Indeks Harga yang Diterima Petani 116.66 Nilai Tukar Nelayan Indeks Harga yang Diterima Petani 115.30 Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No.090216Th.XVII, 2 Februari 2015 7 Pada bulan Desember 2014, indeks harga yang diterima petani It turun sebesar 1,30 persen, Penurunan It pada sub sektor perkebunan rakyat terjadi pada komoditi kemiri, lada, kopi, dan kelapa sawit. Indeks yang dibayar petani Ib juga mengalami penurunan sebesar 0,32 persen. Penurunan Ib tertinggi terjadi pada konsumsi rumahtangga 0,31 persen dan BPPBM turun 0,36 persen.

5. Nilai Tukar Peternak

Sub sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan daya beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. Sub sektor peternakan juga mengalami kenaikan baik pada NTP dan NTUP. NTP dan NTUP sub sektor peternak pada bulan Januari 2015 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,57 persen dan 0,70 persen. Kenaikan NTP dan NTUP tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh adanya penurunan pada indeks harga yang diterima petani It yag lebih rendah bila dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar. Tabel 6 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak Desember2014-Januari2015 serta Persentase Perubahannya 2012=100 SEKTOR, KELOMPOK DAN Desember’14 Januari’15 Januari’15 thd Desember’14 SUB KELOMPOK 1 2 3 4

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 116.66

116.46 -0.17 1.1 Ternak Besar 111.27 110.80 -0.42 1.2 Ternak Kecil 104.74 104.64 -0.09 1.3 Unggas 116.22 115.62 -0.52 1.4 Hasil Ternak 134.79 135.76 0.72 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 112.53 111.70 -0.74

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 119.45

118.75 -0.59 2.1.1 Bahan Makanan 126.44 125.59 -0.67 2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 113.58 114.15 0.50 2.1.3 Perumahan 111.40 111.96 0.50 2.1.4 Sandang 111.67 111.92 0.23 2.1.5 Kesehatan 110.30 111.12 0.74 2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 105.33 108.35 2.87 2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 125.18 117.79 -5.90

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 107.45

106.52 -0.86 2.2.1 Bibit 106.70 106.70 0.00 2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 103.08 103.38 0.29 2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108.29 108.25 -0.04 2.2.4 Transportasi 126.87 117.48 -7.40 2.2.5 Penambahan Barang Modal 103.29 103.35 0.06 2.2.6 Upah Buruh 110.45 111.13 0.62 Nilai Tukar Petani NTP 103.67 104.27 0.57 Nilai Tukar Usaha Pertanian NTUP 108.58 109.34 0.70 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No.090216Th.XVII, 2 Februari 2015 8 Pada bulan Januari 2015 indeks yang diterima It peternak yaitu dari 116,66 persen pada bulan Desember 2014 menjadi 116,46 persen atau turun 0,17 persen pada bulan Januari 2015. Penurunan It terjadi pada sub kelompok ternak besar, ternak kecil, dan unggas di mana masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,42; 0,09; 0,52; dan 2,91 persen. Sedangkan kelompok hasil ternak mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani Ib sub sektor peternak pada bulan Januari 2015 mengalami penurunan 0,74 persen. Pada konsumsi rumahtangga Ib turun 0,59 persen, penurunan tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi sedangkan Ib pada kelompok BPPBM juga turun sebesar 0,86 persen, penurunan tertinggi terjadi pada sub kelompok transportasi.

6. Nilai Tukar Nelayan

Sub sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan NTN selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim. . T abel 7 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Desember2014-Januari2015 serta Persentase Perubahannya 2012=100 SEKTOR, KELOMPOK DAN Desember’14 Januari’15 Januari’15 thd Desember’14 SUB KELOMPOK 1 2 3 4

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 115.30

114.71 -0.51 1.1 Tangkap 111.80 112.21 0.36 1.2 Budidaya 118.75 117.18 -1.32

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.63

116.47 -0.14

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 117.73

118.15 0.36 2.1.1 Bahan Makanan 120.57 120.91 0.28 2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.40 114.68 0.25 2.1.3 Perumahan 113.15 113.98 0.73 2.1.4 Sandang 109.76 110.85 0.99 2.1.5 Kesehatan 110.40 111.12 0.64 2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110.77 111.80 0.93 2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 126.13 125.76 -0.29

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 114.73

113.40 -1.16 2.2.1 Bibit 107.27 108.18 0.85 2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 108.52 109.22 0.65 2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 104.60 105.43 0.79 2.2.4 Transportasi 142.95 131.27 -8.18 2.2.5 Penambahan Barang Modal 107.18 108.15 0.91 2.2.6 Upah Buruh 109.22 109.22 0.00 Nilai Tukar Petani NTP 98.86

98.49 -0.37

Nilai Tukar Usaha Pertanian NTUP 100.49 101.15 0.66 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No.090216Th.XVII, 2 Februari 2015 9 NTN pada bulan Januari 2015 sebesar 98,49 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 98,86 persen berarti NTN mengalami penurunan sebesar 0,37 persen. NTUP sub sektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,66 persen atau dari 100,49 persen pada bulan Desember 2014 menjadi 101,15 persen Januari 2015. Pada bulan Januari 2015, It sub sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,51 persen. Penurunan It terjadi pada kelompok perikanan budidaya yaitu turun sebesar 1,32 persen. Demikian juga dengan Ib secara umum, pada bulan Januari 2015 Ib mengalami penurunan sebesar 0,14 persen, hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumahtangga dan BBBM. Kelompok konsumsi rumahtanga pada bulan Januari 2015 mengalami kenaikan 0,36 persen, kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang. BPPBM pada bulan Januari 2015 turun 1,16 persen, penurunan tertinggi terjadi pada sub kelompok transportasi.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sub sektor Perikanan pada bulan Januari 2015 menambah ruang lingkup, yaitu dengan menyajikan data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya.Sub sektor Perikanan Tangkap, terdiri atas usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut. NTN Usaha Penangkapan pada bulan Januari 2015 sebesar 95,10 persen, hal ini menunjukkan daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012. Namun, bila dibandingkan dengan bulan Desember 2014 NTN sub sektor usaha penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 0,99 persen, dan NTUP juga mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen pada bulan Januari 2015. Kenaikan NTN usaha penangkapan ikan pada bulan Januari 2015 disebabkan karena It mengalami kenaikan sedangkan Ib secara umum mengalami penurunan. Pada bulan Januari 2015 kenaikan It sebesar 0,36 persen atau dari 111,80 persen menjadi 112,21 persen. Kenaikan It sebesar 0,36 persen tersebut dipengaruhi oleh kenaikan It pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 0,83 persen. Pada kelompok penangkapan perairan umum kenaikan harga tertinggi terjadi di komoditi udang dan ikan gabus. Sama halnya dengan It, Ib secara umum pada bulan Januari 2015 mengalami penurunan yaitu 0,62 persen. Penurunan Ib terjadi pada kelompok BPPBM sebesar 2,53 persen, penurunan terutama terjadi pada sub kelompok transportasi. Pada kelompok konsumsi rumahtangga Ib mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen, hal dipengaruhi oleh kenaikan pada sub sandang.. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No.090216Th.XVII, 2 Februari 2015 10 Tabel 8 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap Desember 2014 –Januari2015 serta Persentase Perubahannya 2012=100 SEKTOR, KELOMPOK DAN Desember’14 Januari’15 Januari’15 thd Desember’14 SUB KELOMPOK 1 2 3 4 1. Indeks Harga yang Diterima Petani 111.80 112.21 0.36 1.1 Penangkapan Perairan Umum 120.23 121.22 0.83 1.2 Penangkapan Laut 106.03 106.03 0.00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 118.73

117.99 -0.62

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 117.60

118.02 0.36 2.1.1 Bahan Makanan 120.59 120.93 0.28 2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.44 114.72 0.25 2.1.3 Perumahan 113.15 113.98 0.73 2.1.4 Sandang 109.64 110.72 0.99 2.1.5 Kesehatan 110.40 111.12 0.64 2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110.79 111.82 0.93 2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 126.13 125.76 -0.29

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 120.99

117.93 -2.53 2.2.1 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 102.51 104.33 1.77 2.2.2 Transportasi 149.39 138.09 -7.57 2.2.3 Penambahan Barang Modal 108.59 110.02 1.32 2.2.4 Upah Buruh 108.27 108.27 0.00 Nilai Tukar Petani NTP 94.17

95.10 0.99

Nilai Tukar Usaha Pertanian NTUP 92.40

95.15 2.97

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya

NTN Usaha Budidaya pada bulan Januari 2015 sebesar 101,93 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 103,66 persen berarti NTN menurun sebesar 1,67 persen. NTUP sektor perikanan budidaya juga mengalami penurunan sebesar 1,67 persen. NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan budidaya It dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya Ib. Indeks harga yang diterima nelayan budidaya pada bulan Januari 2015 sebesar 117,18 atau turun 1,32 persen dibanding bulan Desember 2014 sebesar 118,75 persen. Indeks harga yang diterima petani It sub kelompok budidaya air tawar turun sebesar 1,34 persen, sedangkan budidaya air payau tidak mengalami perubahan. Penurunan harga tertinggi dari usaha budidaya air tawar adalah dari ikan mas dan patin. Sementara itu, indeks harga yang dibayar nelayan budidaya pada bulan Januari 2015 sebesar 114,96 atau naik 0,35 persen dibandingkan bulan Desember 2014. Indeks harga yang dibayar nelayan dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas konsumsi rumahtangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal nelayan yaitu naik masing-masing 0,36 persen dan 0,35 persen. Kenaikan Ib tertinggi pada bulan Januari 2015 untuk kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga adalah pengeluaran kelompok sandang, sedangkan untuk biaya produksi dan penambahan barang modal kenaikan Ib tertinggi terjadi pada pengeluaran kelompok bibit.