penelitian ini berkisar 860.81–924.75 g/ekor/hari
dengan rata-rata bobot badan 32.43. Konsumsi ini lebih rendah, dimana 3.5% dari
bobot badan tersebut seharusnya mengkonsumsi bahan kering 1135 g/ekor/hari.
Pertambahan Bobot Badan Induk
Penampilan produksi domba induk yang mendapat ransum dengan
penamabahan minyak biji bunga matahari yang berbeda tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 Rataan pertambahan bobot badan induk berdasarkan tipe kelahiran dan
perlakuan pakan
Perlakuan
Rataan
Tipe kelahiran
M1
M2
M3
(g/ekor)
2.38
-6.55
1.75
-1.11
Tunggal
(n= 3)
(n=3 )
(n= 2)
-74.11
-16.96
-16.51
-31.02
Kembar
(n=2 )
(n= 2)
(n= 4)
Rataan
-28.21
-10.71
-10.41
-16.44
Keterangan : M1 = ransum tanpa minyak biji bunga matahari, M2= 4% minyak biji bunga
matahari, M3= 6% minyak biji bunga matahari. (-)= penyusutan
Berdasarkan hasil analisis statisik, tidak ada pengaruh dan interaksi antara
tipe kelahiran dan perlakuan pakan terhadap pertambahan bobot badan induk
(P>0.05). Rata-rata penurunan bobot badan induk domba laktasi pada penelitian
ini yaitu -16.44 g/ekor/hari. Penurunan bobot badan ini dikarenakan pada awal
laktasi aliran metabolit dari darah terjadi sangat cepat untuk proses produksi susu,
sedangkan konsumsi induk belum memenuhi kebutuhan zat makanan induk
(Forbes 2007). Menurut Mathius (1996) bahwa kebutuhan nutrisi yang tinggi
tidak dapat dicukupi oleh konsumsi pakan yang diberikan sehingga terjadi
mobilisasi lemak dan akan berdampak terhadap kehilangan bobot badan selama
awal laktasi dan penurunan bobot badan induk selama laktasi mencapai 10-36
g/ekor/hari.
Penyusutan bobot badan induk yang melahirkan anak kembar dengan
perlakuan pakan tanpa diberi minyak biji bunga matahari mengalami penyusutan
yang besar dibandingkan induk yang mendapat perlakuan pakan dengan
penambahan minyak biji bunga matahari hal ini dimungkinkan karena induk yang
mendapatkan pakan dengan penambahan minyak biji bunga matahari memiliki
sumber energi cadangan lemak tubuh yang banyak dan mampu digunakan sebagai
energi untuk kebutuhan induk pada saat induk bunting melahirkan (Purwanto et al.
2013). Menurut Siamifta (2013) minyak biji bunga matahari sudah mampu
meningkatkan nilai BCS induk domba sebesar 21.74% jika dibandingkan dengan
kontrol dan saat melahirkan, induk domba yang diberi suplementasi 4% dan 6%
minyak biji bunga matahari dapat melahirkan anak kembar yang sehat jika
dibandingkan dengan kontrol. BCS yang lebih tinggi menyebabkan ketahanan
tubuh domba yang lebih sehat sedangkan BCS yang lebih rendah menyebabkan
tingginya mortalitas (Sabbagh et al. 2012).
7
40.00
38.00
dua bulan akhir
kebuntingan
dua bulan laktasi
36.00
Bobot Badan
(kg/ekor)
34.00
32.00
30.00
M1
28.00
M2
26.00
M3
24.00
22.00
20.00
-8
-6
-4
-2
2
4
6
8
Minggu Ke -
Gambar 1 Grafik bobot badan induk sebelum dan sesudah melahirkan
Gambar 1 memperlihatkan bobot badan domba induk sebelum melahirkan
terjadi peningkatan bobot badan rata-rata sebesar 126.61 g/ekor/hari. Hasil yang
diperoleh lebih tinggi dibandingkan Kearl (1982) domba bunting bobot 30-35
dapat menghasilkan PBB sebesar 50-140 g/ekor/hari setelah melahirkan rataan
bobot induk mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 16.44 g/ekor/hari
hingga dua bulan laktasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Freer dan
Dove (2002) yang menyatakan bahwa penurunan bobot badan terjadi pada bulan
pertama laktasi, kemudian akan meningkat kembali setelah satu bulan laktasi dan
keadaan organ reproduksi siap untuk gestasi kembali setelah 2 bulan melahirkan
(Freer dan Dove 2002).
Bobot Lahir Anak
Hasil rataan bobot lahir berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan pakan
(kg/ekor) pada penelitian ini tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5 Rataan bobot lahir berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan pakan
Perlakuan
Rataan
Tipe
kelahiran
M1
M2
M3
(kg/ekor)
2.13±0.45
2.57±0.55
2.45±0.77
2.37± 0.52a
Tunggal
(n=3 )
(n= 3)
(n=2 )
2.00±0.14
1.65±0.53
1.86±0.30
1.81± 0.39b
Kembar
(n=6 )
(n=4 )
(n=5 )
Rataan
2.05±0.28
1.96±0.68
2.02±0.49
Keterangan : M1 = ransum tanpa minyak biji bunga matahari, M2= 4% minyak biji bunga
matahari, M3= 6% minyak biji bunga matahari. Angka dengan huruf yang
berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata (P
TIPE KELAHIRAN DENGAN PENAMBAHAN
MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI
ADI SURYO NUGROHO
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Induk dan
Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji
Bunga Matahari adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Adi Suryo Nugroho
NIM D14000038
ABSTRAK
ADI SURYO NUGROHO. Performa Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan
Tipe Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari. Dibimbing
oleh MUHAMAD BAIHAQI dan LILIS KHOTIJAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa induk dan anak
domba garut berdasarkan tipe kelahiran dengan penambahan minyak biji bunga
matahari. Ternak domba yang digunakan sebanyak 16 domba bunting dara dan 23
anak domba yang dilahirkan untuk menghitung konsumsi pakan, pertambahan
bobot badan induk, bobot lahir anak, bobot sapih anak, pertambahan bobot badan
anak, dan produksi susu induk. Penelitian didesain dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) faktorial (2x3) dengan perlakuan tipe kelahiran
yang berbeda (tunggal dan kembar) dan perlakuan pakan yaitu dengan
penambahan minyak biji bunga matahari dengan kadar yang berbeda (M1=0%
penambahan minyak biji bunga matahari, M2=4% penambahan minyak biji bunga
matahari, dan M3=6% penambahan minyak biji bunga matahari). Data diolah
menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukan tidak ada
interaksi yang nyata (P>0.05) antar jenis perlakuan pakan dan tipe kelahiran pada
semua peubah yang diamati. Bobot lahir, bobot sapih, dan PBB anak tipe
kelahiran tunggal nyata lebih tinggi dibandingkan tipe kelahiran kembar( P0.05) terhadap semua peubah.
Kata kunci: domba garut, minyak biji bunga matahari, performa.
ABSTRACT
ADI SURYO NUGROHO. Performance Of Garut Ewes And Lamb Based On
Type Of Birth With Addition Sun Flower Seed Oils. Supervised by MUHAMAD
BAIHAQI and LILIS KHOTIJAH.
This study was aimed to evaluate the performance of garut ewe and lamb
based on the type of birth with the addition of sunflower seed oil. The 16 pregnant
ewes and 23 born lambs were used to measure the consumption of feed, body
weight gain of ewes, birth weight of lambs, weaning weight of lambs, body
weight gain of lambs, and milk production of ewes. The research was designed by
using factorial randomized design (2x3). The first treatments was different type of
birth (single and twin) and the second was the addition of sunflower seed oil with
different levels (M1=0% addition of sunflower seed oil, M2=4% addition of
sunflower seed oil, and M3=6% addition of sunflower seed oil). The data were
analyzed using analyses of varians (anova). The results showed that there was no
interaction (P>0.05) between feed treatments and types of birth at all variables
that were observed. The birth weight, weaning weight, and average body gains of
single birth type was higher than the twins birth (P0.05) on all variables.
Keywords: garut ewes, perfomance, sun flower seed oil.
PERFORMA INDUK DAN ANAK DOMBA GARUT BERDASARKAN
TIPE KELAHIRAN DENGAN PENAMBAHAN
MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI
ADI SURYO NUGROHO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Perfol1na Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe
Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari
: Adi Suryo Nugroho
Nama
: D14090038
NIM
Disetujui oleh
Ir Lilis Khotijah, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
16
i セ c@
2013
Judul Skripsi : Performa Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe
Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari
Nama
: Adi Suryo Nugroho
NIM
: D14090038
Disetujui oleh
Muhamad Baihaqi, SPt MSc
Pembimbing I
Ir Lilis Khotijah, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Bismillahirrohmannirrohim. Alhamdulillah puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat serta salam bagi suri
tauladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan
pengikutnya, atas segala karunia-Nyalah penulis berhasil menyelesaikan skripsi
yang berjudul Performa Induk dan Anak Domba Garut Berdasarkan Tipe
Kelahiran dengan Penambahan Minyak Biji Bunga Matahari.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Muhamad Baihaqi, SPt MSc dan Ir
Lilis Khotijah, MSi selaku pembimbing utama dan anggota yang telah banyak
membimbing, mengarahkan, dan membantu penyusunan usulan proposal hingga
penulisan skripsi ini selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir
Mohamad Yamin, MAgrSc yang telah memberikan kritik dan saran saat seminar
hasil, juga kepada Ir Sri Rahayu, MSi dan Dr Ir Didid Diapari, MSi selaku dosen
penguji sidang sarjana atas kritik dan sarannya serta Edit Leisa Aditya, SPt MSc
selalu dosen panitia siding atas kritik dan sarannya. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada bapak, ibu, kakak serta seluruh keluarga, atas segala doa dan
dukungannya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu penelitian
diantaranya Cipta, Rully, Meta, Citra, Resti, Usmi, Evi, Ani, pak Asep dan Pak
Sugih atas dukungan dan kerjasamanya selama penelitian. Terima kasih kepada
Sahabat-sahabatku Syihan, Bowi, Fansury dan Rio atas kebersamaan dan
dukungannya selama ini. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga
besar IPTP 46 “Golden Ranch“ dan Civitas Akademika Fakultas Peternakan IPB
atas kebersamaan, kerja sama, motivasi, dan kenangan suka duka selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Desember 2013
Adi Suryo Nugroho
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat
Bahan
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Konsumsi Bahan Kering Pakan
Pertambahan Bobot Badan Induk
Bobot Lahir Anak
Bobot Sapih
Produksi Susu
Pertambahan Bobot Badan Harian Anak Domba
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
vi
vi
1
1
1
2
2
2
2
2
3
5
5
5
6
7
8
9
9
11
11
11
11
13
15
DAFTAR TABEL
1 Komposisi rumput dan konsentrat penelitian berdasarkan bahan
kering
2 Komposisi zat makanan berdasarkan bahan kering
3 Rataan konsumsi bahan kering domba garut laktasi (g/ekor/hari)
4 Rataan PBB Induk berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (g/ekor/)
5 Rataan bobot lahir berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (kg/ekor)
6 Rataan bobot sapih berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (kg/ekor)
7 Rataan produksi susu berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (g/ekor/hari)
8 Rataan PBBH anak berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan
pakan (g/ekor/hari)
9 Korelasi pearson
3
3
5
6
7
8
9
10
10
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Hasil analisis ragam konsumsi induk domba
Hasil analisis ragam bobot badan induk domba
Hasil analisis ragam bobot lahir anak domba
Hasil analisis ragam bobot sapih anak domba
Hasil analisis ragam produksi susu
Hasil analisis ragam PBB anak domba
13
13
13
14
14
14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang banyak
dipelihara dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, karena pemeliharaan yang
relatif mudah, banyak menghasilkan manfaat dan dapat digunakan sebagai
investasi. Tingkat keberhasilan usaha domba biasanya diukur dari tingkat
produktivitasnya, diantaranya adalah tingkat kesuburan induk. Pada ternak domba
tingkat kesuburan atau fertilitas dicerminkan keteraturan induk beranak kembar.
Domba priangan/garut merupakan domba hasil persilangan tiga bangsa antara
domba ekor tipis, merino dan kaapstad dari Afrika Selatan. Bobot badan domba
priangan betina bisa mencapai 35-40 kg dan bobot jantan mencapai 60- 80 kg
(Devendra dan McLeroy 1992).
Induk domba Garut merupakan salah satu domba prolifik yang hidup di
daerah tropis yang dapat melahirkan 1-4 ekor anak per kelahiran. Menurut Rizal
dan Herdis (2008), laju ovulasi domba priangan rata-rata 2.1 (antara 1 dan 5)
dengan jumlah anak kelahiran (litter size) rata-rata 1.8 (antara 1 dan 5). Bobot
lahir anak yang tinggi di atas rataan, umumnya akan memiliki kemampuan hidup
lebih tinggi dalam melewati masa kritis, pertumbuhannya cepat dan akan memiliki
bobot sapih yang lebih tinggi (Bourdon 2000). Sifat prolifik juga juga memiliki
kekurangan seperti tingginya mortalitas anak domba sebelum disapih akibat
rendahnya bobot lahir dan bobot sapih anak domba kembar serta akibat
kekurangan nutrisi. Penyebab permasalahan tersebut karena produksi susu induk
yang tidak sebanding dengan banyaknya anak yang lahir dalam satu kelahiran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi susu
induk yaitu melakukan perbaikan dalam kuantitas dan kualitas pakan. Pakan
dengan sumber asam lemak esensial yang berasal dari minyak biji bunga matahari
diharapkan mampu memperbaiki masalah tersebut. Minyak biji bunga matahari
digunakan untuk berbagai keperluan seperti minyak goreng, pembuatan margarine
bahan baku kosmetik, dan obat-obatan, selain itu bungkil atau ampas hasil
pemerasan minyak mengandung 42.1 g lemak dan 13%-20% protein, yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Minyak biji bunga matahari termasuk
golongan minyak rendah kolesterol menyaingi minyak jagung, minyak kacang
tanah dan minyak kedelai, sehingga sangat baik untuk kesehatan (Rukmana 2004).
Pemberian lemak biasanya dimaksudkan untuk meningkatkan kepadatan energi
dalam pakan, di samping memiliki keuntungan lain, seperti meningkatkan
penyerapan nutrien larut lemak dan mengurangi debu pada pakan (Palmquist
1988). Melalui perbaikan pemberian pakan dengan penambahan minyak biji
bunga matahari pada penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki performa
induk dan kualitas anak domba garut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi hubungan antara tipe kelahiran
dengan penambahan pakan dari minyak biji bunga matahari terhadap performa
induk dan anak domba yang dihasilkan.
2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian menggunakan beberapa induk dan anak yang dipelihara secara
intensif dengan perlakuan pemberian minyak biji bunga matahari yang berbeda.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan jenis pemberian pakan dan
jenis kelahiran yang berbeda.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2012 hingga bulan Februari
2013. Penelitian bertempat di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan
Kerja, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Blok B, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Alat
Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu
untuk beranak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum.
Apabila induk sudah memperlihatkan tanda-tanda mau melahirkan atau beranak,
alas kandang diberi bedding serbuk gergaji atau rumput kering.
Alat lain yang digunakan adalah timbangan digital kapasitas 100 kg untuk
menimbang bobot domba induk dan anak. Timbangan digital dengan kapasitas 3
kg untuk menimbang bobot lahir anak, hijauan, pakan konsentrat dan sisa pakan.
Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan selama penelitian yaitu 16 ekor domba garut
bunting pertama kali yang memiliki bobot badan rata-rata 32.43 ± 3.2 dan 23 ekor
anak domba garut yang dilahirkan. Domba ditempatkan di kandang melahirkan.
Pakan
Ternak mendapat ransum yang terdiri atas rumput Brachiaria humidicola
dalam bentuk segar dan konsentrat dibuat isoprotein (TDN 70%-75%) dengan
rasio pemberian 30:70. Ransum diberikan sebanyak 3.5% bahan kering dari bobot
badan, serta air diberikan secara ad libitum.
Rumput diberikan 3 kali sehari sedangkan konsentrat 2 kali sehari. Secara
lengkap komposisi bahan baku ransum yang digunakan tercantum pada Tabel 1,
sedangkan kandungan zat makanan ransum penelitian berdasarkan bahan kering
tercantum pada Tabel 2.
3
Tabel 1 Komposisi rumput dan konsentrat penelitian berdasarkan bahan kering
Perlakuan
Pakan
M1 (%)
M2 (%)
M3 (%)
Rumput
30.0
30.0
30.0
Konsentrat
70.0
70.0
70.0
100% konsentrat
Onggok
34.3
30.3
28.1
B.Kelapa
57.2
57.2
57.2
B.Kedele
6.4
6.4
6.6
M.Matahari
4.0
6.0
CaCO3
0.7
0.7
0.7
Garam
0.7
0.7
0.7
Premix
0.7
0.7
0.7
Keterangan : M1 = tanpa minyak biji bunga matahari (kontrol), M2 = 4% minyak biji bunga
matahari, M3 = 6% minyak biji bunga matahari
Tabel 2 Komposisi zat makanan berdasarkan bahan kering
Pakan Penelitian*
Brachiaria
Komposisi Nutrien
Humidicola (%)
M1 (%)
M2 (%)
M3 (%)
Bahan Kering
86.99
87.00
87.16
20.81
Protein Kasar
21.40
19.95
20.41
12.88
Serat Kasar
7.59
8.13
8.64
0.76
Lemak Kasar
3.79
7.49
8.05
33.20
BETN**
60.80
58.02
57.26
45.86
TDN
70.00
73.00
74.00
55.01
Ca
0.97
1.07
0.98
0.63
P
1.07
0.89
0.88
0.35
Keterangan: *) Hasil analisa Lab. Ilmu dan Teknologi Pakan (2012); **) Hasil Perhitungan
Hartadi et al. (1997), M1 = tanpa minyak biji bunga matahari (kontrol), M2 = 4%
minyak biji bunga matahari, M3 = 6% minyak biji bunga matahari
Prosedur
Pemeliharaan
Pemeliharaan induk pada penelitian ini dilakukan sejak induk melahirkan
sampai anak disapih. Domba yang digunakan ditimbang terlebih dahulu untuk
mengetahui bobot awal pemeliharaan.
Penimbangan Bobot Badan Induk dan Anak
Penimbangan bobot badan dilakukan untuk mengetahui pertambahan bobot
badan induk dan anak. Penimbangan bobot badan induk dan pertambahan bobot
badan anak dilakukan satu minggu sekali selama delapan minggu. Penimbangan
bobot badan dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberi pakan.
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah :
4
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah selisih pakan yang diberikan dikurangi dengan
sisa pakan.
Konsumsi pakan (g) = pemberian (g) - sisa (g)
Konsumsi selama pemeliharaan (g/ekor)
Rataan konsumsi pakan (g/ekor/hari) =
Lama penelitian
Pertambahan Bobot Badan Induk
Bobot akhir – Bobot awal
PBB harian (g/ekor/hari) =
30 hari
Bobot Lahir Anak
Bobot lahir anak domba didapatkan dengan cara menimbang anak domba
sesaat setelah lahir dalam kurun waktu 24 jam.
Bobot Sapih Anak
Bobot sapih anak domba didapatkan dengan cara menimbang anak domba
saat dipisahkan pemeliharaannya dengan induk. Bobot yang didapatkan saat
penimbangan merupakan data bobot sapih anak, anak domba pada penelitian ini di
sapih saat umur 56 hari.
Pertambahan Bobot Badan Anak
Pertambahan bobot badan (PBB) anak domba dapat diketahui dengan cara
melakukan penimbangan bobot hidup.
Bobot sapih – Bobot lahir (g/ekor)
Rataaan pertambahan
=
bobot badan (g/ekor/hari )
Lama pemeliharaan anak
Produksi Susu Induk
Produksi susu induk diukur dengan menggunakan rumus pendugaan. Dove
(1988) menyatakan bahwa untuk menghasilkan 1 kg pertambahan bobot badan
anak, anak domba perlu mengkonsumsi susu sebanyak 6 kg.
Produksi susu (kg) = pertambahan bobot badan anak (kg) x 6
Rancangan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3. Faktor pertama perlakuan
adalah tipe kelahiran (tunggal dan kembar) dan faktor kedua adalah pemberian
pakan dengan jumlah minyak yang berbeda yang berasal dari minyak biji bunga
matahari (M1=0% penambahan minyak biji bunga matahari, M2=4%
penambahan minyak biji bunga matahari, dan M3=6% penambahan minyak biji
bunga matahari). Model matematik yang digunakan menurut Mattjik dan
Sumertajaya (2002) sebagai berikut:
Yij=
+ Ai + Bj +(AB)ij+ εijK
Keterangan :
Yijk
= Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ke-j serta ulangan k
5
Ai
Bj
(AB)ij
εij
= Rataan umum pengamatan
= Pengaruh perlakuan tipe kelahiran ke-j (tunggal dan kembar) terhadap
performa induk dan anak
= Pengaruh perlakuan pemberian ransum ke-i (i = M1, M2, M3) terhadap
performa induk dan anak
= Interaksi faktor A dan B terhadap performa Induk dan Anak
= Pengaruh galat percobaan
Data yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan
yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (Steel dan Torrie 1993)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Induk dan anak domba garut yang berhasil diamati sebanyak 16 ekor induk
dan 23 ekor anak yang terdiri dari 8 ekor induk dengan 8 ekor anak tipe kelahiran
tunggal dan 8 ekor induk dengan 15 ekor anak tipe kelahiran kembar. Suhu udara
pada saat pengamatan pada pagi, siang, dan sore hari berkisar 26-33 oC dengan
kelembaban 85%-92%. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kandang individu untuk beranak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat
air minum.
Konsumsi Bahan Kering Pakan
Konsumsi bahan kering pada induk domba selama laktasi ditampilkan pada
Tabel 3.
Tabel 3 Rataan konsumsi bahan kering domba garut laktasi
Perlakuan
Rataan
Tipe
kelahiran
M1
M2
M3
(g/ekor/hari)
927.49±37.32
870.37±94.81
794.27±86.88 872.76±84.21
Tunggal
(n= 3)
(n=3 )
(n= 2)
917.58±64.82 1006.32±160.11 894.08±95.83 928.01±103.2
Kembar
(n= 2)
(n=2 )
(n= 4)
Rataan
923.53±42.14
924.75±128.24
860.81±98.19
Keterangan : M1 = ransum tanpa minyak biji bunga matahari, M2= 4% minyak biji bunga
matahari, M3= 6% minyak biji bunga matahari.
Hasil analisis statistik menunjukkan, tidak ada pengaruh dan interaksi antara
tipe kelahiran dan perlakuan pakan terhadap tingkat konsumsi bahan kering
ransum (P>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan minyak sampai 6
persen dalam ransum induk laktasi tidak mengganggu palatabilitas pakan.
Demikian halnya dengan tipe kelahiran, induk yang melahirkan anak tunggal dan
kembar mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang sama. Menurut NRC (2006),
domba laktasi dengan bobot badan 40 kg beranak tunggal membutuhkan bahan
6
kering sekitar 3.5% dari bobot badan atau 1403 g/ekor/hari. Hasil konsumsi bahan
kering induk laktasi dalam penelitian ini berkisar 860.81–924.75 g/ekor/hari
dengan rata-rata bobot badan 32.43. Konsumsi ini lebih rendah, dimana 3.5% dari
bobot badan tersebut seharusnya mengkonsumsi bahan kering 1135 g/ekor/hari.
Pertambahan Bobot Badan Induk
Penampilan produksi domba induk yang mendapat ransum dengan
penamabahan minyak biji bunga matahari yang berbeda tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4 Rataan pertambahan bobot badan induk berdasarkan tipe kelahiran dan
perlakuan pakan
Perlakuan
Rataan
Tipe kelahiran
M1
M2
M3
(g/ekor)
2.38
-6.55
1.75
-1.11
Tunggal
(n= 3)
(n=3 )
(n= 2)
-74.11
-16.96
-16.51
-31.02
Kembar
(n=2 )
(n= 2)
(n= 4)
Rataan
-28.21
-10.71
-10.41
-16.44
Keterangan : M1 = ransum tanpa minyak biji bunga matahari, M2= 4% minyak biji bunga
matahari, M3= 6% minyak biji bunga matahari. (-)= penyusutan
Berdasarkan hasil analisis statisik, tidak ada pengaruh dan interaksi antara
tipe kelahiran dan perlakuan pakan terhadap pertambahan bobot badan induk
(P>0.05). Rata-rata penurunan bobot badan induk domba laktasi pada penelitian
ini yaitu -16.44 g/ekor/hari. Penurunan bobot badan ini dikarenakan pada awal
laktasi aliran metabolit dari darah terjadi sangat cepat untuk proses produksi susu,
sedangkan konsumsi induk belum memenuhi kebutuhan zat makanan induk
(Forbes 2007). Menurut Mathius (1996) bahwa kebutuhan nutrisi yang tinggi
tidak dapat dicukupi oleh konsumsi pakan yang diberikan sehingga terjadi
mobilisasi lemak dan akan berdampak terhadap kehilangan bobot badan selama
awal laktasi dan penurunan bobot badan induk selama laktasi mencapai 10-36
g/ekor/hari.
Penyusutan bobot badan induk yang melahirkan anak kembar dengan
perlakuan pakan tanpa diberi minyak biji bunga matahari mengalami penyusutan
yang besar dibandingkan induk yang mendapat perlakuan pakan dengan
penambahan minyak biji bunga matahari hal ini dimungkinkan karena induk yang
mendapatkan pakan dengan penambahan minyak biji bunga matahari memiliki
sumber energi cadangan lemak tubuh yang banyak dan mampu digunakan sebagai
energi untuk kebutuhan induk pada saat induk bunting melahirkan (Purwanto et al.
2013). Menurut Siamifta (2013) minyak biji bunga matahari sudah mampu
meningkatkan nilai BCS induk domba sebesar 21.74% jika dibandingkan dengan
kontrol dan saat melahirkan, induk domba yang diberi suplementasi 4% dan 6%
minyak biji bunga matahari dapat melahirkan anak kembar yang sehat jika
dibandingkan dengan kontrol. BCS yang lebih tinggi menyebabkan ketahanan
tubuh domba yang lebih sehat sedangkan BCS yang lebih rendah menyebabkan
tingginya mortalitas (Sabbagh et al. 2012).
7
40.00
38.00
dua bulan akhir
kebuntingan
dua bulan laktasi
36.00
Bobot Badan
(kg/ekor)
34.00
32.00
30.00
M1
28.00
M2
26.00
M3
24.00
22.00
20.00
-8
-6
-4
-2
2
4
6
8
Minggu Ke -
Gambar 1 Grafik bobot badan induk sebelum dan sesudah melahirkan
Gambar 1 memperlihatkan bobot badan domba induk sebelum melahirkan
terjadi peningkatan bobot badan rata-rata sebesar 126.61 g/ekor/hari. Hasil yang
diperoleh lebih tinggi dibandingkan Kearl (1982) domba bunting bobot 30-35
dapat menghasilkan PBB sebesar 50-140 g/ekor/hari setelah melahirkan rataan
bobot induk mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 16.44 g/ekor/hari
hingga dua bulan laktasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Freer dan
Dove (2002) yang menyatakan bahwa penurunan bobot badan terjadi pada bulan
pertama laktasi, kemudian akan meningkat kembali setelah satu bulan laktasi dan
keadaan organ reproduksi siap untuk gestasi kembali setelah 2 bulan melahirkan
(Freer dan Dove 2002).
Bobot Lahir Anak
Hasil rataan bobot lahir berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan pakan
(kg/ekor) pada penelitian ini tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5 Rataan bobot lahir berdasarkan tipe kelahiran dan perlakuan pakan
Perlakuan
Rataan
Tipe
kelahiran
M1
M2
M3
(kg/ekor)
2.13±0.45
2.57±0.55
2.45±0.77
2.37± 0.52a
Tunggal
(n=3 )
(n= 3)
(n=2 )
2.00±0.14
1.65±0.53
1.86±0.30
1.81± 0.39b
Kembar
(n=6 )
(n=4 )
(n=5 )
Rataan
2.05±0.28
1.96±0.68
2.02±0.49
Keterangan : M1 = ransum tanpa minyak biji bunga matahari, M2= 4% minyak biji bunga
matahari, M3= 6% minyak biji bunga matahari. Angka dengan huruf yang
berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata (P