Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

64

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan agar peneliti mendapatkan data penelitian yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Suharsimi Arikunto 2006: 150-158 membagi teknik pengumpulan data menjadi 5 yaitu: tes, angketkuisioner, interview , observasi, rating scale , dan dokumentasi. Teknik- teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Wawancara Semi Terstruktur

Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara juga dilkukan untuk mengetahui hal-hal spesifik yang memerlukan jawaban mendalam dari responden dalam hal ini adalah guru kelas. Hal spesifik yang dimaksudkan adalah mengenai media pembelajaran yang digunakan oleh guru dan siswa selama pembelajaran, khususnya untuk kelas VI di SD Negeri Keputran A Yogyakarta mata pelajaran bahasa Jawa materi aksara Jawa. Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur Sugiyono, 2013: 194-199. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabnnya sudah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana penneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dalam pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 65 Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semi-terstruktur, dan tidak terstruktur. Peneliti menggunakan wawancara semi-terstruktur untuk pengumpulan data di lapangan dengan alasan jenis wawancara ini tergolong dalam kategori in-depth interview, yang dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur Esterberg dalam Sugiyono, 2009: 317. Wawancara semi-terstruktur merupakan wawancara yang paling tepat dengan penelitian yang akan dilakukan karena tujuan dari wawancara jenis ini adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka, pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya. Jenis wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka sehingga peneliti dapat menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkap pendapat dan ide-ide dari responden.

2. Penilaian Ahli

Penilaian ahli dilakukan untuk mengetahui apakah media yang dikembangkan bisa digunakan atau tidak. Media yang dikembangkan terlebih dahulu harus melalui penilaian ahli. Dalam proses pengembangan media ini, ahli yang ditunjuk untuk memberikan penilaian ada dua yaitu ahli materi dan ahli media. Ahli materi bertugas memberikan penilaian dalam segi isi materi yang ada dalam media dan ahli media bertugas memberikan penilaian terhadap media secara keseluruhan. Selama proses penilaian terhadap media, komentar, kritik 66 dan saran yang diberikan oleh ahli dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan revisi dna perbaikan media yang dikembangkan sehingga dapat memperoleh kata “layak” dari ahli.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan dengan mengamati kejadian atau gejala-gejala yang ada pada diri seseorang, atau mengamati keterampilan membaca dan menulis aksara Jawa dengan bantuan lembar pengamatan membaca dan menulis aksara Jawa. Suharsimi Arikunto 2002: 205 menyatakan bahwa pengamatan ialah melihat kejadian, gerak, atau proses. Segala sesuatu yang terjadi pada diri siswa selama pembelajaran berlansung serta lingkungan sekitar siswa harus selalu dalam pengamatan. Pengamatan bukan pekerjaan yang mudah karena setiap individu mempunyai kecenderungan dipengaruhi oleh perasaan, minat, dan kecenderungan yang ada pada dirinya sendiri. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa selama proses pemeblajaran aksara Jawa di kelas menggunakan media scrabble hanacaraka. Ketertarikan dan reaksi siswa terhadap media sangat penting untuk diamati agar dapat dijadikan pedoman dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan media. Guru juga perlu diamati yaitu dalam kegiatan penyampaian materi dan penggunaan media yang dikembangkan. Sikap dan keterampilan guru dalam menggunakan media sangat penting untuk diketahui. Sebagai seorang guru diharapakan dapat menggunakan media pembelajaran dengan baik dalam mengajar. 67

4. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab Sugiyono, 2012: 199. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu angket untuk guru dan siswa kelas VI di SD Negeri Keputran A Yogyakarta. Angket yang akan diberikan kepada guru dan siswa harus dibuat dengan tampilan atau kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik angket yang baik akan membuat responden lebih tertarik untuk memberikan komentar posistif terhadap variabel yang diteliti. Tujuan digunakannya angket adalah untuk mengetahui penilaian responden guru dan siswa terhadap media yang dikembangkan. Responden diminta untuk mengisi lembar angket dan memberikan masukan berupa komentar, kritik dan saran sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi dan perbaikan media yang dikembangkan.

E. Instrumen Pengumpulan Data