ASSESMENT Pengkajian menggunakan assesmen dengan wawancara langsung kepada

meskipun lebih mudah dan cepat untuk digunakan. Tombaugh,1992; MacKenzie,1996. Interpretasi skor pada AMT adalah jika skor AMT 6 menunjukkan adanya demensia. The Abbreviated Mental Test AMT lebih singkat, terdiri dari 10 soal yang digunakan untuk skrining kelainan. Tes ini terdiri dari 10 pertanyaan yang diseleksi berdasarkan nilai diskriminatif dari Mental Test Score yang lebih panjang. AMT termasuk komponen-komponen yang mengikuti memori baru dan lama, atensi, dan orientasi. Skor 8 merupakan batas yang menunjukkan defisit kognitif yang bermakna. Tes ini menunjukkan secara cepat penilaian beratnya penyakit dibandingkan tes yang lebih panjang. Tes ini mampu mendeteksi perubahan kognisi yang berhubungan dengan perkembangan pasca operatif pada delirium. Pada pasien usia lanjut, tes ini dapat dikerjakan dalam 3 menit. Terdapat versi 4 pertanyaan AMT AMT4, dengan pertanyaan tentang umur, tanggal lahir, tempat, dan tahun saja. Tes ini lebih cepat, lebih mudah digunakan, dan lebih mudah diingat oleh pemeriksa. Sehingga lebih meningkatkan kemungkinan penggunaan tes ini secara rutin pada pasien usia lanjut di rumah sakit yang sibuk atau di UGD.

C. ASUHAN KEPERAWATAN PADALANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF

I. PENGKAJIAN

1. ASSESMENT Pengkajian menggunakan assesmen dengan wawancara langsung kepada

pasien dan keluarganya serta juga bisa dilakukan observasi secara langsung pada tingkah laku klien. Observasi yang saudara lakukan terutama untuk mengkaji data objective demensia. Ketika mengobservasi prilaku pasien untuk tanda-tanda seperti : a. Kurang konsentrasi b. Kurang kebersihan diri c. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh d. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang e. Tremor f. Kurang kordinasi gerak g. Aktiftas terbatas h. Sering mengulang kata-kata. Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansia mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang labil, datar atau tidak sesuai. Bila data tersebut saudara peroleh, data subjective didapatkan melalui wawancara. a. Data subyektif : 1 Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi. 2 Pasien mengatakan tidak mampu mengenali orang, tempat dan waktu. b. Data obyektif : 1 Pasien kehilangan kemampuannya untuk mengenali wajah, tempat dan objek yang sudah dikenalnya dan kehilangan suasana kekeluargaannya. 2 Pasien sering mengulang-ngulang cerita yang sama karena lupa telah menceritakannya. 3 Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara; penderita menggunakan kata- kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat. Fokus assessment pada penderita demensia berupa riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik klien. Riwayat keperawatan meliputi status kesehatan masa lalu klien yang beresiko terhadap demensia, berupa penyakit-penyakit yang pernah diderita klien yang bisa menyebabkan demensia seperti : penyakit degenaratif, penyakit serebrovaskuler, gagal jantung, trauma otak, infeksi Aids, ensefalitis, sifilis, Hidrosefaulus normotensif, Tumor primer atau metastasis, stress mental, heat stroke, whipple disease, diabetes. Pemeriksaan fisik klien meliputi : ketidakmampuan melakukan tindakan yang berarti, kerusakan fungsi tubuh, tidak dapat melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri.

II. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa keperawatan :

1. Sindrom Stress Relokasi