Agregat Normal Agregat Ringan Agregat Berat Agregat Bulat

antara 4.80-40 mm disebut kerikil beton dan yang lebih dari 40 mm disebut kerikil kasar Tabel 2.4 Pengaruh Sifat Agregat pada Sifat Beton Sifat Agregat Pengaruh pada Sifat Beton Bentuk,tekstur, gradasi Beton cair Kelecakan Pengikatan dan Pengerasan Sifat fisik, sifat kimia, mineral Beton keras Kekuatan, Kekarasan, Ketahanan durability

2.4.2.1 Jenis-jenis Agregat

Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan pecahan. Agregat alam dan pecahan inipun dapat dibedakan berdasarkan beratnya, bentuknya, ukuran butir nominal gradasi dan tekstur permukaannya. Jenis Agregat Berdasarkan Berat Agregat dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan beratnya, yaitu :

1. Agregat Normal

Agregat normal dihasilkan dari pemecahan batuan dengan quarry atau langsung diambil dari alam. Agregat ini biasanya memiliki berat jenis rata-rata 2.5-2.7. Beton yang dibuat dengan agregat normal adalah beton yang memiliki berat isi 2200-2500 kgm3. Beton yang dihasilkan dengan menggunakan agregat ini memiliki kuat tekan sekitar 15-40 MPa SK.SNI.T-15-1990:1. Universitas Sumatera Utara

2. Agregat Ringan

Agregat ringan dipergunakan untuk menghasilkan beton yang ringan dalam sebuah konstruksi yang memperhatikan berat dirinya. Berat isi agregat ringan ini berkisar antara 350-880 kgm3 untuk agregat kasar dan 750-1200 kgm3 untuk agregat halusnya SK.SNI.T-15-1990:1.

3. Agregat Berat

Agregat berat memiliki berat jeni lebih besar dari 2800 kgm3. Agregat ini biasanya dipergunakan untuk menghasilkan beton untuk proteksi terhadap radiasi nuklir SK.SNI.T-15-1990:1. Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk Bentuk agregat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya dipengaruhi oleh proses geologi batuan yang terbentuk secara alamiah. Setelah dilakukannya penambangan, bentuk agregat dipengaruhi oleh mesin pemecah batu maupun cara peledakan yang digunakan. Jika dikonsolidasikan butiran yang bulat akan menghasilkan campuran beton yang lebih baik bila dibandingkan dengan butiran yang pipih dan lebih ekonomis penggunaan pasta semennya. Klasifikasi agregat berdasarkan bentuknya adalah:

1. Agregat Bulat

Agregat ini terbentuk karena terjadinya pengikisan oleh air atau keseluruhannya terbentuk karena pengeseran. Rongga udaranya minimum 33, sehingga rasio luas permukaannya kecil. Beton yang dihasilkan dari agregat ini kurang cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan, sebab ikatan antar agregat kurang kuat. Universitas Sumatera Utara

2. Agregat Bulat Sebagian atau Tidak Teratur