Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa umur berbunga tercepat terdapat pada V3 39.6. Pengujian V3 berbeda nyata dengan pengujian V1 dan V5; tetapi tidak
berbeda nyata dengan pengujian V2 dan V4.
Jumlah cabang primer cabang
Data hasil pengamatan jumlah cabang primer dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 23 – 24.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap jumlah cabang primer yang diamati. Rataan jumlah cabang primer dapat
dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan jumlah cabang primer cabang
Varietas Blok
Total Rataan
I II
III V1 Sampeong
4.7 5.3
7.7 17.7
5.9 ab V2 Gelatik
7.3 6.7
8.7 22.7
7.6 a V3 Parkit
5.7 2.7
3.7 12.1
4.0 ab V4 Perkutut
3.7 3.0
3.7 10.4
3.5 c V5 Sampeong
5.7 3.1
3.0 11.8
3.9 bc
Total 27.1
20.8 26.8
74.7 24.9
Rataan 5.4
4.2 5.4
14.9 5.0
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil BNT pada taraf 5.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah cabang primer tertinggi terdapat pada V2 7.6. Pengujian V4 berbeda nyata dengan V1 dan V3.
Jumlah cabang sekunder cabang
Data hasil pengamatan jumlah cabang sekunder dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 25 – 26.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap jumlah cabang sekunder yang diamati. Rataan jumlah cabang sekunder
dapat dilihat pada Tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Rataan jumlah cabang sekunder cabang Varietas
Blok Total
Rataan
I II
III V1 Sampeong
2.7 3.0
4.0 9.7
3.2 a V2 Gelatik
1.7 1.7
1.7 5.1
1.7 bc V3 Parkit
1.7 2.0
2.3 6.0
2.0 ab V4 Perkutut
1.3 1.3
1.3 3.9
1.3 c V5 Sriti
3.0 1.7
2.3 7.0
2.3 ab
Total 10.4
9.7 11.6
31.7 10.6
Rataan 2.1
1.9 2.3
6.3 2.1
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil BNT pada taraf 5.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah cabang sekunder tertinggi terdapat pada pengujian V1 3.2. Pengujian V1 berbeda nyata dengan pengujian
V2 dan V4.
Umur panen hst
Data hasil pengamatan umur panen dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 27 – 28.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap umur panen yang diamati. Rataan umur panen dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan umur panen hst Varietas
Blok Total
Rataan
I II
III V1 Sampeong
74.0 73.0
72.7 219.7
73.2 c
V2 Gelatik 63.7
67.0 68.0
198.7 66.2
b V3 Parkit
63.0 63.7
64.0 190.7
63.6 a
V4 Perkutut 65.0
66.0 68.0
199.0 66.3
b V5 Sriti
66.0 66.0
65.0 197.0
65.7 ab
Total 331.7
335.7 337.7
1005.1 335.0
Rataan 66.3
67.1 67.5
201.0 67.0
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil BNT pada taraf 5.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa umur panen tercepat terdapat pada V3 63.6. Pengujian V3 berbeda nyata dengan pengujian V1, V2 dan V4 tetapi tidak
berbeda nyata dengan pengujian V5.
Jumlah polong per tanaman polong
Data hasil pengamatan jumlah polong per tanaman dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 29 – 30.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa varietas berbeda tidak nyata terhadap jumlah polong per tanaman yang diamati. Rataan jumlah polong
per tanaman dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan jumlah polong per tanaman polong
Varietas Blok
Total Rataan
I II
III V1 Sampeong
49.7 32.7