6 1 Hakim sebelum diberhentikan tidak dengan hormat berdasarkan alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Ketua Mahkamah Agung.
2 Pemberhentian sementara karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, dilakukan apabila Hakim yang bersangkutan telah ditetapkan
sebagai tersangka. 3 Pemberhentian sementara karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 huruf b, huruf c dan huruf d, berlaku paling lama 6 enam bulan. 4 Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 telah berakhir
tanpa dilanjutkan dengan pemberhentian maka pemberhentian sementara berakhir demi hukum.
5 Hakim yang diberhentikan sementara dilarang menangani perkara.
Pasal 12
Tata cara pemberhentian dengan hormat, pemberhentian tidak dengan hormat, dan pemberhentian sementara, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketiga Kepaniteraan
Pasal 13
1 Penitera muda niaga, panitera pengganti niaga dan jurusita pengganti
diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Mahkamah Agung atas usul Ketua Pengadilan Niaga.
2 Untuk dapat diangkat menjadi panitera pengganti niaga, seorang calon
harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.
berpengalaman sekurang-kurangnya 5 lima tahun sebagai panitera pengganti di dalam lingkungan peradilan umum;
b. harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan khusus.
Pasal 14
Tugas dan kewajiban panitera muda niaga menyelenggarakan administrasi Pengadilan Niaga.
BAB V TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
Pasal 15
1 Setiap orang berhak memperoleh informasi dari Pengadilan Niaga sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2
Pengadilan Niaga menyediakan informasi yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh publik mengenai penyelenggaraan Pengadilan Niaga.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan informasi yang bersifat terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur oleh Mahkamah
Agung.
7
BAB VI HUKUM ACARA
Pasal 16
1 Kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang yang bersangkutan, maka
hukum acara yang berlaku adalah hukum acara perdata. 2
Jangka waktu penyelesaian perkara di Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung menunjuk kepada jangka waktu sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang yang bersangkutan.
Pasal 17
1 Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung mengadili perkara niaga
dilakukan oleh majelis Hakim yang jumlah anggotanya ganjil, dan sekurang-kurangnya 3 tiga orang Hakim.
2 Susunan Majelis Hakim Pengadilan Niaga ditetapkan oleh Ketua
Pengadilan Niaga, dan susunan Majelis Hakim pada Makkamah Agung ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung.
BAB VII PEMBIAYAAN
Pasal 18
1 Biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini
dibebankan pada anggaran Mahkamah Agung yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2 Mahkamah Agung setiap tahun wajib menyusun rencana kerja dan
anggaran Pengadilan Niaga. 3
Panjar biaya perkara di Pengadilan Niaga ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Niaga dan panjar biaya perkara di Mahkamah Agung ditetapkan oleh Ketua
Mahkamah Agung. 4
Biaya perkara baik pada Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung dibebankan kepada para pihak.
. BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Makassar, Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan
Negeri Surabaya, dan Pengadilan Negeri Semarang, adalah Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Pasal 20
Semua peraturan perundang-undangan pada saat Undang-Undang ini diundangkan, masih tetap berlaku sejauh tidak bertentangan danatau belum diganti dengan
peraturan baru berdasarkan Undang-Undang ini.
Pasal 21
8 Perkara niaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Undang-Undang ini yang telah
dilimpahkan atau yang sedang diperiksa pada setiap tingkat pemeriksaan dan peninjauan kembali, diperiksadan diputus berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku sebelum Undang-Undang ini.
BAB IX KETENTUAN PENUTUP