Cara Kerja Klorheksidin Kekuatan Perlekatan Breket

proses remineralisasi akan sulit terjadi. Oleh sebab itu, dianjurkan sebaiknya melakukan pencegahan terjadinya pembentukan plak dengan bahan antiplak seperti triklosan, xylitol, atau klorheksidin. Pemakaian bahan antiseptik sesaat sebelum prosedur tindakan pada gigi akan mengurangi insiden dan jumlah dari bakteri. Klorheksidin sering diaplikasikan pada gigi sebelum tindakan penambalan, pemasangan crown dan perawatan endodonti. 10,12,14,16 17 Dengan pengaplikasian klorheksidin, maka akan mengurangi jumlah S. mutans. Pemakaian klorheksidin sebelum dan selama berlangsungnya perawatan ortodonti juga akan mengurangi jumlah S. mutans pada email gigi. Apabila penggunaan klorheksidin dilakukan sebelum prosedur pemasangan breket, akan mengurangi jumlah bakteri setidaknya 3-7 bulan setelah aplikasi. 10,12 Klorheksidin adalah antiseptik yang telah diuji dan digunakan secara intensif untuk pengendalian plak. 2,5,7,9 Klorheksidin yang paling banyak dipakai dalam bidang kedokteran gigi adalah klorheksidin 0,2 dan 0,12. Menurut hasil penelitian Keijser, dkk tidak ada perbedaan yang signifikan antara klorheksidin konsentrasi 0,2 dan 0,12 dalam pencegahan pembentukan plak. 9,18,22 Di samping itu telah dilakukan penelitian terhadap cara pemberian klorheksidin, yaitu dengan aplikasi 0,2 gel klorheksidin dibandingkan dengan kumur-kumur 0,2 larutan klorheksidin menunjukkan hasil yang sama efektif dalam pencegahan pembentukan plak. 7,18.

2.2. Cara Kerja Klorheksidin

Klorheksidin mulai dikenal sejak 1950 sebagai antibakteri, mempunyai molekul formula C 22 H 30 CI 12 N 10 . Rumus kimia klorheksidin terlampir pada Gambar 1. Klorheksidin merupakan bahan antibakteri yang berspektrum luas dan sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram +, Gram -, bakteri ragi, Universitas Sumatera Utara jamur, protozoa, algae dan menghambat virus. Klorheksidin dapat mengikat bakteri disebabkan dengan adanya interaksi antara muatan positif dari molekul-molekul klorheksidin dengan dinding sel yang bermuatan negatif. Interaksi ini meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri sehingga terjadi penetrasi ke dalam sitoplasma yang menyebabkan kematian mikroorganisme. Klorheksidin sangat efektif digunakan untuk mengurangi akumulasi plak dan radang gingiva. 5,7,8,13,15 NH NH NH NH || || || || Cl – NH – C – NH – C – NH – CH 2 6 - NH – C - NH – C – NH – Cl Gambar 1. Struktur kimiawi formula klorheksidin. 7,21 Penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa klorheksidin diserap oleh hydroxiapatit permukaan gigi dan mucin dari saliva, kemudian dilepas perlahan-lahan dalam bentuk yang aktif. Keadaan ini merupakan dasar aktivitas klorheksidin untuk menghambat pembentukan plak. 7,8,15 Dasar yang kuat dalam pencegahan terbentuknya plak adalah dengan terjadinya ikatan antara klorheksidin dengan molekul-molekul permukaan gigi antara lain polisakarida, protein, glikoprotein dan saliva, pelikel, mukosa serta permukaan dari hidroxiapatit. Akibat terjadinya ikatan-ikatan tersebut maka pembentukan plak yang merupakan penyebab utama plak dan radang gingiva dapat dihambat. 7,15

2.3. Kekuatan Perlekatan Breket

Selama dua dekade terakhir, perkembangan bahan kimia dan teknik telah dicoba untuk menambah kekuatan bonding. Kehilangan dari lapisan hybrid Universitas Sumatera Utara merupakan tanda utama berkurangnya kekuatan bonding, yang akan mempengaruhi stabilitas bonding. Pengukuran kekuatan perlekatan breket dapat dilakukan dengan tensile testing uji tarik atau shear testing uji geser. Baik uji tarik maupun uji geser, keduanya dilakukan untuk mengukur tekanan maksimum yang dapat diterima bahan bonding terhadap breket. Pada pengukuran uji geser, arah pelepasan breket harus sejajar dengan permukaan email gigi. Pengukuran uji geser lebih banyak dilakukan di laboratorium, karena kekuatan geser lebih sering terjadi selama perawatan ortodonti. Dalam praktek ortodonti terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan bonding. Kegagalan bonding dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kegagalan bonding yang terjadi antara bahan adhesif dan email, serta kegagalan bonding yang terjadi antara bahan adhesif dan breket. Penyebab kegagalan bonding antara bahan adhesif dan email bahan adhesif melekat pada breket dan sedikit yang tinggal pada gigi, antara lain: - Kontaminasi saliva atau minyak dari air syringe pada permukaan email yang sudah dietsa. - Pembilasan yang kurang bersih pada gigi setelah dietsa. - Pengeringan yang tidak adekuat pada permukaan email. - Waktu etsa yang berlebihan pada permukaan email. - Bahan bonding yang sudah kadarluarsa. - Permukaan email yang lupa diaplikasi bahan aktifator. - Permukaan gigi dengan bahan tambalan amalgam, komposit, atau bahan tambalan lain. Penyebab kegagalan bonding antara bahan adhesif dan breket bahan adhesif melekat pada gigi, dan sedikit yang tinggal pada breket, antara lain: 20 Universitas Sumatera Utara - Kekuatan yang dikenakan pada breket terlalu besar dari alat atau tekanan kunyah. - Menggerakan breket pada saat bahan mulai mengeras waktu pemasangan breket. - Permukaan breket yang terkontaminasi atau pemakaian kembali breket yang sudah lepas. - Permukaan breket lupa diaplikasi bahan aktifator. - Penyinaran yang tidak adekuat pada pemakaian bahan resin komposit waktu pemasangan breket. - Diperlukan pemakaian bahan primer yang khusus breket plastik. 20

2.4. Beberapa Pendapat Ahli dan Penelitian Terdahulu