Defenisi Demensia LATIHAN KOGNITIF PADA LANSIA

A. LATIHAN KOGNITIF PADA LANSIA

1. Perubahan Kognitif Pada Lansia Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan yang menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan adalah: a. Daya Ingat memori, berupa penurunan kemampuan penamaan naming dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori speed of information retrieval from memory. b. Intelegensia Dasar fluid intelligence yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi.

2. Defenisi Demensia

Dimensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanyaberkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun misalnya karbon monoksida menyebabkan hancurnya sel-sel otak. 1. Kondisi Demensia Kondis igangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri. 2. Tanda Dan Gejala 1 Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari 2 Pelupa 3 Sering mengulang kata-kata 4 Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan 5 Cepat marah dan sulit di atur. 6 Kehilangan daya ingat 7 Kesulitan belajar dan mengingatin formasi baru 8 Kurang konsentrasi 9 Kurang kebersihan diri 10 Rentan terhadap kecelakaan: jatuh 11 Mudah terangsang 12 Tremor 13 Kurang koordinasi gerakan. 3. Pengenalan Dini Demensia Pengenalan dini demensia berarti mengenali : 1 Kondisi normal mengidentifikasi BSF dan AAMI: kondisi kognitif pada lanjut usia yang terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat wajar. Contoh: keluhan mudah – lupa secara subyektif, tidak ada gangguan kognitif ataupun demensia. 2 Kondisi pre-demensia mengidentifikasi CIND dan MCI: kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan cirri mudah lupa yang makin nyata dan dikenali diketahui dan diakui oleh orang dekatnya. Mudah lupa subyektif dan obyektif serta ditemukan performa kognitif yang rendah tetapi belum ada tanda-tanda demensia. 3 Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri. 3. Strategi Latihan Kognitif a. Menurunkan cemas b. Tehnik relaksasi c. Biofeed back, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi respon perilaku. d. Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkan perilaku yang berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini meliputi relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang menyebabkan cemas. e. Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu cemas tidak dilakukan secara berangsur – angsur dengan menggunakan bayanganimajinasi. f. Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi situasi tanpa melakukan respon yang biasanya dilakukan. 4. Terapi Kognitif a. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain b. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien. c. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.

B. TES KOGNITIF DAN INTERPRETASI LATIHAN KOGNITIF PADA LANSIA 1. Tes kognitif MMSE