”Implementation of Energy Conservation and CO
2
Emission Reduction In Industrial Sector Phase 1” Kementerian Perindustrian
3-27
PT. Energy Management Indonesia Persero 2011
Log Yard Debarking
Chipping Chip Screening
Chip Storage Log
3.2 SEKTOR INDUSTRI PULP DAN KERTAS
3.2.1 Deskripsi Proses
3.2.1.1 Proses Pembuatan Pulp dan Kertas
A. Persiapan Kayu wood preparation
Kayu merupakan bahan baku utama untuk pembuatan pulp. Persiapan bahan baku bisa didapat dari hutan berupa batang kayu log
atau berupa serpihan kayu yang diperoleh dari pengerjaan dari industri kayu yang berbeda. Kayu
biasanya dipersiapkan dalam bentuk serpih kayu. Persiapan kayu melibatkan proses pemotongan kayu di
slasher untuk dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk proses selanjutnya dalam
pembuatan pulp. Proses utama dari persiapan kayu adalah debarking pelepasan
kulit kayu dan chipping. Konsumsi energi pada kedua proses tersebut relatif
kecil. Proses persiapan kayu secara lengkap diberikan pada di bawah.
Gambar.1.16. Proses persiapan kayu
B. Pulping
Selama proses pembuatan pulp, serpih kayu dipisahkan menjadi serat individu untuk menghilangkan lignin. Ada lima jenis pembuatan pulp, yaitu kimia,
mekanis, semi-kimia, daur ulang dan lainnya misalnya dissolving. Proses
pembuatan pulp yang paling umum adalah proses kimia yaitu kraft, soda dan sulfit.
Proses pembuatan chemical pulp menggunakan bahan kimia white liquor berupa
natrium hidroksida NaOH dan sodium sulfida Na
2
S sebagai bahan kimia aktif. Proses memasak dapat dilakukan baik dalam digester batch atau dalam digester
kontinyu. Pada proses pemasakan dengan batch digester, serpihan kayu white
liquor dan weak black liquor dimasukkan ke dalam bioreaktor batch dan dipanaskan hingga mencapai temperature pemasakan cooking yaitu sekitar
55 -175
o
C . Pada proses pemasakan secara kontinu, serpihan kayu dan white
liquor dipanaskan dan dimasak secara bertahap pada stage yang berbeda dan dipanaskan hingga mencapai temperature pemasakan. Pada proses pemasakan
kontinu, digester dipanaskan dengan menggunakan injeksi steam langsung
direct steam injection sehingga dapat menghemat konsumsi fresh steam secara
signifikan.
”Implementation of Energy Conservation and CO
2
Emission Reduction In Industrial Sector Phase 1” Kementerian Perindustrian
3-28
PT. Energy Management Indonesia Persero 2011
Kedua jenis metode pemasakan dengan batch digester dan continues digester
memiliki keuntungan yang berbeda. Batch digester memiliki biaya kapital yang
rendah dan fleksibilitas produk yang lebih bervariasi sedangkan continuous
digester lebih hemat tempat, lebih mudah dikontrol, tidak memerlukan banyak operator dan lebih
energi-efficient.
Gambar 3.17. Proses pemasakan dengan continuous digester
C. Bleaching