4 d.
Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya meliputi Wilayah Propinsi Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
e. Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang
meliputi Wilayah Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
BAB III KEWENANGAN
Pasal 4
1 Pengadilan Niaga merupakan satu-satunya pengadilan yang berwenang
mengadili perkara-perkara niaga. 2
Perkara niaga sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 meliputi perkara- perkara sebagai berikut:
a. Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU, serta hal-hal yang berkaitan dengannya, termasuk kasus-kasus actio pauliana
dan prosedur renvoi tanpa memperhatikan apakah pembuktiannya sederhana atau tidak;
b. Hak atas Kekayaan Intelektual : 1. Desain Industri
2. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 3. Paten
4. Merek 5. Hak
Cipta c. Lembaga Penjamin Simpanan :
1. Sengketa dalam proses likuidasi. 2. Tuntutan pembatalan segala perbuatan hukum bank yang
mengakibatkan berkurangnya aset atau bertambahnya kewajiban bank, yang dilakukan dalam jangka waktu 1 satu tahun sebelum
pencabutan izin usaha. d. Perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan
Undang-Undang
BAB IV SUSUNAN PENGADILAN NIAGA
Pasal 5
Susunan Pengadilan Niaga terdiri dari Pimpinan, Hakim, Panitera, Panitera Muda Niaga, Panitera Pengganti Niaga dan Jurusita Pengganti.
Pasal 6
1 Pimpinan Pengadilan Niaga terdiri dari atas seorang Ketua dan seorang
Wakil Ketua. 2
Ketua dan wakil ketua pengadilan negeri karena jabatannya menjadi ketua dan wakil ketua Pengadilan Niaga.
3 Ketua bertanggung jawab atas administrasi dan pelaksanaan Pengadilan
Niaga.
5 4
Dalam hal tertentu Ketua dapat mendelegasikan penyelenggaraan administrasi dan pelaksanaan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 kepada Wakil Ketua. 5
Panitera pada pengadilan negeri karena jabatannya menjadi panitera pada pengadilan niaga.
Bagian Pertama Pengangkatan Hakim
Pasal 7
1 Hakim diangkat berdasarkan keputusan Ketua Mahkamah Agung.
2 Tunjungan dan hak-hak lainnya bagi Hakim diberikan selama menjalankan
tugas sebagai hakim niaga. 3
Tunjangan dan hak-hak lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 8
Untuk dapat ditetapkan sebagai Hakim, seorang calon harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berpengalaman sebagai Hakim Pengadilan Negeri sekurang-kurangnya
selama 15 lima belas tahun; b.
berpengalaman menangani perkara perdata dan bidang perniagaaan; c.
jujur, adil, cakap, dan memiliki integritas moral yang tinggi serta reputasi yang baik selama menjalankan tugas;
d. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin danatau terlibat dalam perkara
pidana; dan e.
wajib mengikuti dan lulus pelatihan dan pendidikan sebagai Hakim Niaga.
. Bagian Kedua Pemberhentian Hakim
Pasal 9
Hakim diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena: a.
permintaan sendiri; b.
sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus; c.
terbukti tidak cakap dalam menjalankan tugas; atau
d. telah memasuki masa pensiun
Pasal 10
Hakim diberhentikan tidak dengan hormat karena: a.
dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
b. melakukan perbuatan tercela;
c. melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya;
d. melanggar sumpah atau janji jabatan.
Pasal 11
6 1 Hakim sebelum diberhentikan tidak dengan hormat berdasarkan alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Ketua Mahkamah Agung.
2 Pemberhentian sementara karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, dilakukan apabila Hakim yang bersangkutan telah ditetapkan
sebagai tersangka. 3 Pemberhentian sementara karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 huruf b, huruf c dan huruf d, berlaku paling lama 6 enam bulan. 4 Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 telah berakhir
tanpa dilanjutkan dengan pemberhentian maka pemberhentian sementara berakhir demi hukum.
5 Hakim yang diberhentikan sementara dilarang menangani perkara.
Pasal 12
Tata cara pemberhentian dengan hormat, pemberhentian tidak dengan hormat, dan pemberhentian sementara, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketiga Kepaniteraan
Pasal 13
1 Penitera muda niaga, panitera pengganti niaga dan jurusita pengganti
diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Mahkamah Agung atas usul Ketua Pengadilan Niaga.
2 Untuk dapat diangkat menjadi panitera pengganti niaga, seorang calon
harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.
berpengalaman sekurang-kurangnya 5 lima tahun sebagai panitera pengganti di dalam lingkungan peradilan umum;
b. harus mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan khusus.
Pasal 14
Tugas dan kewajiban panitera muda niaga menyelenggarakan administrasi Pengadilan Niaga.
BAB V TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS