IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP tenaga

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN PENCABULAN DI KOTA PAREPARE

(Suatu Analisis terhadap Penerapan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak)

Muh. Sudirman Sesse

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare Emai:[email protected]

Abstract: This article outlines the implementation of the Legal Protection Against Child victims of abuse in Parepare normative juridical approach and empirical jurisdiction. Results reveal that cases of abuse against children in the City of Parepare in 2013, a decline of about 40 percent compared with the year 2012. It is seen that in 2012 there were 15 cases reported, while in 2013 there were 10 cases reported. The decline in abuse cases in the City of Parepare in 2013 due to several things, including; 1) increasing public awareness, 2) increasing awareness of religious communities, and 3) the cooperation between the security forces in the fight against social ills such as alcoholism, gambling, sexual abuse and so forth. Factors that may influence the occurrence of the crime of sexual abuse against minors in Pareare, namely: lack of education and economic factors, environmental factors or a place to stay, factors drinks (alcoholic), technological factors and factors etiologic role of victims in the domain of criminology can categorized on the theory of non-oriented social class. In addressing the crime of sexual abuse in the City of Parepare, Parepare district police have been enforcing the law properly. The fix is to patrol/regular raids and legal counseling to the community.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Anak, Pencabulan.

I. PENDAHULUAN

buh dan berkembang secara sehat dan wajar. Hal ini tentu saja perlu dilakukan

Anak adalah anugerah Tuhan Yang agar kelak di kemudian hari tidak terjadi

Maha Esa yang mana mereka perlu

1 generasi yang hilang (lost generation) . dilindungi harkat dan martabatnya serta

Anak berhak mendapatkan pemeli- dijamin hak-haknya untuk tumbuh dan

haraan dan bantuan khusus keluarga sebagai berkembang sesuai dengan kodratnya.

inti dari masyarakat dan sebagai ling- Anak sebagai generasi penerus bangsa,

kungan alami bagi pertumbuhan dan selayaknya mendapatkan hak-hak dan kesejahteraannya. Anak-anak hendaknya kebutuhan-kebutuhan secara memadai.

diberi perlindungan dan bantuan yang Sebaliknya, mereka bukanlah objek tinda-

diperlukan, sehingga mampu mengemban kan kesewenang-wenangan dan perlakuan

tanggung jawab dalam masyarakat. Anak yang tidak manusiawi dari siapapun atau

hendaknya diperlakukan dengan baik pihak manapun. Anak yang dinilai rentan dalam lingkungan keluarga yang bahagia, terhadap tindakan kekerasan dan pengania-

penuh kasih sayang dan pengertian. Anak yaan, seharusnya dirawat, diasuh, dididik

harus dipersiapkan untuk menghadapi dengan sebaik-baiknya agar mereka tum-

kehidupan pribadi dalam masyarakat dan kehidupan pribadi dalam masyarakat dan

2 tenggang rasa dan kemerdekaan. Guru yang diketahui sudah beristri dan Marak-nya aksi kekerasan yang mempunyai anak tersebut dilaporan salah akhir-akhir ini terjadi pada anak, baik satu orangtua siswa. Peristiwa pencabulan berupa kekerasan fisik, psikis, maupun ini diduga sudah berlangsung lama. Dia seksual, tidak mendapatkan perlindungan mengetahui hal itu ketika melihat anaknya hukum dan hak asasi manusia yang sering mengeluh kesakitan di bagian memadai sehingga anak berulang sekali kemaluannya. Dia pun memaksa anaknya

menjadi korban . untuk menceritakan peristiwa yang Nampaknya kita perlu menyadari sebenarnya. Sang anak pung mengaku bahwa permasalahan anak bukanlah hal telah dicabuli oleh gurunya sendiri. Paling yang sederhana. Penanggulangan per- mengejutkan, dari pengakuan korban masalahan anak adalah sangat menuntut sebelum dicabuli AR disuruh oleh AU banyak pihak. Mereka bukan semata-mata berhubungan badan dengan salah seorang tanggung jawab orang tua, melainkan juga siswi yang berinisial SF di ruangan

menjadi tanggung jawab negara dan 5 ekstrakurikuler. pemerintah serta masyarakat. Anak-anak

Apa yang telah dipaparkan pada adalah harapan masa depan bangsa dan kasus di atas, menunjukkan bahwa ada menjadi tanggung jawab kita sendiri untuk hak-hak anak yang dilanggar yaitu setiap

melindunginya. 3 Karena itu segala bentuk anak berhak tumbuh, berkembang dan perlakuan yang mengganggu dan merusak berpartisipasi secara wajar sesuai dengan

hak-hak dasarnya dalam berbagai bentuk harkat dan martabat kemanusiaan. Anak kekerasan atau kejahatan harus segera juga berhak mendapatkan per-lindungan dihentikan. Sebagai contoh bentuk pelang- dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 4 garan hak-hak anak adalah kekerasan UU No. 23 tahun 2002 tentang perindungan

6 seksual termasuk didalamnya pencabulan. anak). Beberapa waktu ini kita mendengar

Masalah perlindungan hukum dan meningkatnya kasus kejahatan seksual dan hak-haknya bagi anak-anak merupakan pemerkosaan terhadap anak di bawah salah satu sisi pendekatan untuk melin- umur. Data statistik dari Komnas Nasional dungi anak-anak Indonesia. Agar perlin- Perlindungan Anak menyatakan, telah dungan hak-hak anak dapat dilakukan menerima 673 pengaduan eksploitasi secara teratur, tertib dan bertanggung seksual

anak jawab maka diperlukan peraturan hukum sepanjang 2012. Angka ini meningkat dari yang selaras dengan perkembangan

komersial

terhadap

4 tahun sebelumnya sebanyak 480 kasus. 7 masyarakat Indonesia. Bahkan lebih jauh lagi, dari catatan

Kenyataannya saat ini upaya perlin- Indonesia Police Watch (IPW) sudah ada dungan tersebut belum dapat diberikan

25 kasus perkosaan yang terjadi sepanjang secara maksimal oleh pemerintah, aparat Januari 2013 Melihat hal tersebut, untuk penegak hukum, masyarakat dan pihak- melindungi anak sebagai korban agar pihak lain yang berhak membantu. senantiasa aman dan terlindungi serta Keadilan yang diberikan oleh penerapan terhindar dari rasa trauma, maka yang hukum melalui penjatuhan sanksi hukum harus dilakukan adalah memberikan yang dijatuhkan pada pelaku tidak adil perlindungan, menegakkan hukum dan atau tidak sesuai dengan akibat yang

keadilan sesuai peratutan perundang- ditimbulkannya. Ketidakadilan hukum ini-

undanngan yang berlaku. lah yang disebut-sebut dapat menjauhkan Seperti pada kasus pencabulan yang masyarakat yang tertimpa musibah (men- terjadi di daerah Parepae, Sulawesi jadi korban suatu kejahatan) untuk bersedia

Selatan. Salah seorang oknum guru SMP 8 berurusan dengan dunia peradilan. Negeri di Parepare diduga nekat melaku-

Dari segi pemerintah, upaya yang kan perbuatan cabul terhadap siswanya belum dapat diberikan secara maksimal Dari segi pemerintah, upaya yang kan perbuatan cabul terhadap siswanya belum dapat diberikan secara maksimal

Pihak-pihak lain yang berhak mem- tersebut dan peranan lembaga-lembaga bantu dalam kasus pencabulan ini seperti tersebut. Karena kurang pahamnya ten- KPAI yang berada di Tingkat Pusat dan tang isi undang-undang dan peranan PPA yang berada di Tingkat Daerah,

lembaga-lembaga perlindungan anak, khususnya di Kota Parepare belum mem- menyebabkan masyarakat takut atau berikan upaya perlindungan yang maksimal enggan untuk melaporkan tindakan terhadap anak, terbukti bahwa masih kejahatan seksual seperti pencabulan yang banyak kasus tentang pencabulan terhadap terjadi di lingkungan sekitarnya kepada anak yang didiamkan saja oleh lembaga aparat penegak hukum.

tersebut. Hal ini karena kurang aktifnya Kemudian upaya yang belum diberi- lembaga tersebut dalam memberikan peng-

kan secara maksimal oleh aparat penegak arahan atau sosialisasi terhadap masyarakat. hukum dapat dilihat dari putusan yang

Usaha perlindungan hukum bagi dipakai untuk mengadili pelaku dipan- anak sudah ada sejak lama, baik peng- dang tidak relevan untuk memberikan aturan dalam bentuk peraturan perundang- efek jera bagi si pelaku. Aparat penegak undangan maupun dalam pelaksanaannya, hukum masih menggunakan KUHP untuk baik oleh pemerintah maupun organisasi mengadili pelaku pencabulan dan belum sosial. Namun demikian, usaha tersebut menggunakan Undang-Undang No. 23 belum menunjukkan hasil yang memadai Tahun 2002 Tentang Perlindungan sesuai dengan kebutuhan dan perkem- Anak, padahal dalam undang-undang bangan masyarakat Indonesia. Keadaan ini tersebut memberikan perlindungan yang disebabkan situasi dan kondisi serta lebih baik dibandingkan dengan KUHP. keterbatasan yang ada pada pemerintah Misalnya, dalam Pasal 82 Undang- dan masyarakat sendiri belum memung-

Undang Perlindungan Anak ada sanksi kinkan mengembangkan secara nyata keten- cukup tinggi berupa hukuman pidana tuan peraturan perundang-undangan yang

9 penjara maksimal 15 (lima belas) tahun telah ada. dan minimal 3 (tiga) tahun dengan denda

Adanya berbagai peraturan hukum maksimal Rp 300 juta dan minimal 60 juta yang secara jelas telah mengatur ancaman tindakan yang berhubungan dengan sanksi pidana bagi pelaku pencabulan perkosaan dan percabulan terhadap anak. hendaknya segera diimplementasikan oleh Berbeda dengan yang terdapat dalam aparat penegakhukum dengan tetap mem- KUHP yang hanya menjatuhkan hukuman perhatikan kondisi anak korban perbuatan pidana penjara maksimal 9 (sembilan) cabul. tahun dan minimal 5 (lima tahun).

Oleh karena itu, untuk melindungi Putusan dalam KUHP tersebut masih kepentingan anak sebagai korban per- bersifat rendah, seperti putusan yang buatan cabul, agar senantiasa merasa terdapat dalam Pasal 289 dan 292 KUHP.

aman dan terlindungi serta dapat dihin- Pasal 289 “Barangsiapa dengan darkan dari penderitaan yang ditimbulkan,

kekerasan atau ancaman kekerasan maka yang harus dilakukan adalah melak- memaksa seseorang untuk melakukan atau sanakan perlindungan terhadap anak membiarkan dilakukan perbutan cabul, sebagai korban pencabulan. diancam karena melakukan perbuatan

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menyerang kehormatan kesusilaan, yang menjadi fokus dalam penelitian ini Berdasarkan uraian di atas, maka yang menyerang kehormatan kesusilaan, yang menjadi fokus dalam penelitian ini

1. 2 Bagaimana gambaran kasus pencabu- ± 99,33 Km , Batas wilayah Kota lan terhadap anak di Kota Parepare?

Parepare adalah: sebelah utara berbatasan

2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong dengan Kota Pinrang; sebelah timur ber- terjadinya pencabulan anak di kota batasan dengan Kota Sidenreng Rappang; Parepare dan bagaimana solusinya?

sebelah selatan berbatasan dengan Kota

3. Bagaimana Penerapan undang-undang Barru; dan sebelah barat berbatasan Nomor 23 tahun 2002 tentan Perlin- dengan Selat Makassar dan secara dungan Anak di Kota Parepare dalam administratif terbagi menjadi empat kasus korban Pencabulan?

kecamatan dan 22 kelurahan. Kecamatan Bacukiki Barat meliputi enam kelurahan,

II. METODOLOGI PENELITIAN

yakni: Bumi Harapan, Cappa Galung, Penelitian ini merupakan penelitian Kampung Baru, Sumpang MinangaE, Tiro

survey. Yang menjadi obyek penelitian Sompe dan LumpuE. Kecamatan Bacukiki adalah; 1) Ketentuan undang-undang yang meliputi empat kelurahan yakni: LemoE, ada saat ini kaitannya dengan perlin- LompoE, Watang Bacukiki dan Galung dungan anak sebagai korban perbuatan Maloang. Kecamatan Ujung meliputi lima cabul, 2) Praktek penegakan hukum oleh kelurahan yakni Mallusetasi, Labukkang, PPA Kota Parepare serta aparat penegak Lapadde, Ujung Bulu dan Ujung Sabbang. hukum dari proses penyelidikan, penun- Keca-matan Soreang meliputi tujuh tutan dan putusan dalam kasus pencabulan, kelurahan yakni Bukit Harapan, Bukit

3) Kendala-kendala yang dihadapi oleh Indah, Kam-pung Pisang, Lakessi, Ujung PPA serta aparat penegak hukum dalam Baru, Ujung Lare dan Watang Soreang. kasus anak sebagai korban pencabulan dan

Secara keseluruhan jumlah penduduk solusinya. Teknik pengumpulan data dila- yang ada di Kota Parepare menurut sensus

kukan dengan wawancara dan dokumentasi. penduduk tahun 2012 adalah sebanyak Adapun teknik analisis data dilakukan 157.337 jiwa, dengan jumlah penduduk dengan cara deskriptif kualitatif yaitu perempuan 79.839 jiwa, sedangkan menguraikan, membahas, menafsirkan jumlah penduduk laki-laki sebanyak temuan-temuan penelitian dengan sudut 77.498 jiwa. pandang atau pendekatan dalam bentuk

yuridis normatif dan yuridis empiris. B. Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis data ini merupakan proses untuk Hasil penelitian yang bersumber merumuskan kesimpulan.

pada data sekunder didapatkan dari studi pustaka terhadap peraturan perundang-

III. PEMBAHASAN

undanggan, buku-buku literature, karya-

A. Deskriptif Lokasi Penelitian

karya ilmiah, serta dokumen-dokumen Parepare termasuk Kota teramai yang ada kaitannya dengan masalah yang

kedua dari ibu Kota Propinsi Sulawesi akan diteliti, sedangkan hasil penelitian Selatan sehingga Parepare wajarlah men- yang bersumber pada data primer berupa jadi tujuan dan tempat untuk berkumpu- hasil wawamcara dengan informan, yaitu lnya orang-orang yang akan melakukan penyidik, tersangka, dan korban. Data berbagai kegiatan di berbagai bidang yang diperoleh bukan hanya melalui

khususnya perekonomian. Kondisi masya- wawancara searah, tetapi juga dikonfrontir rakat Kota Parepare yang sangat herogen antara keterangan dari penyidik, tersangka ini tentu saja membuat Kota Parepare atau terdakwa, dan korban. Data yang menjadi salah satu Kota di Sulawesi terkumpul diuraikan untuk menjawab Selatan yang sangat strategis dalam rumusan permasalah yang diajukan dalam pengembangan Kota metropolitan.

penelitian ini.

1. Kasus Pencabulan Terhadap Anak masyarakat berkembang menuju kearah

di Kota Parepare

modern. Masalah kejahatan merupakan bagian dari perubahan sosial dan bukan

Tindak pidana pencabulan adalah hal yang baru, pada prinsipnya meskipun

suatu tindak pidana yang bertentanggan tempat dan waktunya berlainan namun dan melanggar kesopanan dan kesusilaan tetap dinilai sama. Peningkatan kejahatan seseorang yang semuanya dalam ling- dari waktu ke waktu tidak dapat dihindari, kungan nafsu birahi kelamin, misalnya dikarenakan bentuk perubahan sosial seorang laki-laki meraba kelamin seorang

10 sebagai pendorongnya. Tindak pidana perempuan. Tindak pidana pencabulan pencabulan ini tidak hanya terjadi diKota- di atur dalam kitab undang-undang pidana Kota bersar, bahkan terjadi di desa-desa (KUHP) pada bab XIV Buku ke- II yakni terpencil. Salah satunya di wilayah Kota dimulai dari Pasal 289-296 KUHP, yang Parepare yang menangani kasus penca- selanjutnya dikategorikan sebagai kejaha- bulan yang makin meningkat dan mem- tan terhadap kesusilaan. perihatinkan. Terbukti selama 2 tahun Tindak pidana pencabulan tidak terakhir, Unit Perlindungan Perempuan hanya di atur dalam KUHP saja namun di dan Anak (PPA) Polres Parepare atur pula pada UU No. 23 Tahun 2002 menangani total 25 kasus. Sekitar 21

tentang Perlindungan Anak. Kitab Undang-

kasus berakhir di pengadilan dan sisanya undang Hukum Pidana menyatakan per- damai secara kekeluargaan. Kanit PPA buatan pencabulan terdapat pada Pasal

Polres Parepare Aiptu Turisno mengata- 289 KUHP yang menyatakan bahwa:

kan bahwa perkosaan masuk dalam tindak “Barang siapa dengan kekerasan atau pidana pencabulan. Pencabulan ini banyak

dengan ancaman kekerasan memaksa menimpa anak remaja usia sekolah. 12 seseorang melakukan atau membiarkan

Adapun kasus pencabulan di Kota dilakukan padanya perbuatan dihukum Parepare dapat digambarkan pada table karena salahnya melakukan perbuatan

berikut ini:

melanggar kesopanan dengan hukum

penjara selama-lamanya Sembilan tahun ”. Tabel 1: Kasus Pencabulan di Kota

Bentuk pencabulan cukup beragam,

Parepare tahun 2012-2013

ada beberapa jenis istilah tentang

11 KASUS

pencabulan adalah: Tahun

KETERANGAN Lapor Selesai

a. Exhibitionism seksual : sengaja mema- 2 Damai secara

merkan alat kelamin pada anak

b. Voyeurism : orang dewasa mencium 1 Damai secara

anak dengan bernafsu kekeluargaan

c. Fonding: mengelus/meraba alat kela-

10 8 dan 1 lagi min seorang anak

kasusnya masih

d. Fellatio: orang dewasa memaksa anak berlanjut untuk melakukan kontak mulut.

Sumber: Reskrim Polres Kota Parepare Berdasarkan penjelasan tersebut

tahun 2013

mengenai tindak pidana cabul yaitu suatu Berdasarkan table di atas dapat di-

tindakan yang dilakukan oleh seseorang ketahui bahwa kasus pencabulan di Kota yang di dorong oleh keinginan seksual Parepare pada tahun 2013 terjadi penu- untuk melakukan hal-hal yang dapat mem- runan sekitar 40 persen dibanding dengan bangkitkan hawa nafsu birahi, sehingga tahun 2012. Hal ini terlihat bahwa pada menimbulkan kepuasan pada dirinya. tahun 2012 terdapat 15 kasus yang Tindak pidana pencabulan itu terus dilaporkan, tapi yang lanjut sampai ke berkembang hingga sekarang, dapat pengadilan hanya 13 kasus. Semerntara dikatakan tidak ada perubahan yang tahun 2013 terdapat 10 kasus yang berarti meski struktur dan budaya dilaporkan yang lanjut ke pengadilan tindakan yang dilakukan oleh seseorang ketahui bahwa kasus pencabulan di Kota yang di dorong oleh keinginan seksual Parepare pada tahun 2013 terjadi penu- untuk melakukan hal-hal yang dapat mem- runan sekitar 40 persen dibanding dengan bangkitkan hawa nafsu birahi, sehingga tahun 2012. Hal ini terlihat bahwa pada menimbulkan kepuasan pada dirinya. tahun 2012 terdapat 15 kasus yang Tindak pidana pencabulan itu terus dilaporkan, tapi yang lanjut sampai ke berkembang hingga sekarang, dapat pengadilan hanya 13 kasus. Semerntara dikatakan tidak ada perubahan yang tahun 2013 terdapat 10 kasus yang berarti meski struktur dan budaya dilaporkan yang lanjut ke pengadilan

merupakan aib keluarga. dengan damai secara kekeluargaan e. Korban dan keluarga takut akan (dinikahkan), sementara 2 kasus lainnya

hukuman sosial dari masyarakat pada tahun 2013 1 kasus berakhir damai 15 setempat.

secara kekeluargaan dan 1 kasus yang lain Adapun keragaman tindak pidana masih berlanjut pada tahun 2014 karena pencabulan di Kota Parepare dari Januari

pelakunya belum tertangkap. 13 2012 - Nopember 2013 terdapat 25 kasus, Menurut Iptu Saharuddin, SH. sebagai berikut:

“Mernurunnya kasus pencabulan di Kota

a. Pencabulan yang dilakukan anak Parepare pada tahun 2013 disebabkan

terhadap anak.

b. Orang dewasa terhadap anak: katnya kesadaran hukum masyarakat,

beberapa hal, diantaranya; 1) mening-

1) Kandung

2) meningkatnya kesadaran beragama

2) Anak Tiri

masyarakat, dan 3) adanya kerjasama

3) Saudara

antara aparat keamanan dalam memerangi

4) Orang yang baru dikenal penyakit-penyakit sosial seperti minuman

c. Pencabulan dan persetubuhan (dilaku- keras, perjudian, pencabulan dan lain

kan bersama-sama)

1 sebagainya.” 4 Berdasarkan hasil penelitian di Kejaksaan Negeri Kota Parepare, dalam

2. Faktor-faktor yang Mendorong Ter-

hal pencabualan terhadap anak di bawah

jadinya Pencabulan Anak di Kota

umur dapat dilakukan dengan beragam

Parepare dan bagaimana solusinya

modus operandi sebagai berikut: Kejahatan sebagai fenomena sosial

1. Modus 1

dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat seperti politik, ekonomi,

Pelaku melakukan tindak pidana sosial budaya dan hal-hal yang berhu- perkosaan terhadap anak di bawah umur bungan dengan upaya pertahanan dan ke- dengan cara pelaku mengajak berkenalan amanan negara. Adapun prespektif kri- dengan anak yang akan menjadi korban- minologi bersifat dinamis dan mengalami nya, pelaku menawarkan sesuatu seperti pergeseran dari perubahan sosial dan pem- mengantarkannya pulang ataupun menjan- bangunan yang berkesinambungan. Mem- jikan sesuatu. Setelah korban menerima perhatikan perspektif kriminologi tentang penawaran tersebut pelaku melakukan kejahatan dan permasalahannya. Maka pencabulan. Hal ini sebagaimana yang

1 peneliti menggali sebab musabab kejahatan 6 dialami oleh Sudarsi alias Acci. dengan menggunakan teori dari Sutherland

2. Modus 2

yang menjelaskan semua sebab-sebab kejahatan.

Pelaku melakukan tindak pidana Untuk mengetahui faktor pendorong pencabulan terhadap anak di bawah umur terjadinya tindak pencabulan terhadap dengan cara atau modus memberikan anak, terkadang pihak yang berwajib minuman yang dimana minuman tersebut mengalami kendala karena masyarakat telah dicampurkan obat yang membuat enggan melaporkan tindak pidana penca- anak menjadi tidur atau pingsan, obat- bulan kepada pihak yang berwajib. Hal ini obatan tersebut dengan mudah didapatkan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

di apotek tanpa memerlukan resep dokter

a. Pihak korban masih anak-anak sehingga yang antara lain seperti (Chlorpheniramin) tidak tahu akan berbuat apa.

atau Diazepam dan obat bius lainnya yang

b. Pihak korban mendapat ancaman dari dapat menimbulkan rasa kantuk yang kuat. pelaku bila memberitahukan apa yang Setelah korbannya tidak sadarkan diri terjadi pada dirinya kepada orang lain.

kemudian pelaku melakukan perkosaan.

c. Pihak korban merasa malu.

3. Modus 3 Modus-modus operandi pencabulan terhadap anak di bawah umur di atas, ialah

Pelaku melakukan pencabulan ter- sejumlah modus operandi atau cara yang

hadap anak di bawah umur dengan cara digunakan oleh pelaku pencabulan demi

pelaku yang mempunyai jiwa yang dekat mencapai kepuasan seksualnya yang dengan anak-anak atau yang sering berada dilampiaskan kepada anak-anak. Dari di lingkungan anak-anak, mengajak ber- beragam bentuk modus yang dilakukan main ataupun berbicara dengan anak oleh para pelaku disebabkan oleh suatu kemudian mengajaknya ke suatu tempat faktor yang mendukung perbuatan tersebut. dengan iming-iming akan diberi sejumlah Selain mengetahui jumlah tindak pidana uang atau hadiah, setelah anak tersebut pencabulan dan keragaman jenis tindak mengiyakan ajakan pelaku, pelaku melaku- pidana pencabulan dan beragam bentuk kan pencabulan. modus yang dilakukan oleh para pelaku

4. Modus 4 disebabkan oleh suatu faktor yang men- Modus pelaku pencabulan yang dukung perbuatan tersebut yang telah

menjadikan anak sebagai obyek per- ditangani di wilayah hukum Polres kosaannya dengan cara berawal dari media Parepare, adapun faktor-faktor penyebab elektronik berupa jejaring sosial seperti tindak pidana pencabulan yang dimana 19 yahoo, facebook, friendster dan lain-lain memiliki motif beragam yaitu: yang dimana usia seorang anak sudah

a. Pengaruh perkembangan teknologi dapat mengetahui dan memakai kemajuan

b. Pengaruh alkohol

teknologi tersebut, setelah pelaku ber-

c. Situasi (adanya kesempatan) bincang atau dengan kata lain chatting

d. Peranan korban

dengan korbannya anak, kemudian anak

e. Lingkungan:

1) Keluarga: broken home, kesibukan setelah pelaku bertemu dengan anak yang

tersebut diajak bertemu dengan pelaku dan

orang tua

2) Masyarakat

akan menjadi objeknya, kemudian pelaku

menggiring anak tersebut ke suatu tempat

f. Tingkat pendidikan rendah untuk melakukan niat jahat pelaku yaitu

g. Pekerjaan (pengangguran) pencabulan.

h. Rasa ingin tahu (anak) Hasil wawamcara dengan informan

5. Modus 5 tentang faktor-faktor penyebab tindak

Pelaku melakukan pencabulan ter- pidana pidana pencabulan yang dilakukan hadap anak di bawah umur dengan modus di Kota Parepare akan disajikan dalam atau cara menculik anak yang akan men- tabel sebagai berikut:

jadi objek pencabulannya dan membawa- Tabel 2. Faktor-Faktor Penyebab

nya ke suatu tempat kemudian pelaku

Tindak Pidana Pencabulan

melaksanakan niat jahatnya yaitu menca- buli anak tersebut. Sebagaimana yang

Ket. dialami oleh Nukrawati Alias Nunung. wawancara

Aiptu

6. Modus 6 Globalisasi

Turisno

dan informasi Pelaku melakukan pencabulan ter-

1 (Kanit PPA

yang semakin hadap anak di bawah umur dengan cara

Polres

canggih atau modus kekerasan dan ancaman

Parepare)

kekerasan terhadap anak atau korbannya

Perkembangan sehingga anak tersebut menjadi takut, dan

Iptu

Saharuddin Teknologi dan pelaku bebas melakukan pencabulan

2 Staf Reskrim informasi terhadap korbannya. Sebagaimana yang

Polres

yang semakin

1 8 dialami oleh Reski Amaliah.

Parepare

canggih

“Saya sering

penyebab seseorang melakukan suatu

menonton

perbuatan yang melanggar norma hukum.

Menurut Aristoteles menyatakan Asrul Agus bersama

video porno

bahwa: 20 “Kemiskinan menimbulkan pem-

berontakan dan kejahatan. Dan kejahatan bin Agus

2 alias Asrul

teman-teman

di internet

yang besar itu tidak diperbuat orang untuk

lewat

memdapatkan kebutuhan-kebutuhab hidup

handphone

yang vital, akan tetapi lebih banyak di-

teman”

dorong oleh keserakahan manusia Sumber Data: Hasil Wawancara

mengejar kemewahan dan kesenangan yang berlebih- lebihan”. Menurut Thomas

Tabel di atas menunjukan faktor- van Aquino: 21 “Timbulnya kejahatan faktor penyebab yang paling terbesar disebabkan oleh kemiskinan. Kemelaratan

melatarbelakangi tindak pidana pencabulan itu mendorong oranguntuk berbuat jahat di Parepare, dimana penyebab terbesar dan tidak susila”. yaitu perkembangan yang semakin maju dan kecanggihan teknologi. Menurut hasil

Pendapat para ahli di atas dilihat penelitian di Kota Parepare dan wawancara bahwa faktor ekonomi juga ikut ber-

dilakukan terhadap pelaku dan korban pengaruh terjadinya kejahatan termasuk tindak pidana pencabulan, maka penulis tindak pidana pencabulan, dimana dari data akan memaparkan faktor-faktor yang yang diperoleh dari penelitian bahwa melatarbelakangi terjadinya tindak pidana terdapat 3 pelaku yang tidak mempunyai pencabulan adalah sebagai berikut:

pekerjaan dan lainnya bekerja sebagai petani, buruh bangunan dan wirausaha.

1. Faktor rendahnya pendidikan dan Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor ekonomi

pendidikan yang rendah dan ekonomi Rendahnya tingkat pendidikan for- mempengaruhi keadaan jiwa, tingkah laku

mal dalam diri seseorang dapat menim- terutama intelegensinya sehingga mereka bulkan dampak terhadap masyarakat dan dapat melakukan kejahatan dalam hal ini yang bersangkutan mudah terpengaruh tindak pidana pencabulan pada anak di melakukan suatu kejahatan tanpa memi- Kota Parepare. kirkan akibat dari perbuatannya. Salah satu

2. Faktor Lingkungan atau Tempat Tinggal delik yang berhubungan karena pelakunya

Kejahatan

memiliki pendidikan formal yang rendah adalah tindak pidana kesusilaan terutama

Kejahatan asusila adalah merupakan pencabulan yang terjadi di Kota Parepare.

tindak manusia terhadap manusia lainnya di dalam masyarakat. Oleh karena itu

Dilihat dari data yang diperoleh dari manusia adalah anggota dari masyarakat,

25 pelaku tindak pidana pencabulan pada maka kejahatan asusila tidak dapat dipisah- anak di Kota Parepare, bahwa pada kan dari masyarakat setempat. Lingkungan umumnya mempunyai pendidikan yang sosial tempat hidup seseorang banyak rendah, bahkan ada 6 pelaku yang putus berpengaruh dalam membentuk tingkah sekolah. Tingkat pendidikan yang rendah, laku kriminal, sebab pengaruh sosialisasi para pelaku tidak berpikir bahwa dengan seseorang tidak akan lepas dari pengaruh melakukan perbuatan tersebut dapat lingkungan. merusak keluarga dari pelaku tersebut dan

Dari hasil penelitian penulis, bahwa watak anak yang menjadi korban. Karena bukan hanya pengaruh faktor lingkungan

pendidikan yang rendah maka berhu- sosial yang ikut berperan akan timbulnya bungan dengan taraf ekonomi, dimana kejehatan tetapi faktor tempat tinggal pun ekonomi juga merupakan salah satu ikut juga mempengaruhi kejahatan seperti

tindak pidana asusila terutama tindak tindak pidana asusila terutama tindak

kebudayaan suatu negara yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada.

1. Faktor Minuman Keras (beralkohol)

Peranan Korban

Kasus pencabulan juga terjadi

karena adanya stimulasi diantaranya Peranan korban atau sikap korban karena dampak alkohol. Orang yang sangat menentukan seseorang untuk dibawah pengaruh alkohol sangat ber- melakukan kejahatan terhadapnya ter- bahaya karena ia menyebabkan hilangnya masuk kejahatan asusila. Sebagaimana daya menahan diri dari sipeminum. Diluar dikemukakan oleh Von Henting menyata- beberapa hal yang terjadi, dimana si ka n bahwa: “ternyata korbanlah yang peminum justru untuk menimbulkan kerap kali merangsang seseorang untuk kehilangan daya menahan diri, bahwa melakukan kejahatan dan membuat orang

alkohol jika dipergunakan akan mem- 23 menjadi penjahat”. Hasil wawancara bahayakan manusia pertama jiwanya dengan Rudi Priyanto Alias acomg bin

paling lemah. Begitu seseorang yang Syamsuddin (pelaku tindak pidana mempunyai gangguan-gangguan dalam pencabulan) bahwa si korban adalah seksualitasnya, dimana minuman alkohol teman pelaku (mereka masih di bawah melampui batas yang menyebabkan diri- umur). Korban dan pelaku selalu bermain nya tak dapat menahan nafsunya lagi, dan bersama sehingga sering bertemu dan akan mencari kepuasan seksualnya, bah- diantara mereka tidak ada rahasia. kan dengan pencabulan dengan siapa saja Sampai-sampai korban berganti pakaian tak terkecuali mencabuli anaknya sendiri.

pun didepan para pelaku, sehingga muncul Sebagaimana yang diungkapkan keinginan si pelaku untuk mencabuli si oleh Accung bin Ramli (pelaku tindak korban. Jadi, pada dasarnya dapat dikata- pidana pencabulan terhadap anaknya kan bahwa korban adalah pihak yang sendiri) bahwa si pelaku setelah minum dapat membuat orang menjadi penjahat alkohol (ballo) yang cukup banyak, dia dan melakukan kejahatan. pun pulang kerumahnya dan melihat

Berdasarkan uraian fakta-fakta di anaknya yang sedang tertidur di depan atas maka teori dari sutherlind yang televisi dan langsung mencabulinya, dan digunakan untuk mengkaji dan meng- menurut pengakuannya setiap setelah analisis faktor-faktor penyebab terjadinya mengkomsumsi alcohol, dia merasa hawa tindak pidana pencabulan masih relevan.

nafsunya tidak dapat dia tahan. 22 Walaupun dari uraian fakta di atas dapat terlihat ada faktor penghambat terungkap-

2. Faktor Teknologi nya tindak pidana pencabulan, dimana

Adanya berkembangnya teknologi dalam masyarakat masih dianggap aib. tentunya membawa pengaruh bagi kehi- Maka dapat ditarik kesimpulan dari uraian Adanya berkembangnya teknologi dalam masyarakat masih dianggap aib. tentunya membawa pengaruh bagi kehi- Maka dapat ditarik kesimpulan dari uraian

3. Penerapan undang-undang No. 23

Dengan perkembangan teori-teori

tahun 2002 tentan Per-lindungan

yang dikembangkan oleh mazhab-mazhab

Anak di Kota Parepare dalam

dalam bidang etiologi kriminal dimana

kasus pencabulan

faktor- faktor penyebab tindak pidana pencabulan di Kota Parepare sesuai

Berbicara mengenai penegakan dengan teori-teori yang tidak berorientasi hukum pidana di Indonesia, tentunya

pada kelas sosia yaitu teori ekologi di berbicara mengenai 2 (dua) tonggaknya, mana teori ini dipengaruh faktor ling- yakni hukum pidana materiil dan hukum kungan sosial yang ikut berperan akan pidana formil. Hukum pidana materiil di timbulnya kejahatan tetapi faktor tempat Indonesia secara umum diatur di dalam tinggal pun ikut juga mempengaruhi Kitab Undang-undang Hukum Pidana kejahatan seperti tindak pidana asusila (KUHP), dan secara khusus banyak diatur terutama tindak pidana pencabulan, di peraturan perundang-undangan yang contohnya; Keluarga yang hancur/broken mencantumkan ketentuan pidana. Begitu home tentunya menyebabkan luka batin juga dengan hukum pidana formil di terhadap anak-anaknya. Dan kesibukan Indonesia, diatur secara umum di dalam orang tua dengan pekerjaan menjadikan Kitab Undang-undang Hukum Acara anak terlantar dan tidak mendapat asuhan Pidana (KUHAP), dan secara khusus ada dari orang tua dengan maksimal. Teori yang diatur di undang-undang yang konflik kebudayaan adalah konflik dalam mencantumkan ketentuan pidana. nilai sosial, kepentingan dan norma-

Berpijak pada kedua aturan hukum norma. Tindak pidana pencabulan di Kota positif di atas, penegakan hukum pidana

Parepare ini ditengarai dari proses per- di Indonesia menganut 2 (dua) sistem kembangan kebudayaan dan peradaban. yang diterapkan secara bersamaan, yakni

Perpindahan norma-norma perilaku budaya sistem penegakan hukum pidana secara barat dan dipelajari sebagai konflik mental penegasan

pembagian tugas dan atau sebagai benturan nilai kultur, seperti wewenang antara jajaran aparat penegak

teknologi yang makin canggih dan hukum acara pidana secara instansional minuman keras (beralkohol). Teori faktor (Diferensiasi Fungsional) dan sistem per- ekonomi merupakan hal yang fundamental adilan pidana yang mengatur bagaimana bagi seluruh struktur sosial dan kultur penegakan hukum pidana dijalankan menentukan struktus tersebut. Perkem- (Intregated Criminal Justices system) . bangan perekonomian di Kota Parepare Mengapa demikian, karena pada struk- cenderung belum merata di setiap wilayah turnya, penegakan hukum

pidana Kota Parepare ditengarai masih terdapat Indonesia dari hulu ke hilir ditangani

pengangguran, sehingga terdapat penyim- lembaga yang berdiri sendiri secara pangan seksual contohnya tindak pidana terpisah dan mempunyai tugas serta pencabulan terhadap anak di bawah umur. wewenangnya masing-masing. Misalnya Teori differential association berlandas- penyelidikan dan penyidikan dilakukan kan pada proses belajar, adalah perilaku oleh kepolisian, penuntutan dilakukan kejahatan yaitu perilaku yang dipelajari. oleh kejaksaan, dan pemeriksaan per- Dimana Sutherland berpendapat bahwa sidangan beserta putusan menjadi perilaku kejahatan adalah perilaku tanggung jawab dari hakim yang berada di pengangguran, sehingga terdapat penyim- lembaga yang berdiri sendiri secara pangan seksual contohnya tindak pidana terpisah dan mempunyai tugas serta pencabulan terhadap anak di bawah umur. wewenangnya masing-masing. Misalnya Teori differential association berlandas- penyelidikan dan penyidikan dilakukan kan pada proses belajar, adalah perilaku oleh kepolisian, penuntutan dilakukan kejahatan yaitu perilaku yang dipelajari. oleh kejaksaan, dan pemeriksaan per- Dimana Sutherland berpendapat bahwa sidangan beserta putusan menjadi perilaku kejahatan adalah perilaku tanggung jawab dari hakim yang berada di

oleh kejahatan apa yang telah pelaku Namun apabila ditilik dari proses lakukan terhadap korban khususnya anak kerjanya, ternyata semua lembaga tersebut di bawah umur. Hukum adalah aturan bekerja secara berkelanjutan dan ber- untuk manusia, maka pelaksanaan hukum kesinambungan. Antara kepolisian dan atau penegakan hukum harus memberikan kejaksaan misalnya, ketika melakukan manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. penyidikan kepolisian akan menyusun Perlu dipahami bahwa kualitas pem- berita acara pemeriksaan yang nantinya bangunan dan penegakan hukum yang menjadi dasar dari kejaksaan untuk dituntut masyarakat saat ini bukan sekedar menyusun surat dakwaan. Sementara itu, kualitas formal, akan tetapi adalah kualitas ada juga proses yang dinamakan pra materil atau substansial. Kemudian, penuntutan, yakni ketika berkas dari strategi sasaran pembangunan dan penega- kepolisian di anggap belum lengkap untuk kan hukum, harus ditujukan pada kualitas menyusun surat dakwaan oleh kejaksaan, substantif yang dimana opini yang maka berkas tersebut dikembalikan ke dituntut masyarakat yang berkembang kepolisian untuk dilengkapi disertai dituntut saat ini, yaitu antara lain: dengan petunjuk dari jaksa yang ber- 1.

24 Adanya perlindungan hak asasi sangkutan. Usaha penanggulangan suatu

manusia;

kejahatan, apakah itu menyangkut kepen- 2. Adanya nilai kejujuran, keadilan, tingan hukum seseorang, masyarakat

kebenaran, dan keyakinan antara maupun kepentingan hukum Negara,

masyarakat berserta pemerintah dan tidaklah mudah seperti yang dibayangkan

penegak hukum;

karena hampir tidak mungkin meng- 3. Bersih dari praktik pilih kasih, korupsi, hilangkannya. Tindak kejahatan atau

kolusi, dan nepotisme, mafia peradilan kriminalitas akan tetap ada selama

dan penyalahgunaan kekuasaan manusia masih ada dipermukaan bumi ini,

ataupun kewenangan; kriminaitas akan hadir pada segala bentuk 4. Terselenggaranya pemerintahan yang tingkat kehidupan masyarakat. Kejahatan

bersih dan berwibawa; amatlah kompleks sifatnya, karena ting- 5. Terwujudnya penegakan hukum yang kah laku dari penjahat itu banyak variasi-

efisien dan tegaknya kode etik dan nya serta sesuai pula dengan perkem-

profesi penegak hukum. bangan yang semakin canggih dan di-

Penegakan hukum dalam suatu tin- pengaruhi oleh kemajuan teknologi dan dak pidana pencabulan di Kota Parepare berpengaruh terhadap meningkatnya tin- yang dilakukan oleh pelakunya orang dak pidana pencabulan, dimana semakin dewasa terhadap korban yang masih di meuasnya informasi melalui media bawah umur sudah efisien, terdapat elektronik maupun media cetak dari faktor-faktor yang mungkin dapat mem- seluruh belahan dunia yang tidak melalui pengaruhi penegakan hukum tersebut tahap penyaringan terhadap adegan- yang antara lain sebagai berikut: adegan yang berbau negatif.

1. Faktor Hukum.

Tindak pidana pencabulan di Kota Parepare terhadap anak di bawah umur

hukumnya, maksudnya banyak terjadi permasalahan mengenai dalam hal kaitannya mengenai undang- bagaimana hukum dalam menegakan undang yang berlaku di Indonesia yang keadilan bagi para pelaku pencabulan semakin beragam bentuk serta tujuannya tersebut yang dihukum dengan hukuman dan hampir dalam kehidupan sehari-sehari yang dapat dikatakan hukuman tersebut masyarakat harus menaati peraturan ter- tidak dapat membuat perilaku para pelaku sebut. Setiap peraturan perundang-

Faktor Faktor

berkaitan dengan perlindungan atas hak Penegakan hukum di Kota Parepare dari segelintir orang. Yang terjadi dalam telah sesuai dengan undang-undang yang masyarakat seperti ini adalah dihadap- ada dan berlaku dalam penegakan hukum kannya kenyataan bahwa permasalahan tindak pidana pencabulan, ditegaskan hukum merupakan permasalahan setiap dengan pernyataan Aiptu Turisno (Kanit orang. Di sisi lain, proses transplantasi unit PPA Polres Parepare) menyatakan tersebut juga menuntut negara dan bahwa: ”Kami dalam menangani tindak masyakarat untuk menanggulangi distorsi pidana pencabulan anak di bawah umur di yang ada agar tidak terus-menerus wilayah hukum Polres Parepare ini sesui menjalar dan menggerogoti seluruh dengan prosedural penyidikan dan telah institusi dan infrastruktur pendukung menerapkan undang-undang yang sesuai sistem hukum Indonesia. dengan perlindungan anak yaitu UU No.

Perlu diperhatikan ialah mengenai

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan kebutuhan akan etika, standar dan Anak”. 25 tanggung jawab sebagai nilai-nilai pokok

para penegak hukum yang akan men-

2. Faktor Penegak Hukum Penegakan dukung dan menjamin keberlanjutan ter-

Penegakan hukum tidak akan ber- selenggaranya proses pencarian keadilan jalan dengan baik, apabila tidak didukung yang sehat. Faktor yang ikut menuntut oleh para penegak hukumnya yang mencuatnya debat tersebut berada di sisi khususnya bergerak di dalam bidang masyarakat yang dari waktu ke waktu hukum seperti kepolisian, kejaksaan, semakin tergantung kepada keahlian dan pengacara, kehakiman dan lembaga keterampilan dari sekelompok orang yang pemasyarakatan. Lemah kuatnya suatu disebut kaum profesional. Kondisi keter- penegakan hukum berasal dari para gantungan tersebut pada akhirnya menem- penegak hukumnya, jika para penegak patkan etika profesi sebagai salah satu hukumnya lemah, maka masyarakat akan sarana kontrol masyarakat terhadap mempersepsikan bahwa hukum diling- profesi, yang dalam hal tertentu masih kungannya tidak ada atau seolah masyara- dapat di nilai melalui parameter etika kat berada dalam hutan rimba yang tanpa

26 umum yang ada di dalam masyarakat. aturan satu pun yang mengaturnya. Dengan begitu, telah lebih lanjut

Saat ini dinamika yang terjadi dalam mengenai dimensi moral dari profesi proses pencarian keadilan pada pranata penegak hukum dan berkaitan erat dengan hukum kita ternyata telah berkembang makna, fungsi dan peranan penegak menjadi begitu kompleks. Masalah- hukum beserta kode etik yang mengatur masalah hukum dan keadilan bukan lagi mengenai profesi penegak hukum itu sekedar masalah teknis prosedural untuk sendiri.

Kehormatan, keberanian, komitmen, “Setiap orang yang dengan sengaja integritas, dan profesional adalah merupa-

melakukan kekerasan atau ancaman kan dasar bagi para penegak hukum.

kekerasan, memaksa, melakukan tipu Sudah sejak dahulu profesi para penegak

muslihat, serangkaian kebohongan, hukum dianggap sebagai profesi mulia.

atau membujuk anak untuk melakukan Oleh karena itu seorang para penegak

atau membiarkan dilakukan perbuatan hukum dalam bersikap haruslah meng-

cabul, dipidana dengan pidana penjara hormati hukum dan keadilan, sesuai

paling lama 15 (lima belas) tahun dan dengan kedudukan aparat penegak hukum

paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda tersebut sebagai the officer of the

paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga criminal . Sudah merupakan suatu

ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp keharusan bagi para penegak hukum

60.000.000,00 (enam puluh juta memahami kode etik profesi dalam

rupiah)”.

menjalankan tugasnya masing-masing. Pasal di atas, pada kasus pencabulan Kode etik profesi ini bertujuan agar ada terhadap anak di bawah umur khususnya pedoman moral bagi para penegak hukum dalam menjerat para pelakunya bukan dalam bertindak menjalankan tugas dan hanya Pasal 82 Undang-undang No. 23 kewajibannya. Profesionalisme tanpa etika Tahun 2002 saja, akan tetapi pasal menjadikannya tanpa kendali dan tanpa tersebut di atas dapat juga menjadi acuan pengarahan. Sebaliknya, etika tanpa para penegak hukum untuk menjerat para profesionalisme menjadikannya tidak pelaku yang dimana ancaman pidana bagi maju bahkan tidak tegak.

para pelakunya lebih berat dibandingkan Dunia hukum khususnya Pidana, dalam pasal 285 KUHP atau dengan kata sering kita mendengar istilah kode P18, lain undang-undang mengenai perlindu- P19 ataupun P21 baik di media masa ngan anak tersebut janganlah dikesam- maupun Media Elektronik. Kadang- pingkan akan tetapi dipakai dalam kadang orang yang tidak mengerti arti dari menjerat para pelaku yang menjadikan kode-kode tersebut diatas hanya bertanya- anak-anak-sebagai objeknya. tanya, dalam hal ini kami akan jelaskan

3. Faktor Sarana Atau Fasilitas. tentang kode P21 yang seringkali kita

mendengarnya berdasarkan Peraturan Sarana atau fasilitas di bidang Hukum yang berlaku. P21 yaitu artinya hukum harus benar-benar berjalan secara berkas perkara yang diserahkan kepolisian baik, seperti: mobil/motor patrol dan pos- telah dianggap lengkap oleh kejaksaan pos polisi. Sarana atau fasilitas tersebut dan siap untuk dilimpahkan ke pengadilan menjadi sebuah dukungan demi kelan- untuk menjalani proses persidangan.

caran penegakan hukum di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas terlihat Sarana atau fasilitas yang dimaksud tindak pidana pencabulan terhadap anak di mencakup mengenai proses perkara bawah umur di Kota Parepare, para pidananya. Hasil wawancara dengan Kanit penegak hukum telah menerapkan PPA, AIPTU Turisno pada tanggal 23

Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Oktober 2013 menyatakan bahwa: “sarana tentang Perlindungan Anak. Di dalam dan fasilitas sudah memadai dalam kasus pencabulan yang korbannya kelancaran penegakan hukum di Kota menimpa seorang anak di bawah umur ini Parepare”. Namun dengan adanya sarana menyangkut tentang hak asasi anak dan fasilitas juga harus ditunjang dengan sebagai korbannya yang tidak baik men- partisipasi dari pihak terkait dan dapatkan perlakuan dalam hal kekerasan masyarakat, sehingga berjalan secara seksual sesuai dengan Undang-undang seimbang menjadikan kelancaran dalam No. 23 Tahun 2002 pada Pasal 82 yang penegakan hukum pada tindak pidana menyatakan bahwa:

pencabulan di Kota Parepare.

4. Faktor Masyarakat dan Kebudayaan digunakan sebagai alat kekuasaan bagi mereka yang menjadi oknumnya sehingga

Kehidupan bermasyarakat, penega- membuat kepercayaan masyarakat pada

kan hukum menjadi tolak ukur bagi hukum yang berlaku di Indonesia mulai

masyarakat untuk merasakan suatu musnah sedikit demi sedikit oleh sebab keadilan. Mengenai kasus pencabulan itu, Polres Kota Parepare harus lebih di dimana masyarakat sangat berperan aktif upayakan profesionalitas, kejujuran dan dalam masalah penegakan hukum, bersih dari permainan yang di buat oleh maksudnya masyarakat harus mendukung oknum-oknum tertentu dalam kinerjanya secara penuh dan berkerja sama dengan di bidang penegakan hukum. Peranan para penegak hukum dalam usaha penega- hukum dalam masyarakat yang bebas kan hukum. Akan tetapi masyarakat di ialah to enforce the truth and justice , yaitu Kota Parepare mempunyai pengaruh adat penegakan kebenaran dan menegakkan yang sangat besar belum mempercayai keadilan. Hal ini dapat terwujud bila dengan secara penuh tentang adanya penegakan hukum dilakukan Polres Kota hukum yang berlaku di negara ini, Parepare tanpa pandang bulu atau pilih dikarenakan mereka masih percaya kasih dan tidak ada diskriminasi ataupun dengan hukum adatnya sendiri atau tidak bersifat berat sebelah atau imparsial dengan kata lain masyarakat Kota Penegakan hukum yang dilakukan oleh Parepare yang mempunyai cara tersendiri Polres Parepare melalui faktor-faktor untuk menegakan aturan yang berlaku di tesebut telah sesui dengan sistem penega- daerahnya tersebut atau dengan kata lain kan hukum pidana secara penegasan pelaku memper-tanggungjawabkan per- pembagian tugas dan wewenang antara buatannya kepada korban. jajaran aparat penegak hukum acara Dari faktor-faktor yang tersebut di pidana secara instansional (Differensiasi atas mungkin dapat mempengaruhi Fungsional) dan sistem peradilan pidana penegakan hukum khususnya dalam kasus yang mengatur bagaimana penegakan pencabulan terhadap anak di bawah umur

pidana dijalankan karena perbuatan yang melanggar hukum (Intregated Criminal Justices system) . harus senantiasa dilengkapi dengan organ-

hukum

acara

Sehingga tercipta keadaan yang kondusif organ penegakannya yang tergantung pada

27 di dalam kehidupan masayarakat. faktor-faktor yang meliputi: Beberapa data diatas dapat diketahui

a. Harapan masyarakat, yakni apakah faktor-faktor yang mungkin dapat

penegakan hukum tersebut sesuai atau mempengaruhi penegakan hukum di Kota

tidak dengan nilai-nilai masyarakat. Parepare selanjutnya akan dipaparkan

b. Adanya motivasi warga masyarakat mengenai penegakan hukumnya dengan untuk melaporkan terjadinya perbuatan upaya pencegahan (preventif) dan upaya melanggar hukum kepada organ-organ penanggulanggan (refresif). Adapun penegak hukum tersebut. upaya-upaya yang harus dilakukan antara

c. Kemampuan dan kewibawaan dari

lain:

organisasi penegak hukum. Penegakan hukum yang konsisten

1. Tindakan preventif

harus terus diupayakan oleh kepolisian