begitu jauh yakni kurang lebih dua abad. Namun tentu saja antara penciptaan dan pembacaan oleh RAA Martanagara tersebut berada dalam lingkungan yang
berbeda. Pendekatan struktur merupakan pendekatan yang tepat dalam menelusuri
keutuhan sebuah karya. Seperti diungkapkan sebelumnya, karya sastra ini digubah berdasarkan sumber SR berbahasa Jawa. Walaupun penggubahan WBR dilihat
dari pengisahan dan penggunaan pupuh “hampir mirip” dengan sumbernya, namun pada bagian akhir, pengarang menyebutkan bahwa hasil gubahannya tidak
menyajikan seperti sumbernya yang dilandasi oleh Agama Budha. Pernyataan ini, mengisaratkan bahwa WBR memiliki struktur yang khas yang berbeda dengan
aslinya. Pengkajian struktur mengungkap WBR sebagai karya yang utuh dalam rangka penelusuran maknanya. Pendekatan struktur meliputi struktur formal dan
struktur naratif, pendekatan struktur formal dilihat dari sudut pandang WBR yang dibangun oleh runtuyan pada pupuh dan pendekatan struktur naratif dilihat dari
sudut pandang unsur pembangun ceritera, meliputi alur, tema, dan tokoh..
1.2 Rumusan Masalah
Keberadaan teks WBR yang dikemukakan dalam identifikasi, memunculkan sejumlah masalah, yang perumusannya sebagai berikut.
Penelitian ini meliputi pendekatan struktur dengan pertimbangan pendekatan tersebut mampu menghasilkan kajian yang optimal dalam pemahaman karya
tersebut karena mengungkapkan WBR dari sudut pandang karya sebagai individu WBR terdiri dari pelapisan sejumlah struktur::
1. Bagaimana struktur WBR dilihat dari struktur formal. 2. Bagaimana struktur WBR dilihat dari, struktur naratif alur, tokoh, dan tema.
3. Bagaimana struktur WBR dilihat dari struktur peran.
1.3 Tujuan penelitian 1. Mengungkapkan WBR dilihat dari struktur formal.
2. Mengungkapkan WBR dilihat dari struktur naratif alur, tokoh, dan tema. 3 Mengungkapkan WBR dilihat dari struktur peran.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan dalam pembangunan nonfisik, antara lain 1 gambaran WBR secara sekilas mengedepankan kehakikian bahwa dalam
kehidupan ini bukanlah kekuatan fisik semata yang menjadi tujuan, namun ada pilihan yang lebih utama yakni “kebenaran hakiki”, 2 WBR mengedepankan
nilai-nilai kepemimpinan luhur, yang merupakan suri teladan penting bagi kehidupan masa kini yang wacana kebenarannya condong kepada kekuatan fisik
dan materi. WBR memberikan pijakan kokoh dalam menjalani kehidupan yakni segala perilaku harus dipertimbangkan dengan kehidupan di Alam Keabadian
setelah ajal. Penyebarluasan WBR merupakan penyebarluasan nilai-nilai kemanusiaan luhur guna menggugah kesadaran akan pilihan yang benar.
1.5 Metode Penelitian dan Metode Kajian
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analisis, metode ini
digunakan untuk mendeskripsikan, mengklasifikasi, menganalisis data, kemudian mengabstraksi hasil analisis dalam bentuk simpulan.
Penyajian wawacan sebagai genre puisi tradisional memiliki tradisi tertentu, WBR ini dikaji dari sudut struktur formalnya.
WBR merupakan puisi naratif. Sebagai karya sastra naratif WBR memiliki unsur-unsur dasar dari narasi yakni, plot, tokoh, dan tema. WBR sebagai struktur
naratif akan dikaji dari segi alur, tokoh, dan tema. Dalam pandangan struktural WBR sebagai karya memiliki struktur yang
padu, WBR merupakan kesatuan yang dibangun oleh unsur struktur, dan unsur struktur saling kait-mengait dalam membangun kesatuan karya. Keterjalinan
struktur WBR dikaji dengan sturktur peran dari A.J Greimas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 WBR sebagai Karya Sastra Wawacan