Pengelolaan Dampak Terhadap Survey Awal dan Perencanaan Pengelolaan Dampak Terhadap Mobilisasi Tenaga Kerja

tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Melengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi dokumen UKL dan UPL. Pembangunan IPA 90 Literdetik PDAM Barito Kuala di Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan Kota, berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan. Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Berdasarkan hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang muncul akibat kegiatan Pembangunan dan Operasional PDAM Barito Kuala Instalasi Pengolahan Air IPA Marabahan Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan Kota, Kabupaten Barito Kuala, diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konsruksi, tahap konsruksi dan pasca konsruksi. Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah akibat adanya suatu aktivitaskegiatan manusia, maka dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha danatau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra kontruksi, tahap kontruksi dan tahap pasca Kontruksi maka program kegiatan yang dilakukan adalah : A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI, TAHAP KONSTRUKSI DAN TAHAP PASCA KONSTRUKSI

1. Pengelolaan Dampak Terhadap Survey Awal dan Perencanaan

Kegiatan survey awal dan perencanaan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal di lapangan yang merupakan lokasi kegiatan sehingga bisa memperoleh data primer dan data sekunder yang diperlukan baik dengan pengamatan dan pengukuran di rencana lokasi kegiatan maupun diperoleh dari instansi­instansi yang bersangkutan. Pada kegiatan survey awal dan perencanaan diperkirakan akan menimbulkan dampak persepsi positif dari masyarakat karena akan adanya peningkatan fasilitas pelayanan air bersih. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Sebelum melakukan kegiatan lapangan, melakukan pendekatan kepada RTRW setempat dan masyarakat sekitar yang berbatasan langsung dengan lokasi proyek. • Menginformasikan lebih awal pada masyarakatpelaku usaha di sekitar berkaitan kegiatan pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Literdetik bahwa akan dilakukan kegiatan survey awal dan perencanaan. • Melakukan koordinasi di lapangan secara terus menerus dengan RTRW, pihak aparat desa setempat untuk mengurangi timbulnya potensi­ potensi konflik. • Survey awal dilakukan secara terbuka sehingga masyarakat sekitar dapat melihat secara langsung dan memberikan masukan teknis.

2. Pengelolaan Dampak Terhadap Mobilisasi Peralatan dan Material

Kegiatan ini meliputi pengangkutan peralatan dan material untuk keperluan pembangunan IPA 90 Literdetik. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas di jalan­jalan yang dilewati kendaraan pengangkut material dan peralatan. Dampak yang diperkirakan akan terjadi adalah Dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat kegiatan mobilisasi material dan peralatan adalah penurunan kualitas udara, peningkatan volume lalu lintas, peningkatan kebisingan, dan kerusakan jalan.

a. Penurunan kualitas udara

Kualitas udara akan turun karena kegiatan mobilisasi alat berat yang ditandai dengan peningkatan partikel dan gas buang emisi kendaraan pengangkut alat berat tersebut. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : Pada areal yang dilalui kendaraan yaitu : • Pengaturan arus lalu­lintas sehingga kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini berlangsung bertahap dan singkat sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas udara. • Jadwal pengangkutan peralatan dan material disesuaikan dengan kondisi arus lalu­lintas dan sedapat mungkin dihindari saat jam­ jam sibuk lalu­lintas. • Pemilihan kendaraan pengangkut material dan peralatan yang masih layak pakai dengan kondisi mesin yang masih memadai, untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan, termasuk tonase dan ukuran kendaraan pembawa material • Kendaraan pembawa material harus dilengkapi dengan tutup sehingga material tidak mudah diterbangkan angin. • Penutupan terutama untuk material yang mudah terdispersi dan terbawa oleh angin atau material sumber debu. • Adanya rambu­rambu lalu lintas di sekitar area proyek yang menunjukkan arah lokasi pembangunan proyek. Pada areal di dalam lokasi proyek yaitu : • Menyiapkan lokasi penampungan material di dalam areal proyek dan khusus untuk material­material yang mudah diterbangkan angin disimpan dalam tempat khusus. • Penyiraman atau pembasahan secara berkala untuk mengurangi debu di dalam areal proyek maupun di sekitar lokasi permukiman penduduk terutama untuk daerah­daerah rawan debu. • Pembersihan ban kendaraan pengangkut material bila keluar dari lokasi proyek sehingga tidak mengotori jalan yang dilewati dan tidak menimbulkan debu apabila kotoran tersebut telah mengering.

b. Peningkatan Kebisingan

Tingkat kebisingan pada saat kegiatan mobilisasi alat berat akan meningkat karena mobilitas keluar masuknya kendaraan pengangkut material dan peralatan dan diprakirakan akan melebihi baku mutu atau tingkat kebisingan yang disyaratkan oleh kesehatan. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Jadwal pengangkutan material dan peralatan sedapat mungkin tidak pada saat­saat istirahat penduduk atau pada malam hari. • Pemilihan kendaraan pengangkut material dan peralatan yang masih layak pakai untuk mengurangi tingkat kebisingan. • Pengaturan arus lalu lintas sehingga tidak terjadi kemacetan di jalan sekitar proyek yang dapat menimbulkan kebisingan.

c. Penurunan Kinerja jalan

Kegiatan mobilisasi peralatan kerja dan material diprakirakan akan menambah volume lalu lintas di sekitar lokasi proyek. Kegiatan mobilisasi kendaraan pengangkut material proyek setiap hari diprakirakan akan menurunkan kinerja jalan di sekitar proyek. Apabila kondisi jalan yang buruk sangat berpengaruh besar terhadap kemacetan bahkan tidak menutup kemungkinan peluang terhadap terjadinya kecelakaan. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Setiap bak kendaraan pengangkut material urugan tanah diharuskan tertutuptersedia jaring penutup pada bak kendaraan agar material tidak tercecer di jalan • Penempatan petugas untuk mengatur keluar masuknya alat­alat berat proyek di akses keluar masuk lokasi proyek • Material dan peralatan yang akan digunakan berasal dari daerah yang paling dekat dengan lokasi proyek sehingga mengurangi terjadinya kemacetan atau penambahan arus lalu­lintas pada ruas jalan tertentu disekitar lokasi proyek. • Mengatur lokasi yang cocok untuk penyimpanan material sehingga akan mengurangi gangguan yang disebabkan arus lalu lintas angkutan kendaraan pengangkut • Adanya pemasangan rambu keluar masuk kendaraan proyek dilengkapi petugas proyek pada lokasi proyek. • Adanya pemasangan dan pemeliharaan rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus diberi garis­garis strips yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada malam hari. • Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas pengatur lalu lintas di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang diperkirakan mengganggu arus lalu lintas. • Menyesuaikan kapasitas kendaraan pengangkut dengan tipe jalan yang dilalui agar tidak menimbulkan kerusakan jalan 10 ton. • Pemberitahuan kepada RTRW terdekat untuk jadwal dimulainya kegiatan pengiriman bahan material proyek dan peralatan, serta jadwal jadwal pengiriman material dan peralatan. • Jika terjadi pengiriman material dan peralatan berat pada malam hari, maka harus melalui koordinasi dengan Polsek setempat dan pihak Aparat Desa setempat.

3. Pengelolaan Dampak Terhadap Mobilisasi Tenaga Kerja

Mobilisasi tenaga kerja kegiatan Pembangunan IPA 90 Literdetik di Kecamatan Marabahan Kota dilakukan langsung oleh kontraktor pelaksana proyek dengan jumlah tenaga kerja kurang lebih 20 orang yang dilakukan secara bertahap sesuai jadwal proyek. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terjadinya dampak positif adanya kesempatan kerja, dan dampak negatif berupa adanya kecemburuan sosialkonflik sosial. a. Kesempatan kerja Kegiatan mobilisasi tenaga kerja sejumlah kurang lebih 20 orang yang dilakukan secara bertahap, dapat memberikan peluang kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar proyek di wilayah sekitar proyek dan tenaga kerja dari luar wilayah proyek. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Memberikan informasi secara transparan kepada masyarakat tentang adanya lowongan tenaga kerja untuk kegiatan pengadaan dan Kegiatan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Air Bersih di Kecamatan Marabahan Kota Informasi dapat dilakukan satu pintu lewat Kantor Desa setempat. • Mengutamakan tenaga kerja non skill yang berasal dari daerah sekitar proyek atau masyarakat Desa setempat. • Adanya keterbukaan syarat­syarat tenaga kerja oleh kontraktor pelaksana dalam proses pengambilan tenaga kerja melalui sistem satu atap yaitu melalui kantor Desa setempat. • Pemberian upah para pekerja baik mandor, tukang, tenaga kasar sesuai aturan yang umumnya berlaku melalui perjanjian antara kontraktor dan tenaga kerja yang terlibat sehingga terhindar adanya perselisihan. • Melakukan kontrak kerja yang jelas sehingga pada masa pemutusan kerja tidak terjadi salah paham dan menimbulkan gejolak. • Memberikan kesempatan lahan kepada masyarakat sekitar warga sekitar untuk membuka warung bagi tenaga kerja dengan mekanisme kerjasama dengan pemrakarsa sehingga tidak terjadi kegiatan liar di sekitar proyek warung tidak permanen dan tidak mengganggu jalannya kegiatan proyek atau dapat bekerja sama dengan warga sekitar terhadap penyediaan konsumsi tenaga kerja atau tempat pondokan. • Tenaga kerja yang terlibat wajib melapor dan menyerahkan KTP untuk dilakukan registrasi demi menjaga pelaksanaan proyek. b. Peningkatan Pendapatan Besaran dampak yang terjadi adalah besarnya pendapatan tenaga kerja sebanyak 20 orang yang digunakan selama kegiatan pra konstruksi dan konstruksi Kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Literdetik tenaga skill dan tenaga non skill, dengan besar pendapatan minimal tenaga kerja adalah sesuai nilai UMR Kabupaten Barito Kuala atau pendapatan yang diterima setiap minggu oleh tukang yang disesuaikan dengan upah minimum untuk tiap tukangmandorburuh bangunan yang umumnya berlaku di Kabupaten Barito Kuala. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Pemberian batas waktu kontrak yang jelas dan upah yang jelas termasuk tanggal penerimaan gaji. • Untuk tenaga kerja yang digunakan, sistem upah gaji yang diberlakukan dan minimal disesuaikan dengan Upah Minimum Regional Kabupaten Barito Kuala atau tarif tukangmandorburuh bangunan yang umumnya diberikan di Kabupaten Barito Kuala. c. Kecemburuan Sosial Adanya kecemburuan sosial dapat terukur dengan jumlah masyarakat setempat yang protes atau mengeluh karena rekruitmen tenaga kerja oleh kontraktor pelaksana tidak diutamakan dari masyarakat sekitar Kecamatan Marabahan tersebut. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Prioritas tenaga kerja harus dari masyarakat Desa setempat melalui upaya memasukkan salah satu klausul atau SPK pada kontraktor pelaksana untuk mengambil tenaga kerja dari masyarakat sekitar proyek. • Transparasi dalam proses rekruitmen dan dilewatkan informasi peluang kerja pada Kantor Desa setempat. • Memberi kemudahan masyarakat yang akan berusaha untuk membuka warung di dalam areal proyek dan diutamakan pada masyarakat sekitar proyek. 4. Pengelolaan Dampak Terhadap Penyiapan Lahan Dalam kegiatan penyiapan lahan yang terdiri dari kegiatan pembersihan lahan, pengurugan dan pemadatan lahan menggunakan beberapa alat berat seperti dump truk. Dampak dari kegiatan Penyiapan Lahan adalah menimbulkan kebisingan dan penurunan kualitas udara. a. Peningkatan Kebisingan Kegiatan mobilisasi tenaga kerja sejumlah kurang lebih 20 orang yang dilakukan secara bertahap, dapat memberikan peluang kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar proyek di wilayah sekitar proyek dan tenaga kerja dari luar wilayah proyek. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Sedapat mungkin tidak melakukan kerja pada malam hari dan pada waktu istirahat penduduk terutama yang menimbulkan kebisingan sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar. • Pemilihan alat untuk kegiatan penyiapan lahan yang masih layak pakai untuk mengurangi tingkat kebisingan. • Kegiatan penyiapan lahan dilakukan secara bertahap untuk meminimalkan terjadinya kebisingan dari alat pemotong tanaman. • Jika untuk kepentingan penyiapan lahan, diperlukan genset maka genset harus dalam keadaan layak pakai dan tidak menimbulkan kebisingan berlebihan. b. Penurunan Kualitas Udara Kualitas udara akan turun karena kegiatan penyiapan lahan berupa pembersihan lahan dari tanaman, pengurugan dan pemadatan lahan akan meningkatkan dispersi debu ke udara. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah : • Melakukan kegiatan pembersihan lahan secara bertahap sehingga meminimalkan terjadinya debu yang terdispersi ke udara. • Penyiraman atau pembasahan secara berkala pada areal di sekitar proyek dan permukiman penduduk terdekat untuk mengurangi debu terutama untuk wilayah­wilayah rawan debu. • Pengangkutan material hasil pembersihan lahan berupa tanaman dan lain­lain dengan kendaraan tertutup dan tidak melebihi kapasitas kendaraan pengangkut. • Pemilihan peralatan untuk kegiatan pembersihan lahan yang masih layak pakai. • Pada saat pembersihan lahan, apabila terdapat pohon – pohon besar di lokasi kegiatan diusahakan selama pohon – pohon tersebut tidak mengganggu rencana pembangunan maka pohon – pohon yang sudah hidup dan besar tetap dipertahankanjangan dipotong.

5. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp