minyak atsiri yang popular digunakan sebagai bahan terapi terhadap suatu jenis penyakit atau yang lebih populer dengan istilah aroma terapi Agusta, 2000.
Minyak atsiri dari satu tumbuhan berbeda dengan minyak atsiri dari tumbuhan lainnya. Kebanyakan minyak atsiri memiliki aroma sangat spesifik. Hal
ini tidak lain karena setiap minyak atsiri memiliki komponen kimia yang berbeda. Komposisi atau kandungan masing-masing komponen kimia tersebut adalah hal
yang paling mendasar dalam menentukan aroma maupun kegunaannya sebagai bahan pengharum, kosmetik, obat, dll. Jadi, penentuan komponen penyusun dan
komposisi masing-masing komponen tersebut dalam menentukan kegunaan, kualitas ataupun mutu dari suatu minyak atsiri Agusta, 2000.
Namun, sifat fisik terpenting minyak atsiri adalah sangat mudah menguap pada suhu kamar, sehingga sangat berpengaruh dalam menentukan metode analisa
yang akan digunakan. Harus digunakan metode analisa yang dapat meminimalkan hilangnya sebagian komponen selama proses analisa berlangsung Agusta, 2000.
2.2.1 Sumber Minyak Atsiri Alami
Ditinjau dari sumber alami minyak atsiri, substansi mudah menguap ini dapat dijadikan sebagai sidik jari atau ciri khas dari suatu jenis tumbuhan karena
setiap tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang berbeda. Dengan kata lain, setiap jenis tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang
spesifik. Ada beberapa jenis minyak atsiri yang memiliki aroma yang mirip, tetapi tidak persis sama, tergantung pada komponen kimia penyusun minyak tersebut
Agusta, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Famili tumbuhan Lauraceae, Myrtaceae, Rutacae, Myristicaceae, Asteraceae, Apocynaceae, Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae dan Labiatae adalah
famili tumbuhan yang sangat populer sebagai penghasil minyak atsiri. Indonesia dengan hutan tropik yang begitu luas menyimpan ribuan spesies tumbuhan dari
berpuluh famili, termasuk famili yang berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Hal ini merupakan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia Agusta, 2000.
2.2.2 Sifat-Sifat Minyak Atsiri
Adapun sifat-sifat minyak atsiri sebagai berikut: 1.
Memiliki bau khas. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda. 2.
Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung
dari jenis komponen penyusunnya. 3.
Mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekas noda pada
benda yang ditempel. 4.
Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan. 5.
Sangat muah larut dalam pelarut organik Gunawan, 2010.
2.2.3. Penggolongan Minyak Atsiri
Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bertanggung jawab atas bau dan aroma yang karakteristik serta sifat kimia dan fisika minyak. Demikian
pula peranannya sangat besar dalam menentukan khasiat suatu minyak atsiri sebagai obat. Atas dasar perbedaan komponen penyusun tersebut maka minyak
atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Minyak atsiri hidrokarbon Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri
dari senyawa-senyawa hidrokarbon, misalnya: Minyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman bermarga pinus famili
Pinaceae. Terpentin larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial dan bersifat optis aktif. Kegunaannya dalam farmasi adalah sebagai obat luar,
melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat. Terpentin jarang digunakan sebagai obat dalam Gunawan, 2010.
2. Minyak atsiri alkohol Minyak pepermin merupakan minyak atsiri alkohol yang penting diantara
minyak atsiri alkohol yang lain. Minyak ini dihasilkan oleh daun tanaman Mentha piperita Linn. nama daerah: poko, famili Labiatae. Daun poko segar
mengandung minyak atsiri sekitar 1, juga mengandung resin dan tanin. Sementara daun yang telah dikeringkan mengandung 2 minyak permen. Sebagai
penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat. Sementara pada industri
digunakan sebagai pewangi pasta gigi Gunawan, 2010. 3. Minyak atsiri fenol
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum famili Myrtaceae.
Bagian yang dimanfaatkan bunga dan daun. Namun demikian bunga lebih utama dimanfaatkan karena mengandung minyak atsiri sampai 20. Minyak cengkeh,
terutama tersusun oleh eugenol, yaitu sampai 95 dari jumlah minyak atsiri
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah Gunawan, 2010.
4. Minyak atsiri eter fenol Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari
hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare famili Apiaceae atau Umbelliferae. Minyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan
obat batuk, sebagai korigensia odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan parfum Gunawan, 2010.
5. Minyak atsiri oksida Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi
daun Melaleuca leucadendon L famili Myrtaceae.Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol 85 Gunawan, 2010.
6. Minyak atsiri ester Minyak gandapura merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari
isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L famili Erycaceae. Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak
ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan parfum, dalam industri permen, dan minuman sebagai tidak beralkohol Gunawan, 2010.
2.2.4. Kelarutan Minyak Atsiri