Jurnal Penelitian Sebelumnya LANDASAN TEORI

• Analisis Rasio Rentabilitas : • ROA • ROE • BOPO • NPM • Dari Analisis Rentabilitas dapat dilihat bahwa perhitungan rasio rasio yang terkait masuk dalam tingkat baik. No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil • Analisis Rasio Solvabilitas : Capital Adequacy Ratio CAR, Debt to Equity Ratio DER • Hasil perhitungan rasio Solvabilitas menunjukkan hasil yang beragam, dan dilihat dari perhitungan angka DER maka tingkat solvabilitas bank dapat dikatakan buruk pada periode 2004 - 2006 No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 3 Betty Arviana Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI” Rasio Keuangan: DER, GPM, OPM, NPM, ROE, dan ROI paired sample t-test Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi. No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 4 YunantoAdi Kusumo Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 – 2007 Dengan Pendekatan Pbino. 91PBI2007 • Likuiditas • Rentabilitas • Solvabilitas • Analisis Rasio Likuiditas : STM: Short Term Mismatch • Analisis Rasio Rentabilitas : NOM: Net Operating Margin • Analisis Rasio Solvabilitas : Untuk mendapatkan kinerja keuangan dengan peringkat yang bagus, kelima rasio keuangan tersebut harus memiliki peringkat yang bagus juga, terutama rasio KAP yang memiliki bobot tertinggi yaitu 50. Sehingga jika rasio KAP kinerjanya meningkat mengakibatkan kinerja keuangan bank syariah tersebut juga akan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM meningkat, terutama untuk rasio KAP serta MR yang kinerjanya masih perlu ditingkatkan lagi. No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 5 MUHAMMAD AJI NUGROHO Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada Perusahaan Pengakuisisi, Periode 2002-2003 • Profitabilitas : NPM,ROA,ROE, • Solvabilitas : DER, EPS, TATO • Likuiditas : Current Ratio • Uji Normalitas • Uji Hiotesis • Wilcoxon Signed Ranks Test • Uji Manova 1. variable NPM, ROA, Debt Rasio, EPS, TATO, CR tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antar sesudah dan sebelum merger. 2. Variable ROE, DER menunjukan perbedaan yang signifikan antar sesudah dan sebelum merger. No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 6 Surifah Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol 6, No. 2 Desember 2002. “Kinerja Keuangan Perbankan Swasta Nasional Indonesia Sebelum Dan Setelah Krisis Ekonomi”. Variabel bebas Yang terdiri dari CAMEL 1. Capital 2. Assets 3. Management 4. Earning Liquidity Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Populasi Penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional devisa maupun non devisa. Sedangkan sampel yang diambil secara purposive sampling, yaitu 17 Bank Umum Swasta Berdasarkan pengujian dengan rasio CAMEL berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah krisis ekonomi dan kebanyakan rasio menunjukkan bahwa setelah krisis ekonomi justru lebih tinggi dibandingkan sebelum krisis. Nasional Devisa dan 15 Bank Umum Swasta Nasional Bukan Devisa

C. Instrumen Penelitian

1. Instrumen–Instrumen Penilaian Kinerja Kesehatan Bank Dalam penggunaan metode CAMEL dalam menilai tingkat kinerja kesehatan bank terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan didalamnya. Beberapa aspek yang mendukung dalam penilaian tingkat kinerja telah diatur oleh pemerintah yang meliputi Instrumen–Instrumen Penilaian Tingkat Kesehatan Bank : Berdasarkan ketentuan yang telah berlaku dalam penilaian tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan metode yang dikenal dengan metode CAMEL, metode ini menghitung besarnya rasio pada laporan keuangan pada aspek - aspek berikut ini : a. Capital Modal Untuk menghitungnya digunakan rasio Capital Adequacy Ratio CAR dengan rumus sebagai berikut. X 100 Atau secara rinci dapat dihitung dengan CAR = X 100 Dengan perhitungan nilai kredit sebagai berikut : Untuk CAR = 0 atau negatif, nilai kredit = 0 Untuk setiap kenaikan 0,1 nilai kredit ditambah 1 dengan bobot maksimum 100 dengan bobot CAMEL untuk kecukupan CAR 25 Modal inti ini terdiri atas: 1 Modal Disetor, yaitu modal yang disetor secara kolektif oleh pemilik bisa dalam bentuk kepemilikan saham. 2 Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham, apabila terjadi selisih negatif maka selisih tersebut menjadi pengurang. 3 Modal Sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham atau uang oleh pihak lain, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga apabila saham dijual kembali. 4 Cadangan Umum, yaitu caadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan. 5 Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS 6 Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan. Modal Pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara terinci modal pelengkap dapat berupa: 1 Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. 2 Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8 . b. Assets Aktiva Untuk menilai aspek Assets atau aktiva adalah dengan dua hal berikut, Rasio BDR Bad Debt Ratio dan CAD Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan. Untuk BDR dihitung dengan Rumus : X 100 Aktiva produktif meliputi : 1 Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan, 2 Surat-surat berharga baik surat berharga pasar uang maupun surat berharga pasar modal, 3 Penyertaan Saham, dan 4 Tagihan pada bank lain. Nilai kredit rasio aktiva produktif yang di klarifikasi dihitung sebagai berikut : 1 Untuk BDR = 15,5 atau lebih, nilai kredit = 0 2 Untuk setiap penurunan 0,15 , nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Dengan bobot CAMEL untuk BDR adalah 25 dalam kecukupan bad debt ratio. Untuk perhitungan Cadangan Aktiva yang Diklarifikasi CAD sendiri dengan menggunakan kategori yang diklasifikasikan seperti : Tabel II.2 : Perhitungan Cadangan Aktiva yang Diklarifikasi NO Kategori Kredit Cadangan yang wajib dibentuk 1 2 3 4 5 Lancar Perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet 0 x besarnya rekening dalam kategori tersebut 5 x besarnya rekening dalam kategori tersebut 15 x besarnya rekening dalam kategori tersebut 50 x besarnya rekening dalam kategori tersebut 100 x besarnya rekening dalam kategori tersebut Jumlah APYD Jumlah dari seluruh nilai Cadangan yang di bentuk Sumber : Lukman. Manajemen Perbankan. 2002:145