Air Semen Portland Tipe I, Ordinary Portland Cement OPC, semen untuk penggunaan

dibandingkan dengan permukaan agregat yang licin. Jenis agregat berdasarkan tekstur permukaannya dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Kasar Agregat ini dapat terdiri dari batuan berbutir halus atau kasar yang mengandung bahan-bahan berkristal yang tidak dapat terlihat dengan jelas melalui pemeriksaan visual. 2. Berbutir granular Pecahan agregat jenis ini memiliki bentuk bulat dan seragam. 3. Agregat licinhalus glassy Agregat jenis ini lebih sedikit membutuhkan air dibandingkan dengan agregat dengan permukaan kasar. Agregat licin terbentuk akibat dari pengikisan oleh air, atau akibat patahnya batuan rocks berbutir halus atau batuan yang berlapis-lapis. Dari hasil penelitian, kekasaran agregat akan menambah kekuatan gesekan antara pasta semen dengan permukaaan butir agregat sehingga beton yang menggunakan agregat ini cenderung mutunya akan lebih rendah. 4. Kristalin cristalline Agregat jenis ini mengandung kristal-kristal tampak dengan jelas melalui pemeriksaan visual. 5. Berbentuk sarang labah honeycombs Agregat ini tampak dengan jelas pori-porinya dan rongga-rongganya. Melalui pemeriksaan visual kita dapat melihat lubang-lubang pada batuannya.

2.4.3 Air

Fungsi dari air disini antara lain adalah sebagai bahan pencampur antara semen dan agregat. Air harus bebas dari bahan yang bersifat asam basa, dan Universitas Sumatera Utara minyak. Air yang mengandung tumbuh-tumbuhan busuk harus benar-benar dihindari karena dapat mengganggu pengikatan semen. Pada umumnya air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum juga memenuhi syarat bila dipakai untuk membuat beton, dengan pengecualian pada air minum yang banyak mengandung sulfat Oglesby, 1996. Air yang mengandung kotoran yang cukup banyak akan mengganggu proses pengerasan atau ketahanan beton. Kotoran secara umum dapat menyebabkan : 1. Gangguan pada hidrasi dan pengikatan 2. Gangguan pada kekuatan dan ketahanan 3. Perubahan volume yang dapat menyebabkan keretakan 4. Korosi pada tulangan baja maupun kehancuran beton 5. Bercak-bercak pada permukaan beton. Untuk air perawatan, dapat dipakai juga air yang dipakai untuk pengadukan, tetapi harus yang tidak menimbulkan noda atau endapan yang merusak warna permukaan beton. Besi dan zat organis dalam air umumnya sebagai penyebab utama pengotoran atau perubahan warna, terutama jika perawatan cukup lama. Sumber air pada penelitian ini adalah jaringan PDAM Tirtanadi yang terdapat di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2.4.4 Bahan Tambahan

Bahan tambah admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi Universitas Sumatera Utara dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya. Admixture atau bahan tambah yang didefenisikan dalam Standard Definitions of terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates ASTM C.125-1995:61 dan dalam Cement and Concrete Terminology ACI SP-19 adalah sebagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan, mempercepat pengerasan, menambah kuat tekan, penghematan, atau untuk tujuan lain seperti penghematan energi. Bahan tambah biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan harus dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton. Di Indonesia bahan tambah telah banyak dipergunakan. Manfaat dari penggunaan bahan tambah ini perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen yang sama dengan bahan yang akan dipakai di lapangan. Dalam hal ini bahan yang dipakai sebagai bahan tambah harus memenuhi ketentuan yang diberikan oleh SNI. Untuk memudahkan pengenalan dan pemilihan admixture, perlu diketahui terlebih dahulu kategori dan penggolongannya, yaitu : 1. Air entraining Agent, yaitu bahan tambah yang ditujukan untuk membentuk gelembung-gelembung udara berdiameter 1 mm atau lebih kecil didalam beton atau mortar selama pencampuran, dengan maksud Universitas Sumatera Utara mempermudah pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambah ketahanan awal pada beton. 2. Chemical admixture, yaitu bahan tambah cairan kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan memperlambat atau mempercepat, mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump dan sebagainya. 3. Mineral admixture bahan tambah mineral, merupakan bahan tambah yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan tambah mineral ini lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan ini cendrung bersifat penyemenan. Keuntunganannya antara lain : memperbaiki kinerja workability, mempertinggi kuat tekan dan keawetan beton, mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton. Beberapa bahan tambah mineral ini adalah pozzolan, fly ash, slang, dan silica fume. 4. Miscellanous admixture bahan tambah lain, yaitu bahan tambah yang tidak termasuk dalam ketiga kategori diatas seperti bahan tambah jenis polimer polypropylene, fiber mash, serat bambu, serat kelapa dan lainnya, bahan pencegah pengaratan dan bahan tambahan untuk perekat bonding agent.

2.4.4.1 Alasan Penggunaan Bahan Tambahan

Penggunaan bahan tambahan harus didasarkan pada alasan-alasan yang tepat misalnya untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu pada beton. Pencapaian kekuatan awal yang tinggi, kemudahan pekerjaan, menghemat harga beton, Universitas Sumatera Utara memperpanjang waktu pengerasan dan pengikatan, mencegah retak dan lain sebagainya. Para pemakai harus menyadari hasil yang diperoleh tidak akan sesuai dengan yang diharapkan pada kondisi pembuatan beton dan bahan yang kurang baik. Keuntungan penggunaan bahan tambah pada sifat beton, antara lain : a. Pada Beton Segar fresh concrete  Memperkecil faktor air semen  Mengurangi penggunaan air.  Mengurangi penggunaan semen.  Memudahkan dalam pengecoran.  Memudahkan finishing. b. Pada Beton Keras hardened concrete  Meningkatkan mutu beton  Kedap terhadap air low permeability.  Meningkatkan ketahanan beton durability.  Berat jenis beton meningkat

2.4.4.2 Perhatian Penting dalam Penggunaan Bahan Tambahan

Penggunaan bahan tambah di lapangan sering menimbulkan masalah- masalah tidak terduga yang tidak mengguntungkan, karena kurangnya pengetahuan tentang interaksi antara bahan tambahan dengan beton. Untuk mengurangi dan mencegah hal yang tidak terduga dalam penggunaan bahan tambah tersebut, maka penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus dikonfirmasikan dengan standar yang berlaku dan yang terpenting adalah Universitas Sumatera Utara memperhatikan dan mengikuti petunjuk dalam manualnya jika menggunakan bahan “paten” yang diperdagangkan. a. Mempergunakan bahan tambahan sesuai dengan spesifikasi ASTM American Society for Testing and Materials dan ACI American Concrete International. Parameter yang ditinjau adalah :  Pengaruh pentingnya bahan tambahan pada penampilan beton.  Pengaruh samping side effect yang diakibatkan oleh bahan tambahan. Banyak bahan tambahan mengubah lebih dari satu sifat beton, sehingga kadang-kadang merugikan.  Sifat-sifat fisik bahan tambahan.  Konsentrasi dari komposisi bahan yang aktif, yaitu ada tidaknya komposisi bahan yang merusak seperti klorida, sulfat, sulfide, phosfat, juga nitrat dan amoniak dalam bahan tambahan.  Bahaya yang terjadi terhadap pemakai bahan tambahan.  Kondisi penyimpanan dan batas umur kelayakan bahan tambahan.  Persiapan dan prosedur pencampuran bahan tambahan pada beton segar.  Jumlah dosis bahan tambahan yang dianjurkan tergantung dari kondisi struktural dan akibatnya bila dosis berlebihan.  Efek bahan tambah sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya FAS, tipe dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan. b. Mengikuti petunjuk yang berhubungan dengan dosis pada brosur dan melakukan pengujian untuk mengontrol pengaruh yang didapat. Universitas Sumatera Utara Biasanya percampuran bahan tambahan dilakukan pada saat percampuran beton. Karena kompleksnya sifat bahan tambahan beton terhadap beton, maka interaksi pengaruh bahan tambahan pada beton, khususnya interaksi pengaruh bahan tambahan pada semen sulit diprediksi. Sehingga diperlukan percobaan pendahuluan untuk menentukan pengaruhnya terhadap beton secara keseluruhan.

2.4.4.3 Jenis Bahan Mineral Pembantu

1. Kerak Tanur Tinggi Ground Granulated Blast Furnace Blast furnace slag adalah kerak slag, bahan sisa dari pengecoran besi pig iron, dimana prosesnya memakai dapur furnace yang bahan bakarnya dari udara yang ditiupkan blast. Material penyusun slag adalah kapur, silika dan alumina yang bereaksi pada temperatur 1600°C dan berbentuk cairan. Bila cairan ini didinginkan secara lambat maka akan terjadi kristal yang tak berguna sebagai campuran semen dan dapat dipakai sebagai pengganti agregat. Namun membentuk granulated glass yang sangat reaktif, yang cocok untuk pembuatan semen slag. Bijih dari blast furnace tersebut kemudian digiling hingga halus, dapat dipakai sebagai bahan pengganti semen pada pembuatan beton. 2. Uap Silika Silica Fume Uap silika terpadatkan Condensed Silica Fume, CSF adalah produk samping dari proses fusi smelting dalam produksi silikon metal dan amalgam ferrosilikon pada pabrik pembuatan mikrochip untuk komputer. Juga disebut siliks fume SF, microsilika, silica fume dust, amorphous silica, dan sebagainya. Namun SF yang dipakai untuk beton adalah yang mengandung lebih dari 75 Universitas Sumatera Utara silikon. Secara umum, SF mengandung SiO2 86-96, ukuran butir rata-rata 0,1- 0,2 micrometer, dan strukturnya amorphous bersifat reaktif dan tidak terkristalisasi. Ukuran silica fume ini lebih halus dari pada asap rokok. Silica fume berbentuk seperti fly ash tetapi ukuran nya lebih kecil sekitar seratus kali lipatnya. SF bisa didapat dalam bentuk bubuk , dipadatkan atau cairan yang dicampurkan dengan air 50. Berat jenisnya sekitar 2,20 tetapi bulk density hanya 200-300 kgm³. Specific suface area sangat besar, yaitu 15-25 m²g. SF bisa dipakai sebagai pengganti sebagian semen, meskipun tidak ekonimis. Kedua sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki sifat beton, baik beton segar maupun beton keras. Untuk beton normal dengan kadar semen di atas 250 kgm³, kebutuhan air bertambah dengan ditambahnya SF. Campuran lebih kohesif. Pada slump yang sama, lebih banyak energi dibutuhkan untuk menghasilkan aliran tertentu. Ini mengindikasikan stabilitas lebih baik dari beton cair. Perdarahan bleeding sangat berkurang sehingga perlu perawatan dini untuk mencegah retak susut plastis, khususnya pada cuaca panas dan berangin. SF baisanya dipakai bersama super plasticizer. Beton dari SF memperlihatkan kekuatan awal yang rendah. Namun perawatan temperatur tinggi memberi pengaruh percepatan yang besar. Potensi kekuatan adalah 3 sampai 5 kali dari semen portland per unit massa sehingga untuk kekuatan yang sama, umur 28 hari memberikan faktor air semen yang lebih besar. Panas hidrasi juga 2 kali lebih besar, namun karena potensi kekuatan tinggi, evolusi panas total bisa lebih rendah bila kadar semen dikurangi. Jadi beton dengan kekuatan tinggi diatas 100 Mpa dapat dihasilkan. Sifat mekanis lainnya Universitas Sumatera Utara seperti kuat tarik dan lentur dan modulus elastisitas berkaitan dengan kuat tekan seperti halnya beton dari semen portland. 3. Abu Terbang Fly Ash Fly ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan asap, yang telah digunakan sebagai bahan campuran pada beton. Fly ash atau abu terbang di kenal di Inggris sebagai serbuk abu pembakaran. Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat. Di karenakan fly ash merupakan bahan pozzolanic yang mampu bereaksi secara kimia dengan kapur bebas.

2.4.4.4 Jenis Bahan Tambah Lainnya

Saat ini mulai dilakukan pengujian penambahan maupun pengganti material-material tertentu guna mencapai hasil ataupun mengetahui pengaruh dari penggunaan material tersebut. Bahan tersebut ditambahkan ke dalam campuran beton dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi pemakaian semen, agregat halus maupun agregat kasar. Cara pemakaiannya pun berbeda-beda, sebagai bahan pengganti sebagian agregat atau sebagai tambahan pada campuran untuk mengurangi pemakaian agregat. Universitas Sumatera Utara 1. Kerang Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak moluska . Berasal dari bahasa lain, mollusscus yang berarti lunak, tubuhnya lunak dan tidak bersegmen, terbungkus oleh mantel yag terbuat dari jaringan khusus, dan umumnya dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang dapat menghasilkan cangkang. Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang disebut juga cangkok atau katup yang biasanya simetri cermin dan pada bagian tengah dorsal yang dihubungkan oleh jaringan ikat ligament , berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot. Jenis-jenis kerang yang telah diketahui hidup diperairan Indonesia adalah A.granosa kerang darah, A nodifera kerang darah, A inflate kerang bulu, A.rhombea, A.antoguata kerang gelatik dan A. Indica kerang mencos. Diantara ke-5 jenis kerang tersebut yang banyak tertangkap adalah kerang bulu. Kerang termasuk komoditas laut yang sudah dapat dibudidayakan. Kerang yang sering dibudidayakan antara lain adalah jenis kerang darah, kerang hijau, kerang bulu, dan abalone tiram. Kerang merupakan komoditas dengan pangsa pasar yang masih sangat terbuka. Komoditas ini dikenal dengan sebagai makanan dengan nilai eksklusif tinggi. Beberapa daerah mengembangkan budidaya kerang antara lain provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Universitas Sumatera Utara Cangkang kerang Cangkang adalah rangka luar pada kerang. Cangkang ini dibentuk oleh sel-sel cangkang epitel mantel yang mengeluarkan sekreta. Cangkang terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam adalah : a. Periostrakum, yang berwarna hitam, terbuat dari bahan tanduk yang disebut cocchiolin b. Prismatik, yang rsusun dari Kristal-kristal kalsium karbonat zat kapur yang berbentuk prisma. c. Lapisan nakreas mutiara, juga terdiri dari Kristal-kristal kalsium karbonat zat kapur yang berbentuk prisma tetapi susunannya lebih rapat. Engsel cangkang dibentuk oleh jaringan ikat yang disebut ligamentum. Kedua cangkang dapat membuka dan menutup, karena adanya dua otot adductor, satu terletak dibagian anterior dan satunya lagi terdapat dibagian posterior. Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat CaCO 3 dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium karbonatCaCO 3 nya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.11. Cangkang Kerang Abu Cangkang Kerang Abu cangkang kerang diperoleh dari proses pembakaran cangkang kerang hingga menjadi abu atau dimasukkan kedalam oven dengan suhu tertentu. Setelah itu cangkang kerang dengan sendirinya akan menjadi halus. Gambar 2.12. Abu Cangkang Kerang Universitas Sumatera Utara 2.7. Tabel Komposisi Senyawa Pada Abu Cangkang Kerang Komponen Kadar berat CaO 66.70 SiO 2 7.88 Fe 2 O 3 0.03 MgO 22.28 Al 2 O 3 1.25 Sumber : Siregar, S. M. 2009 2.Lokan Lokan Polimesoda expansa adalah hewan bercengkerang dari genus Polumesoda dan Famili Corbiculidae yang terdapat di kawasan berair di negara kita dan kawasan lain diseluruh dunia. Jenis lokan yang lebih besar adalah dari spesis Geloina expansa yang tingal dalam lumpur air payau. Hidupan ini terdapat dikawasn berair di tepi laut atau dikawasan tepi sungai yang mempunyai habitat sesuai untuk lokan hidup dalam pasir atau lumpur atu dikawasan berpasir. Lokan merupakan hidupan yang mempunyai 2 cengkerang yang keras dan mempunyai warna puih kelabu, kekuningan, belang kehitaman bergantung kepada habitat dimana ianya hidup. Saiz lokan diantara 4 - 15 cm yang berbentuk seperti kulit kerang tetapi permukaan kerang adalah licin dan ada juga yang berketak- ketak. Lokan paya bakau mampu hidup dalam keadaan tanpa air untuk jangkamasa yang lama. Kebanyakan lokan adalah hidup secara semulajadi terutama dikawasan paya bakau tepi laut. Universitas Sumatera Utara Tabel. 2.8 komposisi Lokam Komponen Kadar berat CaO 65.90 SiO 2 7.79 Fe 2 O 3 1.08 MgO 23.88 Al 2 O 3 1.35 Serbuk Lokan Cangkang lokan tersebut dibersihkan dahulu dengan cara mencuci lalu dikeringkan, kemudian dihancurkan secara manual, yaitu menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat berupa palu. Untuk memperoleh gradasi ukuran butiran yang baik, maka proses penghancuran tidak dilakukan terlalu keras, karena proses pengancuran yang terlalu keras akan menghasilkan banyak ukuran agregat yang terlalu halus, menyerupai debu lolos saingan 200. Cangkang lokan yangtelah dihancurkan diperoleh berupa serbuk kemudian disaring dengan menggunakan saringanukuran dengan ukuran bervariasi antara 4,75 mm dan 0,15 mm standar saringan ASTM Universitas Sumatera Utara Gambar 2.13. Cangkang lokan Gambar 2.14. serbuk Lokan 3. Sikament NN Sikament NN adalah cairan Superplasticizer yang sangat efektif dengan aksi ganda untuk produksi beton yang mengalir atau bahan untuk mengurangi air beton untuk membantu menghasilkan kekuatan awal dan kekuatan akhir tinggi. Bebas klorin. Sesuai dengan ASTM C 494-92 Type F Sikament NN digunakan sebagai Superplasticizer dalam produksi beton yang mengalir untuk:  Pelat dan fondasi.  Dinding, kolom dan dermaga. Universitas Sumatera Utara  Bangunan ramping dengan penulangan rapat.  Permukaan dengan finishing bertekstur. Juga sebagai bahan pengurang air untuk beton dengan kekuatan awal tinggi untuk:  Beton pra-cetak.  Beton pra-tekan.  Jembatan dan struktur penyangga. Area dimana cetakan bekisting harus cepat dipindahkan atau segera dibeban. Karakteristik dan Kelebihan Sikament NN adalah : 1. Sebagai Superplasticizer: o Kelecakan workability meningkat tajam o Memudahkan pengecoran untuk struktur ramping dengan penulangan yang rapat. o Mengurangi jumlah getaran yang dibutuhkan. o Waktu pengerasan normal tanpa perlambatan retardation. o Mengurangi resiko pemisahan segregation secara signifikan. 2. Sebagai bahan pengurang air: o Pengurangan air hingga 20 akan memberikan peningkatan 40 kuat tekan dalam 28 hari Sikament NN dapat digunakan dengan dosis 0.30 - 2.30 dari berat semen tergantung pada kelecakan dan kuat beton yang diperlukan. Disarankan untuk melakukan beberapa percobaan terlebih dahulu untuk menentukan dosis yang tepat. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15. Sikament NN Tabel. 2.9. Komposisi dari Plasticizer secara umum menjadi 5 kelas No. Komposisi 1 Asam Lignosulfonic dan kandungan garam-garam 2 Modifikasi dan turunan asam Lignisulfonic dan kandungan garam-garam 3 Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garam 4 Modifikasi Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Umum

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Secara umum urutan tahap penelitian meliputi : a. Penyediaan bahan penyusun beton. b. Pemeriksaan bahan. c. Perencanaan campuran beton Mix Design. d. Pembuatan benda uji. e. Pemeriksaan nilai slump. f. Pengujian kuat tekan beton umur 7, 28, dan 35 hari. g. Pengujian kuat tarik beton umur 7, 28, dan 35 hari. Universitas Sumatera Utara Diagram alur pembuatan beton normal dan beton subsitusi abu kerang dan serbuk lokan Gambar 3.1 Diagram alur pembuatan beton normal dan beton subsitusi abu Kerang, Serbuk lokan dan sikament NN. Mulai Persiapan Bahan dan Alat Pemeriksaan Bahan Uji Pendahuluan Perencanaan Campuran Beton Pembuatan Adukan Beton Slump Pengecekan Nilai Slump Pencetakan Beton Perawatan Beton Pengujian Data Pengujian Analisa Selesai Universitas Sumatera Utara

3.2 Bahan-Bahan Penyusun Beton

Bahan penyusun beton terdiri dari semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air. Sering pula ditambah bahan campuran tambahan yang sangat bervariasi untuk mendapatkan sifat-sifat beton yang diinginkan. Biasanya perbandingan campuran yang digunakan adalah perbandingan jumlah bahan penyusun beton yang lebih ekonomis dan efektif.

3.2.1 Semen Portland

Semen Portland adalah suatu bahan pengikat hidrolis hydraulic binder yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Semen Portland yang dipakai untuk struktur harus mempunyai kualitas tertentu yang telah ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif. Menurut SNI 0031-81, semen Portland dibagi menjadi lima tipe, yaitu Tipe I Ordinary Portland Cement OPC, semen untuk penggunaan umum,tidak memerlukan persyaratan khusus panas hidrasi, ketahanan terhadap sulfat, kekuatan awal Tipe II Moderate Sulphate Cement, semen untuk beton yang tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai panas hidrasi sedang. Tipe III High Early Strength Cement, semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi cepat mengeras Tipe IV Low Heat of Hydration Cement, semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah, kekuatan awal rendah. Universitas Sumatera Utara Tipe V High Sulphate Resistance Cement, semen untuk beton yang tahan terhadap kadar sulfat tinggi. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen jenis OPC Ordinary Portland Cement atau Tipe I, yang diproduksi oleh PT. SEMEN PADANG dalam kemasan 1 zak 50 kg. Abu Cangkang Kerang Abu cangkang kerang diperoleh dari proses pembakaran cangkang kerang, proses pembakaran cangkang kerang dilakukan secara manual, pembakaran cangkang tersebut menggunakan kayu bakar dan dilapisi diatasnya kawat untuk tempat cangkang kerang, pembakaran dilakukan selama ± 10 menit, setelah pembakaran cangkang kerang selama ± 10 menit, cangkang kerang ditumbuk sampai halus hingga menjadi abu. Abu cangkang kerang tersebut digunakan sebagai subsitusi semen dengan syarat lolos dengan ayakan No. 200 Gambar 3.2 Pembakaran cangkang kerang Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Abu Cangkang Kerang yang Lolos Ayakan No.200

3.2.2 Agregat Halus