Perumusan Masalah Pembatasan Masalah

dan rakyat sepanjang masa untuk sementara, tetapi tak dapatlah kamu memperdaya mengelabui = bedriegen seluruh rakyat sepanjang masa. Pemerintahan Orde Baru tumbang pada bulan Mei 1998, bersamaan dengan krisis ekonomi dan berbagai hal, yang berkepanjangan dan sangat memprihatinkan. Kekayaan negara disalahgunakan, hanya dinikmati oleh sekelompok kecil saja, sehingga terjadi jurang kaya miskin sangat lebar dan sangat dalam Menurut analisis yang dimuat dalam berbagai media massa, keterpurukan ini diakibatkan oleh missmanagement para pemimpin yang melanggar nilai-nilai kepemimpinan. Tumbangnya pemerintahan Orde Baru dan keterpurukan dalam berbagai hal tersebut bukanlah peristiwa sesaat tanpa sebab-akibat, namun melalui proses panjang yang menyimpan bom waktu. Karya sastra merupakan basil perenungan dari segi-segi kehidupan suatu zaman. Hal yang menarik, bagaimanakah tentang perenungan kepemimpinan pada rentang waktu Pemerintahan Orde Baru yang terefleksikan dalam karya sastra. Jajaten Ninggang Papasten sebuah kumpulan cerpen karya Yus Rusyana yang dihasilkan dalam rentang waktu 1972 - 1974 mendapat Hadiah Sastra Rancage pertama. Ada hal-hal menarik yang diungkapkan dalam cerpen-cerpen tersebut yaitu, sebagian besar cerpen-cerpen Jajaten Ninggang Papasten berupa fiksi sejarah historical fiction. Latar cerpen-cerpen Jajaten Ninggang Papasten secara menyeluruh tentang masa lampau, menyajikan figur orang-orang yang memiliki kekuatan batin tinggi dalam memegang teguh prinsip kebenaran. Dalam sekian banyak nilai-nilai kemanusiaan yang diungkapkan oleh cerpen-cerpen tersebut, terdapat nilai-nilai kepemimpinan dalam sejumlah cerpennya. Kepemimpinan dalam Jajaten Ninggang Papasten diungkapkan baik secara implisit maupun secara eksplisit Keidealan sebagai pemimpin ini diungkapkan oleh tokoh utama, tokoh bawahan melalui tindakan, pembicaraan, jalan pikiran baik oleh pemimpin itu sendiri, teman hidup, rekan, atau oposisi.

1.2 Perumusan Masalah

Hubungan fiksi dengan kenyataan, Zoest mengemukakan bahwa “tak ada satu teks fiksional yang terbentuk hanya dari tanda-tanda yang mempunyai denotata fiktif Hal ini menyangkut makna teks, yaitu mengenai nilai kebenaran. Dengan demikian fiksi berarti masuk ke dalam kenyataan 1990: 4. Pernyataan Zoest tersebut yaitu, bahwa nilai-nilai kebenaran dalam karya sastra sudah menerobos ke dalam kenyataan, walaupun karya sastra itu sendiri bukanlah kenyataan. Karya sastra selalu menawarkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, perbuatan terpuji, kemuliaan, keteladanan, keidealan suatu tindakan. Menurut Zoest, nilai-nilai kemanusiaan dalam karya seperti itu, menga cu kepada kenyataan. Dengan de mikian nilai-nilai kemanusiaan dalam karya sastra dapat disimak, dijadikan peneladanan bagi kehidupan. Penelitian ini mengenai nilai-nilai pemimpin ideal dalam kumpulan cerpen Jajaten Ninggang Papasten, dengan pendekatan sastra. Pengjkajian dengan menggunakan pendekatan struktural. Nilai kepemimpinan pada karya tersebut akan diangkat melalui unsur-unsur struktur karya. Pendekatan struktural memiliki beberapa kelemahan, antara lain memisahkan karya sastra dari kerangka sosial budayanya, padahal setiap karya sastra hasil dari perenungan segi kehidupan suatu zaman. Untuk mengatasi hal mi, generalisasi dari kepemimpinan ideal yang diungkapkan dari sejumlah karya cerpen tersebut, akan ditafsirkan dalam hubungannya dengan realita, dengan menggunakan pendekatan sosiologis sastra.

1.3 Pembatasan Masalah

Jajaten Ninggang Papasten memuat 11 cerpen. Penelitian ini hanya meliputi cerpen- cerpen yang mengandung unsur kepemimpinan, yakni Cerpen Putri Jin, Di Pasarean, Rerempon, Pasang Subaya, Apun Gencay, Nyingkur, Pugerwangi, dan Geuning Gamparan Sumping. Kepemimpinan ideal diungkapkan melalui unsur-unsur struktur setiap karya. Unsur struktur yang diungkapkan dari setiap karya melalui alur, tokoh penokohan, latar, dan tema. Kepemimpinan ideal dari setiap cerpen digeneralisasikan, kemudian ditafsirkan dengan situasi yang terjadi pada masyarakat 1.4 Tujuan Penelitian a. Mengungkapkan unsur-unsur struktur karya dari setiap cerpen yang dijadikan objek penelitian. b. Mengungkapkan nilai-nilai kepemimpinan ideal dari setiap cerpen, melalui alur, tokoh penokohan, latar, dan tema. c. Generalisasi kepemimpinan ideal dari 8 cerpen yang dijadikan objek penelitian. d. Menafsirkan hubungan nilai-nilai kepemimpinan ideal yang terkandung dalam S cerpen dengan kepemimpinan dalam realita seputar kepengarangan. 1.5 Konstribusi Penelitian a. Hasil penggalian nilai-nilai kemanusiaan secara umum dan nilai-nilai kepemimpinan ideal secara khusus yang terkandung dalam setiap cerpen Jajaten Ninggang Papasten, diharapkan dapat mendukung terhadap pembangunan manusia seutuhnya. Masyarakat Indonesia kini sedang terpuruk dalam berbagai segi kehidupan, yakni politik, sosial, hukum, ekonomi dan lainnya. Keterpurukan tersebut diakibatkan oleh missmanagement salah urus negara. Hasil penelitian ini, sesuai dengan fungsi sastra utule, dulce, movers, nikmat, manfaat dan menggerakkan, diharapkan dapat menggerakkan batin pembacanya ke arah positif b. Memberikan sumbangan terhadap ilmu sastra baik dalam teori sastra, kritik sastra maupun sejarah sastra. c. Melengkapi bahan perkuliahan di Jurusan Daerah Fakultas Sastra Unpad.

1.6 Kerangka Teori