7
PEMBAHASAN
A. Pengaturan
Perlindungan Hukum
Tenaga Kesehatan
Dalam Melaksanakan Tugas dan Profesinya.
Tenaga Kesehatan
merupakan komponen
utama pemberi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan tujuan nasional sebagaimana
diamanatkan oleh konstitusi. Selaku komponen utama pemberi pelayanan kesehatan tentunya keberadaan, peran, dan tanggung jawab tenaga kesehatan
sangatlah penting dalam kegiatan pembangunan kesehatan serta terlindungi baik bagi tenaga kesehatan itu sendiri maupun bagi masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan tersebut tentu perlu pengaturan yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan penelitian, di dalam tata hukum positif nasional terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan
hukum terhadap tenaga kesehatan dalam melakukan profesinya antara lain sebagai berikut:
a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan b. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
c. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran d. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
Berikut instrument-instrumen hukum di atas sebagai berikut : a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dimuat dalam Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
8
Negara RI Nomor 5063. UU kesehatan No.362009 berfungsi sebagai “payung hukum” yang mengacu pada tanggung jawab pemerintah pusat dan
kemudian menentukan apa yang diharapkan pemerintah pusat dari pemerintah daerah.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 terdiri dari 22 bab dan 205 pasal. Dari 22 bab tersebut yang langsung berkaitan dengan perlindungan
terhadap Tenaga kesehatan terdapat pada bab V tentang sumber daya bidang kesehatan yang terdapat dalam pasal 23 ayat 3 yang berbunyi :
“Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah”
Dalam pasal 23 di atas menjelaskan tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan serta tugasny, tenaga kesehatan harus memiliki izin baik
berupa SIK Surat Iziin Kerja atau SIP Surat Izin Praktek dari pemerintah. Pasal 27
1 Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2 Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki. 3 Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dalam Peraturan Pmerintah.
Penjelasan dari pasal 27 di atas, tenaga kesehatan berhak mendapatkan perlindungan hukum apabila pasien sebagai konsumen kesehatan
menuduhmerugikan tenaga kesehatan dimana tenaga kesehatan sudah melakukan tugas sesuai ke ahliannya serta kewajiban mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dimaksudkan agar tenaga
9
kesehatan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Lembaran Negara Republik INdonesia Tahun 2009 Nomor 153. Dikeluarkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif, dan
pemulihan kesehatan rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
1
Bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Secara sistematis Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit terdiri 15 bab dan 66 pasal. Ketentuan yang terdapat di dalam
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 sebagian besar berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan serta tanggung jawab tenaga kesehatan terhadap rumah
sakit dan sebagai berikut: a Tanggung jawab tenaga kesehatan terhadap Rumah Sakit:
• Mendedikasikan keahlian yang dimiliki sepenuhnya untuk
pelayanan. •
Melakukan pelayanan terhadap pasien dengan penuh tanggung jawab dan sesuai SOP Standar Operasional Prosedur.
• Patuh terhadap peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
• Menjaga rahasia medis pasien dalam nama baik Rumah Sakit.
1
Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan I, Penerbit EGC, Jakarta.
10
Dalam hal ini, rumah sakit harus dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi seluruh tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan di rumah sakit melalui pembentukan berbagai perangkat aturan di rumah sakit meliputi, peraturan internal staf medis, standar prosedur
operasional dan berbagai pedoman pelayanan kesehatan serta melalui penyediaan SDM Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi dalam
bidang medikolegal. c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
Undang- Undang Praktik Kedokteran diundangkan pada tanggal 6 bulan Oktober tahun 2004. Undang- Undang Praktik Kedokteran diundangkan
untuk mengatur praktik kedokteran dengan tujuan agar dapat memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.
Undang-Undang ini secara sistematika terdiri dari 12 Bab 88 Pasal. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 ini secara khusus mengatur tentang
Praktek Kedokteran. Undang-Undang ini merupakan petunjuk atau pedoman yang harus ditaati oleh tenaga kesehatan dalam melakukan atau
melaksanakan tugas sesuai profesinya. serta bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan yang terdapat dalam bab VI tentang
penyelenggara praktik kedokteran. Hak dan kewajiban dokter di atur dalam pasal 50 dan pasal 51 Undang-Undang No.29 Tahun 2004 adalah :
11
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak diatur dalam pasal 50 :
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional.
c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya, dan
d. Menerima imbalan jasa. Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai kewajiban diatur dalam pasal 51: a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya; dan e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi. Penjelasan pasal 50 dan pasal 51 di atas,
Yang dimaksud dengan “standar profesi” adalah batasan kemampuan knowledge, skill and
professional attitude minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara
mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi sedangkan yang dimaksud dengan
“standar prosedur
operasional” adalah
suatu perangkat
instruksilangkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.
12
d. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentangTenaga Kesehatan
Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637. Produk hukum ini lebih mengatur tentang pernecanaan tenaga kesehatan.Perencanaan tenaga kesehatan diatur melalui PP No.32
tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah ini dinyatakan antar lain bahwa pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 terdiri dari 11 bab 37 pasal. Ketentuan yang terdapat di dalam PP Nomor 32 Tahun 1996 yang
berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan terdapat pada Bab V Standar Profesi Dan Perlindungan Hukum yang tetrdapat dalam
pasal 24 yang berbunyi: 1 Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang
melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.
2 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur lebih lanjut oleh Menteri.
Penjelasan pasal 24 di atas, Perlindungan hukum di sini misalnya rasa aman dalam melaksanakan tugas profesinya, perlindungan terhadap keadaan
membahayakan yang dapat mengancam keselamatan atau jiwa baik karena alam maupun perbuatan manusia.
13
B. Bentuk Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan