Analisis kinerja bank sebelum dan sesudah akuisisi dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT BRI (Persero) Tbk dan PT Bank Sinarmas Tbk.

(1)

vii

ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk

Yohanes Catur Margatama Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kesehatan Bank sebelum akuisisi dan setelah akuisisi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat hasil Laporan Tahunan Bank yang dipublikasikan ke masyarakat. Peneliti ini dilakukan pada dua Perusahaan yang melakukan akuisisi khususnya pada dunia perbankan. Peneliti melakukan analisis dengan metode CAMEL yaitu Capital, Asset, Management, Earnings, dan Liquidity.

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan juga PT Sinarmas Tbk sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi dalam kondisi sehat. Mengambil keputusan untuk mengakuisisi perusahaan lain dapat membantu meningkatkan nilai kesehatan Bank saat mengambil keputusan untuk mengakuisisi.

Keywords : Capital (Modal), Asset (Aktiva), Management (Manajemen), Earnings (Rentabilitas), dan Liquidity (Likuiditas).


(2)

viii

PERFORMANCE ANALYSIS OF BANK BEFORE AND AFTER THE ACQUISITION BY USING CAMEL

Case Study: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Sinarmas Tbk

Yohanes Catur Margatama Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

This study aims to determine the financial condition of the Bank, before acquisition and after the acquisition.

The study was conducted at two banks making acquisitions. The researcher applies the method of CAMEL Capital, Assets, Management, Earnings, and Liquidity.

The result of this study indicates that the bank of PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Sinarmas Tbk prior to the acquisition and after acquisition in a healthy condition. From the results of the study also concluded that the decision to acquire another company can help increase the value of the Bank when making decisions to acquire.


(3)

ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH

AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk

Oleh :

Yohanes Catur Margatama

NIM : 062214122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013

ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH

AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk

Oleh :

Yohanes Catur Margatama

NIM : 062214122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013

ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH

AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk

Oleh :

Yohanes Catur Margatama

NIM : 062214122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

!

" # #

$%&'


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidup

Hidup hanya Sekali jadi, Hiduplah dengan Dahsyat.

Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.

_Tung Desem Waringin_

Obat Kuat

Tersenyum dan berpikirlah positif dan lakukan hal kecil apapun itu dalam setiap hal jika kamu dalam rasa ketakutan, rasa itu akan lebur dan akan hilang menjadi sebuah ketenangan.

_Sir Jhon Chess the Mainrood_

Doa

Jadikanlah Aku Pembawa Damai

_PS “ 221_

Skripsi ini Kupersembahkan Kepada :

Alm. Emiliana Sulastri ( Ibunda Ku)

KAKAK – KAKAK Aku


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH

AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk

Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 31 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,

Yohanes Catur Margatama NIM: 062214122


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Catur Margatama

Nomor Mahasiswa : 062214122

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH

AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin atau pun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Mei 2013

Yang menyatakan


(10)

vii

ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk

Yohanes Catur Margatama Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kesehatan Bank sebelum akuisisi dan setelah akuisisi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat hasil Laporan Tahunan Bank yang dipublikasikan ke masyarakat. Peneliti ini dilakukan pada dua Perusahaan yang melakukan akuisisi khususnya pada dunia perbankan. Peneliti melakukan analisis dengan metode CAMEL yaitu Capital, Asset, Management, Earnings, dan Liquidity.

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan juga PT Sinarmas Tbk sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi dalam kondisi sehat. Mengambil keputusan untuk mengakuisisi perusahaan lain dapat membantu meningkatkan nilai kesehatan Bank saat mengambil keputusan untuk mengakuisisi.

Keywords : Capital (Modal), Asset (Aktiva), Management (Manajemen), Earnings (Rentabilitas), dan Liquidity (Likuiditas).


(11)

viii

PERFORMANCE ANALYSIS OF BANK BEFORE AND AFTER THE ACQUISITION BY USING CAMEL

Case Study: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Sinarmas Tbk

Yohanes Catur Margatama Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

This study aims to determine the financial condition of the Bank, before acquisition and after the acquisition.

The study was conducted at two banks making acquisitions. The researcher applies the method of CAMEL Capital, Assets, Management, Earnings, and Liquidity.

The result of this study indicates that the bank of PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Sinarmas Tbk prior to the acquisition and after acquisition in a healthy condition. From the results of the study also concluded that the decision to acquire another company can help increase the value of the Bank when making decisions to acquire.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada Bapa di Surga atas cinta kasih, karunia serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Kinerja Bank Sebelum dan Sesudah Akuisisi Dengan Menggunakan Metode CAMEL, studi kasus pada PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan juga selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendampingi dan membimbing penulis selama berkuliah di Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.


(13)

x

4. Bapak Drs. T. Handono Eko Prabowo, M.B.A.,Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati serta memberikan banyak ide dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra Diah Utari BR.,M.,Si, selaku Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

6. Para Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Orang Tua saya, terima kasih atas cinta, kasih sayang yang selalu menyertaiku, serta dorongan, kerja keras dan kesabarannya dalam mendidik dan membimbing saya, terutama Alm Emiliana Sulastri mama saya yang paling berharga dalam hidup saya dalam kenangan.

8. Kakak – kakak yang saya sayangi Imelda Eko Susananingwati, Irene Dwi Mayasari, Gregorius Tri Wahyudi, yang telah membantu dan merawat saya dan menerima baik buruknya saya apa adanya.

9. Terima kasih yang spesial untuk mbak Ima K yang setia mendampingi dan memberikan semangat yang luar biasa dalam penyelesaian penelitian ini. 10. Buat Saudara-saudara saya Mas Romi dan Mas Andi, Budhe Mami,Om dan

Tante Agus, Om dan Tante Hono, Om dan Tante Erry Anggara,Om George Ardinan K, Om Didit (GM), OM Daru, Tante Dwi Aprita sekeluarga, Om Kevin, Keluarga Besar Sowi dan Hadi : Simbah Putri dan Simbah Kakung, wawa, oguts, arief, Ika, pipin, yoni dan Om Albe ndhutz.


(14)

xi

11. Untuk teman seperjuanganku Manajemen 2006 (Dedi Nurmawan, Genk Gadoel, Yanto-Kribo, Sigit-Itik, Sangga Dam, Kriwil) Terima kasih untuk masukan dan semangat yang telah diberikan selama ini untuk menyelesaikan penelitian ini.

12. Teman-teman UKMK dan JARUM kita berorganisasi bersama Om patrix dkk and pengikut organisasi.

13. Bocah-bocah Kos Apartemen Maryoto yang koplak Viktor, Zakky, Ivo Genks, Ato.

14. Paragirl’s motivation group( Indra, Ikhe , Sri, Septi)

15. Teman-teman bermain mas agus (Pak RT), mas Agus dan mas Yanto Burjo,Warung Pak Nanang dan teman-temanku yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

Yogyakarta, 31 Mei 2013 Penulis


(15)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 8


(16)

xiii

E. MANFAAT PENELITIAN ... 9

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ... ....10

BAB II LANDASAN TEORI ...12

A. LANDASAN TEORI ... 12

B. JURNAL PENELITIAN SEBELUMNYA ... 19

C. INSTRUMEN PENELITIAN ... 30

D. GAMBARAN PENELITIAN ... 39

BAB III METODE PENELITIAN... 41

A. JENIS PENELITIAN ... 41

B. WAKTU dan TEMPAT PENELITIAN ... 41

C. SUBJEK dan OBJEK PENELITIAN ... 41

D. POPULASI dan SAMPEL ... 42

E. JENIS dan SUMBER DATA ... 42

F. VARIABLE PENELITIAN... 42

G. TEKNIK ANALISIS DATA ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47

A. GAMBARAN UMUM PT BRI Tbk ... 47

1. SEJARAH ... 47

2. VISI dan MISI... 49


(17)

xiv

5. PRODUK ... 52

B. GAMBARAN UMUM PT SINARMAS Tbk ... 54

1. SEJARAH ... 54

2. VISI dan MISI... 56

3. MANAJEMEN PERUSAHAAN... 56

4. INFORMASI UMUM PERUSAHAAN ... 57

5. PRODUK ... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. ANALISA DATA 1. ANALISA DATA PT BRI Tbk ... 61

a. PT BRI Tbk SEBELUM AKUISISI ... 62

b. PT BRI Tbk SETELAH AKUISISI ... 67

c. PT BRI Tbk SEBELUM dan SETELAH AKUISISI... 72

2. ANALISA DATA PT SINARMAS Tbk ... 76

a. PT SINARMAS Tbk SEBELUM AKUISISI ... 77

b. PT SINARMAS Tbk SETELAH AKUISISI ... 81

c. PT SINARMAS Tbk SEBELUM dan SESUDAH AKUISISI... 85

B. PEMBAHASAN ... 89

1. Kinerja PT BRI Tbk ... 89

a. KINERJA PT BRI Tbk SEBELUM dan SETELAH AKUISISI DALAM KESEHATANYA BERDASARKAN CAMEL ... 89


(18)

xv

DENGAN TEKNIK ANALISIS TREND ... 91

2. Kinerja PT SINARMAS Tbk ... 93

a. KINERJA PT SINARMAS Tbk SEBELUM dan SESUDAH AKUISISI DALAM KESEHATANYA BERDASARKAN CAMEL... 93

b. PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISIS TREND ... 95

c. Kinerja Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada PT BRI Tbk dan PT SINARMAS Tbk melalui metode CAMEL ... 97

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN ...100

A. KESIMPULAN ...100

B. SARAN ...101

DAFTAR PUSTAKA ...103


(19)

xvi

Tabel II.1 : JURNAL PENELITIAN SEBELUMNYA...19 Tabel II.2 : PERHITUNGAN CADANGAN AKTIVA YANG DIKLARIFIKASI ... 33 Tabel III.1: TATA CARA PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

DENGAN METODE CAMEL ... 44 Tabel V.1 : NILAI ASPEK ASPEK RASIO CAR, BDR, CAD, NPM, ROA,

BOPO, LDR, CM TO CA PADA PT BRI Tbk ... 61 Tabel V.2 : NILAI ASPEK ASPEK RASIO CAR, BDR, CAD, NPM, ROA,

BOPO, LDR, CM TO CA PADA PT SINARMAS Tbk ... 76 Tabel V.3 : TABEL PERHITUNGAN KESEHATAN PT BRI Tbk

BERDASARKAN METODE CAMEL... 89 Tabel V.4 : PERHITUNGAN PERKEMBANGAN KESEHATAN BANK

BERDASARKAN CAMEL PT BRI Tbk ... 91 Tabel V.5 : TABEL PERHITUNGAN KESEHATAN PT SINARMAS Tbk

BERDASARKAN METODE CAMEL... 94 Tabel V.6 : PERHITUNGAN PERKEMBANGAN KESEHATAN BANK


(20)

xvii

Gambar II.1 : Skema Akuisisi Bank ...39

Gambar II.2 : Skema Kerangka Penelitian Bank ...40

Gambar V.1 : Grafik CAR PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...63

Gambar V.2 : Grafik BDR PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...64

Gambar V.3 : Grafik CAD PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...64

Gambar V.4 : Grafik NPM PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...65

Gambar V.5 : Grafik ROA PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...65

Gambar V.6 : Grafik BOPO PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...66

Gambar V.7 : Grafik LDR PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...66

Gambar V.8 : Grafik NCM to CA PTBRI Tbk Sebelum Akuisisi ...67

Gambar V.9 : Grafik CAR PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...68

Gambar V.10 : Grafik BDR PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...68

Gambar V.11 : Grafik CAD PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...69

Gambar V.12 : Grafik NPM PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...69

Gambar V.13 : Grafik ROA PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...70

Gambar V.14 : Grafik BOPO PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...71

Gambar V.15 : Grafik LDR PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...71

Gambar V.16 : Grafik NCM to CA PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...72

Gambar V.17 : Grafik CAR PT BRI Tbk Sebelum dan Setelah Akuisisi ...73

Gambar V.18 : Grafik BDR dan CAD PT BRI Tbk Sebelum dan Setelah Akuisisi ...73


(21)

xviii

Gambar V.21 : Grafik LDR dan NCM to CA PT BRI Tbk Sebelum dan

Setelah Akuisisi ...75

Gambar V.22 : Grafik CAR PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...77

Gambar V.23 : Grafik BDR dan CAD PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi...78

Gambar V.24 : Grafik NPM PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...79

Gambar V.25 : Grafik ROA dan BOPO PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...79

Gambar V.26 : Grafik LDR PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...80

Gambar V.27 : Grafik CAR PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...81

Gambar V.28 : Grafik BDR dan CAD PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...82

Gambar V.29 : Grafik NPM PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...82

Gambar V.30 : Grafik ROA dan BOPO PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ....83

Gambar V.31 : Grafik LDR dan NCM to CA PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...84

Gambar V.32 : Grafik CAR PT Sinarmas Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi ...85

Gambar V.33 : Grafik BDR dan Sebelum dan Sesudah Akuisisi CAD PT Sinarmas Tbk ...86

Gambar V.34 : Grafik NPM PT Sinarmas Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi ...86

Gambar V.35 : Grafik ROA dan BOPO PT Sinarmas Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi ...87

Gambar V.36 : Grafik LDR dan NCM to CA PT Sinarmas Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi...88


(22)

xix

Tbk ...90 Gambar V.38 : Grafik Perkembangan Kesehatan Bank berdasarkan

CAMEL Sebelum dan Sesudah Akuisis pada PT

SINARMAS, Tbk ...95 Gambar V.39 : Grafik Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan CAMEL

sebelum dan sesudah Akuisis PT BANK RAKYAT


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian dunia diguncang oleh adanya krisis yang melanda negara adi kuasa yaitu Amerika Serikat yang berakibatkan pada para pengusaha yang takut akan keadaan perekonomian yang memburuk. Hal ini mempengaruhi terjadinya krisis global yang mengakibatkan buruknya kondisi perekonomian. Kondisi ini mempengaruhi perusahaan - perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Kondisi perekonomian yang kurang stabil mempengaruhi beberapa usaha, baik manufaktur dan jasa dalam beroperasi. Dalam bidang jasa khususnya perbankan apabila perekonomian kurang stabil secara elastis mempengaruhi kinerja keuangan, sehingga berpengaruh kepada para investor yang menanamkan modal mereka pada Bank. Para investor harus peka dengan kesehatan Bank, baik investor lama maupun baru.

Para investor harus memperhatikan kesehatan Bank dalam upaya memperkecil peluang dalam menghadapi kerugian. Pada saat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 banyak terjadi permasalahan pada lembaga keuangan. Beberapa lembaga keuangan salah satunya perbankan mengalami pembekuan hingga sampai penutupan oleh Bank Indonesia. Beberapa kasus tersebut diantaranya pencabutan izin usaha Bank Credit Agricole Indosuez,


(24)

penutupan Bank Dagang Bali, dan Bank Asiatic, divestasi bank-bank rekapitulasi, merger dan pembekuan (Dendawijaya, 2005: 261).

Kesehatan Bank dapat dilihat dari beberapa aspek yang mempengaruhi kinerjanya salah satunya yang dapat dilihat melalui kinerja keuangan. Dengan memperhatikan bagian ini lebih intensif maka, para pemilik modal dan perusahaan dapat mengurangi rasa takut akan resiko kerugian.

Bank yang menjaga kinerjanya dengan baik maka akan selalu berkembang dan terciptanya peningkatan. Dalam kondisi sehat maka Bank dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu Bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam dunia perbankan. Bank dapat berkembang dan mewujudkan misi dengan hasil maksimal apabila kinerja perusahaan terkontrol dengan baik, salah satunya adalah terkontrolnya kinerja pada keuangan. Pemerintah juga ikut campur dalam kebijakan perusahaan perbankan karena dalam hal ini pemerintah sebagai pengawas dan juga Pembina Bank–bank yang ada melalui Bank Indonesia yang telah tercantum dalam undang-undang RI No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal 29. Pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan dalam upayanya mengatur keseimbangan perekonomian karena berdampak kepada kesejahteraan masyarakat juga.


(25)

Pihak perusahaan juga berupaya untuk dapat bertahan dan bersaing dalam menjalankan usahanya maka salah satu cara dari perusahaaan melakukan beberapa upaya dalam mengembangkan usahanya dengan penggabungan usaha. Terdapat beberapa jenis cara penggabungan perusahaan yang sering dilakukan di beberapa perusahaan Indonesia. Macam- macam cara penggabungan yang biasa dilakukan (Hardanti,R : 2006,39) yaitu :

1. Merger

Penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu dari Bank dan membubarkan Bank –bank lainya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.

2. Konsolidasi

Penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara mendirikan Bank baru dan membubarkan Bank-bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu.

3. Akuisisi

Pengambilalihan kepemilikan suatu Bank yang berakibat beralihnya pengendalian terhadap Bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi biasanya nama Bank yang diakuisisi tidak berubah dan yang berubah adalah kepemilikanya.


(26)

Dengan timbulnya beraneka ragam kondisi keuangan yang terjadi maka beberapa alasan perusahaan/Bank melakukan penggabungan usaha yaitu :

a. Masalah kesehatan Bank.

b. Modal yang relatif kecil,sehingga sulit untuk melakukan ekspansi.

c. Manajemen perusahaan/Bank yang semrawut atau kurang professional sehingga perusahaan menjadi merugi dan sulit berkembang.

d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional. e. Penguasaan pasar.

Proses penggabungan ini terjadi pada PT. Bank Shinta Indonesia yang berdiri pada tahun 1989. Proses akuisisi tersebut terdiri dari dua tahap yang dilalui oleh PT. Sinarmas Multiartha. Pertama, PT. Sinarmas Multiartha membeli 21 persen saham Bank Shinta Indonesia senilai Rp 17,73 miliar. Kemudian kelompok usaha Sinarmas ini mengambil alih Bank Shinta Indonesia dengan menguasai saham sebesar 79 persen untuk dapat mengambil alih kepemilikan Bank Shinta. (Gandhi Sulistiyanto, Komisaris PT. Sinarmas Multiartha: www.tempoonline.com)


(27)

Mengapa PT. Sinarmas Multiartha melakukan akuisisi terhadap Bank Shinta Indonesia antara lain telah dituturkan oleh Komisaris PT. Sinarmas Multiartha kepada redaksi TEMPO ONLINE.COM.

Kelompok usaha yang pernah menjadi nomor dua di Indonesia ini mengincar Bank Shinta karena bank ini dinilai sehat. "Mereka bersih dari kredit macet," ujar Gandhi Sulistiyanto. Sekitar tiga tahun silam nama Bank Shinta sempat ramai dibicarakan karena kasus pembobolan deposito. Di luar kasus kriminal yang tak melibatkan orang dalam itu, Shinta nyaris tak bermasalah.

Pemilik lama Bank Shinta adalah keluarga Hermijanto. Meski namanya jarang terdengar, bisnis keluarga ini tergolong likuid. "Mereka menjual Bank Shinta bukan karena butuh uang, tetapi lebih karena deal-nya menguntungkan," ujar sumber Tempo yang dekat dengan keluarga itu. (WWW.TEMPO ONLINE.COM: posting 13 juni 2005)

Alasan lain juga dituturkan oleh belau sebagai Komisaris adalah di masa depan, Sinar Mas menginginkan Bank Shinta menjadi bank retail. "Inginnya seperti Bank Commonwealth di Australia”. Alasan – alasan tersebut merupakan bagian dari tujuan PT. Sinarmas Multiartha untuk dapat mengembangkan sayapnya dalam mengembangkan usaha perbankan. Untuk mendukung langkah perusahaan dalam memperkuat usahanya maka perusahaan mengajukan perubahan nama. Perubahan nama perusahaan resmi


(28)

berubah menjadi Bank Sinarmas dengan dikeluarkanya Surat Keputusan dari Menteri Hak Azasi Manusia Republik Indonesia pada 20 Desember 2006

Setelah melalui proses pengambilalihan, kini Bank Sinarmas beroperasi dan bersaing untuk menguasai pasar dalam bidang perbankan melalui visi dan misi dari perusahaan. Berbagai langkah dilakukan mulai dari pembiayaan usaha kecil dan mikro hingga kini berkembang menjadi pembiayaan konsumer dan komersial dan juga pembangunan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan bisnis Bank Sinarmas.

Namun tidak menutup kemungkinan perusahaan ini mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha bisnis ini oleh karena itu diperlukanya controlling dalam perusahaan maka pihak Bank Sinarmas perlu melakukan pengawasan pada Bank. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya Bank dalam kondisi sehat karena hal ini juga perlu berpengaruh kepada para investor-investor.

Proses akuisisi juga dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dalam mengembangkan usahanya. Pernyataan ini dipaparkan oleh Dirut Bank yaitu Sofyan Basir dalam wawancaranya

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)

akhirnya meminang Bank Jasa Arta untuk diakusisi sebagai unit syariahnya. BRI membeli Bank Jasa Arta seharga Rp 61 miliar. Hal tersebut disampaikan Dirut BRI Sofyan Basir di sela-sela peringatan ultah Bank Indonesia ke-54 di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (2/7/2007). (WWW.detikFinance.com posting 2/7/2007 : Wahyu Daniel)


(29)

Salah satu cara yang digunakan untuk melihat kondisi kesehatan Bank adalah dengan melakukan penilaian tingkat kesehatan Bank yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia dengan mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 30/11/KEP/DIR maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, Likuiditas. Sedangkan untuk metode yang digunakan dalam penilaian kesehatan Bank ini sering dikenal dengan istilah CAMEL yang berisikan Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity (Taswan, 2006 : 142).

Dalam penilaian kesehatan Bank tersebut data-data dapat diperoleh melalui laporan keuangan dengan menghitung rasio-rasio yang telah ditentukan dalam menilai kesehatan Bank sesuai dengan surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diantaranya adalah : Capital Adequancy Ratio (CAR), Bad debt Ratio (BDR), Cadangan Aktiva yang Diklasifikasi, Return on Total Assets (ROA), Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan juga Net Call Money to Current Assets (NCM-CA). Rasio-rasio tersebut digunakan untuk melihat kinerja kesehatan Bank melalui laporan keuangan perusahaan yang selalu rutin dilaporkan pada akhir tahun periode.

Kinerja keuangan pada PT BRI (PERSERO) Tbk dan PT BANK SINARMAS Tbk perlu di analisis untuk membantu para investor dan perusahaan melihat tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan pada saat


(30)

setelah adanya proses akuisisi dengan sebelumnya. Dengan adanya hasil analisis dan didukung dengan visi serta misi perusahaan, maka PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk dapat berupaya untuk meraih cita-cita perusahaan. Hasil analisis juga membantu perusahaan untuk menarik konsumen melalui tingkat kesehatan Bank.

Dengan melihat hasil analisis dari penilaian tingkat kesehatan Bank, maka perusahaan dapat menggunakan hasil ini untuk mengontrol dan menjadikan pedoman dalam menjalankan perusahaan di bidang perbankan, hasil penilaian ini juga dapat digunakan oleh investor untuk melihat kondisi Bank pada saat investasi.

Dengan menganalisis kinerja keuangannya, maka pihak-pihak yang berkepentingan baik dari Bank maupun para Investor dapat mempergunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kesehatan Bank yang telah beroperasi hingga saat ini, berdasarkan laporan keuangan untuk menjalankan usahanya dengan didukung visi dan misi perusahaan untuk dapat meraih cita-cita perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah kinerja keuangan PT BRI (PERSERO) Tbk dan PT BANK SINARMAS Tbk sebelum dan setelah akuisisi dengan menggunakan metode CAMEL ?


(31)

C. Batasan Masalah

Dalam batasan penelitian berdasarkan pada rumusan masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada laporan keuangan sebelum dan sesudah proses akuisisi yang dilakukan pada Bank. Batasan penelitan ini dilakukan dengan melihat laporan keuangan periode tahunan pada saat sebelum dan sesudah akuisisi dengan rentang waktu 5 tahun yaitu pada PT BRI (PERSERO) Tbk pada tahun 2005 sampai 2009 dan PT BANK SINARMAS Tbk pada tahun 2003 sampai 2007.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini dilaksanakan untuk membantu investor dan pihak Bank dalam melihat tingkat kesehatan PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk melalui kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan dengan batasan sebelum dan sesudah akuisisi pada laporan keuangan tahunan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi investor, hasil penelitian dapat membantu investor untuk melihat tingkat kesehatan Bank.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan untuk melihat tingkat kesehatan Bank dan juga dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kepentingan pihak Bank yang berkaitan dengan tingkat kesehatan Bank.


(32)

3. Bagi penulis, hasil penelitian ini membantu penulis untuk dapat menambah ilmu pengetahuan tentang menghitung tingkat kesehatan Bank, dan menganalisis kesehatan Bank dari aspek keuangan.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penelitian dapat membantu seluruh mahasiswa yang akan menganalisis kesehatan Bank sebagai referensi.

F. Sistematika Pembahasan

Pembahasan penelitian ini dibuat dengan sistematika pembahasan penulisan dengan terdiri dari enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada ulasan tentang landasan teori pada bab ini membahas tentang teori–teori yang berkaitan dengan perhitungan dari metode CAMEL, yang terdiri dari pengertian-pengertian yang mendukung teori-teori yang berkaitan dengan bahan penelitian seperti antara lain pengertian CAR, BDR, CAD dan juga lain sebagainya.


(33)

BAB III : METODA PENELITIAN

Bab ini mengulas lebih jauh tentang populasi penelitian, variable penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bahasan bab untuk gambaran umum perusahaan ini memaparkan tentang objek dari penelitian dan mengulas tentang gambaran dari perusahaan.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang langkah–langkah dalam menganalisis data dan hasilnya serta pembahasan hasil yang didapat dari pengolahan data yang ada.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran–saran guna perbaikan dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya.


(34)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank

Pengertian Bank menurut undang–undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan. Bank adalah “ badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk– bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

2. Fungsi Bank

Bank yang dinaungi oleh Bank Indonesia mempunyai tujuan yang sama dalam peranan bank untuk beroperasi di dalam menjalankan usahanya dalam bidang penyedia layanan jasa. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. (www.bi.go.id)


(35)

3. Sumber–Sumber Dana Bank

Sumber–sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasional. Di dalam usaha bank untuk menghimpun dana dalam kegiatannya sehari–hari maka bank menghimpun dana yang bersumberkan dari (Hardanti, 2006: 11-12) :

a. Dana yang bersumberkan dari bank itu sendiri 1) Setoran modal dari pemegang saham.

2) Cadangan–cadangan bank, cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagikan kepada para pemegang sahamnya dengan maksud untuk mengantisipasi laba pada tahun mendatang.

3) Laba bank yang belum dibagi. Laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat digunakan sebagai modal untuk sementara waktu.

b. Dana yang bersumberkan dari masyarakat luas.

Dana yang bersumberkan dari masyarakat luas adalah dana yang dihimpun bank dalam pelaksanaan operasional sehari–hari pada pelaksanaan layanan yang disediakan bank antara lain :

1) Simpanan Giro

Simpanan Giro adalah simpanan yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat dengan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainya atau pemindahbukuan. yang telah tercantum dalam undang undang nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998.


(36)

2) Simpanan Tabungan

Simpanan Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat–syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik melalui cek, bilyet giro dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu, yang telah diatur dalam undang–undang nomor 10 tahun 1998.

3) Simpanan Deposito

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. c. Dana yang bersumber dari lembaga lainya.

Sumber dana ini merupakan sumber dana yang dilakukan bank apabila kedua cara tersebut sulit didapatkan dalam mengumpulkan dana karena cara ini relatif membutuhkan biaya yang lebih besar dan sifatnya hanya sementara. Perolehan dana yang bersumber dari lembaga lain adalah :

1) Kredit likuiditas dari Bank Indonesia.

2) Pinjaman Antar Bank (Inter Bank Call Money). 3) Pinjaman dari bank–bank luar negeri.


(37)

4. Pengertian Umum Kinerja

Pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja yang merupakan perbandingan hasil-hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kinerjanya. Tujuan pokok penilaian kinerja dalam perusahaan adalah untuk memotivasi karyawannya dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan (Mulyadi, 1993: 420). 5. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, aliran arus kas dan kinerja dari suatu perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

6. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari Laporan Keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan aliran kas dari suatu perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman serta informasi dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk mengawasi kinerja perusahaan berdasar laporan keuangan.


(38)

Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan perbankan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2003: 240) :

a. Memberikan informasi keuangan tentangjumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.

b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek. c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal

pada waktu tertentu.

d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercemin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.

e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.

f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu modal.

g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.


(39)

7. Pengertian Tentang Penilaian Kesehatan Bank

Penilaian kesehatan bank dimaksud untuk melihat apakah bank dalam keadaan sehat. Hal ini dilakukan untuk memonitor bank dalam melaksanakan operasional sehingga nasabah dan para pemegang saham serta semua bagian yang berkaitan dengan bank tidak mengalami kerugian yang akan diderita.dalam hal ini penilaian bank dilakukan dengan melihat kinerja dari laporan keuangan bank, yang ditinjau dengan penilaian kesehatan bank melalui penilaian yang telah diatur oleh undang–undang perbankan.

Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan pasal 29, yang isinya adalah:

a. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia b. Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan

memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.

c. Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip-prinsipkehati-hatian.


(40)

8. Tujuan Penilaian Kinerja Kesehatan Keuangan

Dalam penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat sehinga bank Indonesia sebagai Pengawas dan Pembina bank–bank dapat memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan dengan baik atau bahkan dihentikan operasinya (Martono, 2004: 87).

Dari penilaian kinerja kesehatan keuangan maka akan memperoleh hasil yang dapat dilihat dan dipantau melalui angka–angka perolehan penghitungan dari CAMEL, metode ini digunakan secara berkala dalam monitoring tingkat kesehatan bank, maka para nasabah atau investor dapat menggunakan hasil ini untuk menentukan keputusannya dalam penggunaan layanan jasa yang disediakan.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan pada perusahaan, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginteprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.


(41)

B. Jurnal Penelitian Sebelumnya

Tabel II.1 : Jurnal Penelitian - Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil

1 Sri Pujiyanti ; Dr.Ir.E.Susi Suhendra, MS Modus, Volume 20 (1) tahun 2009.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CAMEL ”(STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA

(PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) CAMEL • CapitalAssetManajementEarningsLiquidity Rekapitulasi hasil Perhitungan

Peringkat Komposit : PerhitunganCAR, KAP, NPM, ROA, BO/PO, LDR

• Tingkat Kesehatan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada periode 2006-2008 berada pada tingkat 1 dan 2 maka dapat dikatakan dalam kondisi Sehat

• Tingkat Kesehatan PT. Bank Bukopin Tbk pada periode 2006–2008 berada pada tingkat 1 dan 2 maka dapat dikatakan


(42)

dalam kondisi Sehat • PT. Bank Bukopin Tbk

lebih sehat dibanding PT Bank Negara Indonesia Tbk


(43)

No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 2 Ahmad Faisol

Jurnal Ilmiah Volume 3 No 7 Tahun 2007

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK PADA PT BANK

MUAMALAT INDONESIA Tbk Periode 2004 - 2006

• Likuiditas • Rentabilitas • Solvabilitas

• Analisis Rasio Likuiditas:Cash ratio, Reserve Requirement),

Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR

Analisa rasio Liquiditas Bank Muamalat

Indonesia yang terdiri dari Cash Ratio, Reserve Requirement (RR),LDR dan LAR memperlihatkan kecenderungan angka rasio yang terus

meningkat dari tahun ke tahun.


(44)

• Analisis Rasio Rentabilitas :

ROA

ROE

BO/PO

NPM

• Dari Analisis

Rentabilitas dapat dilihat bahwa perhitungan rasio rasio yang terkait masuk dalam tingkat baik.


(45)

No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil • Analisis Rasio

Solvabilitas : Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER)

• Hasil perhitungan rasio Solvabilitas

menunjukkan hasil yang beragam, dan dilihat dari perhitungan angka DER maka tingkat solvabilitas bank dapat dikatakan buruk pada periode 2004 - 2006


(46)

No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 3 Betty Arviana Analisis Perbedaan

Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger (Study Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Di BEI)”

Rasio

Keuangan: DER, GPM, OPM, NPM, ROE, dan ROI

paired sample t-test

Hasil penelitian ini secara umum

menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi.


(47)

No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil

4 YunantoAdi

Kusumo

Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 – 2007 (Dengan Pendekatan Pbino. 9/1/PBI/2007) • Likuiditas • Rentabilitas • Solvabilitas

• Analisis Rasio Likuiditas:STM: Short Term Mismatch

• Analisis Rasio Rentabilitas : NOM: Net Operating Margin

• Analisis Rasio Solvabilitas :

Untuk mendapatkan kinerja keuangan dengan peringkat yang bagus, kelima rasio keuangan tersebut harus memiliki peringkat yang bagus juga, terutama rasio KAP yang memiliki bobot tertinggi yaitu 50%. Sehingga jika rasio KAP kinerjanya meningkat mengakibatkan kinerja keuangan bank syariah tersebut juga akan


(48)

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

meningkat, terutama untuk rasio KAP serta MR yang kinerjanya masih perlu ditingkatkan lagi.


(49)

No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 5 MUHAMMAD AJI NUGROHO Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan

Akuisisi

(Pada Perusahaan Pengakuisisi, Periode 2002-2003)

• Profitabilitas : NPM,ROA,ROE, • Solvabilitas :

DER, EPS, TATO • Likuiditas :

Current Ratio

• Uji

Normalitas • Uji Hiotesis • Wilcoxon

Signed Ranks Test

• Uji Manova

1. variable NPM, ROA, Debt Rasio, EPS, TATO, CR tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antar sesudah dan sebelum merger.

2. Variable ROE, DER menunjukan perbedaan yang signifikan antar sesudah dan sebelum merger.


(50)

No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil

6 Surifah

Jurnal

Akuntansi dan Auditing

Indonesia Vol 6, No. 2 Desember 2002.

“Kinerja Keuangan Perbankan Swasta Nasional Indonesia

Sebelum Dan

Setelah Krisis Ekonomi”.

Variabel bebas Yang terdiri dari CAMEL 1. Capital 2. Assets 3. Management 4. Earning Liquidity

Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Populasi

Penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional devisa maupun non devisa.

Sedangkan sampel yang diambil secara purposive sampling, yaitu 17 Bank Umum Swasta

Berdasarkan pengujian dengan rasio CAMEL berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah krisis ekonomi dan

kebanyakan rasio

menunjukkan bahwa setelah krisis ekonomi justru lebih tinggi dibandingkan sebelum krisis.


(51)

Nasional Devisa dan 15 Bank Umum Swasta Nasional Bukan Devisa


(52)

C. Instrumen Penelitian

1. Instrumen–Instrumen Penilaian Kinerja Kesehatan Bank

Dalam penggunaan metode CAMEL dalam menilai tingkat kinerja kesehatan bank terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan didalamnya. Beberapa aspek yang mendukung dalam penilaian tingkat kinerja telah diatur oleh pemerintah yang meliputi Instrumen–Instrumen Penilaian Tingkat Kesehatan Bank :

Berdasarkan ketentuan yang telah berlaku dalam penilaian tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan metode yang dikenal dengan metode CAMEL, metode ini menghitung besarnya rasio pada laporan keuangan pada aspek - aspek berikut ini :

a. Capital (Modal)

Untuk menghitungnya digunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan rumus sebagai berikut.

X 100 %

Atau secara rinci dapat dihitung dengan

CAR = X 100 %

Dengan perhitungan nilai kredit sebagai berikut : Untuk CAR = 0 % atau negatif, nilai kredit = 0

Untuk setiap kenaikan 0,1% nilai kredit ditambah 1 dengan bobot maksimum 100 dengan bobot CAMEL untuk kecukupan CAR 25%


(53)

Modal inti ini terdiri atas:

1) Modal Disetor, yaitu modal yang disetor secara kolektif oleh pemilik (bisa dalam bentuk kepemilikan saham).

2) Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham, apabila terjadi selisih negatif maka selisih tersebut menjadi pengurang.

3) Modal Sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham atau uang oleh pihak lain, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga apabila saham dijual kembali. 4) Cadangan Umum, yaitu caadangan yang dibentuk dari

penyisihan laba yang ditahan.

5) Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS

6) Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.

Modal Pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal.

Secara terinci modal pelengkap dapat berupa:

1) Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.


(54)

2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8 %.

b. Assets (Aktiva)

Untuk menilai aspek Assets atau aktiva adalah dengan dua hal berikut, Rasio BDR (Bad Debt Ratio) dan CAD (Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan).

Untuk BDR dihitung dengan Rumus :

X 100 % Aktiva produktif meliputi :

1) Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan,

2) Surat-surat berharga (baik surat berharga pasar uang maupun surat berharga pasar modal),

3) Penyertaan Saham, dan 4) Tagihan pada bank lain.


(55)

Nilai kredit rasio aktiva produktif yang di klarifikasi dihitung sebagai berikut :

1) Untuk BDR = 15,5 % atau lebih, nilai kredit = 0

2) Untuk setiap penurunan 0,15 %, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

Dengan bobot CAMEL untuk BDR adalah 25% dalam kecukupan bad debt ratio.

Untuk perhitungan Cadangan Aktiva yang Diklarifikasi (CAD) sendiri dengan menggunakan kategori yang diklasifikasikan seperti :

Tabel II.2 :

Perhitungan Cadangan Aktiva yang Diklarifikasi

NO Kategori Kredit Cadangan yang wajib dibentuk 1 2 3 4 5 Lancar Perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet

0% x besarnya rekening dalam kategori tersebut 5% x besarnya rekening dalam kategori tersebut 15% x besarnya rekening dalam kategori tersebut 50% x besarnya rekening dalam kategori tersebut 100% x besarnya rekening dalam kategori tersebut

Jumlah APYD Jumlah dari seluruh nilai Cadangan yang di bentuk Sumber : Lukman. Manajemen Perbankan. 2002:145


(56)

Nilai kredit rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang di klarifikasi dihitung sebagai berikut:

1) Untuk rasio = 0 tidak memiliki cadangan, maka nilai kredit = 0

2) Untuk setiap kenaikan sebesar 1% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

3) Nilai bobot dalam CAMEL untuk CAD sebesar 5% Cadangan aktiva yang diklarifikasi ini dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba dan merupakan persetujuan pemegang saham bank yang dilakukan dalam rapat umum pemegang saham. c. Management (Manajemen)

Untuk aspek manajemen dinilai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bi sesuai dengan SK Dir BI no 30/12/kep/DIR/97 dengan menilai :

• Manajemen Umum (10 %) 1) Strategi.

2) Struktur. 3) Sistem.

4) Kepemimpinan.


(57)

Ketentuan tersebut digunakan untuk menilai kinerja dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan manajemen bank. Dalam Penilaian aspek manajemen untuk menghitung kinerja berdasarkan laporan keuangan sebagai alat perhitunganya adalah dengan menggunakan rumus perhitungan Net Profit Margin (NPM).

NPM (Net Profit Margin) = x 100 %

Untuk nilai dalam perhitungan kecukupan NPM dalam bobot CAMEL adalah 25%

d. Earnings (Rentabilitas)

Untuk aspek rentabilitas dihitung dengan dua rasio yaitu dengan : 1) ROA (Return on total Assets)

Return on Total Assets dapat dihitung dengan rumus : x 100 %

Penilaian rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100 ( Sihol & Daniel, 2007:179).


(58)

poin x ROA Komponen Kredit Nilai 1 % 015 , 0 ) ( =

Dengan nilai bobot dalam CAMEL adalah 5% dalam perhitungan nilai ROA.

2) BOPO (Ratio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Untuk menghitung BOPO digunakan rumus sebagai berikut : x 100%

Penilaian Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap Pendapatan Operasional dalam periode yang sama sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 0,08%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100 ( Sihol & Daniel, 2007:180).

poin x BOPO Komponen Kredit Nilai 1 % 08 , 0 ) -% 100 ( =

Nilai kredit tersebut dikalikan dengan bobot CAMEL untuk rasio BOPO adalah 5% untuk menghasilkan nilai untuk Komponen BOPO tersebut.


(59)

e. Liquidity (Likuiditas)

Untuk menilai likuiditas bank dalam acuannya terdapat dua langkah yang dinilai. Dalam hal ini menggunakan langkah berikut dalam perhitungannya.

1) LDR (Loan to Deposit ratio)

x 100 %

Batasan kewajaran angka LDR adalah dibawah 110% yang berarti jumlah kredit yang disalurkan sama dengan jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun bank. Bila angka LDR melambung diatas 110% maka bank tersebut mengobral kredit sehingga sebagian dananya didapat dari pinjaman bank-bank dan pihak lain.

Nilai kredit untuk LDR adalah sebagai berikut :

Untuk rasio LDR sebesar 110 % atau lebih , nilai kredit = 0 sedangkan untuk LDR dibawah 110% nilai kredit = 100%. Dengan nilai bobot CAMEL dalam perhitungan LDR sebesar 5%.

Jumlah kredit yang diberikan merupakan jumlah kredit yang telah direalisir/ ditarik/ dicairkan.


(60)

Dana pihak ketiga meliputi simpanan masyarakat berupa giro, tabungan dan berbagai jenis deposito, sedangkan dana KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) adalah volume pemberian pinjaman (kredit) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan.

2) NCM to CA (Net Call Money to Current Assets)

NCM to CA adalah selisih absolute antara volume transaksi Call Money yang diberikan oleh suatu bank umum kepada bank lain dengan volume transaksi Call Money yang diterima yang diterima bank tersebut dengan bank yang lain.

Untuk nilai kredt dihitung sebagai berikut :

1. Untuk rasio 100% atau lebih , nilai kredit = 0 2. Untuk setiap penurunan 1 %, nilai kredit ditambah

1 dengan maksimum 100.

3. Dengan nilai bobot dalam perhitungan CAMEL sebesar 5%.


(61)

D. Gambaran Penelitian

1. Skema Akuisisi Bank

Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi

Gambar II.1 : Skema Akuisisi Bank

Sumber: Yulianto. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Publik yang Melakukan Merger dan Akuisis selama dan sesudah krisis moneter.Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

Mengendalikan Bank A

Bank B Bank B


(62)

2. Skema Kerangka Penelitian Kesehatan Bank

Gambar II.2 : Skema Kerangka Penelitian Kesehatan Bank Bank

Laporan Keuangan

Rasio Keuangan

ROA

BOPO

 LDR

 NCM to CA

 CAR  BDR

 CAD

NPM

Metode CAMEL Analisis Kesimpulan


(63)

41

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan meneliti hasil laporan keuangan yang dilaporkan sebagai laporan keuangan perusahaan, dengan sebuah metode penelitian.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012 2. Lokasi

Lokasi Penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia, Fakultas Ekonomi Sanata Dharma Yogyakarta

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah PT BRI (PERSERO) Tbk dan PT BANK SINARMAS Tbk. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah data keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan PT BRI (PERSERO) Tbk pada tahun 2005 hingga 2009 dan PT BANK SINARMAS Tbk pada tahun 2003 sampai 2007.


(64)

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian kesehatan bank adalah data-data keuangan yang berada pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan khususnya perbankan. Untuk sampel yang digunakan adalah laporan keuangan bank yang melakukan akuisisi yaitu laporan keuangan PT BRI (PERSERO) Tbk dan PT BANK SINARMAS Tbk.

E. Jenis dan Sumber Data

Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka–angka yang memiliki satuan hitung dan dapat dihitung secara sistematis yaitu data keuangan perusahaan yang dapat diperoleh melalui pojok BEI FE Sanata Dharma.

F. Variable Penelitian

Penelitian ini akan menguji hasil laporan keuangan yang ada dalam tengang waktu tertentu dengan beberapa faktor, yaitu menghitung :

1. Variable Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jumlah bobot presentase perhitungan dari faktor–faktor CAMEL pada tiap tahunnya (∑ Bobot Yn)


(65)

2. Variable Bebas

Variable bebas dalam penelitian adalah presentase faktor-faktor yang mempengaruhi CAMEL (%) :

a. C (Capital): CAR (Capital Adequacy Ratio) b. A (Asset ): BDR (Bad Debt Ratio)

CAD (Cadangan aktiva yang Diklasifikasikan) c. M (Management): NPM (Net Profit Margin)

d. E (Earnings): ROA (Return on Assets)

BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

e. L (Liquidity): LDR (Loan to Deposit Rasio)

NCM to CA (Net Call Money to Current Asset)

G. Teknik Analisis Data

1. Metode CAMEL

Metode penelitian yang digunakan adalah CAMEL ( Capital, Asset, Management, earnings, Liquidity )dalam menilai tingkat kesehatan bank, maka yang akan digunakan dalam pelitian dengan acuan sebagai tabel berikut :


(66)

Tabel III.1 :

Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (Metode CAMEL)

Uraian C A M E L

Singkatan dari Capital Assets Management Earnings Liquidity

Bahasa Indonesia

Modal Aktiva Manajemen Rentabilitas Likuiditas

Yang dinilai Kecukupan modal Kualitas Aktiva Produktif Kualitas Manajemen Kemampuan Menghasilkan Laba Kemampuan bank dalam menjaga likuiditas

Jumlah rasio 1 2 2 2 2

Rasio (1) CAR

(1) BDR (2) CAD Manajemen Umum Manajemen Resiko (1) ROA (2) BOPO (1) LDR (2) NCM to CA

Perhitungan Nilai kredit

0 s/d max 100

(1) max 100 (2) max 100

(1) max 100 (2) max 100

(1) max 100 (2) max 100

(1) max 100 (2) max 100

Bobot 25 %

( 1 ) 25 % ( 2 ) 5 % Total 30 %

( 1 ) 10 % ( 2 ) 15 % Total 25 %

( 1 ) 5 % ( 2 ) 5 % Total 10 %

( 1 ) 5 % ( 2 ) 5 % Total 10 % Sumber : Lukman, Manajemen Perbankan. 2002: 143.


(67)

Sesuai dengan tabel III.1 tersebut, maka dapat ditemukan nilai yang digunakan sebagai acuan dalam mengetahui hasil yang ada dengan pedomananya adalah sebagai berikut dari hasil perhitungan CAMEL (%) : Maka dapat dilihat sebagai berikut dalam rumus (Lukman, Manajemen Perbankan. 2002: 150) :

∑ Bobot Yn = % C + % A + % M + % E + % L Keterangan :

81–100 = Sehat 66 - < 81 = Cukup sehat 51 - < 66 = Kurang sehat

0 - < 51 = Tidak sehat

∑ Bobot Yn = Jumlah total % dari CAMEL pada tahun ke n

% C = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek Capital % A = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek Assets % M = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek

Management

% E = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek Earnings

% L = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek Liquidity


(68)

2. Analisis Grafis

a. Real Data

Hasil pengukuran dan pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata.

b. Tren

Menggunakan analisa trend dengan metode kuadrat terkecil (least square). Garis trend secara matematik dapat dinyatakan dengan rumus : Y = a + bx

Keterangan :

Y : nilai variabel yang akan ditentukan a : nilai Y apabila X sama dengan nol b : perubahan nilai Y dari waktu ke waktu X : periode waktu dan tahun dasar

Untuk menentukan nilai a dan b pada persamaan trend linier dapat digunakan rumus:

a =∑ Y / N b =∑ XY / ∑X2 keterangan :

N = banyaknya tahun yang digunakan Y = jumlah nilai bersih masing-masing bank X = nilai waktu masing-masing tahun


(69)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

1. Sejarah

PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche


(70)

Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003,


(71)

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

2. Visi Dan Misi

Visi

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Misi BRI

• Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

• Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate goverrnance.

• Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(72)

3. Manajemen Perusahaan

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Bunasor Sanim Komisaris Independen : Aviliani

Komisaris Independen : Adhyaksa Dault Komisaris Independen : Hermanto Siregar

Komisaris : Agus Suprijanto

Komisaris : Heru Lelono

Direksi

Direktur Utama : Sofyan Basyir Direktur :

1. Toni Soetirto

2. Djarot Kusumayakti 3. Sarwono Sudarto 4. Sulaiman A. Arianto 5. Lenny Sugihat 6. Randi Anto 7. Achmad Baiquni


(73)

8. Suprajarto 9. Asmawi Syam 10. Gatot Mardiwasisto

4. Informasi Umum Perusahaan

Nama Perusahaan :

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pendirian Perusahaan :

18 Desember 1968 berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 Alamat Perusahaan :

Gedung BRI I Jl. Jend Sudirman Kav. 44–46 Jakarta 10210 No. Telp. Perusahaan :

(62-21) 2510244, 2510254, 2510264, 2510269, 2510279 No. Fax Perusahaan :

(62-21) 2500065, 2500077 Website:

www.bri.co.id Bidang Usaha :

Perbankan

Komposisi Pemegang Saham :

Negara Republik Indonesia (56,75%), Publik (43,25%) Pencatatan Saham :


(74)

Email :

humas@bri.co.id Call center :

14017 / (62-21) 57987400 Surat menyurat :

Divisi Sekretariat Perusahaan Gedung BRI 1 Lt. 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta 10210

5. Produk

a. PRODUK SIMPANAN

 BritAma

 Simpedes

 GiroBRI

 DepoBRI

 Tabungan Haji

 BRI Junio

b. PRODUK PINJAMAN 1) Kredit Mikro

• Kupedes

• Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro 2) Kredit Kecil/Ritel

• Kredit Modal Kerja • Kredit Investasi


(75)

• Kredit PPTKI

• Kredit Pemilikan Waralaba • Kredit Resi Gudang

• Kredit SPBU • Bank Garansi (BG) 3) Kredit Konsumer

• Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) • Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) • Kredit Multi Guna (KMG)

• Kartu Kredit 4) Kredit Program

• Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ritel

• Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KPPA) • Kredit kepada Kelompok Usaha Kecil (KKUK) 5) Kredit Menengah/Korporasi

• Kredit Modal Kerja (KMK)

• Kredit Modal Kerja Ekspor (KMK-E) • Standby L/C (SBLC)

• Bank Garansi (BG) c. JASA PERBANKAN

BRI Priority Banking

Cash Management System


(76)

B. Gambaran Umum PT BANK SINARMAS Tbk

1. Sejarah

Pada tahun 2005 PT. Sinar Mas Multiartha, Tbk yang merupakan Kelompok Usaha Sinarmas yang berada di bawah kelompok usaha Financial Services mengambil alih PT. Bank Shinta Indonesia yang didirikan pada tahun 1989 yang memulai operasionalnya sejak Maret 1990. PT. Bank Shinta Indonesia mengalami perubahan nama menjadi Bank Sinarmas pada Desember 2006.

Sebagai upaya untuk memenuhi arahan Bank Indonesia yaitu agar bank-bank umum segera menjadi perusahaan Go Public sehingga sebagian sahamnya dapat dimiliki oleh masyarakat umum, maka pada tahun 2010 setelah mendapatkan pernyataan efektif dari otoritas yang berwenang, tepatnya pada tanggal 13 Desember Bank Sinarmas mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia sehingga meningkatkan struktur permodalan sebesar Rp. 160 miliar, dari sebelumnya Rp. 568 miliar menjadi Rp. 728 miliar.

Minat Masyarakat untuk memiliki Saham Bank Sinarmas cukup tinggi, hal ini dikarenakan oleh pertumbuhan usaha yang cukup menggembirakan dan cukup signifikan, hal ini dapat dilihat pada total aset pada akhir Desember 2010 sebesar 11,2 triliun, jaringan kantor bertambah menjadi 110 Kantor yang tersebar hampir di seluruh propinsi di Indonesia


(77)

dan telah terhubung secara real time on-line dan teknologi informasi perbankan yang telah dicapai.

Sebagai Bank swasta nasional, Bank Sinarmas secara konsisten mengembangkan pangsa pasarnya ditengah tantangan pasar yang sedang berkembang di Indonesia. Usaha dan inisitatif diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para nasabah dan masyarakat, maka kegiatan usaha yang awalnya pada pasar pembiayaan usaha kecil, menengah dan mikro berkembang pada pembiayaan konsumer dan komersial.

Tuntutan fasilitas teknologi informasi yang serba canggih di masa kini dan masa depan menjadi tantangan perbankan untuk menyediakan layanan terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu tahun 2007 Bank Sinarmas memfasilitasi teknologi perbankan terintegrasi yang tidak terbatas ruang dan waktu yakni Phone Banking, Internet Banking, dan Automatic Teller Machine (ATM). Keperluan di bidang IT ini dari waktu ke waktu terus dikembangkan seiring dengan keperluan bisnis.

Bank Sinarmas melangkah maju mengembangkan diri secara berkesinambungan dengan semangat dan komitmen yang tinggi dari pemegang saham, pengurus dan karyawan Bank untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan standar yang paling tinggi kepada para nasabah dan disertai dengan struktur keuangan yang kuat maka akan menjadikan Bank Sinarmas sebagai Bank Terkemuka di Indonesia.


(78)

2. Visi dan Misi

Visi

Menjadi Bank terkemuka di Indonesia

Misi

a. Memperluas basis nasabah, mulai dari nasabah kecil hingga korporasi, melalui kerjasama dengan lembaga keuangan maupun mitra usaha lainnya.

b. Memperluas jaringan kantor untuk penetrasi pasar pada sentra-sentra UKM dan sektor usaha skala korporasi.

c. Meningkatkan kemampuan Teknologi Informasi dan Sumber Daya manusia dalam rangka memberikan layanan terbaik.

d. Membudayakan Sistem Manajemen Risiko sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance.

3. Manajemen Perusahaan

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Tjendrawati Widjaja Komisaris Independen : Wimpie Rianto


(79)

Direksi

Direktur Utama : Freenyan Liwang

Wakil Direktur Utama : Dani Lihardja

Direktur GA & Bank Syariah : Heru Agus Wuryanto

Direktur Kepatuhan : Salis Teguh Hartono Direktur Operasional dan Treasury : Hadi Christianto Wijaya Direktur Manajemen Resiko : Loa Johnny Mailoa

4. Informasi Umum Perusahaan

Nama Perusahaan:

PT. BANK SINARMAS Tbk. Pendirian Perusahaan:

Didirikan tahun 1989 dan beroperasi pada maret1990 Alamat Perusahaan:

Wisma Bank Sinarmas, 1st & 2nd Floor Jl. MH. Thamrin No. 51–Jakarta 10350 No. Telp. Perusahaan:

(021) 31990101 No. Fax Perusahaan:


(80)

Website:

www.banksinarmas.com Bidang Usaha:

Perbankan Pencatatan Saham:

Bursa Efek Indonesia 13 Desember 2010 Email:

customer_care@banksinarmas.com Call center:

0-800-1-767627, (62-21) 26585858

5. Produk

a. Penghimpunan Dana

 Tabungan Sinarmas

 Simas Gold

 Simas Valas

 Sinarmas Saving Plan

 Deposito Berjangka

 Deposito on Call

 Giro

b. Fasilitas Pembiayaan - Tunai

 Kredit Pemilikan Mobil (KPM)


(81)

 Kredit Investasi

 Kredit Usaha Kecil

 Kredit Konsumsi c. Jasa Pengelolaan Dana

 Pasar Uang

 Penukaran Mata Uang Asing

 Transaksi Spot

d. E-Banking dan Layanan 24 Jam

Internet Banking

Mobile Banking & SMS Banking

ATM

Phone Banking

Customer Care e. Agen Penjual

1. Produk Bancassurance

 Simas Prima

 Simas Stabil Link 2. Produk Reksadana

 Simas Danamas Rupiah Plus

 Simas Danamas Stabil

 Simas Danamas Dolar

 Simas Danamas Saham


(82)

f. Produk & Layanan Lainnya

Safe Deposit Box (SDB)

Travellers Cheque

Bill Payment

Penagihan (Collection)

Pick Up Services

 Bank Garansi

Letter of Credit (L/C)

 Sinarmas Export Import

Cash Letter Services

 Inkaso

 Pengiriman Uang

 Loket Pembayaran (Pajak & Bea,Listrik, Telepon)

Payroll

 Bank Penyimpan Margin, Dana


(83)

61

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisisi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan hasil dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank dalam pelaporan keuangan tahunan Bank. Laporan ini berisikan neraca dan laporan modal serta laporan rugi laba tahunan bank. Laporan tersebut berisikan data-data keuangan Bank. Laporan tersebut merupakan data yang digunakan sebagai penunjang dalam penelitian kesehatan Bank berdasarkan dari laporan keuangan dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity) untuk melihat Bank dalam kesehatannya.

1. Analisis Data PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

Aspek/Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

CAR 15,29 18,90 16,00 13,55 13,19 13,76 14,96

BDR 3,20 3,06 2,22 2,17 2,35 2,24 1,85 CAD 5,30 7,44 6,10 4,96 5,46 5,58 5,46 NPM 5,25 2,82 2,66 2,35 2,24 2,07 2,61 ROA 0,05 0,04 0,05 0,04 0,03 0,05 0,05

BOPO 70,83 74,38 69,80 72,65 77,66 70,86 66,69

LDR 71,38 66,14 68,80 79,93 80,88 75,17 76,20 CM to CA 1,59 1,52 2,50 1,02 4,29 3,64 0,82

Tabel V.1 :

Nilai Aspek-Aspek Rasio CAR, BDR, CAD, NPM, ROA, BOPO, dan CM to CA Pada PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk


(84)

Nilai dari tabel V.1 dapat diketahui dari lampiran 1 sebagai acuan dalam menghitung tingkat kesehatan suatu bank. Dari tabel diatas dapat diketahui analisis kesehatan Bank dengan menganalisis dari Laporan keuangan tahunan yang di posting dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Untuk mendapatkan nilai setiap aspek pada tabel tersebut merupakan hasil perhitungan dari rasio yang beersangkutan dan berdasarkan ketentuan yang terkait.

Nilai dari setiap aspek yang dicapai mendukung perusahaan untuk mecapai nilai tingkat kesehatanya pada setiap tahunnya. Dari perhitungan aspek tersebut mengarahkan pada perusahaan dalam mencapai sehat dan tidaknya bank pada tahun yang terkait dan juga dapat memperlihatkan kondisi perusahaan pada setiap aspek yang diperolehnya pada setiap tahunnya.

a. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO),Tbk sebelum akuisisi

Bank PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO),TBk pada tahun 2005 berdasarkan laporan keuangan yang ada pada tabel V.1 untuk aspek modal perusahaan dapat mencapai CAR dengan nilai 15,29% yang berarti dalam pencapaian kecukupan modal PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk dalam keadaan sehat dalam aspek Capital , karena pada peraturan BI yang telah ada nilai minimum dalam pencapaian CAR adalah 8%. Pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan ini mencapai CAR secara berurutan pada tingkat


(85)

18,90%, 16% pada gambar V.1 yang dapat diketahui untuk sementara pada aspek modal perusahaan ini dalam keadaan sehat.

Angka CAR berartikan juga bahwa perusahaan dalam kecukupan modal pada batas tingkat aman dalam pelaksanaan opersionalnya untuk aktivitas perusahaan. Dan angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2005 menuju tahun 2006 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 menuju tahun 2007 yang terlihat pada grafik pada Gambar V.1

Gambar V. 1 :

Grafik CAR PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk sebelum akuisisi

Untuk aspek asset dalam kesehatan Bank terdapat dua unsur dalam melihat kesehatan bank yaitu dengan melalui BDR ( Bad Debt Ratio) dan CAD(Cadangan Aktiva yang Diklarifikasi). Pada pencapaiannya hasil BDR PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk yang didapat tahun 2005, 2006 dan 2007 adalah 3,20%, 3,06% dan 2,22% maka dapat diketahui bahwa dalam tingkat kualitas aktiva dalam perusahaan dapat dikategorikan sehat selama tidak lebih dari 15,5 % yang tergambarkan


(86)

pada grafik BDR. Namun pada tahun tersebut terjadi penurunan dari tahun ke tahun.

Gambar V. 2 :

Grafik BDR PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk sebelum akuisisi

Sedangkan dalam perolehan CAD pada periode 2005,2006 dan 2007 adalah 5,30% , 7,44%, dan 6,10% arti angka yang didapat dalam CAD adalah penyisihan cadangan kerugian kredit terhadap kredit yang diberikan Bank dan angka yang diperoleh dalam kategori Perhatian Khusus namun dalam kondisi sehat. Hal ini terlihat adanya perubahan naik dan turun pada tahun tersebut yang terlihat dalam grafik CAD.

Gambar V. 3 :


(87)

Aspek Management dalam PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk yang dilihat dalam laporan keuangan adalah hasil dari Net Profit Margin. Untuk NPM yang didapat pada tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah 5,25%, 2,82%, 2,65%.

Gambar V. 4 :

Grafik NPM PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk sebelum akuisisi

Dalam Aspek Earnings yaitu kemampuan Bank dalam menghasilkan laba dilihat melalui dua hal yaitu ROA dan BOPO dalam PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk hasil yang diperoleh pada tahun 2005, 2006, 2007 dalam pencapaian ROA adalah 0,05%, 0,04%, 0,05% sedangkan untuk BOPO yang diperoleh adalah 70,83%, 74,38%, 69,80%.

Gambar V. 5 :


(88)

Gambar V. 6 :

Grafik BOPO PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk sebelum akuisisi

Untuk aspek Liquidity dalam penilaian kesehatan Bank dilihat dengan dua hal yang digunakannya untuk melihat kemampuannya dalam menjaga likuiditasnya. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk dalam menjaga likuiditasnya pada tahun 2005, 2006, 2007 perusahaan mencapai LDR sebesar 71,38%, 66,14%, 68,80%, seperti Gambar V.7, sedangkan dalam NCM to CA yang menggambarkan kondisi Net Call Money perusahaan ini memperoleh 1,59 %, 1,52%, dan 2,50% seperti yang tergambarkan pada Gambar V. 8.

Gambar V. 7 :


(89)

Gambar V. 8 :

Grafik NCM to CA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk sebelum akuisisi

b. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO),Tbk setelah akuisisi

Pada akhir bulan desember tahun 2007 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk mencoba melebarkan sayap dengan melakukan akuisisi terhadap PT Jasa Artha demi meningkatkan perusahaan dengan mengambil alih perusahaan tersebut dalam segala kinerja serta operasional dari PT Jasa Artha, untuk mengetahui bagaimana hasil dari proses akuisisi tersebut maka perlu kita lihat perkembangan kesehatan dari PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk dengan melihat kesehatan bank yang menjadikan acuan untuk menentukan adanya perubahan dalam kesehatannya setelah melakukan akuisisi. Adapun hasil yang didapat setelah melakukan akuisisi, maka kita bisa lihat juga melalui CAMEL dalam laporan keuaangan perusahaan setelah melakukan akuisisi. Hasil CAR yang didapat pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 hasil kecukupan modal yang didapat adalah 13,55%,


(90)

13,19%, 13,76%, dan14,96% dalam kondisi sehat dengan pergerakan nilai perolehaan CAMEL yang dapat kita lihat melalui Gambar V.9.

Gambar V. 9 :

Grafik CAR PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk setelah akuisisi

Untuk nilai perolehan aspek Asset dalam perhitungan rasio yang diperoleh adalah BDR dan CAD. Pada tahun 2008 sampai tahun 2011 didapatkan hasil 2,17%, 2,35%, 2,24%, dan 1,85% pada BDR yang terkategorikan dalam kondisi baik sesuai ketentuan yang ada. Sedangkan untuk nilai CAD didapatkan nilai 4,96%, 5,46%, 5,58%, 5,46% angka angka ini termasuk dalam keadaan baik.

Gambar V. 10 :


(91)

Gambar V. 11 :

Grafik CAD PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk setelah akuisisi

Dalam aspek manajemen untuk kesehatan Bank dilihat dari NPM yang didapat oleh perusahaan dengan nilai perolehan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 setelah melakukan akuisisi adalah 2,35%, 2,23%, 2,06%, 2,61%.

Gambar V. 12 :


(92)

Untuk aspek Earnings dua hal yang digunakan sebagai perhitungan rasio dalam menentukan kondisi rentabilitas yaitu ROA dan BOPO, hal ini ditunjukan dalam perolehan Bank dalam laporan keuangan tahunan.Sedangkan untuk kemampuan bank dalam menghasilkan laba perolehan nilai yang didapat oleh PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk pada tahun 2008 hingga tahun 2011untuk ROA dengan hasil 0,04%, 0,03%, 0,05%, 0,05% dan BOPO dengan hasil perolehan 72,65%, 77,66%, 70,86%, 66,69%.

Untuk melihat pergerakan nilai ROA dan BOPO dari grafik maka dapat diketahui bagaimana kondisi pergerakan dari tahun pertahun setelah perusahaan melakukan akuisisi pada Gambar V.13 dan V.14 yang menunjukan kondisi rentabilitas perusahaan.

Gambar V. 13 :


(93)

Gambar V. 14 :

Grafik BOPO PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk setelah akuisisi

Dalam aspek Likuiditas dalam metode CAMEL dua hal yang di dapat dalam perolehan laporan keuangan adalah LDR dan NCM to CA pada tahun 2008 sampai tahun 2011 untuk aspek LDR diperoleh hasil 79,93%, 80,88%, 75,17%, 76,20% dan perolehan nilai NCM to CA dengan perolehan nilai 1,02%, 4,29%, 3,64%, 0,82%.

Gambar V. 15 :


(94)

Gambar V. 16 :

Grafik NCM to CA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk setelah akuisisi

c. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk sebelum akuisisi

dan sesudah akuisisi

Dalam hasil perhitungan yang telah ada maka dapat dilihat pergerakan CAR sebelum dan sesudah akuisisi pada tahun 2005 sampai dengan 2011 sesuai pada hasil perhitungan aspek CAMEL pada gambar V.17. Adanya pergerakan naik turunnya CAR menggambarkan kondisi kecukupan modal pada perusahaan ini.

Pada tahun tertentu terjadi kenaikan CAR seperti pada tahun 2005 serta 2010 dan juga adanya penurunan CAR pada tahun 2007 dan tahun 2008. Hal ini memperlihatkan kondisi modal perusahaan pada tahun yang bersangkutan.


(95)

Gambar V. 17 :

Grafik CAR PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Sebelum Akuisisi dan Setelah Akuisisi

Untuk aspek yang berhubungan dengan kualitas aktiva produktif pada saat sebelum dan sesudah akuisisi pada PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. Adanya penurunan pada tahun tahuntertentu dan peningkatan pada kedua rasio baik pada BDR maupun pada CAD yang tersirat dalam Gambar V.18.

Gambar V. 18 :

Grafik BDR dan CAD PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk sebelum dan sesudah Akuisisi


(96)

Sedangkan, dalam hal manjemen khususnya dalam nilai NPM yang terjadi pada bank untuk sebelum dan sesudah akuisisi perubahan tiap-tiap tahunnya terjadi penurunan yang berkelanjutan dan mulai terlihat pergerakannya pada tahun 2011. Peningkatan nilai NPM yang terjadi dilihatkan dengan bergeraknya nilai NPM naik dari 2,06 % pada tahun 2010 yang bergerak naik hingga mencapai nilai 2,61% pada tahun 2011.

Gambar V. 19 :

Grafik NPM PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk sebelum dan sesudah Akuisisi

Untuk kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba nilai yang didapat dari kedua rasio terlihat dalam gambar yaitu melalui ROA dan BOPO pada setiap tahunnya. Terjadi pergerakan yang kurang stabil dari tahun ke tahun pada rasio BOPO namun masih dalam kondisi sehat.

Sedangkan dalam perolehan nilai ROA pergerakan angka tersebut kurang begitu terlihat dikarenakan nilai yang diperoleh tidak begitu jauh perbedaanya dari tahun ke tahun damun tetap terjadi pergerakan ROA seperti pada tahun 2005 menuju tahun 2006 dan terjadi pula pada tahun 2008 menuju tahun 2009. Pergerakan rasio ROA dan BOPO ini


(1)

2003 : 2010 : = 1,10%

2004 : 2011 :

2005 :

2006 :

2007 :

2008 :


(2)

NPM :

2003 :

2004 : %

2005 : =

0,82%

2006

:

2007: 2008: 2009: 2010: 2011: ROA : 2003 :

2004 : %

2005 : =

0,0070%


(3)

2010:

2011:

LDR : 2003 :

2004 :

2005 :

2006

:


(4)

2009:

2010:

2011:

Call Money:

2003 : tidak ada transaksi call money 2004 : tidak ada transaksi call money 2005 : tidak ada transaksi call money 2006

:

2007:

2008:

2009:

2010:


(5)

Perhitungan SPSS regresi :

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

89.352 .261 342.651 .000

Periode -.263 .184 -.636 -1.426 .249 a. Dependent Variable: CAMEL


(6)