Hak dan kewajiban Tenaga Kesehatan Ganti Rugi Bantuan Hukum

17 4. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang- undang. Aspek Hukum Administrasi Negara meliputi perizinan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh dokter sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional dan rumah sakit sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan. Sebuah rumah sakit harus memenuhi persyaratan menyangkut perizinan, ketenagaan, dan kelengkapan sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, dapat diutarakan pada pasal 2 pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban keadilan gender dan non- diskriminatif dan norma-norma agama. Tentang tenaga kesehatan, diatur dalam Pasal 27 : 1 Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya; 2 Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki; 3 Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dalam Peraturan pemerintah.

2. Hak dan kewajiban Tenaga Kesehatan

Pribadi yang luhur adalah pribadi yang selalu mengutamakan kewajiban diatas hak-hak ataupun kepentingan pribadi. Namun demikian halnya sebagai manusia, tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab terhadap pribadi dan keluarga, serta tanggung jawab profesinya kepada masyarakat. Berikut hak dan kewajiban tenaga kesehatan secara umum yaitu: 18 a. Hak tenaga kesehatan: 1. Menerima Informasi benar dan jujur 2. Mendapatkan Imbalan Jasa 3. Mendapatkan Perlindungan hukum 4. Tolak ungkap rahasia pasien terkecuali apabila pasien menuntut dan memberi informasi kpd media cetak dianggap telah melepaskan haknya psl 44 RS 5. Dapat menggugat dan menuntut b. Kewajiban tenaga kesehatan: 1. Memiliki SIPSIK Surat Izin PraktekSurat Izin Kerja 2. Mengikuti SP,SPO, etika Standar Prosedur Operasional 3. Menghormati hak pasien 4. Mengutamakan keselamatan pasien

3. Ganti Rugi

Undang-undang perlindungan konsumen mengatur lebih luas mengenai subjek yang dapat digugat untuk mengganti kerugian. Konsumen tidak hanya dapat menggugat produsen, tetapi konsumen juga dapat menggugat pelaku usaha yang termasuk didalamnya adalah tenaga kesehatan yang dianggap sebagai pelaku usaha. Dalarn bidang medis dapat dipaharni bahwa tidak semua kerugian yang dialarni pasien adalah akibat dari kesalahan seorang dokter. Kerugian dapat saja timbul sebagai akibat dari perjalanan penyakit atau dapat juga disebabkan oleh resiko atau komplikasi tindakan medis tersebut, yang tidak dapat dihindari namun karena kelalaian. Pada ke dua keadaan tersebut seorang dokter tidak dapat dimintai tanggung jawabnya untuk mengganti rugi. 19

4. Bantuan Hukum

Apabila mengacu pada Pasal 28D ayat 1 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang mengatakan: “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Bantuan hukum telah diatur secara khusus dalam Undang-undang nomor 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Dengan kehadiran undang- undang ini diharapkan mampu menjamin hak konstitusional setiap warga negara untuk mendapatkan perlindungan hukum yang pantas sesuai dengan proporsi masing-masing. Tujuan dari pemberian bantuan hukum itu harus orang-orang yang sesuai dengan kriteria yang dimaksud dalam undang-undang. Menurut Pasal 5 Undang-undang Bantuan Hukum, yang berhak mendapatkan bantuan hukum yaitu sebagai berikut: 1 Penerima Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 meliputi setiap orang atau kelompok miskin yang tidak dapat memenuhi hak dasar secara layak dan mandiri. 2 Hak dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi hak atas pangan, sandang, layanan kesehatan, layanan pendidikan, pekerjaan dan berusaha, danatau perumahan.

5. Pemulihan Nama Baik