Pengaruh Zat Aktif Pemutih Gigi Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam (Penelitian Laboratoris)

(1)

PENGARUH ZAT AKTIF PEMUTIH GIGI TERHADAP

KEKUATAN GESER PERLEKATAN BREKET LOGAM

(Penelitian Laboratoris)

T E S I S

OLEH

AMIATUN

Nim : 057028001

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH ZAT AKTIF PEMUTIH GIGI TERHADAP

KEKUATAN GESER PERLEKATAN BREKET LOGAM

(Penelitian Laboratoris)

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Spesialis Ortodonti (Sp Ort) dalam Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia

pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

OLEH

AMIATUN

057028001

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN


(3)

PERSETUJUAN TESIS

Judul Tesis : PENGARUH ZAT AKTIF PEMUTIH GIGI TERHADAP KEKUATAN GESER PERLEKATAN BREKET LOGAM (Penelitian Laboratoris)

Nama Mahasiswa : Amiatun

Nomor Induk Mahasiswa : 057028001

Program Spesialis : PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing anggota

Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort(K) Prof. Trimurni Abidin, drg.,M Kes., Sp.KG(K) NIP: 19500828 197902 2 001

Ketua Program PPDGS-1 Ortodonti

Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort(K)

NIP : 19481230 197802 2 002


(4)

Pada tanggal : 18 agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Penguji I : Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort(K)

Penguji II : Prof. Trimurni Abidin, drg.,M Kes., Sp.KG(K) Penguji III : F. Susanto A,drg., Sp.Ort(K).,FICD


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH ZAT AKTIF PEMUTIH GIGI TERHADAP KEKUATAN GESER PERLEKATAN BREKET LOGAM

Penelitian Laboratoris

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 11 September 2009


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis di Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Ortodonti di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Ismet Danial Nasution,drg., Sp.Pros(K).,PhD. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort(K) selaku Kepala Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort(K) selaku dosen pembimbing dan sekaligus tim penguji yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Prof. Trimurni Abidin, drg., M Kes,.Sp.KG., selaku dosen pembimbing anggota yang telah mencurahkan fikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. F. Susanto A, drg., Sp.Ort(K).,FICD dan Sumadhi S,drg., PhD selaku penguji yang turut menyempurnakan tesis ini.


(7)

6. Muslim yusuf , drg., Sp.Ort dan Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan tesis ini.

7. Prof. DR. Harry Agustar, MSc,M Phil selaku Kepala Laboratorium Terpadu FMIPA Universitas Sumatera Utara, atas ijin dan bantuan fasilitas dalam pelaksanaan penelitian

8. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, atas bimbingannya dalam analisa statistik hasil penelitian.

9. Orang tuaku , keluargaku tercinta, mas Kito, serta kedua anakku Puput dan Poppy atas dukungan dan kasih sayangnya.

10. Teman-teman terbaik yang telah memberikan support, mbak Romy, Ira, Lina, bang Yerzi, mbak Yeti, mbak Wina, Lusi, Hilda.

11. Kakak dan abang senior, adik-adik yunior yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mohon maaf apabila ada kesalahan selama melakukan penelitian dan penyusunan tesis ini.

Medan, Oktober 2009 Penulis

(Amiatun) NIM: 057028001


(8)

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi LAMPIRAN...xiii ABSTRAK...xiv.

BAB 1. PENDAHULUAN...1

1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Permasalahan... 4

1.3.Tujuan Penelitian... ... 5

1.4.Hipotesis... 5

1.5.Manfaat Penelitian...6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Permukaan Enamel Normal...7

2.2. Bahan Pemutih Gigi....8

2.3. Mekanisme Pemutihan Gigi....9

2.4. Pengaruh Tindakan Bleaching Terhadap perlekatan Braket....12

2.5. Landasan Teori...15

2.6. Kerangka Konsep....18

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian....20

3.2. Lokasi danWaktu Penelitian...20

3.3. Populasi dan Sampel....21

3.4. Variabel dan Definisi Operasional……….……….22

3.5. Alat dan Bahan……….……...25

3.6. Prosedur Penelitian………...28

3.7. Analisa Data………...…………. 35


(9)

Halaman BAB V. PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan breket

logam....41

5.2.Pengaruh zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam....45

5.3.Pengaruh interval waktu pemasangan breket post bleaching terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam....47

5.4.Keterbatasan penelitian....49

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan....51

6.2. Saran ...51

DARTAR KEPUSTAKAAN...53


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kondisi restorasi setelah uji geser...36 Tabel 2. Uji analisis varians satu arah (ANOVA)...37 Tabel 3. Hasil uji LSD antara kelompok perlakuan...39


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ionisasi hidrogen peroksida pada pH asam...10

Gambar 2. Ionisasi buffer hidrogen peroksida pH 9,5-10,8... ...10

Gambar 3. Alat uji Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2t”Senstar “, SC-2-DE, Tokyo-Japan)….……… … ...26

Gambar 4. Instrumen penelitian : sonde, pinset, bracket holder, scaler, spatula, bracket gauge...27

Gambar 5. Self curing acrylic, pelekat sianokrilat, gigi premolar atas, disposible syringe, pumice, vaselin...27

Gambar 6. Breket logam (Mini edgewise Níkel -Lite Opti-mim slot 0.018 dari Ortho Organizer )...27

Gambar 7. Bahan pemutih gigi Pola Zing ...27

Gambar 8. Opalescence X-Tra Boost Ultradent , USA)...28

Gambar 9. Bahan bonding ...28

Gambar10. Diagram pemotongan dan penanaman sampel...28

Gambar 11. Pemotongan gigi...29

Gambar 12. Penanaman sampel dalam cetakan ...30

Gambar 13. Pengaplikasian Opalescence X-Tra Boost...31

Gambar 14. Pengaplikasian Pola Zing...31


(12)

Halaman

Gambar 16. Pemasangan breket...33 Gambar 17. Sampel yang dipasang pada alat uji...34 Gambar 18. Kondisi sampel setelah uji geser...37


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran 1. Alur uji kekuatan geser perlekatan breket logam...56 2. Lampiran 2. Data hasil pengukuran kekuatan geser perlekatan...58 3. Lampiran 3. Hasil uji statistik pengukuran kekuatan geser perlekatan

breket logam antara hidrogen peroksida 38% dengan karbamid peroksida 35%...61 4. Lampiran 4. Jadwal penelitian...63


(14)

ABSTRAK

Perlekatan breket ortodonti berdasarkan pada suatu penguncian mekanikal antara bahan perekat dan perlekatannya. Perlekatan breket dipengaruhi oleh keadaan enamel, bentuk basis breket dan bahan bonding.

Tujuan penelitian in vitro ini adalah untuk mengetahui pengaruh zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% serta pengaruh interval waktu pemasangan breket postbleaching terhadap kekuatan geser perlekatan breket. Sebanyak 80 gigi premolar atas yang telah dicabut, dibersihkan, dan direndam dalam larutan salin. Sampel dibagi secara acak kedalam 8 kelompok. Kelompok A1 B1 dilakukan bleaching

dengan hidrogen peroksida, pemasangan breket dan debonding dilakukan setelah 1 hari

postbleaching, A1 B2 bleaching dengan hidrogen peroksida pemasangan breket dan

debonding dilakukan setelah 15 hari postbleaching, A1 B3 bleaching dengan hidrogen peroksida pemasangan breket dan debonding dilakukan 30 hari setelah postbleaching, A2 B1 bleaching dengan karbamid peroksida pemasangan breket dan debonding dilakukan setelah 1 hari postbleaching, A2 B2 bleaching dengan karbamid peroksida, pemasangan breket dan debonding dilakukan setelah 15 hari postbleaching, A2 B3 bleaching dengan karbamid peroksida pemasangan breket dan debonding dilakukan 30 hari setelah

postbleaching, kelompok kontrol serta kelompok tanpa etching sebelum pemasangan breket.

Uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kekuatan geser perlekatan breket antara kelompok kontrol dengan kelompok yang dilakukan bleaching


(15)

hidrogen peroksida maupun karbamid peroksida (p<0.05). Tidak ada perbedaan yang signifikan kekuatan geser perlekatan breket antara kelompok yang dibleaching dengan hidrogen peroksida dengan karbamid peroksida (p>0.05). Ada perbedaan yang bermakna pada interval waktu pemasangan breket logam antara satu hari dan setelah 15 hari dan 30 hari postbleaching dengan menggunakan hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam (p<0.05).


(16)

ABSTRACK

Adhesion of orthodontic bracket based on mechanical bonding between adhesive agent and the adhesion. Bracket adhesion is influenced by the enamel condition, base form of the bracket and the bonding agent.

The objective of the study in vitro is to acknowledge the effect of dental bleaching additive agent of 38% hydrogen peroxide and 35% carbamid peroxide and the effect of interval of attaching the post-bleaching bracket on the shear bond strength of the bracket bonding. Eighty extracted human upper premolars were cleaned and submerged into saline solution. The samples were divided randomly into 8 groups. The group A1 B1 subjected to bleached by hydrogen peroxide, bracket attachment and debonding were conducted 1 day post- bleaching, the A1 B2 was bleached by the hydrogen peroxide, the bracket attachment and debonding were conducted 15 days-post bleaching, the A1 B3 was bleached by hydrogen peroxide , bracket attachment and debonding were conducted 30 days-post bleaching, the A2 B1 was bleached by carbamid peroxide, the bracket attachment and debonding were conducted 1 day post-bleaching, the A2 B2 was bleached by carbamid peroxide, the bracket attachment and debonding were conducted 15 days post-bleaching, the A2 B2 was bleached by carbamid peroxide, the bracket attachment and debonding were conducted 30 days-post bleaching, control group and the group without etching were prior to the bracket attachment.

ANOVA test showed the significant difference of shear bond strength of bracket adhesion between control and group bleached by both hydrogen peroxide and carbamid


(17)

peroxide (p<0.05). There was no significant difference of shear bond strength of bracket adhesion between the group bleached by both hydrogen peroxide and carbamid peroxide (p>0.05). There was a significant effect in interval of metal bracket attachment between one day and after 15 days and 30 days post bleaching using both 38% hydrogen peroxide and 35% carbamid peroxide on the shear bond strength of metal bracket attachment (p<0.05).


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya bidang kedokteran gigi estetik berkembang sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penampilan. Sering lepasnya breket merupakan masalah yang sering dihadapi para praktisi ortodontik. Perlekatan breket dapat dipengaruhi oleh keadaan enamel, bentuk dari basis breket dan bahan bonding. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan enamel diantaranya dental prophylaxis, tindakan etching dan bleaching.1,2,3

Perlekatan breket logam ortodontik berdasarkan pada suatu penguncian mekanikal antara bahan perekat dan perlekatannya. Breket logam adalah yang paling ideal karena keuntungan mekanikal dan klinikalnya. Penelitian secara in vitro tentang kelemahan ikatan menunjukkan bahwa biasanya lokasi kegagalan perlekatan breket terletak antara enamel dan bahan perekatnya.2

Pemutihan gigi yang dikenal dengan bleaching dilakukan untuk mengembalikan fungsi estetis terutama dalam mengembalikan warna gigi yang mengalami perubahan warna dari warna gigi yang normal. Perubahan warna gigi ini dapat disebabkan oleh karena faktor eksternal dan faktor internal. Perubahan internal merupakan perubahan warna yang mengenai bagian dalam struktur gigi selama pertumbuhan gigi sebagai contoh perubahan warna karena tetrasiklin yang masuk ke dalam struktur gigi yang sedang tumbuh.


(19)

Sedangkan perubahan warna ekternal adalah perubahan warna lebih superfisial sebagai contoh perubahan warna gigi yang disebabkan makanan. 2,3,4

Metoda pemutihan gigi dapat dilakukan sendiri di rumah (home bleaching) oleh pasien dengan menggunakan bahan yang dijual bebas atau dengan metode in office bleaching yang dilakukan langsung oleh dokter gigi di ruang praktek. Teknik pemutihan gigi vital pertama kali diperkenalkan oleh Haywood dan Heymann (1989) dengan menggunakan nightguard dan bahan pemutih karbamid peroksida 10%.3

Bahan pemutih gigi yang dapat digunakan adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. Kedua bahan ini sama-sama menggunakan hidrogen peroksida yang akan terurai menjadi H2O dan O2. Karbamid peroksida merupakan gabungan antara hidrogen peroksida dan urea sehingga disebut urea peroksida. Pemutihan gigi dengan menggunakan karbamid peroksida ada 2 macam yaitu home bleaching dengan karbamid peroksida konsentrasi rendah 10% dan 15% dan in office bleaching yang pemutihannya dilakukan dokter gigi di ruang praktik dengan menggunakan konsentrasi karbamid peroksida 35%.4 Kugel merekomendasikan penggunakan home dan in office bleaching secara simultan karena kombinasi keduanya akan meningkatkan efektifitas pemutihan gigi.5

Pengaruh bahan pemutih gigi terhadap warna dan morfologi permukaan enamel telah banyak didiskusikan akhir-akhir ini dan hasil yang kontroversial telah banyak dilaporkan ketika menggunakan in office bleaching. Perubahan enamel yang parah berupa kawah terlihat pada permukaan enamel setelah in office bleaching.5,6

Josey et al (1996) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perubahan tekstur permukaan enamel gigi setelah bleaching akan menurunkan kekuatan geser dibandingkan


(20)

gigi yang tidak dilakukan bleaching tetapi perbedaannya tidak signifikan.5 Sementara Sung

et al (1999) dalam penelitiannya dengan menggunakan 3 bahan bonding ( All Bond, One Step Bond dan OptiBond) terhadap gigi yang dilakukan pemutihan gigi dengan karbamid peroksida 10% dibandingkan gigi yang tidak dilakukan pemutihan gigi menyimpulkan bahwa kekuatan geser tergantung kepada bahan bondingnya, dimana terdapat penurunan kekuatan geser perlekatan yang signifikan pada bahan All Bond dan One Step Bonding. Sedangkan pada Optibond penurunan kekuatan geser perlekatan tidak signifikan. Hal ini memperkuat hipotesa bahwa bahan bonding Opti Bond yang berbahan dasar alkohol dapat mengeliminasi residu oksigen dalam proses bonding.7

Bishara (2005) dalam penelitiannya dengan menggunakan 10 % karbamid peroksida terhadap 75 gigi yang telah di ekstraksi menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada kekuatan geser perlekatan breket antara gigi yang dibonding 7 dan 14 hari, tetapi ada variasi yang lebih besar pada gigi yang dibonding 1 minggu post bleaching. 1,5 Sebagai contoh bila seseorang yang telah mengalami bleaching akan melakukan perawatan ortodonti, maka terlihat adanya masalah yang timbul kapan waktu yang tepat akan dimulainya perawatan agar breket yang di pasang tidak mudah lepas.

Untuk meningkatkan efisiensi kerja ortodontis perlu dikembangkan penelitian apakah pemutihan gigi akan memberikan pengaruh terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam dengan sistem bonding dan waktu yang tepat untuk memasang breket pada gigi yang telah dilakukan bleaching.


(21)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?

2. Apakah ada perbedaan pengaruh zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?

3. Apakah ada pengaruh interval waktu antara pemasangan breket logam setelah

bleaching dengan menggunakan hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh zat aktif pemutih gigi antara hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

3. Untuk mengetahui pengaruh interval waktu antara pemasangan breket setelah


(22)

1.4. Hipotesis

1. Ada pengaruh zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

2. Ada perbedaan pengaruh zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

3. Ada pengaruh interval waktu pemasangan breket logam setelah bleaching dengan menggunakan hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1. Sebagai informasi untuk dokter gigi khususnya ortodontis mengenai waktu yang efektif untuk pemasangan breket pada pasien yang telah dilakukan bleaching.

2. Sebagai dasar dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan gigi masyarakat terutama di bidang ortodonsia.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Struktur Permukaan Enamel Normal

Enamel merupakan jaringan keras termineralisasi yang menutupi mahkota gigi. Pada tingkat mikroskopik enamel dibentuk oleh pola yang rumit dari unit-unit yang disebut prisma enamel. Prisma-prisma ini keluar dari dentin dengan pola yang bergelombang. Pada tingkat ultrastruktural yang diamati dengan SEM , unit pembentuk dasar dari enamel adalah hidroksi apatite. Daerah interprismatik merupakan jalur transpor yang paling mudah dalam enamel dan mengandung bahan organik, air dan sejumlah besar kristal apatit yang berbentuk tidak beraturan.8


(24)

Email mengandung Ca Hidroksiapatit dengan rumus kimia Ca5(PO4)3(OH) atau Ca (OH)23Ca3(PO4)2 dengan struktur heksagonal. Karena pengaruh asam dari makanan, fluor pada pasta gigi dan makanan yang masuk , gugus OH pada kristal hidroksiapatit dapat lepas dan diganti gugus F sehingga kristal kalsium hidroksiapatit tersebut menjadi kristal kalsium fluoroapatit.8

Enamel dalam lingkungan mulut selalu berubah, sering dipengaruhi secara mekanis dan kimia. Enamel harus menahan kekuatan mengunyah (=100 kg/cm2), perubahan suhu 100-600 C, serangan bakteri dan enzim serta pengaruh berbagai makanan dan cairan. Perubahan lingkungan mulut yang sering terjadi pada permukaan enamel akan menyebabkannya lebih siap untuk bertahan terhadap perubahan selanjutnya.8

2.2. Bahan Pemutih Gigi

Bahan pemutih gigi yang umum dipakai adalah hidrogen peroksida dengan berbagai konsentrasi. Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida terutama diindikasikan untuk pemutihan gigi secara eksternal sedangkan natrium perborat dipakai untuk pemutihan secara internal.9

Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat dan tersedia dalam berbagai konsentrasi tetapi konsentrasi 30-35% adalah yang paling umum digunakan. Zat ini merupakan cairan bening, tidak berbau dan lebih kental daripada air. Hidrogen peroksida relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara perlahan dan melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air sedangkan pH-nya dipengaruhi oleh konsentrasinya. Zat ini dapat terurai menjadi air dan oksigen secara spontan. Cairan yang


(25)

mempunyai konsentrasi tinggi bersifat bakteriostatik dan dapat bersifat mutagenik sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada ikatan DNA. Selain itu penggunaan cairan ini harus ditangani dengan hati-hati karena tidak stabil dan dapat meledak kecuali disimpan dalam lemari pendingin.10

Karbamid peroksida yang disebut juga urea hidrogen peroksida dengan rumus molekul CH2N2OH2O2 merupakan zat pemutih gigi, antiseptik dan desinfektan. Zat ini berbentuk kristal putih yang larut dalam alkohol, eter dan air, tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik Karbamid peroksida digunakan dalam dua konsentrasi yaitu konsentrasi 10-16% untuk home bleaching dan konsentrasi tinggi 30-50% untuk in office bleaching.9,10

2.3. Mekanisme Pemutihan Gigi

Walaupun proses pemutihan gigi sangat rumit, mayoritas merupakan proses oksidasi, proses kimia oleh bahan organik yang akhirnya berubah menjadi karbon dioksida dan air. Pemutihan gigi secara perlahan mengubah zat organik menjadi bahan kimia yang berwarna lebih terang daripada zat awal.11

Reaksi reduksi oksidasi yang terjadi pada proses pemutihan gigi dikenal dengan reaksi redoks. Dalam reaksi redoks, bahan oksidator ( seperti hidrogen peroksida) memiliki radikal bebas dengan elektron yang tidak berpasangan, yang akan tereduksi, sedangkan bahan reduktor (bahan yang akan diputihkan) menerima elektron dan teroksidasi.11,12

Aksi mekanisme pemutihan gigi dengan menggunakan hidrogen peroksida berhubungan dengan kemampuan hidrogen peroksida membentuk radikal bebas yaitu HO2 + O yang sangat reaktif (HO2 adalah radikal bebas yang lebih kuat) yang berintereaksi


(26)

dengan molekul organik yang menyerap warna dan mengoksidasi makromolekul dan pigmen stain, memecah diskolorasi dental menjadi molekul yang lebih kecil dengan warna yang lebih terang.12 Dalam bentuk larutan murni, hidrogen peroksida merupakan asam lemah dan terionisasi seperti terlihat pada gambar 1 . Perhidrol (HO2) merupakan radikal bebas yang lebih poten. Untuk menghasilkan bentuk ion HO2, H2O2 harus dibuat dalam keadaan basa dan pH optimum, untuk hal ini muncul pada saat pH 9,5 sampai 10,8. Ionisasi buffer hidrogen peroksida pada jangkauan pH ini terlihat pada gambar 2, jumlah perhidrol yang lebih banyak akan menghasilkan efek pemutihan yang lebih baik dalam waktu yang sama dibandingkan dengan tingkat pH lainnya.11,12

H2O + O weaker free radical

H + Lower percentage of stronger free radical

Gambar 1. Ionisasi hidrogen peroksida pada pH asam12 H2O2

HO2

H2O2 H2O + O weaker free radical


(27)

H +

higher percentage of stronger free radical

Gambar 2. Ionisasi buffer hidrogen peroksida pada pH 9,5-10,812

Setelah terbentuk HO2 dalam jumlah yang besar maka radikal bebas ini akan bereaksi dengan ikatan tidak jenuh. Hal ini menyebabkan gangguan pada konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik enamel, terjadi perubahan berat molekul bahan organik gigi yang memantulkan gelombang cahaya spesifik penyebab

diskolorasi.11

Pada dasarnya aksi mekanisme dasar karbamid peroksida adalah sama. Karbamid peroksida terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea ketika berkontak dengan jaringan lunak atau saliva pada temperatur mulut. Hidrogen peroksida yang dihasilkan akan terionisasi dengan reaksi sebagai berikut11 :

Karbamid peroksida Hidrogen peroksida + Urea (CH2N2OH2O2) H2O2 CH2N2O Hidrogen peroksida Air + Oksigen H2O2 H2O O2

Urea Amonia + Karbon dioksida CH2N2O NH3 CO2

Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat pelepasan hidrogen peroksida. Menurut Tam (1999) cit Endang4, agar efek karbamid peroksida maksimal dibutuhkan waktu yang lama


(28)

untuk kontak dengan gigi. Sementara itu urea dalam karbamid peroksida dapat bergerak bebas kedalam enamel dan dentin pada proses degradasi ammonia selanjutnya karbondioksida akan dilepas serta meningkatkan pH.

2.4. Pengaruh tindakan bleaching terhadap perlekatan braket logam

Kata adhesi berasal dari bahasa Latin adhaerere yang berarti melekatkan. Adhesion

atau bonding adalah suatu mekanisme perlekatan antara suatu subtansi dengan subtansi lainnya. Permukaan yang berlekatan ini disebut adherend. Bonding agent adalah bahan yang bila diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, dapat bertahan dari pemisahan dan dapat menyebarkan beban melalui perlekatannya.18

Perlekatan breket ke gigi diperoleh karena adanya penguncian mekanikal antara bahan perekat atau bonding ke gigi. Perlekatan breket dipengaruhi oleh keadaan enamel, bentuk dari basis braket dan bahan bonding.1,2,3 Perlekatan ke email diperoleh dengan teknik etsa asam yaitu dengan memodifikasi permukaan email dengan orthophosporic acid

(H3PO4) 85% yang menghasilkan kekasaran permukaan mikroskopik pada permukaan email. Proses etsa asam akan melarutkan kalsium dari hidroksi apatit enamel kemudian kalsium akan terbuang ketika dilakukan pencucian sehingga menyebabkan terputusnya lapisan interprismatik dalam enamel yang menyebabkan ketidakteraturan dan kekasaran mikroporositi.18,19

Sejak dikenalnya bonding, banyak desain dari dasar breket logam diantaranya breket dengan dasar jaring-jaring ( mesh) dan berlubang-lubang (Dynalock). Menurut Hanson et al (1983) breket logam dengan lubang-lubang mempunyai ikatan yang sama dengan breket logam berjaring sedangkan


(29)

Knoll et al (1986) mengemukakan bahwa breket logam yang berjaring menghasilkan kekuatan ikatan yang lebih besar daripada breket yang berlubang-lubang.2

Salah satu cara untuk mengevaluasi kekuatan geser perlekatan breket adalah dengan uji kekuatan geser. Pada penelitian ini perlekatan adhesif dilihat dimana terjadi lepasnya perlekatan. Jika bagian yang patah berada pada interface antara gigi dan bahan bonding

disebut adhesif failure sedangkan jika bagian yang patah berada antara bahan adhesif dan breket disebut cohesif failure19

Miranda et al (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan karbamid

peroksida dan hidrogen peroksida 35%, hasilnya menunjukkan bahwa pengaplikasian zat pemutih gigi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan morfologi enamel.6 Perubahan permukaan enamel dan derajat perubahannya dapat dihubungkan dengan kalsifikasi dan kandungan fosfor pada enamel. Hidrogen peroksida terbukti menurunkan rasio kalsium ,fosfor dan fluorida dalam enamel sehingga menurunkan mikrohardness. Hal ini mengindikasikan terjadinya demineralisasi. Selain itu hidrogen peroksida 30% dapat mengubah struktur kimia dari enamel sehingga menjadikannya lebih mudah kehilangan struktur organik.5, 23

Peningkatan porositas dan deposisi endapan mencirikan erosi enamel. Depresi dalam bentuk kawah dan kehilangan aprismatik terlihat karena pengaruh zat aktif pemutih gigi ini. Menurut Miranda (2004) hidrogen peroksida 38% mengandung konsentrasi hidrogen peroksida yang lebih banyak dibandingkan dengan karbamid peroksida 35% namun tidak ada perbedaan visual yang dapat dideteksi dari dua kelompok perlakuan tersebut.6 Sedangkan menurut Ernst (2005) karbamid peroksida mengandung urea yang


(30)

mampu berpenetrasi ke dalam enamel dan mempengaruhi daerah aprismatik. Jadi urea mungkin memperbesar perubahan struktural dan kekasaran enamel.23

Penurunan kekuatan geser ikatan breket ini disebabkan oleh perubahan struktur enamel sebagai akibat hilangnya kandungan mineral, atau kenaikan porositas dan hilangnya struktur intraprismatik. Menurut Dishman et al penurunan kekuatan geser ikatan breket logam karena penurunan resin tag dan adanya penetrasi oksigen ke dalam struktur enamel akibat bleaching.7 Penurunan kekuatan geser ikatan breket selain karena meningkatnya porositas dan hilangnya struktur intraprismatik juga karena hilangnya kalsium, penurunan

microhardness, dan perubahan pada subtansi organik dari enamel. 13

Spyrides et al (2000) dalam penelitiannya tentang efek zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser pada dentin menunjukkan bahwa terjadi penurunan kekuatan geser sesaat setelah bleaching dan terjadi peningkatan kekuatan geser yang signifikan apabila bonding dilakukan beberapa minggu setelah bleaching.4

Sung et al (1999) pada penelitiannya dengan menggunakan tiga bahan bonding

(Optibond, All Bond dan One Step) pada gigi yang telah dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kekuatan geser perlekatan pada gigi yang telah dibleaching dengan bonding menggunakan All Bond

dan One Step dibandingkan gigi yang tidak dilakukan bleaching, sementara pada bonding

dengan menggunakan Optibond tidak ada perbedaan yang bermakna.7

Beberapa metode dikemukakan oleh beberapa ahli untuk mencegah penurunan kekuatan geser ikatan breket setelah bleaching. Cvitco et al merekomendasikan untuk menghilangkan lapisan superfisial dari enamel. Hakan Bulut (2006) menyarankan melapisi


(31)

10% sodium ascorbat pada gigi yang telah dibleaching untuk meningkatkan kekuatan geser atau menunda waktu bonding sampai 2 minggu setelah bleaching. Peningkatan kekuatan geser ikatan breket pada gigi yang telah dibleaching bisa dilakukan dengan melapisi permukaan enamel dengan alkohol, karena alkohol dapat menghilangkan sisa-sisa oksigen yang masuk ke dalam struktur enamel karena proses bleaching7.

2.5. Landasan Teori

Perlekatan breket ke gigi diperoleh karena adanya penguncian mekanikal antara bahan perekat atau bonding ke gigi. Perlekatan breket dipengaruhi oleh keadaan enamel, bentuk dari basis braket dan bahan bonding1,2,3. Perlekatan ke email diperoleh dengan teknik etsa asam yaitu dengan memodifikasi permukaan email dengan orthophosporic acid

(H3PO4) 85% yang menghasilkan kekasaran permukaan mikroskopik pada permukaan email. Proses etsa asam akan melarutkan kalsium dari hidroksi apatit enamel kemudian kalsium akan terbuang ketika dilakukan pencucian sehingga memyebabkan terputusnya lapisan interprismatik dalam enamel yang menyebabkan ketidakteraturan dan kekasaran mikroporositi.18,19

Miranda et al (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan karbamid peroksida dan hidrogen peroksida 35%, hasilnya menunjukkan bahwa pengaplikasian zat pemutih gigi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan morfologi enamel. Pengaplikasian bahan pemutih gigi yaitu hidrogen peroksida dan karbamid peroksida akan menurunkan microhardness, meningkatkan kekasaran permukaan dan perubahan morfologi enamel setelah pemutihan gigi diamati dengan SEM.5


(32)

Menurut Endang Suprastiwi (2005) pada karbamid peroksida dengan konsentrasi tinggi penurunan mikrohardness lebih besar dan lebih cepat. Hal ini disebabkan jumlah oksidator yang dilepas banyak, pH yang rendah sehingga rasio jumlah bahan organik dan anorganik terganggu dan terjadi kerusakan enamel. Sementara Oltu dan Gurgan menganalisa dengan menggunakan spektroskopi infrared dan sinar-X menemukan bahwa karbamid peroksida 10% tidak mempengaruhi keadaan enamel setelah pemakaian selama 6 minggu. 4

Dengan adanya perubahan morfologi enamel setelah dilakukan bleaching dengan hidrogen peroksida maupun dengan karbamid peroksida tentunya akan berpengaruh terhadap kekuatan geser perlekatan breket.Penurunan kekuatan geser ikatan breket ini disebabkan oleh perubahan struktur enamel sebagai akibat hilangnya kandungan mineral, atau kenaikan porositas dan hilangnya struktur intraprismatik. Menurut Dishman et al

penurunan kekuatan geser ikatan breket logam karena penurunan resin tag dan adanya penetrasi oksigen ke dalam struktur enamel akibat bleaching.7 Penurunan kekuatan geser ikatan breket selain karena meningkatnya porositas dan hilangnya struktur intraprismatik juga karena hilangnya kalsium, penurunan microhardness, dan perubahan pada subtansi organik dari enamel.4,13

Pemulihan keadaan enamel dan defek mikrostruktural dapat diperbaiki oleh absorsi atau pengendapan komponen saliva seperti kalsium dan fosfat.4 Spyrides et al (2000) mengemukakan bahwa terjadi penurunan kekuatan geser sesaat setelah bleaching dan terjadi peningkatan kekuatan geser yang signifikan apabila bonding dilakukan beberapa minggu setelah bleaching.4


(33)

2.6. Kerangka Konsep

Perawatan ortodonsi

Perlekatan braket

Breket Permukaan enamel

Zat pemutih gigi

Karbamid peroksida

-Karbamid peroksida 35% dengan aplikasi 2 jam terjadi perubahan morfologi emaill berupa kawah, porositas, erosi , dan peningkatan kedalaman enamel yang tidak Hidrogen peroksida

-Hidrogen peroksida 38% dengan aplikasi 40 menit terjadi perubahan morfologi enamel berupa kehilangan lapisan aprismatik ,


(34)

Diagram di atas menunjukkan pengaruh hidrogen peroksida dan karbamid peroksida terhadap permukaan enamel yang akan mempengaruhi terhadap perlekatan breket. Zat pemutih gigi yang digunakan hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35%. Pengaplikasian hidrogen peroksida 38% akan menyebabkan terjadinya perubahan morfologi enamel berupa kehilangan lapisan aprismatik, terbentuknya depresi, porositas dan erosi. Perubahan enamel ini akibatnya akan mempengaruhi perlekatan breket. Sedangkan pengaplikasian karbamid peroksida akan menyebabkan perubahan yang morfologi enamel berupa kehilangan lapisan aprismatik, terbentuknya depresi, porositas dan erosi yang lebih besar dan lebih cepat karena banyaknya oksidator yang di lepas. Hal

Perlekatan breket?

Waktu pemasangan breket?

Hidrogen peroksida

-Variasi yang lebih besar pada kekuatan geser perlekatan breket post bleaching 7 hari dibandingkan 14 hari . (Bhisara 2005) -Penurunan kekuatan geser perlekatan breket terjadi sampai 3 minggu post bleaching ( Mulins, 2005)

Karbamid peroksida

-Karbamid peroksida 10% menurunkan kekuatan geser perlekatan breket sesaat setelah

bleaching (Hakan Bulut 2006)


(35)

ini berakibat penurunan perlekatan breket yang lebih besar. Kekuatan perlekatan breket sangat dipengaruhi keadaan enamel.

Interval waktu antara bleaching dengan pemasangan braket berpengaruh terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam. Peningkatan kekuatan geser perlekatan breket logam karena pengaruh saliva. Komponen –komponen yang terkadung dalam saliva misalnya fosfat, kalsium dan fosfor akan membantu terjadinya remineralisai dari enamel. Dengan adanya remineralisasi ini akan memperbaiki keadaan enamel akibat pengaruh zat aktif pemutih gigi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Eksperimental Laboratorium Komparatif

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian 3.2.1.Tempat Penelitian

1. Departemen Ortodonti FKG USU 2. Laboratorium Terpadu FMIPA USU


(36)

3.2.2. Waktu Penelitian

Bulan April – Agustus 2009

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Penelitian

Gigi-gigi premolar pertama rahang atas yang telah diekstraksi untuk keperluan ortodonti dan pembuatan protesa.

3.3.2. Sampel Penelitian

Gigi-gigi premolar pertama atas yang telah diekstraksi dan diperoleh dari praktek dokter gigi di sekitar Kotamadya Medan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Mahkota gigi masih utuh

b. Email bagian bukal dalam keadaan baik

c. Permukaan email belum pernah dilakukan bonding sistem adhesif

d. Belum pernah dilakukan perawatan dengan bahan kimia (misalnya

hidrogen peroksida)

e. Tidak ada karies.

3.3.3. Besar Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian eksperimental untuk rancangan acak lengkap adalah

(t-1)(r-1) ≥ 15 (8-1)(r-1) ≥ 15


(37)

(r-1) ≥ 15-7 r ≥ 8+1 r ≥ 9 Keterangan :

t = jumlah kelompok perlakuan (8) r = jumlah replikan atau sampel

Untuk menggenapkan sampel maka yang dipakai pada setiap kelompok perlakuan pada penelitian ini adalah sebesar 10 sampel.

Dalam penelitian ini diambil 80 sampel yang dibagi dalam kelompok berdasarkan : 1. Bahan bleaching (A)

A1 sampel dilakukan bleaching dengan hidrogen peroksida A2 sampel dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida 2. Interval waktu bleaching dengan pemasangan braket (B)

B1` pemasangan breket dilakukan 1 hari post bleaching

B2 pemasangan breket dilakukan 15 hari post bleaching

B3 pemasangan breket dilakukan 30 hari post bleaching.

3.4. Variabel dan Definisi operasional 3.4.1. Variabel Penelitian

3.4.1.1. Variabel bebas

o Bahan pemutih gigi yang mengandung hidrogen peroksida 38% (A1)


(38)

o Interval waktu antara bleaching dan pemasangan breket (B) B1` pemasangan breket dilakukan 1 hari post bleaching

B2 pemasangan breket dilakukan 15 hari post bleaching

B3 pemasangan breket dilakukan 30 hari post bleaching. 3.4.1.2. Variabel tergantung

o Kekuatan geser perlekatan breket logam.

3.4.1.3. Variabel terkendali

o Breket logam Mini edgewise Níkel-Lite Opti-mim slot 0.018 dari Ortho Organizer.

o Bahan bonding Advantage dan bahan etsa dari Ortho Organizer

o Lama perendaman gigi dalam artifisial saliva setelah bleaching

o Instrumen yang bersih

o Ketrampilan operator

o Teknik pengaplikasian bahan

o Teknik pengukuran kekuatan geser ikatan breket.

3.4.1.4. Variabel tak terkendali

o Masa dan jangka waktu pencabutan gigi

o Variasi struktur anatomi gigi

o Gigi berasal dari pasien jenis kelamin yang tidak diketahui

o Gigi berasal dari pasien dengan umur yang tidak diketahui

o Suhu tempat dilakukan penelitian.


(39)

Amiatun : Pengaruh Zat Aktif Pemutih Gigi Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam (Penelitian Laboratoris), 2009

• Hidrogen Peroksida 38% adalah bahan in office bleaching yang berbahan dasar hidrogen peroksida 35%, pada penelitian ini digunakan Opalescence X-Tra Boost , Ultradent , USA

• Karbamid peroksida 38% adalah bahan office bleaching yang berbahan dasar karbamid peroksid 35%, pada penelitian ini menggunakan Pola Zing, SDI, Australia)

• Breket logam adalah suatu bahan yang terbuat dari logam yang digunakan dalam perawatan ortodonti. Dalam penelitian digunakan breket premolar atas

Mini edgewise Níkel-Lite Opti-mim slot 0.018 dari Ortho Organizer

Shear bond strength atau kekuatan geser adalah ukuran kekuatan ikatan antara dua atom dalam ikatan kimia. Pada penelitian ini yang dilihat adalah kekuatan geser antara gigi dengan bahan bonding (Advantage) yang diukur dengan alat uji Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2tf ”Senstar “, SC-2-DE, Tokyo-Japan).

3.4.3. Identifikasi variabel penelitian

Variabel bebas

- Hidrogen peroksida 38% - Karbamid peroksida 35% - Interval waktu antara

bleaching dan pemasangan breket. Variabel tergantung - Kekuatan geser perlekatan breket. Variabel terkendali

- Breket logam (Mini edgewise

Níkel-Lite Opti-mim slot 0.018 dari Ortho Organizer. )

- Bahan bonding Advantage dan

Variabel tidak terkendali

- Masa dan jangka waktu pencabutan gigi

- Variasi struktur anatomi gigi


(40)

3.5. Alat dan Bahan

• Alat yang digunakan adalah Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2tf ”Senstar “, SC-2-DE, Tokyo-Japan)

• Bahan pemutih gigi yang m Opalescence

X-Tra Boost , Ultradent , USA)

• Bahan pemutih gigi yang m Peroksida 35% (Pola Zing, SDI,

Australia)

• Breket Logam ( slot 0.018 dari Ortho Organizer)

KG German)

• Gigi premolar atas m dicabut untuk keperluan orthodonti sebanyak

80 gigi

• Bahan etsa dari Ortho Organizer

engandung Hidrogen peroksida 38% (

engandung Karbamid

Mini edgewise Níkel-Lite Opti-mim

Self curing acrilic (Melio dent, Heraeus-Kulzer GmbH &Co.


(41)

Gambar 3. Alat ujiTorsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2t”Senstar “, SC-2-DE, Tokyo-Japan)

• Bahan bonding komposit Advantage dari Ortho Organizer yang terdiri dari dua bagian yaitu Advantage primer dan Advantage adhesive paste.

• Larutan saline /NaCl (PT Widara Bhakti, Indonesia) untuk perendaman sampel penelitian.

• Saliva buatan untuk perendaman gigi yang telah dilakukan bleaching

• Pinset, sonde, spatula semen, plastis instrumen, bracket holder, bracket gauge, rubber cup, scaler, disposible brush, chip blower

a seme

Alteco)

• Spuit 5 mm sebagai tempat penanam

• Cawan porcelain dan spatula

Pumice tanpa fluoride (

• Bahan perekat Sianokrilat (

• Vaselin.

n sampel (Terumo, Filipina) n untuk mengaduk akrilik


(42)

Gambar 6. Breket Logam (Mini edgewise Níkel-Lite Opti-mim slot 0.018 dari Ortho Organizer).

Gambar 7. Bahan pemutih gigi Pola Zing

Gambar 8. Opalescence X-Tra Boost Ultradent , USA)

Gambar 9. Bahan bonding Gambar 4. Instrumen penelitian :

sonde, pinset, bracket holder, scaler, spatula,

bracket gauge

Gambar 5.Bahan penelitian : Self curing acrylic, pelekat sianokrilat, gigi premolar atas, disposible syringe, pumice, vaselin


(43)

3.6. Prosedur Penelitian

Pemotongan dan penanaman sampel dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Diagram pemotongan dan penanaman sampel.

3.6.1. Pembuatan sampel

Sampel yang terdiri dari 80 gigi premolar yang telah dicabut untuk kepentingan orthodonti dan pembuatan protesa yang telah dibersihkan dengan menggunakan brush dan


(44)

air dari sisa-sisa darah dan dimasukkan dalam larutan saline, kemudian dikelompokkan secara acak menjadi 8 kelompok masing masing 10 sampel.

3.6.1.1. Pembelahan sampel

Mahkota gigi dipotong sebatas cemento enamel junction dengan menggunakan

discbur (gambar 11a) selanjutnya dipotong menjadi dua bagian bukal dan lingual (gambar 11b).

Gambar 11. Pemotongan sampel

a. Pemotongan gigi sebatas cementoenamel junction

b. Pemotongan gigi antara bukal dan lingual.

3.6.1.2. Penanaman sampel dalam cetakan.

Cetakan sampel dibuat dari tabung plastik (spuit 5ml) yang dipotong panjangnya 1,5 mm. Cetakan tersebut kemudian dilubangi sedemikian rupa agar paku dapat dimasukkan sebagai retensi uji perlekatan. Paku diolesi vaselin sebelum ditanam, bagian dalam

= 1:2 sesuai

a

b

gigi dilapisi pelekat sianoakrilat ( dan akrilik. Cetakan diisi dengan akr

Alteco) untuk menciptakan perlekatan antara gigi ilik dengan perbandingan powder : liquid


(45)

petunjuk pabrik. Sampel ditanam dalam cetakan spuit dengan permukaan bukal menghadap ke atas. (gambar 12). Sampel yang sudah ditanam direndam kembali dalam larutan saline

sambil menunggu perlakuan selanjutnya. Sebelum dilakukan tes uji geser dibuat pembuatan cetakan antagonis. Bahan yang digunakan sama dengan cetakan sebelumnya.

Sebelum dilakukan bleaching permukaan gigi dibersihkan dengan menggunakan

brush dan pasta profilaksis.

Gambar 12. Penanaman sampel dalam cetakan a. Penuangan akrilik dalam cetakan

el dalam ng sudah ditanan dalam

a

b

c

b. Penempatan samp c. Sampel ya

3.6.2. Pengaplikasian Bahan Pemutih Gigi

cetakan


(46)

3.6.2.1. Pengaplikasian bahan hidrogen peroksida

Produk Opalescence X-Tra Boost (Ultradent) terdiri dari bahan hidrogen peroksida

38% dalam syringe putih. Sebelum pengaplikasian

bahan pemutih dilakukan pencam drogen peroksida dan aktivator. Ketebalan

bahan pemutih yang diaplikasikan ke seti el setebal 0,5 sampai 1,0 mm.

Pengaplikasian zat pemutih dilakukan selam nit sesuai pertunjuk pabrik (gambar

13). Setelah lama han dibersihkan dengan aliran air kemudian

dikeringkan dengan hembusan udara dari chip blower. Pengaplikasian zat pemutih di ulang sebanyak tiga kali sesuai dengan petunjuk pabrik yang menganjurkan pengulangan pemakaian untuk hasil yang optimal.

Gambar 13. Pengaplikasian Opalescence X-Tra Boost

3.6.3.2. Pengaplikasian bahan karbamid peroksida

Bahan Pola Zing tidak mengandung aktivator. Bahan langsung diaplikasikan ke gigi selama 30 menit (gambar 14). Setelah lama pengaplikasian tercapai, bahan dibersihkan dengan aliran air dan dikeringkan dengan hembusan udara dari chip blower. Pengaplikasian

merah dan aktivator dalam syringe

puran bahan hi

ap samp a 30 me pengaplikasian tercapai, ba


(47)

diulang sebanyak tiga kali sesuai dengan petunjuk pabrik yang menganjurkan pengulangan pemakaian untuk hasil yang optimal.

Gambar 14. Pengaplikasian Pola Zing

Selanjutnya seluruh sampel direndam dalam larutan artificialsaliva yang terbuat dari 1 g sodium carboxymethylcellulose, 4,3 g xylitol, 0,1 g potasium chloride, 5 mg calcium chloride, 40 mg potasium phosphat, 1 mg potasium thiocyanate dan 100 ml

distilled serta deionized water dalam suhu 37o. Artificial saliva diganti setiap 2 hari sekali (Gambar 15).


(48)

3.6.3. Pemasangan Breket

Gambar 16. Pemasangan breket

a. Permukaan gigi dibersihkan dengan b. Pengolesan etching liquid

c. Pengeringan gigi dengan chip blower

brush dan pumice

a b c

d e f

g h

d. Pengu e. Pengolesan

kuran letak breket dengan brak advantage primer perm f. Pada basis breket

et gauge


(49)

g. Peletakan bahan adhesive

h. Peletakan breket

Breket yang digunakan adalah breket premolar slot .018, stainless steel, standart edgewise, Ortho Organizer. Breket dibonding dengan menggunakan bahan bonding

komposit Advantage. Sebelum pemasangan breket permukaan gigi dibersihkan dengan

brush dan pumice nonfluor .

Bahan etching liquid dioleskan pada permukaan labial gigi dan dibiarkan selama 30 detik . Setelah waktu etsa tercapai permukaan gigi dibersihkan dengan air selama 10 detik, kemudian gigi dikeringkan dengan chip blower. Permukaan gigi yang telah dietsa dan basis breket dioles tipis dengan advantage primer. Bahan adhesive diletakkan di permukaan basis breket kemudian braket diposisikan ke tengah-tengah permukaan gigi yang telah dietching dengan sedikit tekanan kemudian sisa bonding dibersihkan dengan

scaler (gambar 16).

3.6.4. Uji kekuatan geser perlekatan

Debonding dilakukan 30 menit setelah bonding. Hal ini didasarkan perkiraan bahwa

arch wire dipasang 30 menit setelah bonding. Uji kekuatan geser perlekatan dilakukan di Laboratorium terpadu F MIPA USU. Sampel dimasukkan pada tabung baja kemudian dipasang pada grip alat uji (Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2tf ”Senstar “, SC-2-DE, Tokyo-Japan) (gambar 17) . Beban maksimal yang digunakan 100

kgf dengan kecepatan tarik 0,5 mm/menit. Mesin dihubungkan dengan alat yang dapat menunjukkan kekuatan berapa breket lepas. Prosentase dari morfologis letak lepasnya


(50)

breket dihitung. Data yang diperoleh berupa load dalam satuan kgf yang kemudian dikonversikan dalam satuan Newton.

Gambar 17. Sampel yang dipasang pada alat uji

3.7. Analisa data

Data yang diperoleh dilakukan uji statistik analisa varians satu arah (ANOVA) dengan tingkat kemaknaan = 0.05 untuk mengetahui pengaruh bahan pemutih gigi a 35% terhadap kekuatan geser perlekatan

Least Significancy Different) dengan =

0,05 untuk me sangan breket setelah bleaching

terhadap kekuatan geser pe

hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksid braket logam. Selanjutnya dilakukan uji LSD (

ngetahui pengaruh interval waktu pema rlekatan breket logam.


(51)

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian ini diperoleh 2 hasil yaitu kondisi sampel setelah uji geser yang dapat dilihat pada tabel 1 dan load atau kekuatan geser saat putus dalam satuan kgf (kilogram force), yang dikonversikan ke dalam satuan Newton (lampiran 2). Hasil uji analisis varians satu arah (ANOVA) dapat dilihat pada tabel 2 dan LSD pada tabel 3.

Tabel 1. Kondisi restorasi setelah uji geser

Tabel 1

menunjukkan kondisi sampel setelah dilakukan uji geser. Dari 80 sampel yang dilakukan uji geser 74 sampel patah terletak antara perlekatan enamel-bonding (adhesive failure) (gambar 18 A) sedangkan 6 sampel patah pada perlekatan bonding-breket (cohesive failure) (gambar 18B).

Kondisi sampel A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 Kontrol

Non etching patah pada

perlekatan

enamel -bonding 9 10 10 9 10 8 10 8

patah pada perlekatan braket


(52)

Gambar 18. Kondisi sampel setelah uji geser

A. Patah terletak antara perlekatan enamel-bonding (adhesive failure)

B. Patah pada perlekatan bonding-breket (cohesive failure)

Tabel 2. Uji analisis varians satu arah (ANOVA)

Tabel 2. di atas menunjukkan bahwa pada = 0,05 terdapat perbedaan rata-rata kekuatan geser perlekatan breket logam kelompok satu hari post bleaching dengan hidrogen peroksida 38%, 15 hari post bleaching dengan hidrogen peroksida 38% , 30 hari

post bleaching dengan hidrogen peroksida 38% , satu hari post bleaching dengan karbamid peroksida 35% , 15 hari post bleaching dengan karbamid peroksida 35%, 30 hari post bleaching dengan karbamid peroksida 35%, kelompok kontrol dan non etching. . Rata – rata kekuatan geser perlekatan breket logam tersebut dapat dilihat dari uji komparasi ganda dengan menggunakan LSD (uji beda nyata terkecil).

kelompok

kekuatan geser

perlekatan breket p

N x ± SD

A1B1 10 8,087 ± 3,37

A1B2 10 22,313±3,782

A1B3 10 35,467±20,133

A2B1 10 10,339±5,100

A2B2 10 26,210±9,345

A3B3 10 26,831±9,283

kontrol 10 30,614±5,301

nonetching 10 9,338±3,750 0.001*


(53)

Gambar 19. Grafik nilai rerata kekuatan geser perlekatan breket logam antar kelompok perlakuan

uan

0 5 10 15 20 25 30 35 40

A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A3B3 KONTROL NONETCHING

Tabel 3. Hasil uji LSD antara kelompok perlak

95% confidence interval

Kelompok Kelompok

Mean

difference sig

lower bound

Upper bound

A1B1 A1B2 -14,226* .001 -22,401 -6,050


(54)

A2B1 -2,252 .585 -10.428 5,921

A2B2 -18,748* .000 -26,298 -9,948

A2B3 -18,743* .000 -26,919 -10,569

kontrol -22,526* .000 -30,711 -14,352

non etching -1,251 .761 -9,426 6,924

A1B2 A1B3 -13,154* .002 -21,330 -4,979

A2B1 11,973* .005 3,798 20,148

A2B2 -3,898 .345 -12.073 4,278

A2B3 -4,518 .274 -12,693 3,657

kontrol -8,301* .047 -16,476 -0,126

non etching 12,975* .002 4,799 21,150

A1B3 A2B1 25,128* .000 16,952 33,303

A2B2 9,257* .027 1,082 17,432

A2B3 8,636* ..039 0,461 16,811

kontrol 4.853 .241 -3,322 13,028

non etching 26.129* .000 17,954 34,304

A2B1 A2B2 -15,871* .000 -24,406 -7,606

A2B3 -16,491* .000 -24,667 -8,316

kontrol -20,274* .000 -28,450 -12,099

non etching 1.001 .808 -7,174 9,177

A2B2 A2B3 -0,621 .880 -8,796 7,555

kontrol -4,404 .287 -12,579 3,772

non etching 16,872* .000 8,697 25,047

A2B3 kontrol -3,783 .359 -11,958 4,392

non etching 17,493* .000 9,317 25,668

kontrol non etching 21,276* .000 13.101 29,451

* ada perbedaan bermakna pada level 0.05

Tabel 3 menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna (p<0.05) antara kelompok kontrol dengan satu hari post bleaching hidrogen peroksida 38% (p=0.001) dan antara kelompok kontrol dengan satu hari post bleaching karbamid peroksida 35%( p=0.001). Perbedaan bermakna juga terlihat antara satu hari post bleaching hidrogen peroksida 38% dengan 15 hari post bleaching hidrogen peroksida 38% (p= 0.001) dan antara 15 hari post bleaching hidrogen peroksida 38% dengan 30 hari post bleaching hidrogen peroksida 38% (p= 0.002). Kelompok satu hari post bleaching karbamid peroksida 35% dengan 15 hari

post bleaching karbamid peroksida 35 % (p= 0.001) juga terlihat ada perbedaan yang bermakna.


(55)

Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) antara kelompok satu hari

postbleaching dengan hidrogen peroksida dengan kelompok satu hari postbleaching

dengan karbamid peroksida (p= 0.585). Kelompok satu hari post bleaching hidrogen peroksida 38% dengan non etching (p=0.761) dan satu hari post bleaching karbamid peroksida 35 % dengan non etching (p=808) tidak berbeda secara bermakna. Kelompok 30 hari post bleaching hidrogen peroksida 38% dengan kelompok kontrol (p= 0.241) dan kelompok 15 hari post bleaching karbamid peroksida 35% dengan kontrol (p=0.287) dan 30 hari post bleaching karbamid peroksida 35% dengan kontrol (p=359) tidak ada perbedaan yang bermakna.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam


(56)

Penelitian ini mengevaluasi efek dari bahan aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam. Dalam penelitian ini, pemeriksaan kekuatan geser perlekatan breket logam adalah dengan uji geser. Bahan pemutih yang digunakan adalah hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% . Meskipun nilai yang diperoleh dari uji geser perlekatan breket logam karena pengaruh zat aktif pemutih gigi ini tidak bersifat absolut , namun hasil uji tersebut dapat digunakan untuk membandingkan efektifitas adhesi

karena pengaruh bahan aktif pemutih gigi dan pengaruh interval waktu pemasangan breket

post bleaching.

Opalecence X-Tra boost merupakan bahan dentist administrated bleaching yang mengandung hidrogen peroksida 38 %. Produk ini diaplikasikan dokter gigi di tempat praktek dan bisa dilakukan tanpa aktivasi sinar. Sedangkan Pola zing merupakan bahan

dentist supervised bleaching yang mengandung karbamid peroksida 35%. Bleaching

dengan menggunakan bahan ini dilakukan dokter gigi dengan cara menempatkan bahan dalam tray yang akan dipakai pasien selama 30-45 menit.

Untuk melihat pengaruh zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan braket logam adalah dengan melihat adhesive failure.22 Dari tabel 1 terlihat bahwa terdapat 6 sampel cohesive failure dan 74 sampel adhesive failure. Dalam penelitian ini terdapat

cohesive failure dan mungkin disebabkan oleh teknik pemasangan breket yang kurang tepat . Selain itu keterampilan operator, dan penananam sampel dalam cetakan yang tidak merata juga akan mempengaruhi. Hal ini mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh Odegaard et al ( 1988) yang menyatakan bahwa adhesive failure memegang peranan


(57)

penting dalam kekuatan perlekatan breket karena lokasi kegagalan perlekatan lebih banyak terdapat diantara penguncian enamel dan bahan bondingnya.2

Bentuk permukaan dari enamel sangat berpengaruh terhadap kekuatan perlekatan. Dalam penelitian ini gigi yang dipakai adalah premolar atas kanan dan kiri dan variasi bentuk permukaan permukaan enamel merupakan variabel tidak terkendali. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam mengumpulkan sampel yang homogen bentuk permukaan enamelnya.

Pada lampiran 2 menunjukkan data hasil pengukuran kekuatan geser perlekatan breket logam dari masing-masing kelompok. Ada beberapa hasil uji geser yang berbeda jauh dengan lainnya seperti pada sampel delapan kelompok 30 hari post bleaching dengan hidrogen peroksida 38% (83,520) dan sampel empat kelompok non etching (18,560). Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengolesan vaselin pada permukaan akrilik di cetakan sampel bawah yang mengakibatkan perlekatan akrilik pada sampel antagonis, sehingga yang terukur bukan perlekatan antara bahan adhesive dengan permukaan gigi.

Pada kelompok kontrol digunakan gigi tanpa pengaplikasian zat pemutih mempunyai kekuatan geser perlekatan breket yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lain karena pada kelompok kontrol tidak ada perubahan morfologi dari enamel sehingga

perlekatan breket dapat dimodifikasi oleh self etching bonding. Gambar 19

menunjukkan ada perbedaan nilai rerata kekuatan geser perlekatan breket logam. Grafik ini menunjukkan bahwa nilai rerata kekuatan geser perlekatan breket berbeda pada setiap kelompok perlakuan dengan p= 0.001. Hasil uji ANOVA (tabel 2) menunjukkan ada


(58)

perbedaan bermakna (p<0.05) rata-rata kekuatan geser perlekatan breket logam antara kelompok kontrol dengan satu hari post bleaching hidrogen peroksida 38% ( p=0.001) dan antara kelompok kontrol dengan satu hari post bleaching karbamid peroksida 35%( p=0.001). Penurunan kekuatan geser perlekatan breket logam disebabkan oleh perubahan struktur enamel akibat pemakaian zat pemutih gigi. Menurut Miranda et al (2005) pengaruh dari zat aktif pemutih gigi adalah terjadi perubahan morfologi enamel berupa kehilangan lapisan aprismatik , terbentuknya depresi, porositas dan erosi, hilangnya kalsium dan perubahan struktur organik dari enamel.6,7 Tingkat kerusakan permukaan enamel bervariasi antara beberapa jenis bahan dan meningkat karena pengaruh dari lamanya waktu aplikasi. Semakin lama kontak bahan dengan permukaan enamel maka perubahan akan semakin nyata.10,12 Hasil penelitian ini menerima hipotesa nol bahwa ada pengaruh zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam. Hal ini mendukung pernyataan dari Spyrides et al (2005), Dishman et al, Sung et al (1999), Mullins (2005) dan Turrahman (2007) yang menyatakan bahwa penggunaan zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida dan karbamid peroksida dapat menurunkan kekuatan geser perlekatan breket logam.4,7,14,15,17

Perubahan permukaan enamel dan derajat perubahannya dapat dihubungkan dengan klasifikasi dan kandungan fosfor pada enamel. Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida terbukti menurunkan rasio kalsium dan fosfor dalam enamel. Hal ini mengindikasikan terjadinya demineralisasi. Selain itu hidrogen peroksida 30% dapat mengubah struktur kimia dari enamel sehingga menjadikannya lebih mudah kehilangan struktur organik.23 Peningkatan porositas dan deposisi endapan mencirikan erosi enamel. Depresi dalam


(59)

bentuk kawah dan kehilangan aprismatik terlihat karena pengaruh zat aktif pemutih gigi ini.

Penurunan kekuatan geser ikatan breket ini disebabkan oleh perubahan struktur enamel sebagai akibat hilangnya kandungan mineral, atau kenaikan porositas dan hilangnya struktur intraprismatik. Menurut Dishman et al penurunan kekuatan geser ikatan breket logam karena penurunan resin tag dan adanya penetrasi oksigen ke dalam struktur enamel akibat bleaching.7 Penurunan kekuatan geser ikatan breket selain karena meningkatnya porositas dan hilangnya struktur intraprismatik juga karena hilangnya kalsium, penurunan

microhardness, dan perubahan pada subtansi organik dari enamel. 13

Sung et al (1999) pada penelitiannya dengan menggunakan tiga bahan bonding

(Optibond, All Bond dan One Step) pada gigi yang telah dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kekuatan geser perlekatan pada gigi yang telah dibleaching dengan bonding menggunakan All Bond

dan One Step dibandingkan gigi yang tidak dilakukan bleaching, sementara pada bonding

dengan menggunakan Optibond tidak ada perbedaan yang bermakna. Hal ini dikarenakan

Optibond berbahan dasar alkohol yang memungkinkan alkohol dapat menghilangkan sisa-sisa oksigen yang masuk ke dalam struktur enamel karena poses bleaching.7

Kelompok satu hari post bleaching hidrogen peroksida 38% dengan non etching

(p=0.761) dan satu hari post bleaching karbamid peroksida 35 % dengan non etching

(p=0,808) tidak berbeda secara bermakna (tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bahan etching tidak menyebabkan terjadinya perubahan enamel yang berarti


(60)

pada gigi yang telah dilakukan bleaching. Seperti yang diungkapkan oleh Retief et al

(1986) dan Busscher et al (1987) bahwa tujuan dari etching enamel adalah untuk membersihkan enamel, menghilangkan smear layer, meningkatkan kekasaran permukaan dan meningkatkan energi permukaan bebas pada enamel. 19

5.2. Pengaruh zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam

Kekuatan geser perlekatan breket logam antara satu hari postbleaching hidrogen peroksida dengan satu hari post bleaching karbamid peroksida tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p=0,585) (tabel 3). Hasil penelitian ini menolak hipotesa nol bahwa ada perbedaan pengaruh zat aktif pemutih gigi antara hidrogen peroksida dan karbamid peroksida terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam. Menurut Endang Suprastiwi (2005) pengaplikasian karbamid peroksid konsentrasi tinggi dapat menurunkan

mikrohardness lebih besar dan lebih cepat karena jumlah oksidator yang dilepas banyak, pH yang rendah sehingga rasio jumlah bahan organik dan anorganik terganggu dan terjadi kerusakan enamel.4 Menurut Cavalli et al (2004) urea mampu berpenetrasi ke dalam enamel dan mempengaruhi daerah aprismatik sehingga depresi dalam bentuk kawah dan kehilangan aprismatik terlihat lebih parah pada bleaching dengan karbamid peroksida. Jadi urea akan memperbesar perubahan struktural dan kekasaran enamel.21


(61)

Tidak adanya perbedaan kekuatan geser perlekatan breket pada kelompok yang dilakukan bleaching dengan hidrogen peroksida 38% dan kelompok karbamid peroksida 35% karena konsentrasi pada hidrogen peroksida yang lebih tinggi daripada karbamid peroksida. Hal ini disebabkan keterbatasan bahan bleaching yang tersedia di pasaran.

Miranda (2004) dalam penelitiannya yang juga mendapatkan hasil yang sama yaitu bahwa walaupun hidrogen peroksida 38% mengandung konsentrasi hidrogen peroksida yang lebih banyak dibandingkan dengan karbamid peroksida 35% namun tidak ada perbedaan visual yang dapat dideteksi dari dua kelompok perlakuan tersebut. 6 Hasil penelitian yang dilakukan Erns et al (1996) dengan menggunakan hidrogen peroksida 10% dan karbamid peroksida 10% juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok terhadap perubahan enamelnya. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan dari keduanya.

5.3. Pengaruh interval waktu pemasangan breket post bleaching terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam

Perbedaan bermakna terlihat antara satu hari post bleaching hidrogen peroksida 38% dengan 15 hari post bleaching hidrogen peroksida 38% (p= 0.001) dan antara 15 hari

post bleaching hidrogen peroksida 38% dengan 30 hari post bleaching hidrogen peroksida 38% (p= 0.002). Kelompok satu hari post bleaching karbamid peroksida 35% dengan 15 hari post bleaching karbamid peroksida 35 % (p= 0.001) juga terlihat ada perbedaan yang bermakna (tabel 3). Hasil penelitian mendukung hipotesa nol bahwa ada


(62)

pengaruh interval waktu pemasangan breket post bleaching terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

Dalam penelitian ini digunakan saliva buatan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat situasi yang mirip pada keadaan dalam rongga mulut. Saliva buatan diharapkan dapat meremineralisasi enamel. Perubahan permukaan enamel akibat zat aktif pemutih gigi dapat dihubungkan dengan kalsifikasi dan kandungan fluor pada enamel. Hidrogen peroksida akan menurunkan kekuatan mikroenamel tetapi dapat meningkat kembali setelah 14 hari akibat remineralisasi oleh saliva.4 Saliva berguna untuk efek pembersihan gigi, untuk kapasitas buffer dan untuk remineralisasi. Calcium dan fosfat dalam saliva merupakan mineral yang potensial untuk subtitusi kehilangan mineral-mineral akibat zat aktif pemutih gigi.26

Kandungan sodium carboxymethylcellulose, xylitol, potasium chloride, calcium chloride, potasium phosphat, 1 mg potasium thiocyanate yang terdapat dalam saliva buatan diharapkan dapat mengatasi perubahan morfologi enamel akibat pengaplikasian zat aktif pemutih gigi, walaupun potensial remineralisasi saliva buatan yang digunakan sebagai simulasi keadaan mulut tidak sama dengan saliva alami secara in vivo.6

Crew (1997) mengemukakan bahwa setelah satu minggu pemutihan gigi dengan karbamid peroksida terjadi peningkatan jumlah kalsium dan fosfat pada enamel. Hal ini disebabkan terjadinya perbaikan defek mikrostruktural oleh karena absorbsi dan pengendapan komponen saliva seperti kalsium dan fosfat4 Menurut Rosalina (1999) mineral dalam saliva mengandung SnF2 atau Na-P yang berguna untuk mencegah demineralisasi


(63)

atau membantu remineralisasi gigi karena dapat bereaksi dengan kristal hidroksi apatite membentuk kristal fluoroapatit yang lebih tahan tehadap pengaruh larutan asam.25

Reaksi antara mineral dalam saliva dengan enamel sebagai berikut:

F + Ca5(PO4)3 5 (PO4)3F + (OH)

Dishman et al melaporkan bahwa terjadi penurunan kekuataan geser perlekatan breket hanya ketika sesaat setelah dilakukan bleaching.7 Hakan Bulut et al. (2006) dalam penelitiannya dengan menggunakan 10% karbamid peroksida melaporkan bahwa bleaching

sesaat sebelum dilakukan bonding akan menurunkan kekuatan geser dan penundaan

bonding selama satu minggu akan menaikkan kembali kekuatan gesernya.13

Spyrides et al (2000) dalam penelitiannya tentang efek zat aktif pemutih gigi terhadap kekuatan geser pada dentin menunjukkan bahwa terjadi penurunan kekuatan geser sesaat setelah bleaching dan terjadi peningkatan kekuatan geser yang signifikan apabila bonding dilakukan beberapa minggu setelah bleaching.4 Sementara Joe Mulins (2005) dalam penelitiannya terhadap 105 gigi yang telah diekstraksi menyebutkan bahwa ada perbedaan yang bermakna kekuatan geser perlekatan breket logam antara gigi yang telah dibleaching dengan yang tidak dibleaching dan bonding dilakukan setelah 24 jam. Mulins (2005) menyarankan dilakukan bonding tiga minggu setelah bleaching. 14,17 Hal ini mendukung pernyataan Hakan Turkkahraman dalam penelitiaannya yang menggunakan hidrogen peroksida 35%.15

5.4. Keterbatasan dalam penelitian


(64)

Pengaruh pH kedua bahan yang digunakan pada permukaan email tidak dianalisis dalam penelitian ini karena tidak dicantumkan dalam keterangan produk. Viskositas dan pH bahan pemutih dapat mempengaruhi derajat demineralisasi pada email yang dibleaching. pH yang lebih rendah pada bahan yang bersifat asam dapat menyebabkan perubahan parah pada enamel. Bitter (1992) menyatakan bahwa perubahan yang lebih parah pada topografi enamel terlihat pada bahan karbamid peroksida pH rendah.20 Bahan pemutih gigi vital yang mengandung peroksida yang merupakan campuran kandungan yang berbeda telah menunjukkan dapat menghasilkan efek spesifik pada email walaupun memiliki pH yang relatif netral. Dan sebaliknya , beberapa penelitian melaporkan bahwa kenetralan bahan pemutih gigi merupakan faktor penting untuk mencegah kekasaran pada permukaan email.

Beberapa peneliti membatasi waktu pencabutan gigi yang digunakan sebagai sampel selama 28-30 hari. Penelitian ini menggunakan gigi yang tidak dibatasi lama pencabutannya sebagai sampel karena kesulitan peneliti untuk mengumpukan sampel yang cukup banyak dalam waktu yang singkat. Waktu pencabutan gigi yang lama ini mungkin menyebabkan perubahan enamel yang juga akan mempengaruhi reaksinya terhadap bahan pemutih gigi. Selain itu perendaman gigi ke larutan saline segera setelah pencabutan berpengaruh karena jangka waktu yang lama antara masa pencabutan gigi juga akan mempengaruhi keadaan kolagen sehingga akan mempengaruhi kekuatan geser perlekaran breket logam.

Walaupun bentuk dari permukaan enamel sangat mempengaruhi kekuatan perlekatan breket namun variasi bentuk gigi permolar atas dalam penelitian ini merupakan


(65)

variabel yang tidak terkendali karena kesulitan peneliti dalam mengumpulkan sampel yang banyak dengan bentuk premolar atas yang homogen.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


(66)

Kondisi sampel setelah uji geser menunjukkan terdapat 6 sampel cohesive failure

dan 74 sampel adhesive failure. Rata-rata kekuatan geser perlekatan breket logam yang dihasilkan dari nilai terendah adalah satu hari post bleaching hidrogen peroksida 38% (8,087 ± 3,37), kelompok non etching (9,338±3,750), satu hari post bleaching karbamid peroksida 35% (10,339±5,100), 15 hari post bleaching hidrogen peroksida 38%( 22,313±3,782), 15 hari post bleaching karbamid peroksida 35% (26,210±9,345), 30 hari

post bleaching karbamid peroksida 35% (26,831±9,283), kontrol (30,614±5,301), dan 30 hari

post bleaching hidrogen peroksida 38% (35,467±20,133).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemakaian zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% akan menurunkan kekuatan geser perlekatan breket logam dan tidak ada perbedaan yang bermakna pengaruh zat aktif pemutih gigi hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

Ada perbedaan yang bermakna pada interval waktu pemasangan breket logam antara satu hari dan setelah 15 hari postbleaching dengan menggunakan hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekuatan geser perlekatan breket logam.

6.2. Saran

1. Pemasangan breket pada pasien yang telah dilakukan bleaching dapat dilakukan minimal 15 hari post bleaching.

2. Agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat-zat yang dapat meningkatkan kekuatan geser perlekatan breket logam setelah dilakukan bleaching.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

1. Patusco C, Montenogro G,Augusto ML, Adilson Alves de Clávalo, Bond strength of metallic brackets alter dental bleaching, Angle Orthod. 2009;79:122-126. 2. Odegaard J, Dietmar S, Shear bond strength of metal brackets compare with a new

ceramic bracket. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1988;94:201-6..

3. Dahl JE, Pallesen U. Tooth bleaching- A critical review of the biological aspects, Crit Rev Oral Biol Med 2003:292-304.


(68)

4. Endang S, Penggunakan karbamid peroksida sebagai bahan pemutih gigi, IJD 2005;12(3):139-45.

5. Bishara SE, Oonsombat C, Manaf MA, Ajlouni R,Laffoon JF, The effect of tooth bleaching on the shear bond strength of orthodontic brackets, Am J Orthod Dentofacial Orthop 2005;128:755-60.

6. Miranda CB, Pagani C, Benetti R, Matuda Fds, Evaluation of a combined in office and take home bleaching system, JADA 2004;135:628-34.

7. Sung EC, MChan, Mito R, Caputo A, Effect of carbamide peroxide bleaching on the shear bond strength of composite to dental bonding agent enhaced enamel, J prosthed Dent 1999;82:595-9.

8. Mjor IA, Reaction patterns in human teeth, Florida: CRV Press Inc,1983:48-49.

9. Walton RE, Rotstein I, Prinsip dan praktik ilmu endodonsi,ed.2,

Jakarta:EGC,1992:506-11.

10.Pinto CF, Oliveira Rd, Cavalli V, Gianni M, Peroxide bleaching agent effects on enamel surface microhardness, roughness and morphology, Braz Oral Res 2004:18(4):306-11.

11.Golstein RE, Barber DA, Complete dental bleaching , Chicago, Quintessence publ Co, Inc,1995:25-33.

12.Gokduman K, Effects of hydrogen peroxide bleaching on human dentin and enamel microstructure and function. Thesis. Middle East tehnical University,2005:12-4.

13.Bulut H, Turkun M, Demisbas AK, Effect of an antioxidizing agent on the shear bond strenth of brackets bonded to bleached human enamel, Am J Orthod Dentofacial Orthop 2006;129:266-72.

14.Mullins J, Effects of enamel bleaching on the bond strength of orthodontic brackets: an in vivo and in vitro study, Am J Orthod Dentofacial Orthop 2005:128:812-3.

15.Turkkahraman H, Adanir N, Gungor AY, Bleaching and desensitizer application effects on shear bond strengths of orthodontic Brackets, Angle orthodontist 2007; 77(3): 489-93.


(69)

16.Joesy AL, Meyer IA, K Romanuk, Effect of a vital bleaching technique on enamel surface morphology and the bonding of composite resin to enamel, Journal of Oral Rehabilitation ; 233: 244-250.

17.Adanir N, Turkkahraman H, Ahmet YG, Effects of fluorosis and bleaching on shear bond strengths of orthodontic brackets; Eur J Dent 2007;1:230-35.

18.Meerbeek BV, Inoue S, Perdiago, Enamel dan dentin adhesion. In : Summit JB, Robbins JW, Schwartz RS, eds Fundamental of operative dentistry : A contemporary approach 2 nd ed Illinois : Quintessence Publishing Co, Inc, 2001 : 178-235

19.Nakabayashi N, Pashley D, Hybridization of dental hard tissue, Tokyo: Quintessence Publishing Co, 1998 : 68-70.

20.Bitter NC, A scanning electron microscopy study of the effect of bleaching agentn on enamel: A preliminary report. J Prost Dent 1992;67(6):852-5.

21.Cavalli V, Arrais CA, Gianni M, Ambrosano BMB, High concentrates carbamide peroxide bleaching agents effect on enamel surface. J Or rehab 2004;31:155-9

22.Nakabayshi N, David HP, Hibridization of Dental Hard tissue, Departement of Oral Biology school of Dentistry Medical College of Georgia Augusta, Georgia, Quintessence Publishing co, Ltd: 76-79

23.Ernst CP, Marroquin BB, Willerhausen ZB, Effect of hydrogen peroxide microstructure and function. Thesis. Middle East Tehnical University 2005:12-4 24.Shannon H, Spencer P, Gross K, Tira D. Characterization of enamel exposed to

10% carbamid peroxide bleaching agents. Quintessence Int 1993;24:39-44.

25.Rosalina Tjandrawinata, Pengaruh karbamid peroksida dan stannous fluoride terhadap permukaan email. M.I. kedokteran Gigi FKG Usakti 1999;37:18-25 26.Justino LM, Tames DR, Demarco FF, In situ and in vitro effects of bleaching with

carbamide peroxide on human enamel, J DENT 2004;29(2):219-25

27.Walton RE, Rotstein I, Prinsip dan Praktek Ilmu Endodonsia, ed 2, Jakarta: EGC, 1992:506-11


(70)

Lampiran 1. Alur uji kekuatan geser perlekatan braket logam.

A2

Bleaching dg karbamid peroksida 35% A1

Bleaching dg hydrogen peroksida 35%

kontrol 10 gigi

Direndam dalam

artificial saliva

Direndam dalam

artificial saliva Direndam dalam

artificial saliva

10gg. Bleaching H2O2 tanpa di

etching Gigi ditanam dalam self curing akrilik, kemudian di bersihkan dengan pumice dan

brush selanjutnya di simpan dalam larutan salin 80 gigi premolar

rahang atas


(71)

̇ A1 B1 terdiri dari 10 sampel dilakukan bleaching dengan hidrogen peroksida , pemasangan breket dan debonding dilakukan setelah 1 hari postbleaching.

̇ A1 B2 terdiri dari 10 sampel dilakukan bleaching dengan hidrogen peroksida , pemasangan breket dan debonding dilakukan setelah 15 hari postbleaching.

̇ A1 B3 terdiri dari 10 sampel dilakukan bleaching dengan hidrogen peroksida , pemasangan breket dan debonding dilakukan 30 hari setelah postbleaching.

̇ A2 B1 terdiri dari 10 sampel dilakukan bleaching dengan karbamid peroksida , pemasangan breket dan debonding dilakukan setelah 1 hari postbleaching.


(1)

A2B3 karbamid

peroksida 30 hari

1

4,96

28,768

4,79

2

2,34

13,572

3,71

3

3,42

19,836

3,04

4

3,05

17,690

4,82

5

3,76

21,808

5,15

6

4,92

28,536

5,26

7

6,33

36,714

8,51

8

5,78

33,524

8,11

9

4,16

24,128

4,37

10

7,54

43,732

8,78

kontrol 1

5,15

29,870

6,19

2

6,80

39,440

6,90

3

5,40

31,032

6,80

4

4,10

23,780

4,09

5

5,03

29,174

5,63

6

5,35

31,030

6,26

7

4,06

23,548

4,01

8

6,70

38,860

6,06

9

5,50

31,390

5,81

10

4,83

28,014

5,41

kontrol non etching 1

1,36 7,888 4,30

2

1,51

8,758

4,31

3

1,16

6,728

4,29

4

3,20

18,560

6,55

5

2,16

12,528

6,04

6

1,74

10,092

2,60

7

1,50

8,700

2,93

8

1,19

6,902

1,87

9

1,07

6,206

2,00

10

1,21

7,018

2,60


(2)

Amiatun : Pengaruh Zat Aktif Pemutih Gigi Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam (Penelitian Laboratoris),

2009

Descriptives

Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam

10 8.08700 3.374862 1.067225 5.67277 10.50123 2.958 16.356 10 22.31260 3.781637 1.195858 19.60738 25.01782 17.342 27.202 10 35.46700 20.133367 6.366730 21.06446 49.86954 19.952 83.520 10 10.33940 5.100226 1.612833 6.69092 13.98788 3.866 19.140 10 26.21020 9.345280 2.955237 19.52499 32.89541 14.964 44.022 10 26.83080 9.283189 2.935602 20.19001 33.47159 13.572 43.732 10 30.61380 5.300564 1.676185 26.82201 34.40559 23.548 39.440 10 9.33800 3.750168 1.185907 6.65529 12.02071 6.206 18.560 80 21.14985 13.246721 1.481028 18.20194 24.09776 2.958 83.520 A1B1

A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 Kontrol Kontrol_NE Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam

5.405

7

72

.000

Levene

Statistic

df1

df2

Sig.

.

Lampiran 3. Hasil uji statistik pengukuran kekuatan geser perlekatan breket logam

antara hidrogen peroksida 38% dan karbamid peroksida 35%


(3)

Amiatun : Pengaruh Zat Aktif Pemutih Gigi Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam (Penelitian Laboratoris),

ANOVA

Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam

7808.031

7

1115.433

13.265

.000

6054.542

72

84.091

13862.573

79

Between Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam LSD

-14.22560* 4.100996 .001 -22.40079 -6.05041 -27.38000* 4.100996 .000 -35.55519 -19.20481

-2.25240 4.100996 .585 -10.42759 5.92279

-18.12320* 4.100996 .000 -26.29839 -9.94801 -18.74380* 4.100996 .000 -26.91899 -10.56861 -22.52680* 4.100996 .000 -30.70199 -14.35161

-1.25100 4.100996 .761 -9.42619 6.92419

14.22560* 4.100996 .001 6.05041 22.40079

-13.15440* 4.100996 .002 -21.32959 -4.97921

11.97320* 4.100996 .005 3.79801 20.14839

-3.89760 4.100996 .345 -12.07279 4.27759

-4.51820 4.100996 .274 -12.69339 3.65699

-8.30120* 4.100996 .047 -16.47639 -.12601

12.97460* 4.100996 .002 4.79941 21.14979

27.38000* 4.100996 .000 19.20481 35.55519

13.15440* 4.100996 .002 4.97921 21.32959

25.12760* 4.100996 .000 16.95241 33.30279

9.25680* 4.100996 .027 1.08161 17.43199

8.63620* 4.100996 .039 .46101 16.81139

4.85320 4.100996 .241 -3.32199 13.02839

26.12900* 4.100996 .000 17.95381 34.30419

2.25240 4.100996 .585 -5.92279 10.42759

-11.97320* 4.100996 .005 -20.14839 -3.79801 -25.12760* 4.100996 .000 -33.30279 -16.95241 -15.87080* 4.100996 .000 -24.04599 -7.69561 -16.49140* 4.100996 .000 -24.66659 -8.31621 -20.27440* 4.100996 .000 -28.44959 -12.09921

1.00140 4.100996 .808 -7.17379 9.17659

18.12320* 4.100996 .000 9.94801 26.29839

3.89760 4.100996 .345 -4.27759 12.07279

-9.25680* 4.100996 .027 -17.43199 -1.08161

15.87080* 4.100996 .000 7.69561 24.04599

-.62060 4.100996 .880 -8.79579 7.55459

-4.40360 4.100996 .287 -12.57879 3.77159

16.87220* 4.100996 .000 8.69701 25.04739

18.74380* 4.100996 .000 10.56861 26.91899

(J) Kelompok perlakukuan A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 Kontrol Kontrol_NE A1B1 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 Kontrol Kontrol_NE A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 A2B3 Kontrol Kontrol_NE A1B1 A1B2 A1B3 A2B2 A2B3 Kontrol Kontrol_NE A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B3 Kontrol Kontrol_NE A1B1 (I) Kelompok perlakukuan

A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval


(4)

Lampiran 4

Jadwal penelitian

Bulan

4-2009 5-2009 6-2009

72009

8-2009

1 Proposal

2 Seminar

proposal

3 Pengambilan

data

4 Pengolahan

data

5 Penulisan

laporan

6 Seminar

7

Perbaikan dan

penyerahan laporan

Amiatun : Pengaruh Zat Aktif Pemutih Gigi Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam (Penelitian Laboratoris),

2009


(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Amiatun

Tempat Tgl lahir : Bantul, 20 mei 1973

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Status Perkawinan : Menikah

Nama Suami : Sukito, SH

Pekerjaan Suami : Polri

Riwayat pwndidikan :


(6)

Amiatun : Pengaruh Zat Aktif Pemutih Gigi Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam (Penelitian Laboratoris),

2009

a.

SD Negeri Paten, Bantul, Yogyakarta lulus tahun 1986

b.

SMPN Brosot, Kulon Progo, Yogyakarta lulus tahun 1989

c.

SMAN I Bantul, Yogyakarta lulus tahun 1992

d.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga lulus tahun 1997

e.

Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis 1 FKG USU


Dokumen yang terkait

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

6 101 76

Perbandingan Tensile Bond Strength Antara Resin Komposit Berbasis Methacrylate Dan Silorane Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Yang Berbeda Pada Restorasi Klas I Insisivus

4 53 74

Perbandingan Pengaruh Larutan dan Gel Klorheksidin Terhadap Kekuatan Geser Perlekatan Breket Logam

1 46 66

Perbedaan kekuatan tarik perlekatan permukaan internal restorasi onlay resin komposit indirek pada gigi pasca endodonti dengan dan tanpa silanisasi.

4 75 68

Perbedaan Kebocoran Mikro Resin Komposit Flowable dan Packable dengan Meggunakan Sistem Adhesif Total-Etch Two-Step dan Self-Etch One-Step pada Restorasi Klas V (PENELITIAN IN VITRO)

5 137 95

Perbedaan Pengaruh Waktu Aplikasi Dan Zat Aktif Bahan Pemutih Gigi Vital Terhadap Perubahan Warna Dan Morfologi Permukaan Email

1 55 80

Kekuatan Tarik Perlekatan (Tensile Bond Strength) Antara Dentin Dan Komposit Resin Dengan Memakai Bahan Adhesif Yang Berbeda

0 38 76

Efek Penambahan Bubuk Amalgam Terhadap Kekuatan Perlekatan Geser tRestorasi Ionomer Gelas.

0 6 57

KEKUATAN PERLEKATAN GESER ANTARA BAHAN PEREKAT RESIN KOMPOSIT DAN GELAS IONOMER HIBRID PADA PERAWATAN ORTODONSI DENGAN SISTEM PERLEKATAN LANGSUNG

0 15 4

Perbedaan Kekuatan Geser Reparasi Gigi Tiruan Cekat dengan Resin Komposit Packable dan Flowable (Uji Laboratoris pada permukaan logam NiCr) | Wahyuningtyas | Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 15533 29620 1 SM

0 0 5