BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tata kelola pemerintah yang baik dalam penyelenggaraan negara, dapat
dilakukan melalui pengelolaan keuangan negara secara professional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UUD 1945.
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, bahwa untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahaan negara dibutuhkan pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas
tanggung jawab keuangan negara. Melalui Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dinyatakan bahwa kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara yang dipegang oleh Presiden, dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola
fiskal dan MenteriPimpinan Lembaga selaku pengguna anggaranpengguna barang. Kementerian NegaraLembaga selaku pengguna anggaran dan barang
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan dan barang yang berada dalam tanggung jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
berwewenang menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Negara serta mengatur pengelolaan anggaran dan barang milik negara. Namun selain itu,
Menteri Keuangan juga menghimpun Laporan Keuangan dan Laporan Barang dari seluruh Kementerian NegaraLembaga untuk menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat LKPP sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan anggaran dan barang.
Dalam pelaksanaan anggaran, setiap Kementerian NegaraLembaga selaku pengguna anggaranbarang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan
yang meliputi transaksi pendapatan, belanja, aset, utang, dan ekuitas dana yang berada dalam tanggung jawabnya. Peraturan Menteri Keuangan No.
233PMK.052007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, menyatakan bahwa setiap Kementerian NegaraLembaga wajib
Universitas Sumatera Utara
menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi SAI untuk menghasilkan laporan keuangan. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah yang
merupakan prasyarat normatif sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 antara lain : 1. Relevan, yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan, serta mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan memiliki unsur-unsur berikut :
a. Manfaat umpan balik feedback value. Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi ekspektasi mereka di masa
lalu. b. Manfaat prediktif predictive value. Informasi dapat membantu pengguna
untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu timeliness. Informasi yang disajikan secara tepat waktu dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi
setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah. 2. Andal, yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik berikut :
a. Penyajian jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan. b. Dapat diverifikasi verifiability. Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali
Universitas Sumatera Utara
oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralitas, yaitu informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. 4. Dapat dipahami, yaitu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
Oleh karenanya, peningkatan keakuratan data menjadi hal yang signifikan harus dimiliki oleh setiap Satuan Kerja Satker di lingkungan Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG sebagai pengguna anggaran untuk dasar penyusunan laporan keuangan. Sehingga dengan data akuntansi yang
tersedia diharapkan memiliki kualitas keakuratan dan tingkat presisi yang tinggi guna penyusunan laporan keuangan. Namun, tingkat keakuratan data juga
diperlukan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara BUN sebagai mitra kerja Satker.
Peningkatan kualitas laporan keuangan menjadi penting sehubungan perolehan opini terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LKPP dari Badan
Pemeriksa Keuangan BPK. Sejak tahun 2006 sampai dengan 2010, BPK telah melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan kementerian negaralembaga dan
memberikan opini atas kualitas laporan keuangan yang telah diperiksa. Opini BPK atas LKPP terdiri atas opini wajar tanpa pengecualian unqualified opinion,
opini wajar dengan pengecualian qualified opinion, opini tidak memberikan pendapat disclaimer opinion, dan opini tidak wajar adversed opinion. BMKG
sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND mengalami peningkatan perolehan opini BPK atas laporan keuangan yang telah disusun. Perkembangan
perolehan opini BPK atas laporan keuangan BMKG dimulai pada Tahun 2006 dengan perolehan opini tidak memberikan pendapat. Kemudian di Tahun 2007
berkembang dengan perolehan opini wajar dengan pengecualian. Lalu pada di
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2008 s.d. 2009 terjadi peningkatan kualitas laporan keuangan sehingga mendorong kepada perolehan opini wajar tanpa pengeculian dengan paragraf
penjelasan. Hingga pada akhirnya di Tahun 2010, BPK melakukan pemeriksaan atas 84 kementerian negaralembaga, dimana BMKG bersama dengan 38
kementerian negaralembaga berhasil memperoleh predikat tertinggi atas opini BPK yaitu wajar tanpa pengecualian murni tanpa adanya paragraf penjelasan.
Atas dasar filosofi ini, maka perlu diperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas laporan keuangan BMKG. Pelaksanaan
Rekonsiliasi Data dengan KPPN menjadi salah satu hal yang dianggap penting untuk menguji kesesuaian dan kecocokan data akuntansi yang dimiliki.
Rekonsiliasi dilakukan dengan mencocokkan data transaksi keuangan Satker, yang terjadi dalam periode waktu satu bulan dengan data yang dimiliki KPPN
yang diproses dengan beberapa sistemsubsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama. Selain pelaksanaan rekonsiliasi eksternal dengan
KPPN selaku BUN, rekonsiliasi juga dilakukan secara internal antara petugas SAK dengan SIMAK BMN untuk mencocokkan atau menyamakan data Barang
Milik Negara yang tercatat pada aplikasi SAKPA dengan yang terdapat pada aplikasi SIMAK BMN. Melalui pelaksanaan Rekonsiliasi diharapkan penyusunan
laporan keuangan memiliki keakuratan data dan tingkat presisi yang tinggi sehingga dapat menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, dan kinerja keuangan yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Faktor kedua yang memungkinkan mempengaruhi keandalan laporan
keuangan adalah kompetensi Sumber Daya Manusia SDM. Hal ini disebabkan kurangnya staf yang memiliki keahlian dalam melaksanakan pertanggungjawaban
anggaran, khusunya bidang akuntansi. Di samping itu, pemahaman terhadap teknologi informasi dan peraturan keuangan juga masih kurang. Padahal untuk
dapat terlaksananya pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, harus didukung oleh teknologi informasi yang memadai.
Penelitian lain dilakukan oleh BPK Nazier, 2009, yang memberikan temuan
Universitas Sumatera Utara
empiris bahwa 76,77 unit pengelola keuangan di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah diisi oleh pegawai yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi sebagai pengetahuan dasar yang diperlukan dalam pengelolaan keuangan. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa kualitas
sumber daya manusia yang ada di instansi pemerintahan masih belum memadai. Kualitas sumber daya manusia yang minim ini mungkin memiliki pengaruh
terhadap keandalan pelaporan keuangan. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung juga dimungkinkan sebagai
salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas laporan keuangan karena berpengaruh terhadap efektivitas dan motivasi kerja. Kesiapan sarana
pendukung seperti komputer baik hardware atau softwate diperlukan untuk menjalankan sistem keuangan secara lebih efektif. Ruangan yang nyaman, tertata
rapi, dan teratur akan menambah semangat kerja. Kendala terkait kurang optimalnya pemanfaatan teknologi, mungkin akan mempengaruhi nilai – nilai
informasi pelaporan keuangan yang andal dan terpercaya. Ketiga hal tersebut di atas, dianggap sebagai faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan pada satker di lingkungan BMKG. Oleh karenanya pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengambil penelitian
dengan judul skripsi tentang “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan pada Satker di Lingkungan Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika “.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan rekonsiliasi data berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas laporan keuangan pada satker di lingkungan BMKG? 2. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas laporan keuangan pada satker di lingkungan BMKG? 3. Apakah ketersediaan sarana dan prasarana pendukung berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas laporan keuangan pada satker di lingkungan BMKG?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan
rekonsiliasi, peranan kompetensi SDM, dan ketersediaan fasilitas pendukung bagi peningkatan kualitas laporan keuangan pada satker di lingkungan BMKG.
Adapun manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi satker di lingkungan BMKG, sebagai masukan demi peningkatan kualitas
laporan keuangan demi mempertahankan opini BPK atas laporan keuangan wajar tanpa pengecualian unqualified opinion.
2.
Bagi civitas akademik, semoga dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian berikutnya yang ingin menjadikannya sebagai bahan pembanding, referensi,
ataupun sumber kepustakaan.
3.
Bagi penulis, semoga dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan, serta mengembangkan kreatifitas dalam melaksanakan penelitian
pada bidang ilmu akuntansi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA