Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dengan timbulnya beraneka ragam kondisi keuangan yang terjadi maka beberapa alasan perusahaanBank melakukan penggabungan usaha yaitu : a. Masalah kesehatan Bank. b. Modal yang relatif kecil,sehingga sulit untuk melakukan ekspansi. c. Manajemen perusahaanBank yang semrawut atau kurang professional sehingga perusahaan menjadi merugi dan sulit berkembang. d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional. e. Penguasaan pasar. Proses penggabungan ini terjadi pada PT. Bank Shinta Indonesia yang berdiri pada tahun 1989. Proses akuisisi tersebut terdiri dari dua tahap yang dilalui oleh PT. Sinarmas Multiartha. Pertama, PT. Sinarmas Multiartha membeli 21 persen saham Bank Shinta Indonesia senilai Rp 17,73 miliar. Kemudian kelompok usaha Sinarmas ini mengambil alih Bank Shinta Indonesia dengan menguasai saham sebesar 79 persen untuk dapat mengambil alih kepemilikan Bank Shinta. Gandhi Sulistiyanto, Komisaris PT. Sinarmas Multiartha: www.tempoonline.com Mengapa PT. Sinarmas Multiartha melakukan akuisisi terhadap Bank Shinta Indonesia antara lain telah dituturkan oleh Komisaris PT. Sinarmas Multiartha kepada redaksi TEMPO ONLINE.COM. Kelompok usaha yang pernah menjadi nomor dua di Indonesia ini mengincar Bank Shinta karena bank ini dinilai sehat. Mereka bersih dari kredit macet, ujar Gandhi Sulistiyanto. Sekitar tiga tahun silam nama Bank Shinta sempat ramai dibicarakan karena kasus pembobolan deposito. Di luar kasus kriminal yang tak melibatkan orang dalam itu, Shinta nyaris tak bermasalah. Pemilik lama Bank Shinta adalah keluarga Hermijanto. Meski namanya jarang terdengar, bisnis keluarga ini tergolong likuid. Mereka menjual Bank Shinta bukan karena butuh uang, tetapi lebih karena deal-nya menguntungkan, ujar sumber Tempo yang dekat dengan keluarga itu. WWW.TEMPO ONLINE.COM: posting 13 juni 2005 Alasan lain juga dituturkan oleh belau sebagai Komisaris adalah di masa depan, Sinar Mas menginginkan Bank Shinta menjadi bank retail. Inginnya seperti Bank Commonwealth di Australia”. Alasan – alasan tersebut merupakan bagian dari tujuan PT. Sinarmas Multiartha untuk dapat mengembangkan sayapnya dalam mengembangkan usaha perbankan. Untuk mendukung langkah perusahaan dalam memperkuat usahanya maka perusahaan mengajukan perubahan nama. Perubahan nama perusahaan resmi berubah menjadi Bank Sinarmas dengan dikeluarkanya Surat Keputusan dari Menteri Hak Azasi Manusia Republik Indonesia pada 20 Desember 2006 Setelah melalui proses pengambilalihan, kini Bank Sinarmas beroperasi dan bersaing untuk menguasai pasar dalam bidang perbankan melalui visi dan misi dari perusahaan. Berbagai langkah dilakukan mulai dari pembiayaan usaha kecil dan mikro hingga kini berkembang menjadi pembiayaan konsumer dan komersial dan juga pembangunan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan bisnis Bank Sinarmas. Namun tidak menutup kemungkinan perusahaan ini mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha bisnis ini oleh karena itu diperlukanya controlling dalam perusahaan maka pihak Bank Sinarmas perlu melakukan pengawasan pada Bank. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya Bank dalam kondisi sehat karena hal ini juga perlu berpengaruh kepada para investor-investor. Proses akuisisi juga dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dalam mengembangkan usahanya. Pernyataan ini dipaparkan oleh Dirut Bank yaitu Sofyan Basir dalam wawancaranya Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk BRI akhirnya meminang Bank Jasa Arta untuk diakusisi sebagai unit syariahnya. BRI membeli Bank Jasa Arta seharga Rp 61 miliar. Hal tersebut disampaikan Dirut BRI Sofyan Basir di sela-sela peringatan ultah Bank Indonesia ke-54 di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin 272007. WWW.detikFinance.com posting 272007 : Wahyu Daniel Salah satu cara yang digunakan untuk melihat kondisi kesehatan Bank adalah dengan melakukan penilaian tingkat kesehatan Bank yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 3011KEPDIR maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, Likuiditas. Sedangkan untuk metode yang digunakan dalam penilaian kesehatan Bank ini sering dikenal dengan istilah CAMEL yang berisikan Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity Taswan, 2006 : 142. Dalam penilaian kesehatan Bank tersebut data-data dapat diperoleh melalui laporan keuangan dengan menghitung rasio-rasio yang telah ditentukan dalam menilai kesehatan Bank sesuai dengan surat Edaran Bank Indonesia No 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 diantaranya adalah : Capital Adequancy Ratio CAR, Bad debt Ratio BDR, Cadangan Aktiva yang Diklasifikasi, Return on Total Assets ROA, Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio LDR, dan juga Net Call Money to Current Assets NCM-CA. Rasio-rasio tersebut digunakan untuk melihat kinerja kesehatan Bank melalui laporan keuangan perusahaan yang selalu rutin dilaporkan pada akhir tahun periode. Kinerja keuangan pada PT BRI PERSERO Tbk dan PT BANK SINARMAS Tbk perlu di analisis untuk membantu para investor dan perusahaan melihat tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan pada saat setelah adanya proses akuisisi dengan sebelumnya. Dengan adanya hasil analisis dan didukung dengan visi serta misi perusahaan, maka PT BRI PERSERO Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk dapat berupaya untuk meraih cita-cita perusahaan. Hasil analisis juga membantu perusahaan untuk menarik konsumen melalui tingkat kesehatan Bank. Dengan melihat hasil analisis dari penilaian tingkat kesehatan Bank, maka perusahaan dapat menggunakan hasil ini untuk mengontrol dan menjadikan pedoman dalam menjalankan perusahaan di bidang perbankan, hasil penilaian ini juga dapat digunakan oleh investor untuk melihat kondisi Bank pada saat investasi. Dengan menganalisis kinerja keuangannya, maka pihak-pihak yang berkepentingan baik dari Bank maupun para Investor dapat mempergunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kesehatan Bank yang telah beroperasi hingga saat ini, berdasarkan laporan keuangan untuk menjalankan usahanya dengan didukung visi dan misi perusahaan untuk dapat meraih cita-cita perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah kinerja keuangan PT BRI PERSERO Tbk dan PT BANK SINARMAS Tbk sebelum dan setelah akuisisi dengan menggunakan metode CAMEL ?

C. Batasan Masalah

Dalam batasan penelitian berdasarkan pada rumusan masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada laporan keuangan sebelum dan sesudah proses akuisisi yang dilakukan pada Bank. Batasan penelitan ini dilakukan dengan melihat laporan keuangan periode tahunan pada saat sebelum dan sesudah akuisisi dengan rentang waktu 5 tahun yaitu pada PT BRI PERSERO Tbk pada tahun 2005 sampai 2009 dan PT BANK SINARMAS Tbk pada tahun 2003 sampai 2007.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini dilaksanakan untuk membantu investor dan pihak Bank dalam melihat tingkat kesehatan PT BRI PERSERO Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk melalui kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan dengan batasan sebelum dan sesudah akuisisi pada laporan keuangan tahunan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi investor, hasil penelitian dapat membantu investor untuk melihat tingkat kesehatan Bank. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan untuk melihat tingkat kesehatan Bank dan juga dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kepentingan pihak Bank yang berkaitan dengan tingkat kesehatan Bank. 3. Bagi penulis, hasil penelitian ini membantu penulis untuk dapat menambah ilmu pengetahuan tentang menghitung tingkat kesehatan Bank, dan menganalisis kesehatan Bank dari aspek keuangan. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penelitian dapat membantu seluruh mahasiswa yang akan menganalisis kesehatan Bank sebagai referensi.

F. Sistematika Pembahasan

Pembahasan penelitian ini dibuat dengan sistematika pembahasan penulisan dengan terdiri dari enam bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II : LANDASAN TEORI Pada ulasan tentang landasan teori pada bab ini membahas tentang teori–teori yang berkaitan dengan perhitungan dari metode CAMEL, yang terdiri dari pengertian-pengertian yang mendukung teori-teori yang berkaitan dengan bahan penelitian seperti antara lain pengertian CAR, BDR, CAD dan juga lain sebagainya. BAB III : METODA PENELITIAN Bab ini mengulas lebih jauh tentang populasi penelitian, variable penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bahasan bab untuk gambaran umum perusahaan ini memaparkan tentang objek dari penelitian dan mengulas tentang gambaran dari perusahaan. BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang langkah–langkah dalam menganalisis data dan hasilnya serta pembahasan hasil yang didapat dari pengolahan data yang ada. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran–saran guna perbaikan dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya.