Interpretasi AMT TES KOGNITIF DAN INTERPRETASI LATIHAN KOGNITIF PADA LANSIA 1. Tes kognitif MMSE

Tabel 1. Interpretasi MMSE Folstein, 1975. Metode Skor Interpretasi Single Cutoff 24 Abnormal Range 21 25 Kemungkinan demesia lebih besar Kemungkinan demesia lebih kecil Pendidikan 21 23 24 Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP Abnormal pada tingkat pendidikan SMA Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi Keparahan 24-30 18-23 0-17 Tidak ada kelainan kognitif Kelainan kognitif ringan Kelainan kognitif berat

4. Tes Kognitif Abbreviated Mental Test Score AMT

SETIAP JAWABAN BENAR MENDAPAT SKOR SATU POIN 1. Umur 2. Waktu jam 3. Alamat lengkap pertanyaan diulang saat akhir wawancara 4. Tahun 5. Nama rumah sakit, institusi atau alamat rumah tergantung tempat wawancara 6. Mengenal 2 orang misalnya dokter, perawat, istri, dll 7. Tanggal lahir 8. Tahun Perang Dunia I mulai 9. Nama raja sekarang 10. Menghitung mundur dari 20 ke 1 Total skor SKOR KURANG DARI 6 MENUNJUKKAN ADANYA DEMENSIA Gambar 2. Daftar pertanyaan pada AMT

5. Interpretasi AMT

Perkiraan penggunaan waktu pelaksanaan harus diperhatikan, karena waktu penilaian lebih panjang pada penderita dengan kelainan kognitif daripada yang tidak. Oleh sebab itu, dikembangkan beberapa instrumen untuk menilai fungsi kognitif pada penderita lanjut usia dengan waktu yang lebih pendek daripada MMSE. Salah satu instrumen yang dikembangkan adalah Abbreviated Mental Test Score AMT MacKenzie,1996; Tangalos,1996. AMT mempunyai sensitifitas dan spesivisitas yang lebih rendah dalam mendeteksi adanya kelainan kognitif daripada MMSE. AMT tampaknya kurang menyenangkan, meskipun lebih mudah dan cepat untuk digunakan. Tombaugh,1992; MacKenzie,1996. Interpretasi skor pada AMT adalah jika skor AMT 6 menunjukkan adanya demensia. The Abbreviated Mental Test AMT lebih singkat, terdiri dari 10 soal yang digunakan untuk skrining kelainan. Tes ini terdiri dari 10 pertanyaan yang diseleksi berdasarkan nilai diskriminatif dari Mental Test Score yang lebih panjang. AMT termasuk komponen-komponen yang mengikuti memori baru dan lama, atensi, dan orientasi. Skor 8 merupakan batas yang menunjukkan defisit kognitif yang bermakna. Tes ini menunjukkan secara cepat penilaian beratnya penyakit dibandingkan tes yang lebih panjang. Tes ini mampu mendeteksi perubahan kognisi yang berhubungan dengan perkembangan pasca operatif pada delirium. Pada pasien usia lanjut, tes ini dapat dikerjakan dalam 3 menit. Terdapat versi 4 pertanyaan AMT AMT4, dengan pertanyaan tentang umur, tanggal lahir, tempat, dan tahun saja. Tes ini lebih cepat, lebih mudah digunakan, dan lebih mudah diingat oleh pemeriksa. Sehingga lebih meningkatkan kemungkinan penggunaan tes ini secara rutin pada pasien usia lanjut di rumah sakit yang sibuk atau di UGD.

C. ASUHAN KEPERAWATAN PADALANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF

I. PENGKAJIAN

1. ASSESMENT Pengkajian menggunakan assesmen dengan wawancara langsung kepada

pasien dan keluarganya serta juga bisa dilakukan observasi secara langsung pada tingkah laku klien. Observasi yang saudara lakukan terutama untuk mengkaji data objective demensia. Ketika mengobservasi prilaku pasien untuk tanda-tanda seperti : a. Kurang konsentrasi b. Kurang kebersihan diri c. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh d. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang e. Tremor f. Kurang kordinasi gerak