Kelembaban Spesifik spesifik humidity w Kelembaban Relatif relatife humidity RH Temperature Dew-point Ta
20
Dimana: h
c
= Nilai koefisiensi perpindahan panas konveksi Wm
2
K m
a
= Laju aliran massa udara kgs
c
pm
= Panas jenis Kalgr
o
C dA = Luas area
m
2
dT = Selisih temperatur K
T
s
= Temperatur permukaan K
T = Temperatur fluida K
T
1
= Temperatur udara masuk sistem K
T
2
= Temperatur udara keluar sistem K
menghasilkan, 1 −
� − � �
� ��
= exp
ℎ
�
� �
� ��
2.6 Dimana: T
1
= temperatur udara masuk sistem K
T
2
= Temperatur udara keluar sistem K
m
a
= Laju aliran massa udara kgs
c
pm
= Panas jenis Kalgr
o
C h
c
= Nilai koefisiensi perpindahan panas konveksi Wm
2
K A = Luas area
m
2
Jika, efisiensi dari alat pendingin evaporative yang terkadang disebut juga efisiensi saturasi dinyatakan dengan Persamaan 2.7.
� =
� − � � − �
�
2.7 Dimana: η = Efisiensi
T
1
= Temperatur udara masuk sistem K
T
2
= Temperatur udara keluar sistem K
T
s
= Temperatur permukaan K
maka dari Persamaan 2.7 dapat dinyatakan Persamaan 2.8. � = 1 − exp −
ℎ
�
� �
� ��
2.8 Dimana: η = Efisiensi
h
c
= Nilai koefisiensi perpindahan panas konveksi Wm
2
K A = Luas area
m
2
21
m
a
= Laju aliran massa udara kgs
c
pm
= Panas jenis Kalgr
o
C
Efisiensi ini dapat didefinisikan sebagai : penurunan temperatur bola kering yang dihasilkan dibagi dengan selisih temperatur bola kering dan temperatur bola
basah udara yang memasuki sistem. � =
�
�� �
− �
��
�
�� �
− �
� �
2.9 Dimana:
T
dB in
= temperatur bola kering udara yang memasuki sistem T
dB out
= temperatur bola kering udara yang keluar sistem T
wB out
= temperatur bola basah udara yang keluar sistem Penurunan temperatur bola kering yang mampu dicapai dengan proses
pendinginan evaporative tidak dapat lebih rendah daripada temperatur bola basah aliran udara yang memasuki sistem. Pada daerah yang memiliki kelembaban tinggi,
udara bebas telah membawa kandungan uap air yang cukup tinggi sehingga hal ini sangat membatasi jumlah pendinginan sensibel yang mampu dicapai dengan proses
evaporasi.