Tanggung Jawab Hukum Bentuk Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan

13

B. Bentuk Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan

Tugas dan Profesinya. Perlindungan hukum adalah pengaturan sesuatu hal tertentu agar medapatkan suatu tempat yang aman, atau pengaturan sesuatu oleh hukum sehingga hak dan kewajibannya dilindungi hukum. Oleh karena itu setiap perbuatan yang dilakukan yang berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku akan mendapatkan perlindungan hukum. Apabila tenaga kesehatan dirugikan oleh suatu perbuatan pihak lain baik sengaja atau lalai maka tenaga kesehatan dapat meminta tanggung jawab hukum kepada pihak-pihak tersebut baik secara perdata, pidana, maupun administratif. Serta adanya ganti rugi, bantuan hukum, pemulihan nama baik dan dapat dilihat dari hak dan kewajiban tenaga kesehatan.

1. Tanggung Jawab Hukum

a Tanggung jawab dari segi hukum perdata Ada dua istilah yang menunjuk pada pertanggungjawaban hukum perdata dalam kamus hukum, yaitu responsibility dan liability : 2 • Responsibility berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban, dan termasuk putusan, ketrampilan, kemampuan dan kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggung jawab atas undang-undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian dan penggunaan praktis, sedangkan istilah responsibility menunjuk pada pertanggungjawaban politik atau tanggung jawab atas kesalahan sendiri. • Liability merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir semua karakter risiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang bergantung meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara aktual atau potensial seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya 2 Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 335-337. 14 atau kondisi yang menciptakan tugas untuk melaksanakan undang- undang. Istilah liability menunjuk pada pertanggungjawaban hukum, yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum atau orang lain. Tanggung jawab tersebut di dasarkan pada ketentuan pasal 1365 dan pasal 1367 KUHPerdata yang menyebutkan sebagai berikut: Dari segi hukum perdata, didasarkan pada ketentuan Pasal 1365 BW Burgerlijk Wetboek, yang bunyinya sebagai berikut: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hati.” Undang-undang sama sekali tidak memberikan batasan tentang perbuatan melawan hukum, yang harus ditafsirkan oleh peradilan. Akan tetapi sejak tahun 1919 yurisprudensi tetap telah memberikan pengertian yaitu setiap tindakan atau kelalaian baik yang : 1 Melanggar hak orang lain 2 Bertentangan dengan kewajiban hukum diri sendiri 3 Menyalahi pandangan etis yang umumnya dianut adat istiadat yang baik 4 Tidak sesuai dengan kepatuhan dan kecermatan sebagai persyaratan tentang diri dan benda orang seorang dalam pergaulan hidup. Pada pasal 1366 KUH Perdata seorang tenaga kesehatan selain dapat dituntut atas dasar wanprestasi dan melanggar hukum seperti tersebut di atas, dapat pula dituntut atas dasar lalai, sehingga menimbulkan kerugian. Gugatan atas dasar kelalaian ini diatur dalam Pasal 1366 KUH Perdata, berbunyi sebagai berikut: “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati hatinya”. 15 Penjelasan Pada pasal 1366 KUHPerdata menyebutkan Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya. Sedangkan pada ketentuan pasal 1367 KUHPerdata yang menyebutkan sebagai berikut: “Seseorang harus memberikan pertanggung-jawaban tidak hanya atas kerugian yang ditimbulkan dan tindakannya sendiri, tapi juga atas kerugian yang ditimbulkan dari tindakan orang lain yang berada dibawah pengawasannya.” Dengan demikian maka pada pokoknya ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata mengatur mengenai pembayaran ganti rugi oleh pihak yang menyuruh atau yang memerintahkan sesuatu pekerjaan yang mengakibatkan kerugian pada pihak lain. b Tanggung Jawab Dari Segi Hukum Pidana Tanggung jawab hukum pidana, mengenal adanya unsur Kesengajaan dolus dan Kelalaian culpa : 3 • Kesengajaan dolus, dimana hal ini terdapat di dalam pelanggaran kesusilaan Pasal 281 KUHP, perampasan kemerdekaan Pasal 333 KUHP, pembunuhan Pasal 338. • KealpaanKelalaian culpa, dimana hal ini terdapat di dalam perampasan kemerdekaan Pasal 334 KUHP, dan menyebabkan kematian Pasal 359 KUHP, dan lain-lain. Berikut akan diuraikan mengenai kesalahan yang disebabkan oleh unsur kelalaian dan unsur kesengajaan : • Disebabkan karena unsur kelalaian Culpa 3 Bambang Poernomo, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1984 hal. 138 16 Secara sederhana kealpaan berarti tidak teliti dan tidak berhati-hati, teledor. Akan tetapi karena kesalahannya, terjadi kekeliruan yang mengakibatkan terjadinya hal yang dilarang tersebut. • Disebabkan karena unsur kesengajaaan Dolus Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita meyaksikan tindakan- tindakan yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesamanya dimana tindakan danatau perbuatan itu ada yang terjadi tanpa disengaja dan ada juga yang dilakukan dengan sengaja. Dari kata- kata sengaja itu diambil suatu kesimpulan bahwa perbuatan dilakukan dengan mengetahui sejauh mana akibat yang dapat timbul dengan dilakukannya perbuatan itu. Penafsiran dan penerapan pasal-pasal tersebut, harus dilakukan secara ekstra hati-hati, professional, dan melalui pendapat pakar di bidang kedokteran dan kesehatan lainnya. c Tanggung Jawab Dari Segi Hukum Administratif Dari segi hukum administratif, seperti yang disebutkan pada pasal 69 ayat 3 Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran dalm penjelasannya yaitu tenaga kesehatan dapat dikenai sanksi dapat berupa teguran lisan atau tertulis, mutasi, penundaan kenaikan pangkat, penurunan jabatan, skorsing bahkan pemecatan serta pencabutan surat izin praktik apabila melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya. Tindakan administratif juga dapat dikenakan apabila seorang tenaga kesehatan: 4 1. Melalaikan kewajiban; 2. Melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan; 3. Mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan; 4 Ritonga, ILK. Hubungan Hukum Antara Pasien dan Dokter serta Tanggung Jawab Dokter Dalam Upaya Pelayanan Medis. diakses tanggal 17 Desember 2012. Diunduh dari : www.repository.usu.ac.id. 17 4. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang- undang. Aspek Hukum Administrasi Negara meliputi perizinan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh dokter sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional dan rumah sakit sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan. Sebuah rumah sakit harus memenuhi persyaratan menyangkut perizinan, ketenagaan, dan kelengkapan sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, dapat diutarakan pada pasal 2 pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban keadilan gender dan non- diskriminatif dan norma-norma agama. Tentang tenaga kesehatan, diatur dalam Pasal 27 : 1 Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya; 2 Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki; 3 Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dalam Peraturan pemerintah.

2. Hak dan kewajiban Tenaga Kesehatan