Kelarutan Minyak Atsiri Metode Penyulingan Minyak Atsiri

keseluruhan. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah Gunawan, 2010. 4. Minyak atsiri eter fenol Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare famili Apiaceae atau Umbelliferae. Minyak adas digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigensia odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan parfum Gunawan, 2010. 5. Minyak atsiri oksida Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L famili Myrtaceae.Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol 85 Gunawan, 2010. 6. Minyak atsiri ester Minyak gandapura merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L famili Erycaceae. Komponen penyusun minyak ini adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Minyak ini digunakan sebagai korigen odoris, bahan parfum, dalam industri permen, dan minuman sebagai tidak beralkohol Gunawan, 2010.

2.2.4. Kelarutan Minyak Atsiri

Banyaknya minyak atsiri yang larut dalam alkohol dan jarang yang larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi. Menentukan kelarutan minyak, tergantung juga kepada kecepatan daya larut dan kualitas minyak. Biasanya Universitas Sumatera Utara minyak yang kaya akan komponen oxygenated lebih mudah larut dalam alkohol dari pada yang kaya terpen Guenther, 1987.

2.2.5 Metode Penyulingan Minyak Atsiri

Metode penyulingan minyak atsiri dalam industri minyak atsiri dikenal tiga macam, yaitu metode penyulingan dengan air, metode penyulingan air dan uap dan metode penyulingan uap. Pada dasarnya, ketiga tipe penyulingan tersebut memiliki kesamaan, yaitu suatu pengertian penyulingan dengan sistem dua fase. Perbedaannya terutama terletak pada cara penanganan bahan tanaman yang akan di proses Sastrohamidjojo, 2004. 1. Penyulingan Air Bila cara ini digunakan, maka bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan mengambang mengapung di atas air atau terendam seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung. Sejumlah bahan tanaman adakalanya harus diproses dengan penyulingan air contoh bunga mawar, bunga-bunga jeruk sewaktu terendam dan bergerak bebas dalam air mendidih. Sedangkan bila bahan tersebut diproses dengan penyulingan uap tidak dapat menembusnya. Penyulingan air ini tak ubahnya bahan tanaman direbus secara langsung Sastrohamidjojo, 2004. 2. Penyulingan Uap dan Air Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi Universitas Sumatera Utara air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan dengan api seperti pada penyulingan air I atas. Pada proses ini, penulis menggunakan pemanasan dengan kompor minyak tanah yang ditekan. Bahan tanaman yang akan disuling hanya terkena uap, dan tidak terkena air yang mendidih Sastrohamidjojo, 2004. 3. Penyulingan Uap Cara ketiga dikenal sebagai penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan perangkatnya mirip dengan kedua alat penyuling sebelumnya. Hanya saja tidak ada air di bagian bawah alat. Uap yang digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer dan dihasilkan dari hasil penguapan air yang berasal dari suatu pembangkit uap air. Uap yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam alat penyulingan Sastrohamidjojo, 2004

2.3 Cengkeh