bagian, dan taruh di lantai”. Skor 1 poin diberikan pada setiap perintah yang dapat dikerjakan dengan baik 0-3.
Membaca : Pasien diberikan kertas yang bertuliskan ”Tutup mata anda” hurufnya harus cukup besar dan terbaca jelas oleh pasien. Pasien
diminta untuk membaca dan melakukan apa yang tertulis. Skor 1 diberikan jika pasien dapat melakukan apa yang diperintahkan. Tes ini
bukan penilaian memori, sehingga penguji dapat mendorong pasien dengan mengatakan ”silakan melakukan apa yang tertulis” setelah pasien
membaca kalimat tersebut. Menulis : Pasien diberikan kertas kosong dan diminta menuliskan suatu
kalimat. Jangan mendikte kalimat tersebut, biarkan pasien menulis spontan. Kalimat yang ditulis harus mengandung subjek, kata kerja dan
membentuk suatu kalimat. Tata bahasa dan tanda baca dapat diabaikan. Menirukan : pasien ditunjukkan gambar segilima yang berpotongan, dan
diminta untuk menggambarnya semirip mungkin. Kesepuluh sudut harus ada dan ada 2 sudut yang berpotongan unruk mendapatkan skor 1 poin.
Tremor dan rotasi dapat diabaikan.
3. Interpretasi penilaian MMSE
Setelah dilakukan penilaian, skor dijumlahkan dan didapatkan hasil akhir. Hasil yang didapatkan diintrepetasikan sebagai dasar diagnosis. Ada
beberapa interpretasi yang bisa digunakan. Metode yang pertama hanya menggunakan single cutoff, yaitu abnormalitas fungsi kognitif jika skor 24.
metode lain menggunakan range. Jika skor 21 kemungkinan demensia akan meningkat, sedangkan jika skor 25 kecil kemungkinan demensia.
Interpretasi lainnya memperhitungkan tingkat pendidikan pasien. Pada pasien dengan tingkat pendidikan rendah di bawah SMP ambang batas
abnormal diturunkan menjadi 21, pada tingkat pendidikan setingkat SMA abnormal jika skor 23, pada tingkat perguruan tinggi skor abnormal jika 24.
Berat ringannya gangguan kognitif dapat diperkirakan dengan MMSE. Skor 24-30 menunjukkan tidak didapatkan kelainan kognitif. Skor 18-23
menunjukkan kelainan kognitif ringan. Skor 0-17 menunjukkan kelainan kognitif yang berat Folstein, 1975.
Tabel 1. Interpretasi MMSE Folstein, 1975.
Metode Skor
Interpretasi
Single Cutoff 24
Abnormal Range
21 25
Kemungkinan demesia lebih besar Kemungkinan demesia lebih kecil
Pendidikan 21
23 24
Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP Abnormal pada tingkat pendidikan SMA
Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi Keparahan
24-30 18-23
0-17 Tidak ada kelainan kognitif
Kelainan kognitif ringan Kelainan kognitif berat
4. Tes Kognitif Abbreviated Mental Test Score AMT
SETIAP JAWABAN BENAR MENDAPAT SKOR SATU POIN 1. Umur
2. Waktu jam 3. Alamat lengkap pertanyaan diulang saat akhir wawancara
4. Tahun 5. Nama rumah sakit, institusi atau alamat rumah tergantung tempat wawancara
6. Mengenal 2 orang misalnya dokter, perawat, istri, dll 7. Tanggal lahir
8. Tahun Perang Dunia I mulai 9. Nama raja sekarang
10. Menghitung mundur dari 20 ke 1 Total skor
SKOR KURANG DARI 6 MENUNJUKKAN ADANYA DEMENSIA
Gambar 2. Daftar pertanyaan pada AMT
5. Interpretasi AMT