41
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek sejak tahun 2010-2012.
Berdasarkan data yang diperoleh Indonesian Capital Market Directory, jumlah yang terdapatdi BEI pada tahun 2010-2012 adalah 44 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
cara purposive sampling. Menurut Jugiyanto 2004 : 79, “Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria
tertentu”. Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan
sampel adalah: 1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-
2013. 2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2011-2013.
3. Perusahaan Property dan Real Estate yang tidak mengalami rugi selama periode 2011-2013
4. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2011-2013.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Perusahaan yang menjadi tempat penelitian adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 s.d 2012.
Peneliti mengumpulkan data melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan website perusahaan terkait.
Universitas Sumatera Utara
42
3.5 Defenisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel Dependen
“ Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen” Liana, 2009:91. Variabel terikan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas ROA. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada ROA atau yang sering disebut
juga ROI diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = ℎ ℎ
3.5.2 Variabel Independen
“Variabel independen adalah Variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain” Liana,2009:91. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah current ratio, growth, dan WCT. Current ratio merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas perusahaan, karena perhitungan
tersebut mempertimbangkan hubungan relatifantara aktiva lancar dengan hutang lancar untuk masing-masing perusahaan.
Adapun formulasi dari current ratio adalah sebagai berikut: Current Ratio =
kerja. Dengan mengetahui seberapa besar growth, perusahaan dapat memprediksi
Pertumbuhan Penjualan memiliki peranan yang penting dalam manajemen modal
Universitas Sumatera Utara
43
seberapa besar profit yang akan didapatkan. Untuk mengukur growth,, digunakan rumus:
Pertumbuhan Penjualan= Penjualan −Penjualan −1
Perputaran Modal Kerja = �
−
3.5.3. Variabel Moderating
Variabel moderating dalam penelitian ini adalah Leverage. Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar hutang yang
dimiliki oleh perusahaan. Untuk mengukur seberapa besar perbandingan total hutang dengan total aset, digunakan rumus :
Rasio Leverage =
X 100 Penjualan
−1 Ratio ini menunjukan hubungan antara modal kerja dengan penjualan akan
menunjukan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan dalam jumlah rupiah untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari WCT adalah sebagai
berikut :
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis dengan bantuan software SPSS 16, dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik
sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tujuan utama dari analisis data adalah meringkas data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan,
sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari dan diuji. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan,
t
3.6 Metode Analisis Data
Universitas Sumatera Utara
44
mengklasifikasikan dan menginterprestasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan perusahaan yang sedang diteliti.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk
lonceng bell shaped. Untuk mendekati normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji kolmogrov-smirnov. Bila nilai signifikan 0,05 maka distribusi data
tidak normal, sedangkan bila nilai signifikan 0,05 maka distribusi data normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance
inflation vactor VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF
10
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
45
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi berturut-turut sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Metode deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan Durbin Watson. Uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson
dari hasil regresi dengan nilai Durbin Watson tabel. Bentuk pengujian
dL DW dU atau 4-dU DW 4-dL Tidak ada keputusan yang pasti. :
H : Tidak terjadi autokorelasi
H : Terjadi autokorelasi
a
Menggunakan tarif signifikansi 5. Pengambilan keputusan, antara lain :
H diterima, jika : dU DW 4-dU Tidak terjadi autokorelasi
H ditolak, jika : DW dL atau DW 4-dL Terjadi autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
46
3.6.2 Pengujian Hipotesis 3.6.2.1. Uji t
Uji parsial uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian
terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji t pada derajat keyakinan sebesar 95 atau
α=5.Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan dengan, a. Uji Signifikan Parsial Uji T
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali 2005 : 84, “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”.
1 Likuiditas Ho1 :
β1 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap profitabilitas.
Ha1 : β1 0, artinya ada pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap
profitabilitas. 2 Perputaran Modal Kerja
Ho2 : β2 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara perputaran modal
kerja terhadap profitabilitas. Ha2 :
β2 0, artinya ada pengaruh signifikan antara perputaran modal kerja terhadap profitabilitas.
3 Pertumbuhan Penjualan
Universitas Sumatera Utara
47
Ho3 : β3 ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara pertumbuhan
penjualan terhadap profitabilitas. Ha3 :
β3 0, artinya ada pengaruh signifikan antara pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas.
4 Variabel leverage berhasil memoderasi pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas.
Ho4:β4 ≤ 0, variabel leverage tidak berhasil memoderasi pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas.
Ha4 :β4 0, variabel leverage berhasil memoderasi pengaruh likuiditasterhadap
profitabilitas. 5 Variabel leverage berhasil memoderasi pengaruh perputaran modal kerja
terhadap profitabilitas. Ho4:β4 ≤ 0, variabel leverage tidak berhasil memoderasi perputaran modal
kerja terhadap profitabilitas. Ha4
:β4 0, variabel leverage berhasil memoderasi pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas.
6 Variabel leverage berhasil memoderasi pengaruh pertumbuhan penjulan terhadap profitabilitas.
Ho4:β4 ≤ 0, variabel leverage tidak berhasil memoderasi pertumbuhan penjulan terhadap profitabilitas.
Ha 4 :β4 0, variabel leverage berhasil memoderasi pengaruh pertumbuhan
penjulan terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
48
Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakanuji t pada derajat keyakinan sebesar 95 atau
α=5. Keputusan uji hipotesis secara parsial dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1 Apabila tingkat signifikansi 5, maka Ho ditolak dan Haditerima. 2 Apabila tingkat signifikansi 5, maka Ho diterima dan Haditolak.
3.6.2.2 Uji F
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali 2005 : 84, “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
varibel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat”.
Bentuk pengujian : h0: b1: b2 = 0, artinya variabel CR, WCT, Growth dan Leverage yang terdapat
pada model ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA. h1: b1: b2
≠ 0 , artinya variabel CR, WCT, Growth dan Leverage yang terdapat pada model ini berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA.
Pada penelitian ini F hitung Akan dibandingkan dengan F tabel Pada tingkat signifikan
α = 5, dimana : 1 H0 diterima jika :Signifikansi 0,05
2 H0 ditolak jika : Signifikansi 0,05 Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini, adalah :
jika Fhitung Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan jika Fhitung Ftabel
pada α 0.05, maka H1 diterima.
3.6.3 Moderate Regression Analysis MRA
Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
49
Ghozali, 2007. Pengujian yang akan dilakukan untuk menguji variabel moderasi dengan menggunakan uji interaksi yang disebut dengan Moderate Regression
Analysis MRA. Pada penelitian ini variabel moderasi menggunakan uji nilai selisih mutlak
yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan yang melibatkan antara variabel independen likuiditas, perputaran modal kerja, dan pertumbuhan
penjualan dan variabel moderasi leverage. Frucot dan Shearon dalam Ghozali 2007 mengajukan model ini untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan
model nilai selisih mutlak dari variabel independen. Interaksi seperti ini lebih disukai karena ekspektasi
sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara variabel independen, variabel moderasi dan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Persamaan statistika yang digunakan adalah sebagai berikut:
ROA
t
= α + β
1
CR
t
+ e……………………….................................………….1 ROA
t
= α + β
1
WCT
t
+ e…………………………………...............................2 ROA
t
= α + β
1
GROWTH
t
+ e…………………………….....................…….3 ROA
t
= α + β
1
CR
t
+ β
2
DER
t
+ β
3
CRDERt + e………………............….4 ROA
t
= α + β
1
WCT
t
+ β
2
DER
t
+ β
3
WCTDERt + e………………….......5 ROA
t
= α + β
1
GROWTH
t
+ β
2
DER
t
+ β
3
GROWTHDERt + e………….6 ROA
t
= α + β
1
CR
t
+ β
2
WCT
t
+ β
3
GROWTH
t
+ e………….7 ROA
t
= α + β
1
CR
t
+ β
2
WCT
t
+ β
3
GROWTH
t
+ DERt +e………….8 Keterangan:
Y = Return On Asset β0 = konstanta
Universitas Sumatera Utara
50
ROAt=Return on Assets ROA, yaitu proksi dariprofitabilitas pada periode t WCTt= Working Capital Turnover WTC, yaitu proksi dari perputaran modal
kerja pada peroiode t Growtht = Growth yaitu proksi dari pertumbuhan penjualan pada peroiode t
DERt= Debt To Equity Ratio DER,yaituproksi dari Leverage pada peroiode t
β1,β2,…β8 = koefisien regresi e = variabel penganggu
Universitas Sumatera Utara
51
Mean Std. Deviation
N Profitabilitas
Likuiditas Perputaranmodalkerja
Pertumbuhanpenjualan Leverage
.0527 3.1112
-.5395 2.0403
.3806 .05708
7.11330 5.96881
48.08096 .19346
132 132
132 132
132 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2010-2012.
Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 44 perusahaan, sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 132 44 x 3 pengamatan.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif adalah pengujian yang pertama sekali dilakukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam
perhitungan statistik deskriptif adalah Profitabilitas ROA, Likuiditas CR, Perputaran Modal Kerja WCT, Pertumbuhan Penjualan GROWTH, Leverage
DER pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian statistik deskriptif memberikan informasi mengenai profil dari sampel
yang menjadi objek penelitian. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1. Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Universitas Sumatera Utara
52
Sumber: Output SPSS Dari tabel di atas menunjukkan uji statistik deskriptif masing-masing variabel.
Jumlah observasi dalam penelitian sebanyak 132 observasi. Hasil uji statistik deskriptif variabel likuiditas yang dari aset lancar di bagi dengan kewajiban lancar
dan nilai standar deviasi sebesar 7.11330 dan mean 3.1112. Hasil uji statitstik deskriptif variabel perputaran modal kerja yang diukur dengan Perbandingan total
perbandingan antara penjualan dengan aset lancar dikurangi dengan kewajiban lancar, yang memiliki standar deviasi sebesar 5.96881dan nilai mean sebesar
.5395. Variabel pertumbuhan penjualanmenunjukkan nilai standar deviasi sebesar 48.08096serta nilai mean sebesar 2.0403.variabel leverage memiliki standar
deviasi sebesar .19346 dan mean sebesar .3806.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Menurut Gujarati 2003 “suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat best linear unbiased estimator BLUE”.
Disamping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonometrika yang
melandasinya. Suatu model regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji hipotesa harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan juga
untuk mendapatkan model regresi yang tidak bias dan efisien. “Estimasi dari parameter-parameter dengan metode ordinary least square OLS akan memiliki
sifat ketidakbiasan unbiasedness, varians yang minimum minimum varians, dan sebagainya yang disebut best linear unbiased estimator BLUE. Gujarati,
2003:107, Supranto, 2005:70”. “Dalam penggunaan regresi linear berganda,
Universitas Sumatera Utara
53
terdapat empat uji asumsi klasik, yakni uji normalitas residual, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas Supranto,
2005:151”.
4.2.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil Ghozali, 2011:160, Gujarati, 2003:339, Field, 2009:221, Supranto, 2005:90. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka
probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak. Suatu model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.1. berikut ini
Universitas Sumatera Utara
54
Sumber: Output SPSS 16
Gambar 4.1 Histogram
Gambar 4.2 Normal P-P Plot
Dengan melihat tampilan grafik histogram gambar 4.1 dapat kita lihat bahwa diagram berbentuk lonceng serta sebaran data pada grafik Normal P-P plot
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 4.2 menyebar di sekitar garis diagonal,dapat disimpulkan bahwa kedua grafik ini menunjukkan bahwa data yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas Ghozali, 2011:105.
Ketika terdapat korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi, maka permasalahan ini disebut dengan istilah multikolinearitas Stevens, 2009:74. Jika
terjadi multikolinearitas yang sempurna perfect multicolinearity, maka koefisien-koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan
indeterminate, jika terjadi multikolinearitas yang tinggi, koefisien-koefisien regresi dari variabel bebas dapat ditentukan, namun memiliki nilai standar error
yang tinggi yang berarti bahwa koefisien-koefisien regresi tersebut tidak dapat diestimasi dengan tepat atau akurat Gujarati, 2003:344. Field 2009:221 juga
menyatakan bahwa seharusnya tidak terjadi hubungan linear yang sempurna perfect linear relationship dari dua atau lebih variabel bebas. Jadi, variabel-
variabel bebas seharusnya tidak berkorelasi terlalu tinggi not correlate too highly. Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat
dari nilai variance inflation factor VIF. Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas Myers dalam Stevens, 2009:75.
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 4.2. Uji Multikolineritas
Coefficients
a
Model Collinearity
Statistics Tolerance VIF
1 Constant Likuiditas
Perputaran Modal Kerja
Pertumbuhan penjualan
Leverage .866
1.155 .969
1.032 .974
.860 1.027
1.162 a. Dependent Variable:
profitabilitas Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang
dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hasil yang
sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 5. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
4.2.2.3. Uji Non-Autokorelasi atau Independensi Residual Independent
Errors
Uji independensi residual uji non-autokorelasi merupakan suatu uji untuk memeriksa apakah untuk setiap dua pengamatan residual saling berkorelasi atau
Universitas Sumatera Utara
57
Model R
R Square
Adjuste d R
Square Std.
Error of the
Estimate Durbin-
Watson
1 .233
a
.054 .024
.05638 1.905
tidak Field, 2009:220. Supranto 2005:151 mengartikan non-autokorelasi sebagai tidak terjadinya korelasi antara kesalahan pengganggu yang satu dengan
yang lainnya. Meskipun terjadinya autokorelasi terhadap estimator-estimator yang dihasilkan oleh metode ordinary least square OLS tetap tak bias unbiased,
konsisten consistent, dan terdistribusi normal secara asimtotis, namun estimator- estimator tersebut tidak lagi efisien. Sebagai akibatnya, pada uji t, F, dan chi
kuadrat tidak lagi sah untuk digunakan cannot be legitimately applied Gujarati, 2003:489. Asumsi mengenai independensi terhadap residual non-autokorelasi
dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson Field, 2009:220. Riyanto 2012:59 menyatakan jika nilai statistik Durbin-Watson -2 sd +2, maka asumsi
independensi terhadap residual non-autokorelasi terpenuhi. Sebaliknya, bila nilai statistik Durbin-Watson -2 atau 2, berarti asumsi independensi terhadap
residual non-autokorelasi tidak terjadi autokorelasi. .
Tabel 4.3. Uji Autokorelasi
Model Summary
b
a. Predictors: Constant, leverage, perputaranmodalkerja, pertumbuhanpenjualan, likuiditas
b. Dependent Variable: profitabilitas
Sumber : Output SPSS 16
Universitas Sumatera Utara
58
Berdasarkan Tabel 4.3, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,905. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan
+2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2011:139 uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Supranto 2005:57 mengartikan homoskedastisitas sebagai varians kesalahan pengganggu untuk setiap pengamatan adalah
sama, sedangkan heteroskedastisitas adalah sebaliknya. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak terjadi
heterokesdatisitas. Apabila terjadi heteroskedastisitas, estimator-estimator yang dihasilkan dengan metode OLS ordinary least square tidak lagi memiliki sifat
varians yang minimum atau efisien. Dalam keadaan heteroskedastisitas, ketika tetap menggunakan metode OLS yang biasa usual OLS formulas, maka uji t dan
uji F dapat memberikan kesimpulan yang salah Gujarati, 2003:428. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.Field, 2009:230, Ghozali, 2011:139. Field
2009:248, Ghozali, 2011:139 menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
Universitas Sumatera Utara
59
bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitasdalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Scatterplot
Sumber: Output SPSS 16 Gambarscatter plot diatas menjelaskan bahwa data sampel tersebar secara acak
dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat
heterokodestisitas dalam model regresi yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
60
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan dengan analisis regresi linear berganda, analisis koefisien determinasi, pengujian signifikansi secara
menyeluruh atau simultan uji F, dan uji signifikansi secara parsial uji t.
4.3.1 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dimana analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai
pengaruh Likuiditas, Perputaran modal kerja, pertumbuhan penjualan, leverage terhadap profitabilitas.
4.3.3.1 Uji Determinasi R
2
Koefisien determinasi merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar
antara 0 dan Nilai koefsien determinasi yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan
variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
61
Model R
R Square
Adjuste d R
Square Std.
Error of the
Estimate Durbin-
Watson
1 .233
a
.054 .024
.05638 1.905
Uji Determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variabel independen yang dipakai pada model dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil uji
determinasi dapat dilihat pada table berikut:
Model Summary
b
Tabel 4.4
a. Predictors: Constant, leverage, perputaranmodalkerja, pertumbuhanpenjualan, likuiditas
b. Dependent Variable: profitabilitas
Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa nilai R Square R
2
sebesar 0,54 atau 54 yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen Likuiditas, Perputaran
Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage terhadap Profitabilitas adalah sebesar 54. Sedangkan sisanya 46 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.3.3.2Hasil Uji Parsial Uji t
Uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu merupakan suatu uji untuk menguji apakah nilai dari koefisien regresi parsial secara individu bernilai
nol atau tidak Gujarati, 2003:250, Supranto, 2005:196 Hasil uji parsial uji t digunakan untuk mengetahui gambaran pengaruh
Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage terhadap Profitabilitas dengan leverage sebagai pemoderasi secara parsial terdapat
dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.5
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardi
zed Coefficien
ts T
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant Likuiditas
perputaran modalkerja
pertumbuha npenjualan
Leverage 1.039
.013 3.093
.002 .109
.001 0.77
.828 .002
.031 .001
0.33 .379
.003 .114
.000 1.64
1.878 .001
.140 .027
1.35 1.456
.005 a. Dependent Variable:
profitabilitas
Dari table 4.5 diatas di peroleh nilai signikansi Likuiditas sebesar 0.002 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel likuiditas memiliki
pengaruh secara parsial dan positif terhadap Profitabilitas, sedangkan signifikansi variabel PerputaranModalKerja bernilai 0,003, yang lebih besar dari 0,05 yang
berarti bahwa berpengaruh secara parsial secara parsial dan positif terhadap Profitabilitas, signifikansi variabel pertumbuhan penjualan bernilai 0,001, yang
lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa berpengaruh secara parsial secara parsial dan positif terhadap Profitabilitas sedangkan signifikansi variabel leverage
bernilai 0,005, yang lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa berpengaruh secara parsial secara parsial dan positif terhadap Profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
63
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Berdasarkan hasil regresi linear diatas didapat nilai konstanta sebesar 1.039 yang artinya apabila semua variabel independen bernilai nol maka nilai variabel
dependen sebesar 1.039. Nilai koefisien likuiditas sebesar 0,109 yang berarti bahwa jika nilai likuiditas bertambah satu satuan maka Profitabilitas bertambah
sebesar 0,109 dengan asumsi variabel lain tetap.Nilai koefisien perputaran modal kerja sebesar 0,031 perputaran modal kerja yang berarti bahwa jika nilai
perputaran modal kerja bertambah satu satuan maka Profitabilitas bertambah sebesar 0,131 dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien pertumbuhan
penjualan sebesar 0,114 pertumbuhan penjualan yang berarti bahwa jika nilai pertumbuhan penjualan bertambah satu satuan maka Profitabilitas bertambah
sebesar 0,114 dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien leverage sebesar 0,140 yang berarti bahwa jika nilai leverage bertambah satu satuan maka
Profitabilitas bertambah sebesar 0,140 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.3.3.3Uji Simultan Uji F
Hasil uji simultan uji F digunakan untuk menjelaskan pengaruh Likuiditas, perputaran modal kerja, pertumbuhan penjualan dan leverage secara bersama-
sama terhadap profitabilitas. Dari hasil analisis data diperoleh hasil uji simultan berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.6 Uji Simultan
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1 Regression
Residual Total
.023 4
.006 1.821
.001
a
.404 127
.003 .427
131 a. Predictors: Constant, leverage, perputaranmodalkerja,
pertumbuhanpenjualan, likuiditas b. Dependent Variable: profitabilitas
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa Likuiditas, perputaran modal kerja,
pertumbuhan penjualan dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas.
4.4 Hasil Uji Analisis Regresi Moderasi 4.4.1 Hasil Uji Parsial Uji t
Hasil Uji Moderated Regresions Analysis MRA atau penggunaan variabel moderasi bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel moderasi mampu
memperlemah atau memperkuat hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Dari hasi uji MRA diperoleh hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.7 Hasil uji MRA likuiditas, leverage, likuiditas.leverage,
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Const ant
x1 Z
x1.z .048
.011 4.32
8 .000
.106 .001
.028 -.286 .000
.456 .024
.178 1.85
4 .021
.037 .009
.071 -.773 .001
a. Dependent Variable: y
a. Dependent Variable: ROE Model persamaan Moderated Regression
Analysis MRA yang terbentuk adalah :
Dari persamaan regresi linear di atas didapat nilai konstanta regresi moderasi likuiditas dan leverage sebesar 0.048 yang berarti apabila variabel independen
bernilai nol maka variabel dependen akan bernilai 0.048. Nilai koefisien likuiditas sebesar 0.10 yang berarti jika nilai likuiditas bertambah sebesar satu satuan maka
profitabilitas bertambah sebesar 0,10 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan.
Universitas Sumatera Utara
66
Nilai koefisien leverage sebesar 0.456 yang berarti jika nilai leverage bertambah sebesar satu satuan maka profitabilitas bertambah sebesar 0.456 dengan asumsi
bahwa variabel lain konstan.. Nilai koefisien regresi moderasi likuiditas dan leverage sebesar 0,37 yang berarti jika nilai koefisien moderasi ini naik sebesar
satu satuan maka nilai profitabilitas bertambah sebesar 0, 37 dengan asumsi variabel lain tetap.
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai sigifikansi sig. hasil uji interaksi laba X1Z sebesar 0,001 dimana angka ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa hasil uji interaksi perusahaan.leverage X1Z menunjukkan bahwa leverage mampu memoderasi hubungan likuiditas dengan profitabilitas.
Tabel 4.8 Hasil uji MRA perputaran modal kerja, leverage, perputaran modal
kerja.leverage, Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standard
ized Coeffici
ents T
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Const ant
x2 Z
x2.z .045
.010 4.533
.000 .116
.002 .109 -.585 .000
.331 .024
.131 1.372 .003 .051
.005 .198 1.023 .002
a. Dependent Variable: y
Universitas Sumatera Utara
67
Dari persamaan regresi linear di atas didapat nilai konstanta regresi moderasi likuiditas dan leverage sebesar 0.045 yang berarti apabila variabel independen
bernilai nol maka variabel dependen akan bernilai 0.048. Nilai koefisienperputaran modal kerja sebesar 0.116 yang berarti jika nilai likuiditas
bertambah sebesar satu satuan maka profitabilitas bertambah sebesar 0,116 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Nilai koefisien leverage sebesar
0.331 yang berarti jika nilai leverage bertambah sebesar satu satuan maka profitabilitas bertambah sebesar 0.331 dengan asumsi bahwa variabel lain
konstan.. Nilai koefisien regresi moderasi perputaran modal kerja dan leverage sebesar 0,051 yang berarti jika nilai koefisien moderasi ini naik sebesar satu
satuan maka nilai profitabilitas bertambah sebesar 0,051 dengan asumsi variabel lain tetap.
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai sigifikansi sig. hasil uji interaksi laba X2Z sebesar 0,002 dimana angka ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa hasil uji interaksi perusahaan.leverage X2Z menunjukkan bahwa leverage mampu memoderasi hubungan likuiditas dengan profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.9 Hasil uji MRA pertumbuhan penjualan, leverage, likuiditas, leverage
Model Unstandardize
d Coefficients Standar
dized Coeffic
ients T
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Cons tant
x3 Z
x3.z .047
.013 3.611
.000 .231
.000 .100
.569 .003 .534
.031 .209 1.702 .004
1.123 .001
.034 .166 .000
a. Dependent Variable: y
Dari persamaan regresi linear di atas didapat nilai konstanta regresi moderasi pertumbuhan penjualan dan leverage sebesar 0.047 yang berarti apabila variabel
independen bernilai nol maka variabel dependen akan bernilai 0.047. Nilai koefisien pertumbuhan penjualan sebesar 0.231 yang berarti jika nilai
pertumbuhan penjualan bertambah sebesar satu satuan maka profitabilitas bertambah sebesar 0.231 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Nilai
koefisien leverage sebesar 0.534 yang berarti jika nilai leverage bertambah sebesar satu satuan maka profitabilitas bertambah sebesar 0.534 dengan asumsi
bahwa variabel lain konstan.. Nilai koefisien regresi moderasi pertumbuhan penjualan dan leverage sebesar 1.123 yang berarti jika nilai koefisien moderasi ini
Universitas Sumatera Utara
69
naik sebesar satu satuan maka nilai profitabilitas bertambah sebesar 1.123 dengan asumsi variabel lain tetap.
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai sigifikansi sig. hasil uji interaksi laba X3Z sebesar 0,000 dimana angka ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa hasil uji interaksi perusahaan.leverage X3Z menunjukkan bahwa leverage mampu memoderasi hubungan pertumbuhan penjualan dengan profitabilitas.
Tabel 4.10 Hasil uji MRA pertumbuhan penjualan, leverage, likuiditas.leverage,
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standar
dized Coeffici
ents T
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Const ant
Z x4.z
.052 .013
3.952 .000
.004 .055
.015 .067 .000
.053 .056
.208 .955 .001
a. Dependent Variable: y
Dari persamaan regresi linear di atas didapat nilai konstanta regresi moderasi leveraga dan leverage sebesar 0.052 yang berarti apabila variabel independen
bernilai nol maka variabel dependen akan bernilai 0.052. Nilai koefisien leveragae sebesar 0.004 yang berarti jika nilai leveragae bertambah sebesar satu satuan
maka profitabilitas bertambah sebesar 0.004 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Nilai koefisien regresi moderasi leveragae dan leverage sebesar
Universitas Sumatera Utara
70
0,053yang berarti jika nilai koefisien moderasi ini naik sebesar satu satuan maka nilai profitabilitas bertambah sebesar 0,053 dengan asumsi variabel lain tetap.
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai sigifikansi sig. hasil uji interaksi laba X4Z sebesar 0,001 dimana angka ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa hasil uji interaksi perusahaan.leverage X4Z menunjukkan bahwa leverage mampu memoderasi hubungan pertumbuhan penjualan dengan profitabilitas.
4.4.2. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar
antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan
variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Regresi MRA: Model 1
Model Summary
b
Mod el
R R
Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Durbin- Watson
1 .195
a
.381 .015
.04875 1.830
Universitas Sumatera Utara
71
Model Summary
b
Mod el
R R
Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Durbin- Watson
1 .195
a
.381 .015
.04875 1.830
a. Predictors: Constant, x1.z, z, x1
b. Dependent Variable: y
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 menunjukkan nilai R Square R
2
sebesar 0.381 atau 38,1, nilai ini menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar 61.9, berarti bahwa persentase pengaruh variabel
independen likuiditas.leverage terhadap profitabilitas adalah sebesar nilai koefisien determinasi atau 38,1. Sedangkan sisanya 61,9 dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Regresi MRA: Model 2
Model Summary
b
Mod el
R R
Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Durbin- Watson
1 .206
a
.430 .020
.04863 1.908
a. Predictors: Constant, x2.z, z, x2
b. Dependent Variable: y
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 menunjukkan nilai R Square R
2
sebesar 0.430 atau 43, nilai ini menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
72
dapat dijelaskan sebesar 57, berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen perputaran modal kerja .leverage terhadap profitabilitas adalah
sebesar nilai koefisien determinasi atau 43. Sedangkan sisanya 57 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Regresi MRA: Model 3
Model Summary
b
Model R
R Squar
e Adjusted
R Square Std.
Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.217
a
.471 .025
.04852 1.956
a. Predictors: Constant, x3.z, z, x3
b. Dependent Variable: y
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 menunjukkan nilai R Square R
2
sebesar 0.471 atau 47,1, nilai ini menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar 52,9, berarti bahwa persentase pengaruh variabel
independen pertumbuhan penjualan .leverage terhadap profitabilitas adalah sebesar nilai koefisien determinasi atau 47,1. Sedangkan sisanya 53
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Regresi MRA: Model 4
Model Summary
b
Model R
R Squa
re Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin- Watson
1 .195
a
.382 .023
.04856 1.943
a. Predictors: Constant, x4.z, z b. Dependent
Variable: y
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 menunjukkan nilai R Square R
2
sebesar 0.382 atau 38,2, nilai ini menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar 61,8, berarti bahwa persentase pengaruh variabel
independen leverage .leverage terhadap profitabilitas adalah sebesar nilai koefisien determinasi atau 38,2. Sedangkan sisanya 61,8 dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.5 Pembahasan
Pada bagian ini akan disajikan interpretasi hasil pengujian statistik dengan menggunakan regresi berganda. Berdasarkan kajian teori di atas menghasilkan
empat hipotesis, keempat hipotesis tersebut akan dibahas pada bagian berikut ini.
1. leverage berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil uji statistik dapat dilihat bahwa likuiditas memiliki nilai signifikansi 0,002 0,05 dan nilai koefisien
β positif yaitu 0,109. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
74
menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas kesimpulannya hipotesis pertama dapat diterima.
2. Perputaran modal kerja berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel perputaran modal kerja yang diproksikan dengan Profitabilitas menunjukkan nilai koefisien sebesar .031
dengan signifikansi sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa variabel perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
kesimpulannya hipotesis pertama dapat diterima.
3. Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel pertumbuhan penjualan yang diproksikan dengan Profitabilitas menunjukkan nilai koefisien sebesar .114
dengan signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
kesimpulannya hipotesis pertama dapat diterima.
4. leverage berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel leverage yang diproksikan dengan Profitabilitas menunjukkan nilai koefisien sebesar .140 dengan
signifikansi sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas kesimpulannya hipotesis
pertama dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
75
5. likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan leverage Berpengaruh Positif terhadap profitabilitas
Dari Pembahasan diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa likuiditas, Perputaran
Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas.
6. leverage Memoderasai Hubungan likuiditas dengan profitabilitas
Hasil uji interaksi likuiditas.leveragae X1Z sebesar 0,001 dimana angka ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa hasil uji interaksi likuiditas.leveragae X1Z
menunjukkan bahwa leverage mampu memoderasi hubungan likuiditas.leveragae dengan profitabilitas.
7. leverage Memoderasai Hubungan perputaran modal kerja dengan profitabilitas
Hasil uji interaksi perputaran modal kerja.leveragae X2Z sebesar 0,002 dimana angka ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa hasil uji interaksi
perputaran modal kerja.leveragae menunjukkan bahwa leverage mampu memoderasi hubungan perputaran modal kerja.leveragae dengan profitabilitas
8. leverage Memoderasai Hubungan pertumbuhan penjualan dengan profitabilitas
Hasil uji interaksi pertumbuhan penjualan.leveragae X3Z sebesar 0,000 dimana angka ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa hasil uji interaksi
pertumbuhan penjualan.leveragae menunjukkan bahwa leverage mampu memoderasi hubungan pertumbuhan penjualan.leverage dengan profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
76
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan