18
Gambar 2.12. Rangka diagram psikometrik Proses  yang  bisa  dilakukan  untuk  mengkondisikan  udara  meliputi  :
pemanasan sensibel, pendinginan sensibel, humidifikasi dan dehumidifikasi, namun seringkali  dua  proses  diatas  digabung  untuk  memperoleh  temperatur  dan
kelembaban yang diharapkan. Gambar  2.13  menyajikan  delapan  proses  termodinamika  dasar  yang
digambarkan dalam psychrometric chart.
Gambar 2.13. Delapan proses termodinamika dasar Proses-proses tersebut adalah :
a. Pemanasan sensibel OA
b. Pendinginan sensibel OB
c. Humidifikasi OC
d. Dehumidifikasi OD
e. Pemanasan dan humidifikasi OE
f. Pendinginan dan dehumidifikasi OF
19
g. Pendinginan dan humidifikasi OG
h. Pemanasan dan dehumidifikasi OH
2.1.5  Efisiensi Pendinginan Evaporative
Perpindahan panas konveksi secara umum dinyatakan dengan : �
�
=  ℎ   �  �
�
− � 2.2
Dimana : dq
s
= Kalor W
h
c
= Nilai koefisien perpindahan panas konveksi   Wm
2
K dA = Luas area
m
2
T
s
= Temperatur permukaan K
T   = Temperatur fluida K
Laju aliran panas sensibel dinyatakan dengan : �
�
= �
� ��
� 2.3
Dimana : dq
s
= Kalor joule
m
a
= Laju aliran massa udara kgs
c
pm
= Panas jenis Kalgr
o
C dT = Selisih temperatur
K pada Persamaan 2.3 m
a
adalah laju aliran massa udara. Dengan menggabungkan kedua Persamaan 2.2 dan 2.3 diperoleh :
ℎ   � �
�
− � =   �
� ��
�
ℎ
�
.   � �
�
.
��
=
� ��−�
2.4 Dimana: h
c
= Nilai koefisien perpindahan panas konveksi     Wm
2
K dA = Luas area
m
2
T
s
= Temperatur permukaan K
T   = Temperatur fluida K
m
a
= Laju aliran massa udara kgs
c
pm
= Panas jenis kalgr
o
C h
c
= Nilai koefisien perpindahan panas konveksi     Wm
2
K dT = Selisih temperatur
K Dengan mengintegralkan pada batas-batas tertentu, diperoleh :
ℎ
�
�
� ��
∫ �
�
=   ∫
� �
�
−� �
�
2.5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dimana: h
c
= Nilai koefisiensi perpindahan panas konveksi   Wm
2
K m
a
= Laju aliran massa udara kgs
c
pm
= Panas jenis Kalgr
o
C dA = Luas area
m
2
dT = Selisih temperatur K
T
s
= Temperatur permukaan K
T   = Temperatur fluida K
T
1
= Temperatur udara masuk sistem K
T
2
= Temperatur udara keluar sistem K
menghasilkan, 1 −
� − � �
� ��
= exp
ℎ
�
� �
� ��
2.6 Dimana: T
1
= temperatur udara masuk sistem K
T
2
= Temperatur udara keluar sistem K
m
a
= Laju aliran massa udara kgs
c
pm
= Panas jenis Kalgr
o
C h
c
= Nilai koefisiensi perpindahan panas konveksi Wm
2
K A   = Luas area
m
2
Jika, efisiensi dari alat pendingin evaporative yang terkadang disebut juga efisiensi saturasi dinyatakan dengan Persamaan 2.7.
� =
� − � � − �
�
2.7 Dimana:  η  = Efisiensi
T
1
= Temperatur udara masuk sistem K
T
2
= Temperatur udara keluar sistem K
T
s
= Temperatur permukaan K
maka dari Persamaan 2.7 dapat dinyatakan Persamaan 2.8. � = 1 − exp −
ℎ
�
� �
� ��
2.8 Dimana:  η  = Efisiensi
h
c
= Nilai koefisiensi perpindahan panas konveksi    Wm
2
K A  = Luas area
m
2