Pengelolaan Dampak Terhadap Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp

• Pada saat pembersihan lahan, apabila terdapat pohon – pohon besar di lokasi kegiatan diusahakan selama pohon – pohon tersebut tidak mengganggu rencana pembangunan maka pohon – pohon yang sudah hidup dan besar tetap dipertahankanjangan dipotong.

5. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp

Pembangunan dan pengoperasioan base camp digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan proyek maupun untuk tempat kegiatan sementara pekerja proyek. Kegiatan ini berdampak pada dihasilkannya air limbah dan sampah, gangguan kamtibmas dan adanya keresahan pada masyarakat sekitar proyek. a. Dihasilkannya sampah Kegiatan operasional sehari­hari basecamp akan menghasilkan sampah baik dari kegiatan kantor maupun dari aktivitas pekerja yang tinggal sementara di lokasi basecamp tersebut. Besaran jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan tenaga kerja kurang lebih adalah 0,04 m3hari, dengan asumsi setiap tenaga kerja membuang sampah 2 literoranghari dengan jumlah tenaga kerja 20 orang. Sedangkan sampah yang berasal dari lapak atau sisa ­ sisa konstruksi proyek diprakirakan sekitar 1 ­ 2 m3hari, sehingga total sampah akibat adanya proyek dan aktivitas tenaga kerja proyek adalah 1,04 ­ 2,04 m3 hari. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Penyediaan tempat sampah di dalam areal proyek yang mudah diakses tenaga kerja dan mudah diambil oleh petugas kebersihan. • Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk menangani sampah yang sifatnya adalah sampah kardus, plastik, sampah sisa kayu, dan bahan­bahan bangunan lainnya agar dimanfaatkan kembali. • Pemberlakuan larangan bagi tenaga kerja proyek untuk membuang sampahnya secara sembarangan. • Penanganan sampah sisa proyek dengan melakukan kerja sama dengan pihak pengumpul material bekas, atau digunakan kembali untuk proyek di tempat lain milik kontraktor yang bersangkutan dan tidak membuang sampah proyek ke TPA. Apabila masih terdapat sisa material yang dapat digunakan maka kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan tersendiri atau gudang. • Bekerja sama dengan pihak ketigapengumpul material bekastukang puing dalam melakukan pengangkutan sampah proyek yang masih dapat dimanfaatkan namun tidak digunakan lagi di dalam proyek. b. Dihasilkanya air limbah Domestik Besaran volume air limbah yang dihasilkan dalam satu hari dari kegiatan pekerja proyek dengan asumsi kebutuhan air tiap pekerja 40 literoranghari x 20 orang x 70 yaitu sebanyak 0,56 m3hari. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Melakukan koordinasi untuk pemakaian KMWC antara pemrakarsa dan kontraktor pelaksana sekaligus pemberian informasi terkait penggunaan sarana yang ada di dalam Base Camp. • Memasang pemberitahuan untuk selalu menjaga kebersihan KMWC dan lingkungan base camp pekerja. • Larangan tenaga kerja proyek untuk membuang air limbahnya secara sembarangan. • Melakukan penutupan atau merapikan kemabli bekas basecamp terutama untuk fasilitas KMWC setelah proyek selesai. c. Gangguan Kamtibmas Pembangunan dan pengoperasian basecamp yang sebenarnya lebih banyak difungsikan sebagai tempat untuk mengkoordinasi kegiatan proyek sehari­ hari, pada akhirnya seringkali bertambah fungsi yaitu sebagai tempat tinggal sementara beberapa pekerja proyek ataupun untuk menyimpan beberapa peralatan atau bahan material proyek yang penting. Gangguan kamtibmas dapat terjadi dengan adanya faktor­faktor pemicu yaitu karena ketidakseimbangan dalam pola interaksi antara masyarakat proyek dan masyarakat sekitar proyek ataupun karena adanya tindak kriminalitas di dalam area proyek yang dapat merambat pada masyarakat sekitar proyek. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Penempatan peralatan dan material sesuai dengan jenis materialnya terutama material mahal sehingga terhindar dari kasus pencurian. • Memperbanyak penerangan malam hari di dalam wilayah proyek sehingga akan terkesan aman dan tidak gelap, terutama di lokasi dumping area untuk material. • Penempatan petugas keamanan 24 jam di lokasi proyek. • Bekerja sama dan berinteraksi secara aktif antara pemrakarsa dan petugas keamanan lingkungan. • Jumlah tenaga kerja yang tinggal di base camp dibatasi dengan jumlah seminimal mungkin. • Jika terdapat tenaga kerja yang menempati basecamp maka harus terdata secara rinci dan dilaporkan ke aparat terdekat minimal RTRW setempat. d. Keresahan Masyarakat Adanya kegiatan pembangunan dan pengoperasian base camp, akan menyebabkan keresahan masyarakat karena keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu oleh adanya tenaga kerja yang mungkin mempunyai kebiasaanbudaya yang tidak sama dengan masyarakat sekitar, juga kemungkinan adanya gangguan keamanan dalam bentuk pencurian dan lain­lain yang meresahkan masyarakat. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Bekerja sama dan berinteraksi secara aktif antara masyarakat, aparat dan pemilik proyek. • Sedikit mungkin atau dibatasinya keberadaan tenaga proyek yang menempati base camp. • Peningkatan penerangan di dalam kawasan proyek. • Melibatkan aparat Muspika dalam kegiatan pengamanan wilayah proyek. • Berkoordinasi antara kontraktor pelaksana dengan mandor proyek atau pengawas proyek. • Pihak pemrakarsa dapat memberikan ruang lahan di sekitar area proyek bagi warga sekitar untuk membuka usaha. • Penempatan petugas keamanan 24 jam di lokasi proyek. • Bekerja sama dengan aparat Desa setempat terutama pendataan tenaga kerja di lokasi proyek sebagai penduduk sementara sehingga keberadaannya terpantau dan menyerahkan KTP.

6. Pengelolaan Dampak Terhadap Pekerjaan Bangunan Penunjang