Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT Taspen (PERSERO) Cabang Utama Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO)

CABANG UTAMA MEDAN

Oleh :

Rafiqah Chairani 112102139

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut.

Penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak dalam penyelesaian tugas akhir ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. H. Arifin Lubis MM, Ak selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Ami Dilham, M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi D-III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi D-III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(3)

7. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis dalam memberikan bimbingan untuk menyelesaikan tugas akhir ini

8. Kepala bagian Akuntansi dan Kepala Seksi Bagian Akuntansi PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan kepada Penulis

9. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Budi Atmoko dan Ibunda Nelly Zahara Nasution yang telah membesarkan dan mendidik Penulis dengan penuh kasih sayang yang tak hentinya mendoakan dan memberikan motivasi pada setiap langkah penulis dalam mencapai cita-cita

10. Teristimewa untuk adik-adik tersayang M. Zaki Chairuman dan Jihan Syahira, serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa

11. Para sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan masukan.

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikianlah tugas akhir ini disusun dengan segala keterbatasan Penulis, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Juli 2014 Penulis

Rafiqah Chairani NIM. 112102139


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Maksud dan Manfaat Penelitian ... 4

D.Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal survei/observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN A.Sejarah Ringkas ... 8

B.Struktur Organisasi ... 16

C.Job Description ... 18

D.Jaringan Usaha... 28

E. Kinerja Usaha Terkini ... 31

F. Rencana Kegiatan ... 33

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN A.Pengertian dan Tujuan Sistem ... 35

B.Pengertian Kas ... 39

C.Sistem Pengendalian Internal ... 40

1. Pengertian Pengendalian Internal ... 40

2. Unsur-Unsur Pengendalian Internal ... 42

3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal ... 44

D.Sistem Pengendalaian Internal Terhadap Kas ... 46

E. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 49

1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ... 50

2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ... 52

F. Fungsi Pengendalian Internal Kas Perusahaan ... 54

G. Sistem Penerimaan Kas Perusahaan ... 55

1. Prosedur Penerimaan Kas ... 55

2. Dokumen Penerimaan Kas ... 58

H. Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan ... 60


(5)

2. Dokumen Pengeluaran Kas ... 63 I. Aktivitas Pengendalian Kas Perusahaan ... 65

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 68 B.Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Logo PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan ... 15 Gambar 2.2 Struktur Oganisasi PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan ... 17 Gambar 3.1 Bagan Alir Penerimaan Kas PT Taspen (Persero)

Cabang Utama Medan ... 59 Gambar 3.2 Bagan Alir Pegeluaran Kas PT Taspen (Persero)


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila mempunyai sistem pengendalian yang efektif dan efesien. Pengendalian dalam perusahaan merupakan arahan yang dilakukan suatu perusahaan kepada para karyawannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Perusahaan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi mereka, melindungi aset dan mencegah penyalahgunaan sistem mereka. Kebutuhan akan sistem pengendalian internal ini adalah suatu yang wajar karena adanya praktik pengendalian internal yang baik akan membuktikan adanya praktik manajerial yang baik dalam perusahaan tersebut. Manajemen sangatlah bertanggung jawab dalam menyusun, melaksanakan dan mengawasi terus menerus berjalannya sistem pengendalian internal tersebut.

Salah satu hal yang termasuk sebagai pengendalian internal perusahaan, dimana hal itu sangat dibutukan perusahaan bahkan sangat penting untuk dikendalikan perusahaan yaitu pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. Setiap perusahaan pasti mengharuskan adanya kas untuk menunjang keefektifan dalam mengoperasikan perusahaan. Kas diperlukan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan dan menjadi hal yang sangat penting untuk memperlancar aktivitas perusahaan di dalam perolehan laba. Kas juga menjadi begitu penting karena suatu perusahaan harus mempertahankan posisi likuiditas yang memadai, yakni mereka harus


(9)

memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo, agar entitas yang bersangkutan dapat beroperasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.

Kas merupakan aset yang paling lancar dari seluruh aset yang ada. Sifat-sifat kas yang mudah dipindah tangankan dan keinginan untuk memilikinya juga sangat tinggi, hal itu selalu menjadi sasaran untuk melakukan penyelewengan di dalam perusahaan. Perangkat pengendalian canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan, apalagi jika terdapat persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan.

Melihat keadaan kas yang demikian beresiko, maka sangatlah penting adanya suatu pengawasan terhadap kas dalam aktifitas perusahaan. Disini penulis akan meneliti suatu perusahaan yang mengelola penghasilan yang diterima oleh pegawai negeri sipil setelah pensiun yaitu PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan. Seluruh kegiatan penyaluran dana pensiun sangat bergantung pada keamanan kas perusahaan. Sistem pengendalian internal kas yang baik sangatlah dibutuhkan demi kelancaran penyaluran dana pensiun tersebut. Oleh karena itu melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas dalam pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan. Perusahaan juga memerlukan sistem pengandalian internal kas yang baik untuk memperkecil bahkan menghapuskan terjadinya penyelewengan.


(10)

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen yaitu membuat sistem pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang sangat baik. Pihak manajemen juga harus berusaha untuk bisa mengontrol para karyawannya, agar menjalankan sistem sesuai dengan prosedur sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan demi menjaga keakuratan pencatatan akuntansi tanpa adanya penyelewengan terhadap kas perusahaan. PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan selaku perusahaan jasa yang melayani penghasilan para pensiunan pegawai negeri sipil pasti menginginkan kelancaran proses keluar masuknya kas mereka. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir ini dengan judul “SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN”.

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah perusahaan, penerapan pengendalian internal kas sangat penting. Pengendalian internal kas diperlukan untuk mengatur keefektifan keluar masuknya kas agar tidak terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan. Pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas membutuhkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis memutuskan untuk merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu “Apakah sistem


(11)

pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan telah berjalan dengan efektif dan efesien bagi perusahaan, dan sesuai dengan prosedur yang telah dirancang oleh perusahaan?”

C. Maksud dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang diperoleh dari penelitian ini:

a. Untuk menganalisa apakah sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan sesuai dengan standar sistem yang berlaku saat ini.

b. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal kas yang dilaksanakan perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan di perusahaan.

c. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik sehingga meminimalkan terjadinya penyelewengan.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini :

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menabah wawasan dan pengetahuan mengenai proses yang baik dalam membuat dan melaksanakan sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu perusahaan, serta penulis juga dapat membandingkan antara teori yang telah dipelajari dengan penerapan sistem yang ada.

b. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu masukan yang mungkin dapat berguna dalam proses berjalannya sistem pengendalian


(12)

internal penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, sehingga perusahaan dapat memilih sistem yang lebih baik untuk menghindari terjadinya penyelewengan kas perusahaan.

c. Bagi Pembaca penelitian ini dapat berguna untuk menambah dan mengembangkan lagi ilmu pengetahuan mengenai sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu perusahaan. Penelitian ini juga bisa menjadi bahan masukan untuk menyempurkan penelitian sejenis berikutnya.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan. Jl. H Adam Malik No. 64 Medan

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

JUNI 2014 JULI 2014

II III IV I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(13)

2. Rencana Isi

Tugas akhir yang dikerjakan penulis terdiri dari 4 bab yaitu pendahuluan, profil PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, serta kesimpulan dan saran.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.

BAB II : PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, yaitu mengenai struktur organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAl PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN

(PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN

Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian dan tujuan sistem, pengertian kas, sistem pengendalian internal, sistem pengendalian internal terhadap kas, sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, fungsi pengendalian internal kas


(14)

perusahaan, sistem penerimaan kas perusahaan, sistem pengeluaran kas perusahaan, dan aktivitas pengendalian kas perusahaan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.


(15)

BAB II

PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa dirunut sejak masa sebelum kolonialisme Belanda. Kala itu, di nusantara ini telah dikenal adanya administrasi publik tradisional, di mana beberapa kerajaan dan kesultanan sudah memberikan pensiun (berupa tanah bengkok) kepada abdi dalem yang telah menyelesaikan masa kerjanya. Begitu seterusnya hingga di masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1887 pemerintah kolonial Belanda menerbitkan peraturan pertama tentang pemberian pensiun bagi semua pegawai gubernemen yang berkebangsaan Indonesia.

Peraturan mengenai pemberian dana pensiun (onderstand) terus diperbaiki seiring dengan kondisi pada masa-masa itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, pegawai negeri yang diberhentikan atau pensiun juga diberi Onyokin atau “uang karunia”. Begitu pula semasa pasca kemerdekaan, pemerintah telah memberikan perhatian bagi kesejahteraan (pensiun) pegawai negeri.

Bermula dari konferensi kesejahteraan pegawai negeri, yang berlangsung di Jakarta, pada 25-26 Juli 1960. Dalam konferensi tersebut, para peserta konferensi menyadari bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat dipandang penting dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, guna tercapainya tujuan pembangunan nasional. Karena itu, ketenangan dalam bekerja merupakan salah satu faktor


(16)

keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut. Pegawai negeri sipil memiliki potensi yang sangat menetukan dalam kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional sehingga perlu dibina dan ditingkatkan kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil sangatlah penting, baik dalam masa aktif kerja maupun ketika pensiun.

Berkaitan dengan hal tersebut, peserta konferensi membahas konsep perlunya dibentuk suatu badan yang dapat memberikan jaminan sosial bagi PNS beserta keluarganya. Hasil konferensi tersebut kemudian dituangkan ke dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960. Isinya, antara lain, menetapkan perlunya pembentukan Jaminan Sosial sebagai bekal bagi pegawai negeri sipil dan keluarganya di saat mengakhiri pengabdiannya kepada negara.

Selanjutnya, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri, Peraturan Pemerintah No 10 tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai Negeri serta berdasarkan Peraturan Pemerintah No 15 tahun 1963 tentang Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri. Tindak lanjut atas peraturan-peraturan tersebut, pada tanggal 17 April 1963 didirikanlah Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN Taspen). Dan tanggal 17 April kini dikenal sebagai “Hari Ulang Tahun” PN (sekarang PT) Taspen.

Jadi, pembentukan PN Taspen sejatinya memang dilandasi dengan jiwa, makna dan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri, khususnya pada saat mencapai masa purna karya (pensiun). Perlu dicermati


(17)

dan dimaknai secara lebih arif isi Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960. Salah satu di antara isi keputusan itu adalah perlunya dibentuk jaminan sosial sebagai bekal bagi pegawai negeri dan keluarganya di saat mengakhiri masa pengabdiannya kepada negara. Artinya, ada upaya sungguh-sungguh dari pemerintah orde lama membangun sebuah pilar penyangga kemandirian perekonomian bangsa melalui pilar jaminan sosial.

Kelahiran PN Taspen kala itu bisa dijadikan prime mover atau salah satu pilar dari jaminan sosial dengan kumulatif dana peserta dan dana tunjangan hari tua yang jumlah penerimaannya tiap tahun diprediksi akan meningkat seiring bertambahnya jumlah pegawai negeri sipil di tanah air. Melalui PN Taspen, dana yang terhimpun bisa digunakan untuk memperkuat cadangan keuangan nasional, yang pada akhirnya mengukuhkan eksistensi PN Taspen menjadi salah satu pilar jaminan sosial, selain pajak dan fiskal.

Bulan Juli 1964, Menteri Koordinator Keuangan Republik Indonesia meresmikan beroperasinya kantor PN Taspen di Bandung. Meski Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 1963 baru diterbitkan pada bulan April 1963, namun program yang dikelola PN Taspen berlaku surut sejak 1 Juli 1961 atau dua tahun ke belakang. Jadi pada waktu berdiri, PN Taspen sudah harus menghadapi tunggakan pekerjaan selama dua tahun.

Tahun 1963 PN Taspen mengurusi sekitar 1,5 juta pegawai negeri, yang terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) sekitar 1.070.000 orang, pegawai negeri sipil daerah otonom sebanyak 288.300 orang dan pegawai BUMN dan ABRI


(18)

sejumlah 140.900 orang. Pengelolaan menjadi rumit lantaran yang dikelola bukan saja pegawi negeri sipil, termasuk pula pegawai negeri militer. Untuk mempermudah, dibentuklah cabang khusus yang bertugas mengelola asuransi pensiun anggota militer pada tahun 1964. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1964 secara resmi dibentuk Cabang Khusus Urusan Militer dengan singkatan nama Taspenmil, bermarkas di Kantor Staf Keuangan Angkatan Darat di Jl. Medan Merdeka Selatan No. 7, Jakarta.

Selanjutnya, Pemerintah mengeluarkan UU Nomor 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa sifat pensiun adalah sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan.

Pada tanggal 17 November 1970 status hukum PN Taspen disesuaikan menjadi Perum Taspen berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No 749/MK/11/1970. Mulai tahun 1971, pegawai militer dan PNS yang berada di lingkungan Hankam, asuransi sosialnya dikelola oleh ASABRI. Perpindahan peserta ini sempat menurunkan peserta program Taspen sebesar 5,7%. Perum Taspen pun fokus pada usaha asuransi sosial bagi PNS saja. Selanjutnya, di tahun 1975 Perum Taspen memulai program Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Usaha ini didukung oleh pemerintah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No 33 tahun 1977, yang menetapkan peraturan tentang Asuransi Tenaga Kerja, di mana pesertanya berhak atas jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan asuransi kematian.


(19)

Untuk memperjelas apa saja kewajiban peserta program pensiun pegawai negeri sipil, Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977 Tentang Gaji Pegawai Negeri Sipil dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981. Bahwa para pegawai negeri sipil wajib membayar iuran yang dipotong setiap bulan sebesar 4,75 persen dari penghasilan yang telah mereka terima. Ini merupakan salah satu sumber pendanaan program pensiun pegawai negeri sipil.

Pada tanggal 30 Juli 1981 pemerintah mengubah bentuk usaha Taspen dari Perum menjadi Perseroan Terbatas (PT). Keputusan ini dituangkan dalam Keputusan Presiden melalui Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1981. Sebagai pelaksanaan dari PP No 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, PT Taspen merupakan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari Program Tabungan Hari Tua (THT) dan pensiun bagi pegawai negeri sipil. Perubahan itu juga berlaku dalam Anggaran Dasar PT Taspen (Persero) Nomor 3 tahun 1982 yang telah mengalami beberapa kali perubahan.

Sejak bulan April 1990, Taspen mulai menyelenggarakan pembayaran pensiun pegwai negeri sipil di seluruh Indonesia. Peserta program pensiun ini, selain para pegawi negeri sipil pusat dan daerah otonom, juga meliputi pejabat negara dan penerima pensiun TNI-POLRI (yang pensiun sebelum 1 April 1989). PT Taspen juga ditugaskan untuk melakukan pembayaran tunjangan kepada Veteran RI dan Perintis Kemerdekaan RI/Komite Nasional Indonesia Pusat (PKRI/KNIP).


(20)

Berdasarkan ketetapan dan keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka secara garis besar dasar hukum dari PT Taspen (Persero) adalah:

a. Peraturan Pemerintah No. 09 Tahun 1963 dan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1963 yang keduanya berlaku sejak 1 Juli 1966.

b. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1981 Tanggal 30 Juli 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.

c. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1981 tanggal 30 Juli 1981 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum dan Tabungan Asuransi Pegawai Negeri Sipil (Perum Taspen) menjadi bentuk PT Taspen (Persero).

Adapun visi dan misi PT Taspen (Persero) diuraikan sebagai berikut:

1. Visi

Visi PT Taspen (Persero) adalah menjadikan PT Taspen (Persero) sebagai perusahaan Nomor 1 berkelas dunia, bersih, sehat dan benar. Dengan memberikan pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat anggaran, tepat tempat, tepat administrasi dan tepat menjadi pengelola dana pensiun dan Tunjangan Hari Tua (THT) serta jaminan sosial lain yang terpercaya bagi pesertanya.

Makna Visi PT Taspen (Persero) adalah:

a. Menjadi pengelola dana pensiun dan tabungan hari tua serta jaminan sosial lainnya dengan menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk asuransi


(21)

kematian), dana pensiun (termasuk uang duka wafat), program kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya.

b. PT Taspen yang menjadi kepercayaan para peserta dan

stakeholder lainnya akan terus menjaga dan menjamin kinerja para karyawan yang bersih dan sehat.

c. PT Taspen beroperasi dengan bersih dan berusaha untuk menerapkan tata kelola perusahaan degan baik (Good Corporate Governance).

d. PT Taspen menjadikan perusahaan yang sehat dengan adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan.

2. Misi

Misi PT Taspen (Persero) adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi.

Makna misi PT Taspen (Persero) adalah:

a. Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, PT Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan kepada peserta Taspen secara optimal.

b. PT Taspen bekerja secara profesional dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan 5 tepat (tepat orang,


(22)

tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi) didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.

c. PT Taspen adalah perusahaan yang akuntabel dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. PT Taspen memiliki integritas yang tinggi senantiasa konsisten dalam memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan.

e. PT Taspen adalah perusahaan yang beretika dalam melayani peserta Taspen dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan manusiawi.

3. Makna Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

Sumber PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan

Makna dari logo PT Taspen (Persero) yaitu bunga dengan 5 (lima) helai daun melambangkan pegawai negeri sipil peserta tabungan


(23)

dana pensiun yang meliputi suami, istri dan 3 orang anak. Lingkaran putih yang makin mengembang pada bungan melambangkan perkembangan yang maju dan pesat dari arah tujuan PT Taspen (Persero). Pemilihan warna bunga pada logo yaitu warna biru melambangkan ketentraman, damai dan tenang. Kemudian lingkaran hitam melambangkan wawasan nusantara. Maka makna secara kseluruhan logo PT Taspen (Persero) adalah program yang dilaksanakan perusahaan, yaitu jaminan hari tua pegawai negeri sipil.

B. Struktur Organisasi

Sekitar tahun 1963-1965 manajemen PT Taspen (Persero) dikelola dengan susunan sebagai Badan Pimpinan Umum (BPU) dan Bagian Manajemen Penanggungjawab. Pada tahun 1965 bentukan manajemen PT Taspen (Persero) disempurnakan dengan penghapusan BPU dan digantikan oleh Dewan Komisaris yang dibantu oleh beberapa dewan direksi.

PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan memiliki struktur organisasi berbentuk garis, dimana pimpinan bertindak sebagai pengelola puncak. Hal tersebut menunjukkan wewenang dan tanggungjawab yang jelas dalam pembagian fungsi-fungsi operasional. Struktur organisasi PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan telah banyak mengalami perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan sekarang merupakan kombinasi antara jabatan struktural dan fungsional.


(24)

(25)

C. Job Description

PT Taspen (Persero) menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia merupakan aset penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karenanya PT Taspen (Persero) secara berkesinambungan mengembangkan dan mendukung sepenuhnya atas peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada, yaitu dengan membangun sistem pengelolaan kebijakan sumber daya manusia dengan menerapkan suatu sistem standar yang digunakan untuk menjadikan karyawan yang berintegritas, berkualitas dan profesional dibidangnya. Sumber daya manusia yang ada dipastikan baik dalam sikap, pengetahuan dan keahlian dengan pengembangan karyawan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi, serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sejak tahun 2008, Pengelolaan sumber daya manusia PT Taspen (Persero) telah mengimplementasikan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) yang terdiri dari:

1. Manajemen Kinerja dengan Penilaian Kinerja Berbasis Kompetensi (SMK).

2. Kompetensi Individu (Soft dan Hard Competency). 3. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi. 4. Sistem Karir.

5. Sistem Kompensasi (Remunerasi 3P).

Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi mampu menterjemahkan visi, misi dan tata nilai perusahaan menjadi kebutuhan


(26)

kompetensi perusahaan kedalam kebutuhan kompetensi jabatan dan kebutuhan kompetensi karyawan. Oleh karenanya menggunakan pendekatan MSDM-BK akan lebih mudah dan praktis dalam menjalankan fungsi manajemen sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Seperti penyusunan jalur karir, rencana karir, analisis kebutuhan pelatihan karyawan, pengukuran kompetensi individu, rekrutmen, seleksi dan promosi yang semuanya disusun berdasarkan tingkat kebutuhan kompetensinya.

Setelah melakukan analisa lingkungan eksternal dan internal perusahaan, maka disusun strategi PT Taspen (Persero). Strategi ini dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Strategi tersebut diterjemahkan dalam aktivitas dan bisnis model yang diwadahi dalam organisasi PT Taspen (Persero) melalui proses desain organisasi.

Profil jabatan PT Taspen (Persero) disusun dengan 3 (tiga) komponen utama, yaitu :

1. Kualifikasi umum (pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengalaman dan fisik jika ada).

2. Kualifikasi teknis (kompetensi teknikal dan umum atau profesionalisme kerja).

3. Tanggung jawab.

Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang ada berdasarkan struktur organisasi PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan:


(27)

a. Kepala Kantor Cabang Utama

Kepala kantong cabang utama bertanggung jawab atas kantor cabang utama yang membawahi langsung kepala bidang layanan dan manfaat, kepala bidang umum dan sumber daya manusia, kepala bidang keuangan, dan kepala bidang sistem informasi. Uraian tugas dan wewenang kepala kantor cabang utama:

1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan operasional di seluruh kantor cabang dan menjadikan misi sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan,.

2. Bertanggungjawab terhadap penyelesaian dan penataan identifikasi masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu perusahaan dan pegawai yang berada di unit kerjanya.

3. Bertanggungjawab terhadap pembinaan usaha kecil dan koperasi di unit kerjanya.

4. Membina dan mengendalikan kegiatan kantor cabang utama dan mengkoordinasikan kantor cabang wilayah kerjanya.

5. Bertindak umum dan atas nama direksi dalam melaksanakan operasional kantor cabang serta mengikat kantor cabang dengan pihak lain atas persetujuan direksi perusahaan.


(28)

6. Memberikan pengarahan serta pembinaan kepada jajaran di bawahnya yang menjadi tanggung jawabnya dalam pelaksanaan tugas yang dapat mendukung sistem mutu pelayanan demi kepuasan peserta dalam melaksanakan tinjauan manajemen, audit mutu internal, tindakan korelasi dan pencegahan, kontrol dokumen dan data, serta teknik statistik dan pengendalian mutu

7. Mengkoordinasi seluruh kegiatan di kantor sesuai dengan program kerja dan besarnya anggaran yang ditetapkan perusahaan.

8. Menyelenggarakan koordinasi terhadap kegiatan-kegiatan di kantor cabang serta mengajukan usul untuk perbaikan sistem dan prosedur penyelenggaraan pelayanan di kantor cabang.

9. Membuat laporan berkala kepada kepala kantor wilayahnya.

b. Wakil Kepala Kantor Cabang Utama

Wakil kepala kantor cabang utama membantu kepala kantor cabang utama dalam membina dan mengendalikan kegiatan intern perusahaan. Uraian tugas dan wewenang wakil kepala kantor cabang utama:

1. Melaksanakan tugas-tugas dalam bidang personalia serta mengendalikan kegiatan intern perusahaan.


(29)

2. Mendukung sistem mutu pelayanan demi kepuasan peserta dalam melaksanakan tinjauan manajemen, audit mutu internal, tindakan korelasi dan pencegahan, kontrol dokumen dan data, teknik statistik dan pengendalian catatan mutu.

3. Membantu kepala kantor cabang utama untuk menjabarkan kebijakan perusahaan yang menyangkut kegiatan yang akan dilaksanakan kantor cabang.

4. Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengarahan kepada karyawan dan menjadikan misi sebagai pedoman untuk menjalankan tugas membantu kepala kantor cabang utama.

5. Membantu kepala kantor cabang utama dalam pembuatan berkala kepada kepala kantor wilayahnya.

c. Kepala Bidang Layanan dan Manfaat

Kepala bidang layanan dan manfaat bertanggung jawab kepala kepala kantor cabang utama yang membawahi langsung kepala seksi kepesertaan, kepala seksi layanan dan manfaat. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang layanan dan manfaat:

1. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan dan peningkatan mutu pegawai pada unit kerja lingkungannya. 2. Menyetujui besarnya premi peserta program tabungan dan


(30)

3. Mengkoordinir dan memberikan penjelasan kepada perserta tabungan dan asuransi mengenai sistem penilaian, perhitungan dan pembayaran.

4. Menyetujui kelengkapan dokumen pengajuan surat permohonan pembayaran klaim yang diajukan.

d. Kepala Seksi Kepesertaan

Kepala seksi kepesertaan bertanggung jawab kepada kepala bidang layanan manfaat untuk melaksanakan pelayanan serta memverifikasi dan melaporkan kepada pihak manajemen. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi kepesertaan:

1. Bertanggungjawab atas terselenggaranya kegiatan administrasi peserta dan pemasaran.

2. Melaksanakan komunikasi data sesuai dengan hak tabungan hari tua peserta.

3. Menyelenggarakan dan mengawasi penelitian, evaluasi dan pengadministrasian peserta program asuransi pensiun dan tabungan hari tua.

4. Melakukan kegiatan pemasaran produk program perusahaan.

e. Kepala Seksi Layanan dan Manfaat

Kepala seksi layanan dan manfaat bertanggung jawab kepada kepala bidang layanan dan manfaat. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi layanan dan manfaat:


(31)

1. Mengesahkan kebenaran pengajuan klaim manfaat program PT Taspen (Persero).

2. Bertanggungjawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan pelayanan yang diterima dengan tindakan korelasi dan pencegahan guna memperbaiki mutu pelayanan.

3. Menetapkan besarnya klaim sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen perusahaan.

4. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu pegawai pada unit dan lingkungan.

f. Kepala Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia

Kepala bidang umum dan sumber daya manusia bertanggung jawab kepada kepala kantor cabang utama yang membawahi langsung kepala seksi sumber daya manusia dan kepala seksi umum. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang umum dan sumber daya manusia:

1. Bertanggungjawab atas terselenggaranya kegiatan bidang personalia dan umum, pelaksanaan, pembinaan dan peningkatan mutu pegawai pada unit kerja dilingkungannya.

2. Bertanggungjawab atas pengadaan barang dan jasa serta pendistribusiannya ke unit-unit kerja di lingkungan kantor cabang sesuai dengan kebutuhan.


(32)

3. Menyetujui daftar gaji dan kompensasi lainnya serta penyelesaian kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Mengkoordinasikan kegiatan kesekretarian, kehumasan dan keamanan, kearsipan, pendidikan dan latihan serta nonkedinasan lainnya.

g. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia

Kepala seksi sumber daya manusia bertanggung jawab atas kepala bidang umum dan sumber daya manusia. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi sumber daya manusia:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan, pembinaan mental karyawan dan olahraga serta kegiatan non kedinasan lainnya.

2. Menyiapkan data dan daftar gaji untuk menyelenggarakan administrasi personalia serta menetapkan pemberian fasilitas bagi karyawan dan keluarganya.

3. Menyimpan, memelihara keakuratan dan kerahasiaan data karyawan

h. Kepala Seksi Umum

Kepala seksi umum bertanggungjawab atas kepala bidang umum dan sumber daya manusia yang menyelenggarakan kegiatan kesekretarian, perawatan, kehumasan dan kearsipan. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi umum:


(33)

1. Mengkoordinir pemeliharaan, perawatan dan perbaikan atas aset perusahaan termasuk pengamanan atas semua dokumen milik perusahaan di kantor cabang.

2. Mengendalikan pengadaan, penyimpanan, investasi, distribusi peralatan kantor dan komputer di kantor cabang. 3. Melakukan kegiatan operasional dan administrasi.

4. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administratif atas usaha kecil dan koperasi wilayah lainnya.

i. Kepala Bidang Keuangan

Kepala bidang keuangan bertanggungjawab atas kepala kantor cabang utama yang membawahi langsung kepala seksi kas dan kepala seksi administrasi keuangan. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang keuangan:

1. Mengkoordinasi dan menyelenggarakan administrasi keuangan dan arus keluar masuk dana.

2. Mempersiapkan dana untuk pembayaran program tabungan dan asuransi pegawai negeri sipi serta pembayaran lainnya.

j. Kepala Seksi Kas

Kepala seksi kas bertanggungjawab atas kepala bidang keuangan. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang keuangan:

1. Mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas kantor cabang.


(34)

2. Melakukan tugas verifikasi sebagai langkah pra audit transaksi keuangan perusahaan di kantor cabang.

3. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan bukti yang telah diotorisasi.

4. Menyimpan uang dan surat-surat berharga.

k. Kepala Seksi Administrasi Keuangan

Kepala seksi administrasi keuangan bertanggungjawab atas kepala bidang keuangan. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi administrasi keuangan:

1. Menyiapkan laporan keuangan dan laopran manajemen keuangan kantor cabang utama.

2. Melakukan pengawasan serta membuat laporan realisasi anggaran kantor cabang utama.

3. Membuat rekonsiliasi bank dan melakukan pengecekan pembukuan, program hari tua dan administrasi pensiun.

l. Kepala Bidang Sistem Informasi

Kepala bidang sistem informasi bertanggungjawab atas kepala kantor cabang utama. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang sistem informasi:

1. Mengatur penggunaan pengoperasian, pemeliharaan dan perlengkapan komputer.

2. Melakukan perbaikan sistem apabila terjadi kerusakan pada sistem sampai beroperasi seperti sedia kala.


(35)

D. Jaringan Usaha

PT Taspen (Persero) sampai saat ini menyelenggarakan dua jenis program utama yaitu Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pembayaran Pensiun.

1. Program Asuransi Pegawai Negeri Sipil dan Tabungan Hari Tua (THT)

Program THT merupakan program yang telah diselenggarakan sejak berdirinya PT Taspen (Persero) pada tahun 1963. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 25 tahun 1981. Program THT adalah bagian dari program pensiun PNS yang terdiri dari THT Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan THT kematian.

Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, THT dwiguna didefenisikan sebagai suatu jenis THT yang memberikan suatu jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia pensiun ataupun bagi ahli warisnya pada waktu peserta meninggal sebelum mencapai usia pensiun. Peserta program Tabungan Hari Tua terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat b. Pegawai Negeri Daerah Otonom

c. Pegawai beberapa Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah


(36)

Untuk memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi, PT Taspen (Persero) telah mengembangkan dua program baru yaitu Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera dan Tabungan Hari Tua Dwiguna Sejahtera.

Program Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera adalah pengembangan dari THT Dwiguna dengan penambahan manfaat bagi peserta berupa manfaat berkala dan manfaat nilai tukar. Besarnya manfaat berkala disesuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta. Program ini telah diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD.

Program Tabungan Hari Tua Ekaguna Sejahtera menawarkan manfaat tabungan hari tua saja kepada peserta yang ingin membatasi kewajiban iurannya. Program ini juga telah diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD.

2. Program Pembayaran Pensiun

Sejak tahun 1987 PT Taspen (Persero) diberi kepercayaan untuk melaksanakan pembayaran program pensiun bagi pegawai negeri sipil dan dimulai pada tiga provinsi yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Pada bulan januari 1988 cakupan wilayah pembayaran pensiun ditambah dan diperluas di daerah Sumatera. Pada tanggal 1 April 1989 cakupan tersebut diperluas lagi ke wilayah Jawa dan Madura. Kemudian sejak bulan april 1990 PT Taspen (Persero) mulai


(37)

menyelanggarakan pembayaran pensiun pegawai negeri sipil secara nasional.

Selain kepada PNS, PT Taspen (Persero) juga melakukan pembayaran pensiun bagi:

a. Pensiun Pegawai Negeri Sipil pusat dan daerah otonom b. Pensiun Anggota ABRI atau POLRI dan Pegawai Negeri

Sipil Hankam

c. Pensiun Pejabat Negara

d. Perintis Kemerdekaan (Veteran)

Apabila pegawai negeri sipil pusat dan daerah serta pejabat negara berhenti karena mencapai usia batas pensiun, PT Taspen (Persero) akan membayarkan sekaligus hak tabungan hari tua dan pensiun pertamanya. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seorang pegawai negeri sipil akan mencapai batas usia pensiun 60 tahun (kecuali untuk pegawai yang menduduki jabatan tertentu dapat lebih dari itu), 18 bulan sebelum saat pensiun diminta mengisi dan mengoreksi Daftar Perorangan Calon Pensiun (DPCP) dan menyampaikan kepada Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). Setelah menerima DPCP dan lampirannya, BAKN akan menerbitkan SK pensiun dan menyampaikan ke alamat pensiun. Kemudian tebusan SK pensiun dilampiri dengan SP4 A rangkap dua dengan pas photo dua lembar dikirim ke kantor cabang PT Taspen (Persero). Setelah meneriman tebusan SK pensiun dan lampiran serta Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) yang asli dari Kantor


(38)

Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) tentang pembayaran gaji terakhir, PT Taspen (Persero) melaksanakan pembayaran pensiun melalui kantor bayar yang dikehendaki dengan peserta terlebih dahulu menyampaikan Surat Pemberitahuan dan Kartu Identitas Pensiun (KARIP).

E. Kinerja Usaha Terkini

Pengembangan yang dilakukan PT Taspen (Persero) untuk mendukung pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi ekspektasi peserta dan stakeholder lainnya, meliputi pengembangan sumber daya manusia, pelayanan, teknologi informasi, keuangan, dan investasi. PT Taspen sebagai lembaga penyelenggara asuransi sosial mempunyai kewajiban jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan penyelenggaraan asuransi dan peningkatan kesejahteraan peserta. Oleh karena itu, pengelolaan investasi PT Taspen berbasis pada Asset Liability Management yang dengan konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) tingkat hasil (return) yang optimal dan likuid, dengan time horizon yang disesuaikan dengan sifat

liability perusahaan serta memperhatikan struktur portofolio dan alokasi asetnya dengan memanfaatkan instrumen-instrumen investasi yang mempunyai pengembangan yang baik. Selain itu PT Taspen (Persero) juga telah melaksanakan reformasi pelayanan yang meliputi penyederhanaan formulir, penyederhanaan prosedur klim dari 7 (tujuh) titik menjadi 3(tiga)


(39)

titik, pengajuan klim secara online dan penyelenggaraan office chanelling

sehingga PT Taspen (Persero) dapat lebih dekat kepada peserta dalam memberikan pelayanannya.

Berkat kerja keras seluruh insan PT Taspen (Persero) dalam menjalankan perusahaan ini mendapat beberapa penghargaan dan piala dari pemerintah, diantaranya:

1. PT Taspen (Persero) mendapat penilaian dari KPK yaitu menduduki urutan ke-5 hasil survei Integritas Layanan Publik. 2. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan berupa Piala

Anugerah Cinta Karya Bangsa bidang pembangunan produk dalam negeri.

3. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan Indonesian Insurance Award 2013

4. Kementerian BUMN Penghargaan: Kategori Individual (II) yaitu Penghargaan atas Perluasan Jaringan Aplikasi SIMGAJI PNS di 98 Pemda.

5. Kementerian BUMN Anugerah Award The Best Technology Innovation Of Financial Services Sector

6. BUMN TRACK Juara III Implementasi GCG BUMN Non Terbuka Berdaya Saing Terbaik

7. Bisnis Indonesia Insurance Award 2013: THE BEST PRCTICES IMPROVEMENT dan THE BEST PRACTICES


(40)

8. Komisi Informasi Pusat Peringkat 3 Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2013

F. Rencana Usaha

Divisi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis merupakan divisi yang ada pada PT Taspen (Persero) dibawah Direktorat Utama. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Direksi Nomor: PD-11/DIR/2012 tanggal 08 Agustus 2012. Divisi Rembang Bisnis mempunyai fungsi melakukan perencanaan strategis perusahaan (pengembangan usaha) dalam jangka panjang dan pendek berdasarkan visi, misi, paradigma dan sasaran serta kebijakan strategis yang telah ditetapkan perusahaan. Divisi Renbang Bisnis juga melakukan pengembangan konsep bisnis yang sesuai dengan perusahaan, melakukan kajian pengembangan produk-produk baru asuransi sosial (pensiun, tabungan hari tua dan program kesejahteraan PNS lainnya) termasuk study kelayakannya.

Sebagai pemenuhan atas ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Nomor:40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 11 ayat 2b Anggaran Dasar PT Taspen (Persero), keputusan Pemegang Saham PT Taspen (Persero) Nomor KEP-211/M-PBUMN/199 Pasal 7 ayat 1, dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor:64 Tahun 2001 Tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Bidang Usaha Milik Negara, Divisi Renbang dan Bisnis ditugaskan


(41)

perusahaan untuk membuat Laporan Manajemen Konsolidasi dan Laporan Manajemen Program Pensiun PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.

Divisi Renbang Bisnis melakukan kajian terhadap posisi kegiatan usaha PT Taspen (Persero) pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang, serta melakukan monitoring resiko koorporasi melalui unit anajemen Resiko. Divisi Renbang Bisnis juga melakukan penerbitan Laporan Manajemen, Laporan Statistik, Annual Report dan Company Profile, disamping melakukan perumusan kebijakan dan SOP untuk pengendalian resiko bisnis.


(42)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN (PERSERO)

CABANG UTAMA MEDAN

A. Pengertian dan Tujuan Sistem

Sistem adalah suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari suatu perusahaan. Baridwan (2009:1)

Menurut Mulyadi (2008:3), ”Sistem merupakan suatu organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaaan perusahaan”.

Menurut Wikipedia ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.

Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem:

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi untuk mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali.


(43)

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk. Selain itu juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback) yang mencuplik


(44)

keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan berpengaruh terhadap operasi sistem yang bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu kelangsungan sistem itu. Menurut Mulyanto (2009:8) sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem Abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem agama/teologi. Sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya, sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia.


(45)

3. Sistem Tertentu dan Tak Tentu

Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya, sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan program yang dijalankan.

Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem persediaan.

4. Sistem Tertutup Dan Terbuka

Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan di luar sistem. Sebenarnya sistem tertutup tidak ada, yang ada adalah relatif tertutup. Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang lain.

Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila pengoperasian sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya. Maka proses ini


(46)

kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu sistem (system life cycle). Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya.

B. Pengertian Kas

Setiap aktifitas perusahaan membutuhkan penyelesaian dengan menggunakan alat tukar. Kas merupakan alat pengukur dari setiap aktifitas pembiayaan dalam kegiatan pertukaran perusahaan barang maupun jasa. Alat tukar yang standar adalah kas, sehingga hampir semua kegiatan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melibatkan kas.

Menurut Baridwan (2009:27), “Kas adalah alat pertukaran dan pelunasan utang yang dapat di terima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya termasuk simpanan bank atau tempat- tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu”.

Menurut Warren dkk (2006:362), “Kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan ke rekening bank. Misalnya, cek yang dibayarkan untuk anda biasanya dapat disetorkan ke bank dan karena itu dianggap sebagai kas yang meliputi koin, uang kertas, cek, wesel, dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan”.

Kas terdiri dari uang tunai yang termasuk didalamnya kas kecil maupun dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek yang belum disetor ke bank, serta hal lainnya yang dapat disamakan dengan kas untuk digunakan sebagai alat tukar atau dapat diterima sebagai simpanan. Istilah kas


(47)

dalam akuntansi mencakup pos-pos yang tersedia untuk membayar kewajiban perusahaan. Selain kas ada juga setara kas yang sangat mirip dengan kas namun tidak dapat dijadikan alat pembayaran karena tidak dalam bentuk yang diterima umum seperti hal uang tunai. Bentuk kas mudah untuk disembunyikan dan mudah untuk dipertukarkan (transferable), sehingga jika hilang sangat sulit untuk melacaknya. Karena faktor resiko tinggi yang melekat pada kas tersebut, sehingga perusahaan membutuhkan sistem yang efektif dan efesien untuk pengendalian dan pengamanan.

Jumlah kas yang berlebih atau kurang, keduanya mempunyai akibat negatif bagi perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya berbagai kewajiban. Jelas hal ini akan menurunkan produktivitas kerja serta merugikan nama baik perusahaan. Sebaliknya kas yang berlebihan berarti menyerap dana modal kerja yang langka dan mahal, sehingga menaikkan beban tetap perusahaan.

Manajemen kas merupakan salah satu fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kas. Manajemen kas dapat dianggap sebagai salah satu fungsi keuangan yang mendasar karena kas mempunyai kedudukan sentral dalam pelaksanaan operasi sehari-hari perusahaan.

C. Sistem Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian intern merupakan alat untuk meletakkan kepercayaan auditor mengenai bebasnya laporan keuangan dari kemungkinan kesalahan dan kecurangan. Perusahaan pasti akan berusaha untuk


(48)

membuat struktur pengendalian intern dengan baik, melaksanakan, dan mengawasinya agar efektivitas perusahaan bisa tercapai. Pengendalian intern yang baik akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dihasilkan sehingga data tersebut dapat dipercaya.

Menurut Mulyadi (2008:163), “Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek penelitian dan kendala data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipenuhinya kegiatan manajemen”.

Pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasi secara manual, mesin pembukuan, maupun dengan computer”.

Menurut Warren dkk (2006:236), “Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar bahwa kas sebagai aset perusahaan dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha, informasi bisnis yang akurat, dan karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas perusahaan. Sistem pengendalian internal juga ditujukan untuk mengendalikan semua pelaksanaan dan rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat dicapai dengan maksimal.


(49)

2. Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Unsur-unsur pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen menjalankan bisnisnya dan terintegrasi dengan proses manajemen. Walaupun komponen-komponen tersebut dapat diterapkan kepada semua entitas, perusahaan yang kecil dan menengah memiliki cara yang berbeda dengan perusahaan besar dalam penerapannya. Dalam hal ini, pengendalian tidak terlalu formal dan tidak terlalu terstruktur namun tetap dapat berjalan dengan efektif.

Menurut COSO dalam Mulyadi (2009:183), unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian memberikan nada pada suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan perusahaan. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal lainnya dalam memberikan disiplin. Faktor lingkungan pengendalian tersebut termasuk nilai integritas, nilai etika dan kemampuan manajemen. Filosofi manajemen dan gaya operasi dalam

mengatur perusahaan. Cara manajemen untuk menentukan

wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan mengembangkan orang-orangnya. Kemudian perhatian dan arahan yang diberikan dewan direksi.


(50)

2. Penaksiran Resiko (Risk Assesment)

Penaksiran resiko biasanya digunakan dalam proses mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dalam pencapaian tujuan, membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana resiko dapat diatur, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.

3. Informasi dan Komunikasi (Information and Comunication) Sistem informasi terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisa, mengklasifikasi dan mencatat berbagai transaksi perusahaan. Informasi dan komunikasi tidak hanya menghadapi data-data yang dihasilkan internal, tetapi juga kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi yang diperlukan untuk memberikan informasi dalam rangka pembuatan keputusan bisnis dan laporan eksternal.

4. Pengawasan (Monitoring)

Aktivitas pengawasan internal adalah proses untuk menentukan kualitas desain pengendalian internal perusahaan serta operasinya melalui kegiatan pengawasan yang berkesinambungan. Hal ini diwujudkan melalui beberapa prosedur yang terpisah.

5. Aktivitas Pengendalian (Control Activity)

Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan tepat tidaknya


(51)

tindakan yang diambil dalam hal mengatasi resiko yang telah teridentifikasi.

Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat memberikan bukti langsung tentang salah saji material dalam asersi mengenai saldo atau golongan transaksi tertentu, diantaranya mencakup pengendalian terhadap catatan kegiatan operasional dari harta kekayaan perusahaan.

3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut AICPA (American Institute Certified Public Accountant) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam perusahaan untuk melidungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

Memperhatikan pengertian diatas, tujuan atau maksud dari pengendalian intern antara lain adalah untuk:

1. Melindungi harta perusahaan

2. Menjamin terhadap terjadinya utang yang tidak layak 3. Menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi 4. Dapat diperolehnya operasi secara efisiensi dan

5. Menjamin ditaatinya kebijakan perusahaan.

Sistem pengendalian internal sebagai sebuah proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personel lainnya telah


(52)

dirancang untuk memberikan kepastian yang layak dalam pencapaian tujuan. Tujuan yang dimaksud berupa keandalan laporan keuangan, ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi.

Akuntansi terhadap kas lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan informasi untuk kepentingan manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari:

1. Menyediakan kas yang cukup untuk operasi perusahaan sehari-hari (likuiditas)

2. Menghindarkan terjadinya kas yang menganggur (idle money) 3. Mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari

adanya penyalahgunaan terhadap kas.

Sistem pengendalian intern dana pensiun yang dilaksanakan PT Taspen (Persero) adalah satu jaringan prosedur satuan pengawasan intern yang dilakukan oleh divisi pengendali ataupun staf khusus dalam melaksanakan tugas pengawasan secara berkala kemudian membuat laporan pemeriksaan tertulis mengenai dana yang dikumpulkan dari sebagian gaji pegawai untuk membayar tunjanganm pensiun pegawai tersebut pada waktu mereka memasuki usia pensiun.

Adapun yang menjadi tujuan sistem pengendalian intern dana pensiun menurut PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Medan adalah membantu pimpinan dalam mengawasi pengeluaran biaya yang dimaksudkan agar pencatatan pada setiap pembayaran manfaat pensiun


(53)

dilakukan secara tepat sesuai dengan jenis pensiun, cara pembayarannya, besarnya dan pihak yang berhak menerima manfaat dana pensiun tersebut.

Program pensiun yang terdapat pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan adalah program Tabungan Hari Tua (THT) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil atau peserta dan keluarganya dan juga untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri atau peserta PT Taspen (Persero) pada saat mencapai usia pensiun serta sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri sipil atau peserta setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Megara dan jugan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Medan.

D. Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kas

Pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian internal perusahaan adalah kewajiban pihak manajemen. Aspek mendasar dari tanggung jawab penyediaan informasi bagi pihak manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar, terutama bagi pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen bertanggung jawab untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi keuangan yang andal secara tepat waktu dan tepat sasaran. Sistem pengendalian internal yang memadai penting bagi pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini.


(54)

Kas merupakan hal yang penting dalam setiap transaksi perusahaan, untuk itu diperlukan suatu sistem yang mengatur penerimaan dan pengeluaran kas, sehingga setiap arus transaksi yang berhubungan dengan kas dapat dicatat dengan baik. Kas sebagai suatu alat pembayaran yang likuid harus dikelola dengan baik untuk menghindarkan penyalahgunaan atas kas tersebut. Sehingga perlu adanya pengendalian internal perusahaan untuk mencegah bertambah luasnya kecurangan yang berdampak pada bertambah banyaknya kerugian yang akan dialami oleh perusahaan.

Kas tidak saja merupakan alat tukar menukar, dalam perusahaan menjadi ukuran kestabilan dan kelangsungan (going concern) berjalannya bisnis atau perusahaan. Hampir seluruh aktivitas perusahaan dilakukan dengan kas. Kekurangan kas dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan, sedangkan kelebihan kas dapat menyebabkan ketidakefisienan bila kas yang berlebih tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan perusahaan atau diinvestasikan ke sasaran yang tepat.

Kekurangan atau kelebihan kas menimbulkan berbagai masalah. Operasional perusahaan dapat terhenti karena kekurangan kas untuk pembelian bahan baku. Karyawan bisa mogok kerja jika gajinya tidak terbayar. Kekurangan kas juga dapat menyebabkan utang jatuh tempo yang tidak dapat dibayarkan yang akan menimbulkan persoalan hukum.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam menjalankan pengendalian internal kas, diantaranya:


(55)

1. Petugas yang menangani urusan penerimaan kas tidak boleh merangkap sebagai pelaksana pembukuan/pencatatan atas penerimaan kas tersebut, sebaliknya petugas yang mengurusi pembukuan tidak boleh mengurusi kas.

2. Setiap kali penerimaan kas harus segera dicatat. Perusahaan harus mencatat formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan, dan menggunakannya dengan benar.

3. Penerimaan kas setiap hari harus disetorkan seluruhnya ke bank. Hal ini dilakukan agar petugas yang menangani kas tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi.

4. Apabila memungkinkan, sebaiknya diadakan pemisahan antara fungsi penerimaan kas dan fungsi pengeluaran kas.

Adanya suatu pengendalian intern yang memadai, merupakan syarat mutlak demi perlindungan dan keamanan terhadap kas. Sistem pengendalian intern meliputi semua sarana, alat dan peraturan-peraturan yang digunakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan dan mencegah terjadinya pemborosan, penyalahgunaan dan ketidakefisiensian dari sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. Perusahaan harus menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya (reliability) keberadaan data operasional dan akuntansi yang dihasilkan.

Sistem pengendalian internal terhadap kas bisa dikatakan efektif apabila dereksi dan pihak manajemen perusahaan mendapat pemahaman akan arah


(56)

pencapaian tujuan perusahaan, dengan meliputi pencapaian tujuan perusahaan. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun intern. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan perusahaan sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

E. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang terdiri dari elemen-elemen yang saling terkait satu sama lain dan terorganisir sedemikian rupa dalam rangka menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Selain itu sistem akuntansi juga secara tidak langsung bertujuan untuk mengkoordinir seluruh unsur di dalam perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar pengawasan dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan sistem akuntansi yang efektif dan efesien untuk menjaga kas yang ada perusahaan.

Menurut Mulyadi (2008:3), “Sistem akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Di dalam pengembangan sistem akuntansi perusahaan mempunyai beberapa unsur pokok. Menurut Mulyadi (2008:3) unsur-unsur pokok sistem akuntansi adalah:


(57)

1. Formulir

Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini data yang bersangkutan dengan transaksi yang terjadi dalam organisasi dicatat pertama kalinya diatas secarik kertas. Dalam perusahaan formulir juga bermanfaat untuk menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.

2. Catatan (jurnal, buku besar dan buku pembantu)

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama mengenai transaksi-transaksi suatu perusahaan yang disusun secara lengkap menurut tanggal terjadinya dengan menyertakan nama rekening dan jumlahnya. Pencatatan dapat dilakukan pada jurnal umum maupun jurnal khusus. Buku besar (general ledger) dan buku pembantu (subsidiary ledger), buku besar adalah kumpulan rekening yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

3. Laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Sistem akuntansi kas dapat didefinisikan


(58)

sebagai pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, pengikhtisaran, analisa dan pengeluaran kas, dimana kas ini digunakan di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan suatu perusahaan.

Menurut Mulyadi (2008:455), “Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan berasal dari transaksi penjualan tunai. Sistem penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melakukan kegiatan penerimaan kas yang diterima perusahaan, baik yberupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang bersifat segera digunakan”.

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan. Berdasarkan sistem pengawasan intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak selain kasir untuk melakukan internal check. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

Tujuan dari sistem pemrosesan transaksi penerimaan kas adalah untuk memastikan bahwa semua penerimaan kas dicatat dan diklasifikasikan


(59)

secara cepat dan akurat, dicatat ke perkiraan pelanggan yang bersesuaian dan diikhtisarkan serta cukup terlindungi dari usaha pencurian dan kelalaian petugas.

2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Menurut Mulyadi (2008:543), “Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran kas, baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan”.

Sistem pemrosesan transaksi pengeluaran kas bertujuan untuk menjamin bahwa semua pengeluaran kas dimaksudkan untuk membayar pengeluaran yang ada diperusahaan yang telah diotorisasi dan didistribusikan, diklasifikasikan, diikhtiarkan dan dilaporkan secara akurat dan secepatnya. Pengeluaran kas pada umumnya dilakukan melalui dua sistem yaitu menggunakan uang tunai dan menggunakan cek.

a. Prosedur pengeluaran kas dengan cek

Penggunaan sistem voucher adalah salah satu cara dalam mengawasi pengeluaran kas. Salah satu pengawasan kas yang baik adalah dengan menggunakan sistem voucher yaitu pengawasan khusus terhadap pembelian dan pengeluaran kas. Sistem ini umumnya sangat baik dipergunakan pada perusahaan yang relatif besar. Dengan menggunakan sistem voucher, semua pengeluaran uang harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berhubungan dengan pengeluaran uang tersebut dengan membubuhkan tanda


(60)

tangan mereka pada suatu formulir yang disebut "voucher". Bentuk voucher yang dipakai antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda-beda, tetapi pada umumnya dibuat sedemikian rupa sehingga faktur dan bukti pendukung yang rnenjadi bahan penyajian dapat dilampirkan dan dilipat dibagian dalam voucher.

Menurut Mulyadi (2008:509), pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian internal, yaitu:

1. Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek. Dengan demikian, pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar. 2. Perlu dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini yaitu bank

dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. 3. Jika sistem perbankan mengembalikan pembatalan cek

kepada cek issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya pembatalan cek sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.

b. Prosedur pengeluaran kas dengan dana kas kecil

Penyelenggaraan dana kas kecil di perusahaan dengan uang tunai. Prosedur pengeluaran kas dengan dana kas kecil dapat diselenggarakan dengan dua cara yaitu:


(61)

1. Sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund balance system)

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.

b. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.

c. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah yang sesuai dengan keperluan dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.

2. Register cek

Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil. 3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil

Jurnal ini berfungsi sebagai alat pencatatn transaksi kas dan distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil yang digunakan dalam

fluctuating fund balance system.

F. Fungsi Pengendalian Internal Kas Perusahaan

PT Taspen (Persero) dalam melaksanakan sistem pengendalian internal kas dibedakan atas pengendalian internal dalam perusahaan yang ditangani


(62)

oleh internal auditor (bagian pengawasan intern) dan pengawasan dilakukan secara bertahap oleh akuntan publik yang dilakukan pada setiap akhir periode.

Adapun fungsi yang dilakukan oleh akuntan publik PT Taspen (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan kepastian atas setiap transaksi yang dicatat bahwasannya telah sah.

2. Untik memberikan kepastian terhadap transaksi diotorisasikan dengan tepat.

3. Untuk mengadakan setiap transaksi yang terjadi dengan tepat, lengkap dan benar.

4. Untuk mengadakan penilaian yang tepat terhadap setiap transaksi. 5. Untuk mengklarifikasi setiap transaksi dengan tepat sesuai dengan

kode perkiraan dalam jurnal.

G. Sistem Penerimaan Kas Perusahaan 1. Prosedur Penerimaan Kas

Pelaksana dan penanggung jawab dalam menjalankan pelaksanaan sistem penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan:

a. Bagian Pelayanan

Bagian ini bertugas menghitung pengeluaran kas yang akan dikeluarkan berdasarkan masa perhitungan peserta yang akan pensiun satu sampai dua bulan ke depan, kemudian menghitung


(63)

besarnya dana yang akan dikeluarkan bulan depan untuk pembayaran tabungan hari tua dan pensiun yang kemudian diserahkan ke Bagian Keuangan untuk dibuat proyeksi pengeluaran kas.

b. Bagian Keuangan

Bagian ini bertugas menghitung dan menyusun proyeksi pengeluaran kas berdasarkan data dari Bagian Pelayanan.

c. Bagian Administrasi Keuangan

Bagian ini bertugas mencatat dan mencocokkan dengan laporan penerimaan kas harian dengan SPB (Surat Perintah Bayar) dan proyeksi yang dikeluarkan dan setelah itu membukukannya ke dalam jurnal penerimaan kas.

Sistem penerimaan kas yang ada pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan dibuat untuk mengetahui pembagian dari masing-masing fungsi yang terkait dalam proses penerimaan kas. Sistem tersebut dirancang PT Taspen (Persero) untuk pembayaran tabungan hari tua dan pensiun kepada peserta Taspen. Penerimaan ini berasal dari potongan penghasilan pegawai negeri setiap bulannya yang dipotong langsung oleh pemerintah sebesar 3,25 % dari penghasilan pegawai negeri setiap bulannya.

Untuk pembayaran kepada peserta tabungan hari tua dan pensiun, PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan mengajukan proyeksi pengeluaran kas kepada PT Taspen Pusat. Proyeksi ini sebagai dokumen sumber untuk


(64)

pengajuan penarikan uang untuk dibayarkan kepada peserta program tabungan hari tua dan pensiun. Proyeksi tersebut menggambarkan pengeluran kas untuk pembayaran program THT dan Pensiun dua bulan kedepan.

Ruang lingkup penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan yaitu menerima dokumen dari pihak internal/eksternal sampai dengan mengirim voucher ke divisi anggaran dan akuntansi. Mulanya, pelaksana seksi keuangan kantor cabang menerima dokumen dari pihak pelaksana pengendalian kas dan bank kantor pusat. Dokumen yang diterima berupa Surat Perintah Bayar/Nota amanat, kelso LPT kelebihan UMK yang dibukukan langsung sebagai penerimaan langsung oleh kasir, bukti transfer, pemindahbukuan, dan proyeksi cash flow.

Kemudian pelaksanaan seksi keuangan kantor cabang mengidentifikasi dokumen yang diterima. Tahapan selanjutnya seksi keuangan kantor cabang melakukan konfirmasi pemindah bukuan kepada perbankan dan custody yang dilakukan dengan telepon menggunakan nomor khusus dan mengirim surat kepada pihak perbankan. Petugas yang melakukan konfirmasi kepada pihak perbankan ditunjuk melalui nota dinas manajer utama perbendaharaan perusahaan.

Setelah dokumen tersebut dikonfirmasi, pelaksana seksi keungan kantor cabang membuat dan mencetak voucher penerimaan. Tetapi sebelum melakukan pembuatan dan pencetakan voucher penerimaan langsung, pihak pelaksana seksi keuangan kantor cabang terlebih dahulu


(65)

membuat nota amanat. Kemudian voucher dapat dicatatat dan diagendakan oleh seksi administrasi keuangan kantor cabang dengan mencocokkan voucher dengan bukti pendukung dan membubuhi stempel lunas.

Pelaksana seksi kas kantor cabang melihat kembali daftar perkiraan penerimaan kas, voucher tersebut kemudian disahkan dan ditandatangani oleh kepala seksi keuangan kantor cabang. Setelah barulah menerima pembayaran dan membuat tanda terima. Pada akhirnya pelaksana bidang kas mengirim voucher ke divisi anggaran dan akuntansi yang disertai dengan tanda terima.

2. Dokumen Penerimaan Kas

Dokumen yang digunakan dalam pengendalian internal penerimaan kas PT Taspen (Persero) adalah:

a. Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP). b. Nota amanat penerimaan kas

c. Rancangan proyeksi yang dibuat oleh bagian pelayanan yang berisi perhitungan tabungan hari tua dan pensiun peserta.

d. Voucher penerimaan kas

e. Bukti/voucher pengambilan setoran bank

Untuk dapat memperjelas proses penerimaan kas terhadap pembayaran tabungan hari tua dan penyaluran dana pensiun, PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan mempunyai sistem yang telah dirangkai menjadi bagan alir penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.


(66)

(67)

H. Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan 1. Prosedur Pengeluaran Kas

Sistem pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.

Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyarwan dan biaya-biaya lainnya.

Pelaksana dan penanggung jawab dalam menjalankan prosedur sistem pengeluaran kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan:

a. Bagian Customer Service

Bagian ini bertugas memberikan pelayanan kepada peserta Taspen danmelakukan pemeriksaan dokumen-dokumen atau data peserta sebelum dibawa ke bagian data peserta.

b. Bagian Data Peserta

Bagian ini bertugas meneliti keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen yang diterima dari customer service serta merekam data dalam komputer tentang perubahan status diri peserta, golongan atau pangkat peserta dan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan peserta.


(68)

c. Bagian Penetapan Klaim

Bagian ini bertugas mengecek ulang perhitungan hak peserta dan menetapkannya, setelah itu memintakan otorisasi kepada Kepala Bagian Pelayanan.

d. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan terdiri dari Seksi Penetapan Voucher yang bertugas mengeluarkan voucher pengeluaran kas sesuai dengan besarnya hak peserta dan mengotorisasi Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP). Seksi kasir bertugas mengeluarkan voucher sejumlah uang sesuai dengan yang tercantum dalam voucher dan menyerahkan kepada peserta serta membuat Laporan Kas Harian (LKH).

e. Bagian Administrasi Keuangan

Bagian ini bertugas mencocokkan dan meneliti Laporan Kas Harian dengan voucher-voucher yang telah dikeluarkan, setelah itu membukukannya ke dalam jurnal pengeluaran kas perusahaan sebagai bukti terjadinya transaksi.

Ruang lingkup pengeluaran kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan yaitu menerima berkas LPT dan dokumen pendukung sampai dengan mengirimkan berkas pembayaran ke divisi anggaran dan akuntansi kantor pusat atau seksi administrasi keuangan kantor cabang. Awal proses pengeluaran kas, pelaksana penagihan dan pengendalian utang kantor pusat mengirimkan surat permintaan pembayaran (SPR) dan SP2U beserta


(69)

dokumen pendukung ke pelaksana seksi administrasi keuangan kantor cabang.

Kemudian pelaksana seksi keuangan kantor cabang melampirkan lembaran resume verifikasi dan rotasi dokumen untuk selanjutkan dilakukan verifikasi. Pelaksana seksi keuangan kantor cabang melakukan verifikasi setelah berkas diterima dan dinyatakan lengkap. Transaksi diatas Rp. 50.000.000,- memerlukan penadatangan resume verifikasi yang harus dilakukan oleh manajer pengendalian utang piutang kantor cabang. Setelah itu berkas yang telah sesuai akan digandakan untuk dikembalikan ke unit kerja. Kemudian pelaksana seksi keuangan mengelompokkan voucher berdasarkan kode program asuransi/pensiun.

Apabila ada pajak, kepala seksi keuangan melakukan pengiriman dokumen untuk membuat dan mencetak voucher kas/bank untuk kemudian diserahkan ke pelaksana seksi kas kantor cabang. Setelah itu, voucher dicatat dan diagendakan.

Selanjutnya kepala bidang keuangan kantor cabang mengesahkan dan menandatangani voucher untuk kemudian ditransfer. Kemudian pelaksana seksi kas menyiapkan bukti transfer bisa berupa cek atau bilyet giro untuk kemudian diproses oleh pelaksana seksi keuangan dalam menyiapkan uang. Setelah itu dilakukan pembayaran dan bukti pembayaran harus diposting kedalam laporan harian kas oleh pelaksana bidang kas. Kemudian dilakukan pemindahbukuan ke percetakan laporan harian kas. Pada akhirnya voucher diserahkan ke divisi anggaran dan akuntansi seksi


(70)

keuangan perusahaan. Apabila ada pemotongan pajak, bukti potongan terbut diserahkan ke asisten manajemen bagian pajak.

2. Dokumen Pengeluaran Kas

Dokumen yang digunakan dalam pengendalian internal pengeluaran kas PT Taspen (Persero) adalah:

a. Dokumen pengeluaran kas dengan cek

Dokumen yang digunakan untuk pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT Taspen (Persero) yaitu dengan mengeluarkan cek. Cek yang dikeluarkan perusahaan digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar. Seperti pengeluaran untuk pembayaran dana pensiun dan gaji pegawai setiap bulannya. b. Dokumen pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana

kas kecil

Pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem kas kecil yang dilakukan PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan untuk pengeluaran yang sifatnya relatif kecil. Kas kecil tersebut misalnya seperti pembelian perlengkapan alat kantor yang tidak setiap bulan harus dikeluarkan perusahaan.

Untuk dapat memperjelas proses pengeluaran kas terhadap pembayaran tabungan hari tua dan penyaluran dana pensiun, PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan mempunyai sistem yang telah dirangkai menjadi bagan alir bagan alir penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.


(71)

(1)

1. Pembayaran Pensiun Pertama dan Pensiun Bulanan Pensiun

Dana yang diberikan ketika para PNS/pejabat negara berhenti dengan hak pensiun dan pembayarannya bersamaan dengan penerimaan hak Tabungan Hari Tua (THT). Sedangkan pensiun bulanan adalah pensiun yang dibayarkan pada setiap bulan melalui kantor bayar pensiun.

2. Pensiun Tersusun

Merupakan pensiun para PNS/pejabat negara yang telah meninggal dunia yang akan diteruskan kepada istri/suami/anak sebesar pensiun yang diterima semasa hidup dalam jangka waktu tertentu.

3. Uang Duka Wafat (UDW) Peserta Taspen

Uang duka wafat peserta THT dan dana pensiun diberikan kepada istri/suami/anak sebanyak tiga kali pengahasilan terakhir yang diterimanya.

4. Pensiun bagi Janda/Duda/Anak

Dana pensiun juga diberikan kepada anggota keluarga yang bagi peserta yang telah meninggal dunia.

5. Uang Kekurangan Pensiun (UKP)

Kekurangan pensiun yang belum dibayarkan kepada penerima pensiun akibat penyesuaian pensiun pokok, penyesuaian table, adanya pangkat pengabdian karena keterlambatan penerbitan SK, dan sebagainya.


(2)

6. Pensiun Lanjutan

Uang pensiun akibat perpindahan kantor bayar antar kantor cabang PT Taspen (Persero).

7. Prosedur Pengurusan Hak

Prosedur pengurusan hak penerimaan dana pension harus diajukan melalui jasa pos/ekspedisi untuk selanjutkan akan diproses di kantor cabang PT Taspen (Persero).


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan. Maka penulis menarik kesimpulan:

1. Struktur organisasi PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan telah menunjukkan pembagian tugas, fungsi, tanggungjawab dan wewenang yang jelas dan benar sesuai dengan tugasnya masing-masing. Sehingga pelaksanaan pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik. 2. Sistem pengendalian internal kas telah dilaksanakan dengan baik

oleh PT Taspen (Persero) yaitu dapat dilihat dengan adanya pemisahan tugas secara fungsional, maksudnya dimana setiap bagian telah mempunyai tugas masing-masing yang harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan selama kegiatan operasional perusahaan berlangsung.

3. Sistem pengendalaina internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan cukup baik, dimana data-data pemeriksaan dan pengawasan yang ada dilakukan analisa yang kemudian hasilnya diinformasikan


(4)

pelaporan standar. Selain itu juga dilakukan monitoring atas tindak lanjut manajemen secara langsung sehingga apabila terjadi selisih dapat diketahui secara langsung dan tidak rumit.

4. Dokumen dari masing-masing bagian dibuat lengkap dan dirangkap sebagai bukti adanya transaksi yang berjalan. Maka apabila terjadi kesalahan dapat segera terselesaikan dengan dokumen/voucher yang disimpan sebagai arsip.

5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan mendapat otorisasi yang sah dari pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas fungsinya di dalam pelaksanaan proses penerimaan dan pengeluaran kas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan, maka penulis perlu memberikan saran:

1. Beberapa prosedur penerimaan dan pengeluaran kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Kendala di bagian ini adalah terjadinya error

disaat proses berlangsung. Maka untuk menghindari atau meminimalkan resiko tersebut, perusahaan sebaiknya membuat sistem khusus yang dapat meminimalkan terjadinya resiko tersebut.


(5)

2. Sebaiknya kas yang ada ditangan, kas yang ada diperjalanan serta kasir diasuransikan agar kas yang ada di perusahaan terlindungi dari kerugian yang timbul akibat kecurangan yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Asuransi yang dilakukan perusahaan mungkin akan menambah biaya pada awalnya, namun pihak asuransi dapat mengembalikan uang yang telah diasuransikan apabila tidak terjadi kecelakaan kerja terhadap pihak yang diasuransikan.

3. Sebaiknya dibentuk dana cadangan untuk pembayaran tabungan hari tua dan pensiun, sehingga tidak perlu diadakan koreksi apabila ada pembayaran diluar proyeksi.

4. Perlunya pengawasan yang ketat dan maksimal terhadap keluar masuknya kas perusahaan untuk menghindari terjadinya penyelewengan yang bisa saja secara sengaja dilakukan oleh pihak internal perusahaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2009. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Jusup, Al. Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yokyakarta, Yogyakarta.

Mulyadi. 2009. Auditing, Edisi Keenam, Universitas Gajah Mada, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetaka Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

PT. Taspen (Persero). 2000. Sistem Pembayaran Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun, Tidak Dipublikasikan, PT Taspen (Persero) Pusat, Jakarta.

PT. Taspen (Persero). 2014(Online). (diakses 30 Juni 2014)

Warren, Reeve, Fess. 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.