BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
WBR terdiri dari sejumlah pelapisan struktur antara lain, struktur formal, struktur naratif, dan struktur peran. WBR memiliki kebulatan sangat padu dan
memiliki keharmonisan hubungan antarstruktur. Kuantitas penggunaan pupuh tertinggi diduduki oleh Pangkur sebanyak
21, 35 yang mengemas tentang pengembaraan dan peperangan, lainnya yaitu Sinom, Dangdanggula, Asmarandana, Durma, Kinanti, Mijil, Kumambang, dan
Magatru. Struktur penyajian WBR terdiri dari manggala, isi, dan epilog. Epilog
berisi penyampaian tujuan penulisan agar perilaku mulia yang membawa kepada keselamatan diteladani oleh generasi akan datang. Ajaran yang terkandung di
dalam WBR meliputi, ketaatan kepada orang tua, hakikat raja, tugas raja, tapa raja, cacat raja dan pemerintahan, pembangunan fisik, sumber bencana, tujuan
negara, perang, nasib, tata diri, dan ajal.
Situasi awal dan situasi akhir memiliki persamaan yakni Sri Rama berada di Ayodya, memegang tahta kerajaan, hanya situasi akhir lebih berbobot Sri Rama
membawahi 3 buah negara besar yakni Ayodya, Alengka, dan Guha Kiskenda. Alur dibangun oleh 8 tahapan peristiwa utama yang fungsional dalam
membentuk keutuhan karya, I penyituasian sampai pemunculan konflik, yakni pengedepanan Raja Dasamuka, Raja Dasarata, kelahiran Rama, dan penolakan
Dewi Kekeyi terhadap keputusan penobatan Sri Rama, II konflik memanas, pertemuan Sri Rama dan Lasmana dengan Sarpakanaka, Sarpakanaka diketahui
raksasa menyamar sehingga hidungnya dipotong oleh Lasmana, III konflik semakin memanas, penculikan Dewi Sinta oleh Raja Dasamuka, IV kejelasan
konflik, keberadaan Dewi Sinta diketahui oleh Sri Rama, V penataan kekuatan untuk penyelesaian konflik, persekutuan Sri Rama dengan Prabu Sugriwa, VI
menuju penyelesaian konflik, penjatuhan keputusan perang, VII klimaks dari konflik, perang dahsyat, VIII akhir dari konflik, penyelesaian.
Alur WBR bercirikan ramalan, pengulangan yang memiliki fungsi dalam struktur, dan memiliki semacam terowongan waktu, yakni Kresna sebagai titisan
Wisnu. Tokoh utama, tokoh sentral, dan tokoh protagonis adalah Sri Rama titisan
Dewa Wisnu yang diturunkan ke bumi untuk menghancurkan kezaliman. Tokoh ini menyandang kemuliaan penuh baik kemuliaan lahir maupun kemuliaan batin,
di dunia dan di Keindraan, tampan, taat kepada orang tua, selalu berpihak kepada kebenaran, berilmu, berhati-hati dalam tindakan, dianugrahi kesaktian dan
keistimewaan yang digunakan untuk keselamatan lahir - batin, rendah hati, setia kawan, memiliki pengikut yang sakti dan berbudi mulia, tujuan hidupnya
mencapai ajal mulia. Tokoh antagonis Raja Dasamuka, berwajah menakutkan,
tujuan hidupnya memperoleh kemegahan duniawi, pengobar perang, sombong, penipu, tamak, rakus, bengis, licik, ambisi menjadi tokoh terkuat, berkesaktian
tinggi namun tidak digunakan dalam pencapaian keselamatan lahir dan batin, perusak kesejahteraan di bumi.
Sri Rama penyelenggara kesejahteraan, penghancur kezaliman, berperang dengan Raja Dasamuka tokoh kezaliman, kemenangan bagi Sri Rama penyandang
kebenaran. Pasukan Sri Rama didukung oleh para Dewa dan alam, yang selalu menunggu-nunggu kehancuran Raja Dasamuka. Raja Dasamuka dengan
kemuliaan lahir dan kesaktiannya menjerumuskan diri ke jurang kebinasaan, namun ia gugur sebagai Raja Utama karena setia kepada negara, tewas di dalam
peperangan. Tema WBR mengedepankan ajal mulia.
6.2 Saran